Aku adalah buatan manusia

LOVE FROM 7014

RULES:

1. Hargai karya penulis. Jangan menjiplak cerita atau mengubah cerita.

2. Jangan lupa tinggalkan comment. Comment sifatnya wajib, karena sangat membantu penulis dalam perkembangan cerita. Dan memberi semangat penulis untuk melanjutkan plot.

3. NO BASH.

_____________________________________

****

****

 

PART VI - Aku Adalah Buatan Manusia

 

Soo Jung berdiri dengan menyilangkan kakinya yang jenjang itu dengan anggun. Kemudian tangan kanannya dengan nyaman bertengger di pinggang, sementara tangan kiri Soo Jung menarik kerah bajunya sehingga kulit putih dipundak kirinya terpampang jelas . Bergerak dengan gemulai dan profesional, dia melakukan wink dan menggigit bibir merah mudanya dengan seksi.

 

 

"Apa yang sedang anda lakukan?"

 

 

Suara itu menghancurkan feeling Soo Jung dengan telak. Ia kembali kepada kenyataan bahwa ia hanya sedang berpose di hadapan seseorang yang mengaku dirinya dari masa depan dan sepertinya terlalu cerdas untuk memiliki naluri laki-laki normal. Setidaknya, bukankah seorang laki-laki seharusnya tahu bahwa ada seorang wanita cantik tengah menggodanya. Atau laki-laki itu sudah mati rasa untuk mengetahuinya.

"Ani" tangkis Soo Jung cepat, sedikit malu dan juga merasa bodoh. Sebenarnya apa kelemahan laki-laki ini?

Soo Jung tidak pernah merasakan hal ini, kesal sekaligus malu. Setiap ia berjalan di luar, orang orang selalu memandang kecantikannya dengan takjub. Bahkan tak sedikit para lelaki yang terkagum meminta nomor teleponnya untuk berkenalan. Tapi justru laki-laki berparas dingin bernama Jong In ini, tidak lebih memandangnya sebagai gadis biasa. Atau lebih tepatnya manusia biasa yang bernafas dan memiliki degup jantung. Hanya itu. Maka kepercayaan diri Soo Jung yang telah terbangun selama bertahun tahun lewat pesona kecantikan yang ia miliki telah pudar begitu berhadapan dengan Jong In.

 

Soo Jung mengehela nafas, ia memandang Jong In yang sedari tadi sibuk dengan obeng dan bongkaran jam tangan digital miliknya. Jam tangan itu terlihat biasa seperti jam tangan yang dipakai anak anak muda, atau sedang trend dikalangan mereka. Tapi beberapa sentuhan membuatnya berdenging dan lampu merah berkedip sembarang membuatnya nampah aneh.

 

"Apakah ini barang dari masa depan?"

 

"Jangan sentuh" Perkataan Jong In menghentikan tangan Soo Jung yang hampir saja menyentuh benda yang berbentuk seperti kartu sim card namun bentuknya lebih kecil. "Satu sentuhan yang salah, anda dapat membuat benda kecil itu meledak dan berdampak sedikitnya lima jari anda diamputasi."

"Ahh" Soo Jung menganga, berpikir sebentar untuk mempercayai perkataan Jong In atau tidak. Kemudian ia menggangguk, dan dengan wajah polos, Soo Jung berkata lagi "Tapi, tangan kananku memang ada lima jari. Kata 'sedikitnya' seakan akan kau menggambarkan aku adalah monster yang satu tangannya memiliki lebih dari lima jari."

Jong In mengambil nafas dalam-dalam, ia mencoba untuk sabar dalam mengahdapi celoteh Soo Jung yang menurutnya tidaklah penting. "Itu jika anda menyentuhnya dengan satu tangan." Jelas Jong In dengan matanya yang masih fokus memasang kembali bagian-bagian dari jam tangan digital yang tadi dibongkarnya "Kemungkinan anda menyentuhnya dengan dua tangan ada satu banding dua. Jadi sedikitnya lima jari anda yang akan terluka."

Soo Jung merasa dirinya sangat bodoh. Mungkinkah ini perbedaan otak manusia dimasa depan dengan sekarang? Kenapa Soo Jung sama sekali tak mengerti dengan pembicaraan Jong In? Tidak bisakah Jong In bergurau sedikit dalam mengahadapi celotehannya?

"Ah, begitu" Soo Jung bahkan tidak tahu harus menanggapi seperti apa. Ia lebih memilih duduk di hadapan Jong In, memperhatikan benda asing yang sedari tadi di bongkar pasang oleh Jong In.

"Apakah anda telah ingat passwordnya?" untuk kesekian kali, Jong In menanyakan hal yang sama, dan hal ini membuat Soo Jung cukup sebal.

"Aku sudah bilang berkali kali aku tidak tahu!" Soo Jung terlihat marah, tapi tidak beranjak dari tempatnya.

Jong In menghela nafas singkat, dia justru terlihat lega dengan hasil kerjanya dan tidak memperdulikan kemarahan Soo Jung yang bisa mengusirnya kapan saja. Walapun akhirnya Jong In akan kembali lagi meskipun Soo Jung sudah puluhan kali mengubah password apartementnya.

"Kim Jong In" ucap Jong In dengan jelas dan lugas, kali ini ia mendekatkan mulutnya kepada jam digital itu. "7014, Kim Jong In, 47"

Soo Jung tidak mengerti apa yang dilakukan oleh Jong In. Kenapa dia memperkenalkan namanya kepada jam itu? Dan apa maksud angka angka itu?

 

"T E R D E T E K S I"

 

Suara robot wanita yang keluar dari jam itu membuat Soo Jung takjub. Bahkan ia lupa bahwa ia sedang marah.

 

"F I L E NUMBER ONE O P E N"

 

Tahu tahu, keluar sebuah cahaya biru muda yang dihasilkan oleh jam itu, membentuk screen tembus pandang. Cahaya itu berpendar sesaat kemudian membentuk sebuah bulatan dan garis garis yang berupa tiruan bumi dalam bentuk 3D.

Soo Jung hampir saja melangkah mundur dari tempat duduknya, jika Jong In tidak menangkap tangannya dengan cepat. Jong In memandangnya, seakan mengisyaratkan bahwa semua baik baik saja, dan cahaya itu tidaklah berbahaya.

"Yang anda lihat adalah keadaan bumi saat ini" kata Jong In dengan serius. "Tapi, di masa dimana aku berasal, bumi menjadi seperti ini."

Sejenak Soo Jung tak mengerti. Apakah itu bumi atau planet Mars.

"Ini adalah bumi ditahun 7014, bukan planet Mars"

Dan Jong In dapat membaca apa yang dipikirkan oleh Soo Jung___LAGI.

Bumi dimasa depan sungguh terllihat mati. Bahkan Soo Jung hampir tidak dapat melihat birunya air laut dan hijaunya hutan. Semua seakan rata dengan warna tanah kemerahan. Sungguh, bagai tiruan planet Mars.

"Kakek Anda, Mr Jung, adalah pencipta asal mula mesin waktu. Mesin ciptaannya tidak pernah berfungsi, hingga seseorang telah mencuri idenya, dan mampu mengembangkan mesin itu. Namun sayang sekali mesin itu jatuh ke tangan yang salah."

Soo Jung tiba tiba ingat akan bayangan. Kepalanya terasa berat ketika sekelebat ingatan menyusup didalam memori otakya. Cahaya berwarna warni, dan roda besar yang berputar, kemudian kepulan gas putih yang memenuhi ruangan.

"Tapi" sebenarnya Soo Jung tidak ingin mengingat kakeknya lagi. Tangannya terlihat bergetar saat memijat dahinya. "Kakekku, telah berhenti menjadi seorang ilmuwan. Beliau bahkan mengundurkan diri dari sebuah Tim penelitian Amerika" berpura pura baik baik saja, kini dengan lugas dan percaya diri Soo Jung berkat lagi "Jadi, sepertinya anda salah, Tu-an-Kim-Jong-In"

"Kami tidak mungkin salah" Jong In tidak ingin kalah "Aku telah menjelajah ratusan tahun ke masa lalu untuk mendapatkan semua informasi ini"

Soo Jung tidak dapat berkomentar apapun, hingga kemudian ia menyadari kata 'ratusan tahun' yang terdengar begitu ganjil. Jong In telah menjelajah ratusan tahun? Itu tidak mungkin.

Jong In mengalihkan pandangannya dari Soo Jung. Nampaknya dia sadar bahwa Soo Jung telah menangkap perkataan yang aneh dari ucapannya.

"Ratusan Tahun?" akhirnya Soo Jung bergumam juga, setelah berpikir apakah yang didengarnya tadi benar atau tidak. "Lalu umur anda?" Soo Jung berdesis singkat, mengangguk perlahan dan membuat jawaban yang menurutnya sesuai dengan pikiran manusianya.

"Tapi anda tidak terlihat begitu tua? Maksudku, kita mungkin saja seumuran. Aku benar-kan?"

"Anda benar"

Ucapan Jong In membuat Soo Jung lega, setidaknya dia berfikir bahwa masa depan tidak seabnormal seperti yang di ceritakan di film film.

"Tapi, anda juga salah" Ujar Jong In, kali ini matanya menatap Soo Jung lurus lurus, menghantarkan tegangan llistrik yang membuat Soo Jung tidak dapat melepaskan pandangnnya ke wajah laki-laki itu.

"Aku datang dengan mesin waktu. Dalam mesin waktu terdapat hukum kekekalan ketika kita menyebrang batas dari masa depan ke masa lalu. Itulah mengapa, aku tidak bertambah tua meski ratusan tahun telah berlalu. Umurku akan otomatis terhenti tepat disaat aku menjelajah waktu ke masa lalu." tatapan Jong in nampak begitu serius. "Dan karena sistem imunku diciptakan dengan cukup kebal, maka aku dapat bertahan hidup di hampir seluruh jaman, meski waktu yang ku punya terbatas"

"Aku__" kata Jong In dengan begitu lugas. "__adalah buatan manusia" dan kali ini Soo Jung tidak dapat menolak untuk tidak percaya.

"Aku adalah hasil kloning dari induk manusiaku yang ke 47"

 

***

 

 

"Ya Jung Soo Jung! Fokus sedikit!"

 

 

Soo Jun terkesiap. Nampaknya cahaya lampu dan blitz kamera yang begitu terang membuatya tenggelam dalam lamunan panjang.

"Eonnie, apa kau sakit?" Seorang wanita dengan kacamata bundar, dan berambut pendek menghampirinya. Dia Ahn Hyerin, salah satu manager Soo Jung yang terkenal sangat sabar tapi juga lambat.

"Ya Jung Soo Jung! Fokus sedikit! Kita sudah break beberapa kali kau tahu?"

Seseorang dengan perawakan besar dan terlihat galak, nampak berdecak pinggang dan mengomel lewat pengeras suara.

 

"Apa anda ingat passwordnya?"

 

Apa yang sedang ku fikirkan? Kenapa kehadiran laki-laki bernama Kim Jong In itu, membuat hidupku benar benar kacau?

 

"Aku dari masa depan"

"Aku bukan manusia"

 

 

"IGE MWOYAAA!"

"Eonnie!" Hyerin tampak ketakutan ketika tiba-tiba Soo Jung berteriak sendiri.

"Aku benar benar akan mengusir bocah sialan itu" desis Soo Jung dengan tatapan sengit.

"Eonnie, gwenchana?" Hyerin sedikit berjinjit untuk menandingi tinggi Soo Jung yang mengenakan HighHeels 19 cm.

"Ne" ujar Soo Jung "Ayo kita selesaikan sekarang"

 

***

 

Jong In melangkah keluar dari mini market dan menenteng satu plastic putih berisi belanjaan. Dia mengambil nafas dalam dalam ketika sekonyong konyong sinar matahari menerpa wajahnya,

Sinar matahari terasa begitu hangat dan menyenangkan, dan oksigen terasa begitu segar. Seandainya Jong In bisa membawa suasana menyenangkan ini ke masa depan. Ia menghela nafas, sembari kakinya melangkah kembali ke apartemen Soo Jung.

"Itu tidak mungkin"

 

.

.

 

 

Ditempat lain Seorang laki-laki muda tengah memarkir mobil hitamnya. Dia tersenyum sekilas saat melihat sebuah tedy bear putih besar disampingnya tengah duduk dengan manis.

"Dia pasti suka" ujarnya dan tersenyum lagi sebelum beranjak dari sana.

 

 

.

.

Jong In menunggu didepan lift. Sesaat melihat isi belanjaannya dan yakin tidak ada yang terlewat. Baginya itu bukan masalah, tapi ia tidak ingin mendengar Soo Jung meracau hebat dan mengusirnya lagi___ meskipun pada akhirnya dia tetap bisa masuk ke apartement gadis itu.

 

TING

 

Pintu lift terbuka. Jong In sempat berfikir untuk masuk atau tidak. Karena dilihatnya kini ada seorang pemuda dengan Tedy Bear besar dipelukannya memenuhi ruangan lift. Nampaknya pemuda itu dari basement di lantai paling bawah.

"Kau tidak masuk?" ujar pemuda bermata sipit yang sedang kewalahan menenteng boneka super raksasa itu.

Tanpa menjawab, Jong In memutuskan untuk masuk saja. Ia sempat bersin saat menekan tombol lantai apartemen yang ia tuju. Entah kenapa, memandang bulu boneka itu saja sudah membuat hidung Jong In gatal.

"Ah" dan laki-laki muda bermata sipit itu tersentak karena tombol yang akan ia tekan sudah di tekan duluan oleh Jong In.

"Kenapa orang orang di masa lalu begitu aneh" fikir Jong In. 

 

Beberapa hari lalu dia bertemu dengan gadis menyebalkan bernama Soo Jung, dan sekarang seorang pemuda yang begitu kekanakan. Orang-orang di jaman ini menghabiskan uang untuk sesuatu yang tidak masuk akal, seperti boneka tedy bear yang pada akhirnya hanya akan dipajang di ranjang. Jong In masih belum memahami pola pikir ini. Dimana di masa depan, orang orang akan memilih untuk membeli air dari pada membelanjakan uangnya demi sebungkus obat.

"Anda juga tinggal di lantai 8? Anda benar benar beruntung" gumam laki-laki yang masih begitu asing bagi Jong In.

"Beruntung?" ulang Jong In dan kembali bersin.

"Tentu saja. Mungkin secara kebetulan anda dapat melihat wajah cantiknya setiap hari"

Yang benar saja, setiap hari yang ada seorang wanita yang begitu cerewet membuat telinganya selalu panas. Melarangnya ini dan itu.

Siapa lagi kalau bukan Jung Soo Jung.

 

TING

 

Pintu lift terbuka, menunjukkan koridor lantai 8. Dimana hanya terlihat empat pintu apartement berwarna putih keabuan yang letaknya saling berjauhan.

"Sampaii berjumpa dilain waktu tetangga" ujar si pemuda asing tersebut dengan senyum merekah diantara kepala Tedy Bear yang hampir menutupi wajahnya.

Kemudian pemuda bermata sipit itu dengan cepat berjalan menuju pintu 804 diujung ruangan. Tanpa sungkan dan tanpa ragu.

 

Ting Tong

 

Si pemuda menekan bel apartement Soo Jung dengan susah payah, karena kedua lengannya menahan Tedy Bear besar itu agar tidak jatuh dari pelukannya.

 

Ting Tong

Apa dia tidak ada di rumah?

 

Wajahnya menatap kamera tamu di sebelah pintu apartement, memastikan wajahnya dapat terlihat jelas. Sehingga Soo Jung tidak akan mengira bahwa dia adalah seorang penguntit.

"Soo Jung, apa kau didalam?!"

 

Namun tidak ada suara balasan apapun dari sana. Maka pemuda itu memutuskan meraih handphone touchscreen dari kantong celana jeansnya, dan menekan dial number yang langsung terhubung dengan nomor handphone Soo Jung.

 

Twinkle Twinkle Little Star,

How I wonder what you are

 

Sementara telinga kanan pemuda itu merasakan nada tersambung dari handphonenya. Telinga kirinya dapat menangkap dengan jelas nada dering yang sangat hapal ditelinganya. Nada dering handphone Soo Jung.

Up above the world so high

Like a diamond in the sky

Pemuda itu menengok, mencari asal suara dering yang begitu familiar di telinganya. Dan dilihatnya handphone Soo Jung __yang sangat ia hapal dengan casing warna merah menyala__tengah bergetar hebat di tangan kanan seorang pria jangkung berwajah dingin. Tepatnya seorang pria yang baru saja ia sapa belum lama di lift tadi.

Seseorang yang ia pikir adalah tetangga Soo Jung.

Kim Jong In

 

"K-kau" pemuda itu tergagap. "Nuguya?"

 

Jong In tidak menjawab apapun. Hingga ia kemudian ia teringat akan sesuatu.

"Ah, anda Kang Min Hyuk?" tebak Jong In terlihat datar dan dengan santai menghampiri pemuda itu lebih dekat. Jong In pernah melihat wajah pemuda itu disalah satu foto galeri handphone Soo Jung. Di lift tadi, Jong In tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, namun kini Jong In dapat mengenalnya.

"N-ne"

Pemuda bermata sipit itu mengangguk. Sementara ia lebih terkejut lagi ketika Jong In menekan password apartemen Soo Jung dan berhasil membukanya.

 

Password is correct

 

Tanpa pikir panjang, Jong In langsung masuk ke apartement Soo Jung. Hal ini benar benar membuat Min Hyuk kebingungan setengah mati.

 

Laki-laki itu siapa? Jangan jangan dia pencuri? Teroris?

Kenapa dia membawa handphone Soo Jung? Kenapa dia tahu password apartement Soo Jung?

 

"Anda tidak ingin masuk?"

 

Min Hyuk terbelalak saat tahu-tahu kepala Jong In menyembul dari balik pintu. Wajah laki-laki itu nampak datar dan seakan akan menjelaskan bahwa keluar masuk apartemen Soo Jung adalah hal yang biasa.

"Neo, nuguya?" sidik Min Hyuk sinis tanpa beranjak dari tempatnya. Minhyuk memasang kuda-kuda dengan kakinya, dan menjadikan tedy bear menjadi perisai tubuhnya. Siapa yang tahu, mungkin saja Jong in adalah psikopat dan tengah menyembunyikan senjata di kantong celananya.

"Jadi kau tidak ingin masuk?" Jong In meraih tangkai pintu dan bermaksud menutupnya " Baiklah"

"Tu-tunggu! Baiklah baiklah!" seru Min Hyuk , mencegah pintu tertutup dengan mengganjalnya menggunakan tangan besar Tedy Bear yang dipeluk sedari tadi.

Jong In mendengus.

 

Nampaknya, semua ini akan menjadi lebih complicated.

 

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet