Membaca pikiran

LOVE FROM 7014
 

 

RULES:

1. Hargai karya penulis. Jangan menjiplak cerita atau mengubah cerita.

2. Jangan lupa tinggalkan comment. Comment sifatnya wajib, karena sangat membantu penulis dalam perkembangan cerita. Dan memberi semangat penulis untuk melanjutkan plot.

3. NO BASH.

_____________________________________

****

 

68747470733a2f2f73332e616d617a6f6e617773

PART V - "Kau bisa membaca pikiranku?!"

 

7013

 

"Ya, ada apa dengan keringatmu itu" tunjuk Sehun "Kau ini tidak sedang mencari gara-gara kan?"

Jong In tidak menjawab, nafasnya sedang memburu. Ia berjalan dengan cepat kearah dispenser, bentuknya kotak seukuran satu meter dengan logam logam dan cahaya yang melindungi kekokohan mesin itu. Karena kotak itu transparan, terlihat sekitar satu liter air tersisa didalamnya. Jongin menekan sebuah tombol merah, dan kemudian sebuah layar touchscreen muncul. Layar itu menunjukkan permintaan password dalam waktu tigapuluh detik. Dengan sigap Jong In memasukkan password miliknya.

 

MAAF PASSWORD YANG ANDA MASUKKAN SALAH

WAKTU TERSISA 25 DETIK

 

"Ya!" sebal Jong In karena ia benar benar merasa haus. "Ia memukul geram mesin itu membuat air didalamnya beriak tak karuan.

"Kim Jong In! Kau ingin menumpahkan sisa air kita bulan ini?" sebal Sehun "kau bahkan tidak dapat memasukkan passwordnya dengan benar" Sehun yang tidak sabar mendorong Jong In agar menyingkir dari tempatnya. Kini ia memasukkan password miliknya.

.

CORRECT

.

Sebuah corong kecil keluar dari mesin dengan pilihan air biasa, air hangat dan air dingin. Sehun mengambil gelas di rak yang berada disebelah mesin itu dan menempatkannya dibawah corong air dingin.

.

25 ML AIR BERKURANG

.

Tulisan di screen mesin itu muncul lagi.

.

BERHEMATLAH DALAM PENGGUNAAN AIR. SEMOGA HARI ANDA MENYENANGKAN.

.

Dan corong kecil itu kembali masuk ke dalam mesin, sementara screen layarnya mendadak hilang dalam sekejap.

"Apa kau tadi sedang dikejar orang gila?" ejek Sehun dan memberikan gelas berisi air dingin itu ke Jong In.

Jong In yang tengah kehausan, menegak minumnya langsung habis. Rasanya begitu nikmat.

"Aku mencari Dong Ryuk" kata Jong In akhirnya.

Sehun berdecak pinggang mendengar nama itu. Dong Ryuk adalah seorang pengkhianat kota. Ia akan melakukan apa saja agar dapat hidup. Beberapa pekerjaannya adalah illegal. Ia sempat tertangkap oleh polisi karena menjual air minum yang ternyata beracun. Namun kemudian ia kembali bebas tanpa ada alasan yang pasti. Media lebih memilih untuk mencari tahu cara melanjutkan kelangsungan hidup dari pada mengurusi Dong Ryuk seorang.

Satu Hal yang pasti dari orang berengsek ini, Dong Ryuk bukanlah seorang kepala, dia hanyalah ekor. Namun orang dibalik Dong Ryuk inilah yang bahkan sampai saat ini tidak diketahui siapa. Orang itu pastilah berkuasa dan memiliki cukup banyak harta untuk melakukan apa saja. Terlihat bagaimana ia dengan mudahnya membelokkan hukum beserta menggerakkan para aparat bagai boneka kayu.

"Kau cari mati? Kau ingin mesin waktu Mr Kim ketahuan begitu?" ujar Sehun. "Jika mereka menangkapmu via CCTV, pada akhirnya mereka akan menemukan tempat ini."

Setiap orang dimasa ini tidak memeilliki KTP, namun mereka memiliki kode unik yang tersimpan oleh suhu panas tubuh mereka, sehingga dengan sistem pelacak yang hanya menghabiskan waktu dua detik. Mereka akan mengetahui identitas seseorang dari kamera sensorik CCTV.

"Saat ini yang terpenting adalah kita harus mengoperasikan mesin ini kembali normal." Jelas Sehun mencoba mengingatkan.

"Dengarkan aku" Jong In meletakkan gelasnya diatas mesin dispenser. "Mr Kim telah menyebut nama orang itu dalam buku catatannya, sehingga aku yakin, pasti ada sesuatu yang tersembunyi. Pasti ada kaitan antara orang itu dengan___"

"Mungkin saja Mr Kim menulis nama orang itu agar kau menjauhinya bukan mendekatinya"

Jong In menggeleng. "Aku menemukan suatu fakta yang benar benar akan membuatmu terkejut"

Sehun menatap Jong In penuh tanda tanya. "Ya setidaknya kau harus dapat sesuatu kan setelah menghabiskan jatah 25 ml air hari ini" sepele Sehun enteng.

"Aku merekamnya"

Sehun menatap Jong In kaget. "Kau menggunakan brain chip mu lagi? Kau gila Kim Jong In?! Jika itu rusak, hanya Mr Kim yang bisa memperbaikinya. Kau benar benar cari mati!"

"Karena ini sangat krusial, sehingga aku harus menggunakannya."

"Ingat Mr Kim menanamkan chip itu di otakmu karena kau memiliki memori yang lemah. Tapi kau memaksa brain chip bekerja 3 kali lebih keras dari biasanya. Bagaimana jika dia overload dan hanya akan meledakkan kepalamu itu?"

"Tapi kepalaku tidak meledak kan?"

Sehun mencoba menahan rasa sebalnya. Ia mencoba bernafas normal. "Jadi apa yang kau dapat?"

"Orang dibalik Dong Ryuk dan antek anteknya." Lanjut Jong In. "Adalah Wakil Wali Kota Han Gi Tae"

"Han Gi Tae?" ulang Sehun. "Jadi maksudmu, itulah kenapa Dong Ryuk dapat dengan bebas berkeliaran dimanapun karena wali kota itu?"

"Dan jika aku benar" Jong In menatap Sehun dengan sungguh sungguh. "Mereka telah mengetahui mesin waktu Mr Kim di masa lampau, dan menyalahgunakan mesin itu."

"Kau benar, Aku ingat catatan itu, Mr Kim pernah membuat sebuah mesin waktu dari masa lampau, namun mesin itu tidak berhasil beroperasi dan membuatnya justru berkelana di sepanjang tahun yang berbeda, hingga ia dapat menemukan keseimbangan waktu dan tiba di masa depan."

"Dan mereka menemukan mesin itu" lanjut Jong In,

"Dan mereka berhasil menyempurnakan mesin itu" sahut Sehun. "Kemungkinan besar, mereka mungkin adalah dalang dari semua perang nuklir itu terjadi. Mungkin saja mereka menjual mesin itu ke Amerika, atau ke Korea Utara. Kita tidak pernah tahu apa saja yang telah mereka lakukan dengan mesin waktu Mr Kim. Tapi ini benar benar kejahatan luar biasa."

Mereka terdiam. Sedikit takut dengan permainan waktu yang ternyata berada didalam genggaman mereka. Kau bisa selamat, tapi kau juga bisa mati.

"Jadi hanya Soo Jungie yang tahu password untuk mereset mesin ini?" lanjut Sehun dengan mata nya yang melebar.

"Soo Jungie?"

"Maksudku Nona Soo Jung"

Jong In akhirnya mengangguk. Meskipun ia masih merasa risih ketika Sehun memanggil nama 'Soo Jung' dengan tidak sopan.

"Ya Kim Jong In" Sehun menepuk pundak Jong In. "Jika memang apa yang kau dengar itu adalah benar. Itu artinya Soo Jung __"

"Ehm"

"___ maksudku Nona Soo Jung___ sedang dalam bahaya. Jika mereka mengetahui dia memliki password itu. Mereka pasti akan membunuhnya."

"Membunuh?" gumam Jong In.

"Kau harus menemukan password itu sebelum mereka" jelas Sehun, dan menepuk pundak Jong In lagi, kali ini sangat keras hingga membuat Jong In mengaduh kesakitan. "Setidaknya sebelum kepalamu meledak" kekeh Sehun penuh kemenangan dan lari meninggalkan Jong In yang dengan cepat meraih gelas dan hampir melemparnya kearah Sehun.

"Dasar gila" desis Jong In dan mencoba memijat pundaknya perlahan.

***

Meja yang kecil itu tidak pernah diisi lebih dari satu orang. Manager Soo Jung-pun tidak pernah makan satu meja dengannya. Hal ini membuat Soo Jung merasa aneh. Bahkan untuk menelan sesendok buburpun terasa begitu janggal.

"Bubur buatannya enak juga, apa dia bekerja sebagai koki atau semacamnya dimasa depan?"

Jujur saja, sejak lima belas menit yang lalu, Soo Jung tidak dapat melepaskan matanya dari sosok Jong In didepannya. Walaupun ia tak dapat melihat wajah Jong In karena sebuah Koran yang terpampang lebar didepan mukanya.

"Ah paboya, mana mungkin laki-laki tidak tahu sopan santun sepertinya dapat memasak? Memikirkannya menyentuh spatula saja membuatku ingin muntah. Lagi pula membuat bubur sangat lah mudah, anak kecil saja bisa membuatnya."

Pikiran Soo Jung tak dapat lepas dari sosok Jong In. Sedangkan Jong In masih begitu serius membaca Koran. Ia tidak mengucapkan satu katapun selain membalik Koran edisi pagi ini. Kesempatan emas ini dimanfaatkan Soo Jung untuk mencerca Jong In, meskipun ia hanya berani mengatakannya dalam hati.

"Sejak kapan aku berlangganan Koran?" gumam Krystal benar benar sebal. Dia berfikir, mungkin Jong In telah membeli Koran itu tadi pagi. Hal ini membuat Soo Jung semakin tidak menyukai Jong In.

Laki-laki itu begitu mengganggu.

"Setelah lancang memasuki apartemenku, dia lancang juga keluar masuk semaunya dan membeli apapun yang dia mau. Benar benar tak tahu diri"

Soo Jung menggangguk perlahan saat berpikir keras dengan dugaannya "Jangan jangan dia telah mengambil uangku juga? Ah atau telah membobol ATMku?!"

"Sampai kapan anda akan melihatku seperti itu?"

Soo Jung tersedak.

"Dia tahu dari tadi aku memperhatikannya?"

"Tentu saja aku tahu."

Soo Jung terbelalak, dia tidak dapat bergerak satu inchipun. "Ka- ka- kau bisa membaca pikiranku?!" Gadis itu mulai nampak ketakutan karena sedari tadi dia hanya memfikirkan hal yang buruk soal Jong In.

"Huft" Kali ini terdengar helaan nafas yang begitu berat dari Jong In. Dengan kasar dilipatnya Koran itu dan di letakan begitu saja di hadapan Soo Jung, membuat gadis itu berjengit kaget.

"Tidak, hanya saja pikiran anda sangat mudah untuk dibaca"

"Dasar pembohong"

"Aku tidak bohong"

"Kau membaca pikiranku lagi!" sengit Soo Jung tidak percaya. Apakah semudah itu, Jong In bisa membaca pikirannya? Apakah dia terlalu bodoh, sehingga laki-laki asing itu tahu jelas apa yang ada dipikirannya?

"Apakah dia hantu? Jangan jangan alien?"

"Aku dari masa depan, tapi aku bukan alien ataupun hantu, jadi tolong hentikan semua pikiran anda itu"

Soo Jung kalah telak. Sepertinya manusia dari masa depan lebih cerdas dibandingkan dirinya.

SOOJUNGIEEE~ NEW MESSAGE IS COMING! BUING BUING!~~

PLENTAANG!!

Soo Jung tiba tiba melempar sendoknya hingga terlempar jauh ke lantai.

Jong In memandangnya sedikit aneh, dan Soo Jung tersenyum salah tingkah. Bahkan kali ini gadis itu begitu kaget dengan suara dering short message yang akrab di telinganya, yaitu suaranya sendiri.

Soo Jung meraih handphone berbalut casing merah marun diatas meja.

"Kenapa handphoneku berada disini?" Matanya sesekali melirik Jong In yang memperhatikannya seperti malaikat kematian. "Pasti dia yang telah menaruhnya." Mata Soo Jung tiba-tiba melebar "Jangan jangan dia juga tahu password handphoneku?"

"Anda tidak melihatnya?" ujar Jong In menyadarkan Soo Jung dengan beribu pertanyaan di benaknya.

"Ah, iya" sahut Soo Jung dengan cepat dan segera menyambar handphonenya.

 

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 09.57

KALI INI KALAU KAU TIDAK MEMBALAS SMS-KU AKU AKAN BENAR BENAR MARAH.

.

Soo Jung mencoba mencerna pesan sms yang tertera di layar handphonenya. Kemudian ia mengecek inboxnya, ada 38 New Message yang belum terbaca, tiga diantaranya dari operator, dan sisanya dari nomor kontak yang sama.

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 10.58

SOOJUNGIE kau dimana usai pemotretan? Apakah perlu aku antar pulang?

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 11.04

Apa kau baik baik saja?

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 11.36

Aku berada didepan apartementmu.

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 12.00

Apa kau sedang tidak ada di rumah?

.

Message from: Min Hyuk oppa

At 12.15

YA JUNG SOO JUNG!

 

.

Soo Jung tidak membaca semua sms itu, saat ini dengan cepat, jarinya menyentuh data missed call. Ternyata nomor kontak itu telah menelponnya lebih dari 15 kali.

"Siapa Min Hyuk itu?" tanya Jong In datar.

"Hanya, ha-hanya seseorang yang ku kenal dan it___ Tunggu__ ___" Soo Jung terdiam tak melanjutkan perkataannya. Gadis itu kini menatap Jong In penuh selidik.

"Nampaknya kalian lebih dari itu" Jong In menyunggingkan senyum ala joker-nya, dan itu terlihat menakutkan.

"Ya! Kau___" Soo Jung menghela nafas tak percaya dan kesal "Jangan bilang kau juga mengetahui password handphoneku?"

Jong In tidak menjawab apapun, ia hanya beranjak dari sana dan menuju sofa. Seakan apartement Soo Jung adalah miliknya sendiri, ia duduk mengangkat kakinya ke atas meja dan mengganti chanel tv sesuka hatinya.

Soo Jung menepuk dahi perlahan melihat tingkah laki-laki yang menurutnya masih begitu asing dan tidak tahu sopan santun itu. "Aku tidak bisa mempercayai semua ini"

 

 

jangan lupa komennya ^^~

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet