Chanwoo mulai lelah menghadapimu, lama semakin lama kau semakin berubah. Keegoisanmu yang mulai tak menghiraukannya dan kau yang mulai menjadi gadis nakal. Entah siapa yang mengubahmu seperti ini, ia tak ingin tau. Yang ia inginkan hanya mengubahmu kembali seperti dulu. Menjadi gadis manis yang selalu ada untuknya. Chanwoo mencoba menghubungimu tapi kau mengacuhkannya, kau lebih memilih bersenang-senang dengan June selingkuhanmu itu daripada menjawab telfon darinya. Chanwoo masih berjuang, karena ia tak mau kehilanganmu. Berkali-kali Chanwoo menghubungimu, masih saja kau acuhkan. Akhirnya, Chanwoo memutuskan untuk datang ke Rumahmu dan segera mengajakmu jalan-jalan.

Ting tong.. ting tong...

Tak begitu lama Chanwoo menunggu di depan, kau sudah membukakan pintu untuknya. Kau tersentak kaget melihatnya berdiri di depanmu. Kau bingung, dimana kau akan menyembunyikan June dari Chanwoo sedangkan Chanwoo ada disini. Kau pun mengajaknya masuk dan Chanwoo pun membuntutimu masuk. Kau melihat June masih bermain PS di ruang tengah, June mengajaknya untuk bermain dan kau membiarkannya. Kau sedikit mengingat dirimu yang dulu, bermain curang untuk mengalahkan Chanwoo yang seorang penggila game.

               Hari ini Chanwoo berjanji datang ke rumahmu untuk main PS bersama. Baru saja kau menyiapkan stick, Chanwoo sudah mengetuk pintu rumahmu. kau segera membuka pintu dan menyuruh kekasih kesayanganmu itu masuk. Layaknya anak kecil, Chanwoo lari masuk ke dalam lalu menyalakan PS milikmu. Kau hanya tersenyum dan ke belakang mengambilkan minum untuknya. Dua gelas jus apel datang dan kalian mulai bertanding, kau mulai kelelahan karena bermain dengan seorang'gamers' dan kau yang selalu mendapat gelar 'loser'. Sesekali kau menjahilinya, setidaknya menambah peluangmu untuk menang.

“Hei, kau tak boleh bermain curang” protes Chanwoo.

“Lalu bagaimana aku bisa mengalahkanmu yang seorang penggila game selain seperti ini?” jawabmu sambil terus mengganggu Chanwoo.

Mau securang apapun kau padanya, tetap saja sampai kapanpun tak akan bisa mengalahkannya. Kali ini contohnya, meski kau sempat mengambil stick itu dari tangan Chanwoo, tetap saja ia yang menang. 

“Oh iya, aku Chanwoo. Kau siapa?” tanya Chanwoo di tengah permainannya.

“Eengg.. aku June, pacar sepupumu itu” jawab June lalu tersenyum pada Chanwoo.

“Dia pacar? Aku sepupu? Sejak kapan? Aku pacarnya bukan kau” batin Chanwoo

Chanwoo hanya membalas senyum June lalu berlari ke dalam untuk mencarimu. Ia bingung apa maksud semua ini, ia mulai menyimpulkan hal-hal yang terjadi. Dan ia sakit hati. Chanwoo menemukanmu sedang merendam kakimu di kolam renang belakang. Ia berjalan mendekatimu. Chanwoo duduk di sampingmu, lalu menatapmu yang masih menunduk.

                “Dia siapa? Selingkuhanmu? Benar ya, dari awal kita sudah berantaka, dan bagaimanapun juga aku yang bodoh disini. Dengarkan, Aku sangat menyayangimu, itu alasan untuk bertahan bersamamu sejak perubahan sifatmu yang derastis, aku ingin merubahmu. Aku rindu dirimu yang dulu, dirimu yang manis, dirimu yang selalu ada. Tapi sekarang kau yang merubahku, aku lelah menghadapimu dan aku ingin pergi. Jangan cari aku, dan kita selesai” ujar Chanwoo lalu berdiri dan meninggalkanmu.

Ia keluar dengan hati yang rusak, tapi ia berusaha menahannya. Kau tetap tertunduk diam, air mata sesalmu menetes satu per satu. Kau menyesal sekarang, kau sudah kehilangan orang yang begitu menyayangimu. Kau tau Chanwoo begitu menyayangimu. Ia dengan berhati-hati menjaga hatimu, tapi kau dengan mudah merusak hatinya. Kini, kau mengharapkannya kembali, karena kau tak akan tau kapan selingkuhanmu itu akan meninggalkanmu.