My Immortal
Junho 2PM Oneshoot Collection
Junho perlahan mengerjapkan matanya. Ia mengubah posisinya menyamping hanya untuk mendapati orang yang paling dicintainya masih tertidur pulas menghadap kearahnya. Ia mulai menyusuri wajah lelaki yang masih menutup matanya itu dengan jari telunjuknya, mulai dari dahi, turun ke hidung dan akhirnya mendarat di bibir yang selalu membuatnya melayang saat bibir itu menyentuh bibirnya sendiri.
Laki-laki bernama Minjun itu menggerak-gerakkan kepalanya, mungkin sedikit terusik karena sedari tadi ada yang mengelus-elus bibirnya.
"Kalau kau ingin menciumnya, cium saja. Jangan mengganggu tidur suamimu dengan cara mengelus-elus bibirnya seperti itu Chagy." mata laki-laki itu terbuka, mengagetkan Junho karena ia mengira suaminya itu masih terlelap dalam tidurnya.
"Ah, apa aku membangunkanmu Hyung?"
Minjun hanya menggeleng sebelum akhirnya meraup bibir Junho dengan bibirnya sendiri. Morning kiss yang lembut dan hangat segera membawa keduanya melayang dalam dunia mereka sendiri.
~2PM~
"Apa kau mau sarapan terlebih dahulu Hyung?" tanya Junho saat melihat orang yang paling dicintainya memasuki dapur dan berjalan perlahan kearahnya. Ia tengah menata peralatan makan di meja.
"Aku harus segera ke studio Chagy. Wooyoung sudah menungguku disana. Kami harus mendiskusikan sesuatu untuk album barunya." Minjun segera meraih pinggang Junho, memeluknya dari samping sebelum mendaratkan kecupan di pipi kiri Junho.
"Kau selalu saja sibuk dengan pekerjaanmu." Junho mengerucutkan bibirnya pertanda kesal. Suaminya yang seorang komposer selalu saja sibuk dengan pekerjaannya. Ia akan berangkat pagi dan pulang larut malam saat Junho telah tertidur lelap. Tapi meskipun begitu, saat akhir pekan Minjun akan selalu menyediakan waktunya untuk Junho. Pekerjaan apapun akan ia tolak apabila bertepatan pada hari minggu, karena ia hanya ingin menghabiskan akhir pekannya dengan belahan jiwanya, bukan pekerjaan yang terkadang membuat kepalanya serasa ingin meledak. Dan itulah yang membuat Junho tidak keberatan dengan pekerjaan Minjun. Namun kali ini Junho merasa sangat enggan ditinggal oleh suaminya itu.
"Aku janji, aku akan pulang saat makan siang nanti Chagy. Dan kita akan makan siang bersama dirumah. Bagaimana?" tawar Minjun. Studio musik tempat Minjun bekerja memang hanya berjarak 2 blok dari gedung apartemen mereka. Jadi Minjun seringkali pulang kerumah saat makan siang kalau ia sedang tidak banyak pekerjaan. "Kau janji?" Junho mengangkat jari kelingkingnya tepat di depan wajah Minjun, membuat Minjun terkekeh karena sikap kekanakan Junho. Tapi akhirnya Minjun mengangkat tangannya dan menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Junho. "Aku janji Nuneo." ~2PM~ Junho tengah memotong-motong sayuran untuk membuat makan siang untuknya dan Minjun, saat ia mendengar bel pintu apartemennya berbunyi. Ia segera menghampiri interkom untuk melihat siapa yang berkunjung ke apartemennya di jam seperti ini. Alisnya berkerut saat ia melihat Wooyoung berdiri santai di depan pintu apartemennya. Junho segera berjalan kearah pintu dan membukakan pintu itu untuk Wooyoung. "Kenapa lama sekali Junho-ya?" Wooyoung segera masuk bahkan sebelum Junho mempersilahkannya masuk. "A-aku sedang memasak." Junho terkejut saat Wooyoung menanyainya. Ia sedikit melamun karena masih memikirkan kenapa Wooyoung ada di apartemennya, bukan di studio. "Ada apa Woo? Bukankah seharus
Comments