My Little Angel

Junho 2PM Oneshoot Collection
Please Subscribe to read the full chapter

 

Namaku Nam Goong Min. Aku adalah lelaki lajang berusia 38 tahun dengan sebuah pekerjaan mapan sebagai Direktur Keuangan di salah satu perusahaan besar di Korea. Kalian pasti bertanya-tanya mengapa aku masih melajang di usiaku yang hampir menginjak kepala 4 ini? Padahal aku sudah mempunyai pekerjaan yang mapan dan usia yang cukup untuk membangun sebuah rumah tangga. Apakah karena wajahku jelek? Oh, itu tidak mungkin, karena rekan-rekan kerjaku, baik laki-laki maupun perempuan, banyak yang memujiku tampan. Hey, jangan bilang aku terlalu narsis, aku hanya menyampaikan fakta yang dilontarkan oleh rekan-rekan kerjaku.

 

Aku memutuskan untuk tetap melajang di usiaku saat ini karena memang aku belum memiliki niatan untuk hidup bersama seseorang. Aku sangat menikmati hidupku yang sekarang. Selain itu aku juga belum menemukan seseorang yang sesuai dengan apa yang aku inginkan. Jujur saja, aku tak membedakan masalah usia, status, maupun gender, karena aku adalah orang yang terbuka. Selama aku merasa nyaman dengan orang itu, aku akan dengan senang hati mendampinginya seumur hidupku.

 

Dan entah perbuatan baik apa yang kulakukan di masa lalu, hingga aku mengalami hal yang sangat menakjupkan seperti ini. Aku baru saja pulang dari kantor dan memutuskan untuk membeli beberapa kebutuhan yang telah menipis di mini market di dekat apartemenku. Saat aku memasuki minimarket kecil yang biasa aku kunjungi untuk membeli beberapa cup ramyun, aku melihatnya. Melihat seorang bidadari, atau bidadara? Ah terserahlah, yang jelas dia tampak seperti seorang malaikat kecil di mataku. Mata sipitnya yang menghilang dan membentuk sebuah replika bulan sabit yang sangat indah saat ia tersenyum, rambut kecoklatannya yang ditata sedikit acak-acakan mengikuti trend yang tengah digandrungi oleh para remaja saat ini, hidung mancungnya, rahang indahnya, dan bibir merah menggoda yang sejak tadi sibuk mengulum lolipop itu, benar-benar membuatku seperti tertarik ke dimensi lain dimana hanya ada aku dan sang malaikat kecil di dalamnya.

 

Ia terlihat sibuk memilih beberapa makanan ringan yang ada di rak di depannya. Sesekali alisnya mengerut memikirkan makanan ringan apa yang harus ia pilih. Bibirnya yang masih sibuk mengulum lolipop ikut mengerucut lucu saat menemui dua snack yang mungkin menjadi favoritnya. Membuatku memikirkan benda lain yang bisa dikulum oleh bibir merah menggo- Astaga! Apa yang sedang aku pikirkan?! Sadarlah Nam Goong Min! Kau terlihat seperti seorang pedofil yang sedang mengincar buruannya!

 

Segera kugelengkan kepalaku untuk mengenyahkan fikiran-fikiran aneh itu dari otakku. Kemudian aku berjalan perlahan ke arah rak snack itu, berpura-pura memilih makanan ringan yang ada disana, sekaligus ingin melihat malaikat kecilku lebih dekat. Ia masih terlihat sibuk mengambil beberapa bungkus makanan ringan dan kemudian membawa makanan ringan itu ke dalam dekapannya karena sepertinya ia tak mengambil keranjang belanjaan tadi. Kuikuti arah gerakannya, dan pandanganku berakhir pada name tag yang tersemat di dadanya.

 

'HO' aku hanya bisa melihat huruf itu pada name tag di dadanya, karena sebagian lainnya tertutup oleh makanan ringan yang dibawanya. Baru saja aku akan mengamati malaikat kecilku lebih seksama saat ia tiba-tiba melangkah pergi menuju meja kasir. Ah, sepertinya ia telah selesai berbelanja. Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan belum tau namanya. Apakah aku akan kehilangan malaikat kecilku begitu saja? Dan saat aku sibuk dengan pikiranku sendiri, tanpa kusadari malaikat kecilku telah keluar dari minimarket itu, membuatku hanya bisa menatap punggung kecilnya yang terbalut oleh jas almamater sekolah dan tas punggung kecil yang tersampir di salah satu bahunya.

 

~2PM~

 

Hari berikutnya aku bekerja seperti biasa. Namun ada hal yang tidak biasa mengganggu fikiranku, karena sampai saat ini aku masih saja terbayang-bayang oleh wajah rupawan malaikat kecilku. Entah sihir apa yang ia gunakan padaku sehingga aku terus memikirkannya walaupun aku baru pertama kali melihatnya kemarin. Senyumnya benar-benar membekas dan sulit kuhilangkan dari ingatanku.

 

Sebuah ide tiba-tiba muncul di kepalaku. Kenapa aku tidak mencoba untuk ke minimarket itu lagi? Siapa tau malaikat kecilku kembali kesana untuk membeli beberapa makanan ringan. Yah, walaupun kemungkinannya kecil, tapi aku harus mencobanya.

 

Dan disinilah aku berakhir sekarang. Berjalan memutari minimarket kecil itu sembari berpura-pura memilih barang yang akan aku beli. Tapi apa? Sudah hampir setengah jam aku berputar-putar disini dan malaikat kecilku tak kunjung terlihat juga. Kulihat penjaga kasir tengah mendelik padaku, mengawasiku dengan seksama seakan aku adalah seorang pencuri ulung yang akan mencuri barang-barang dagangannya. Yah, sikapnya memang tak salah juga, karena kalau dipikir-pikir, tingkahku sejak tadi memang mencurigakan. Maka dari itu aku segera mengambil barang secara acak dan membawanya ke meja kasir. Memutuskan untuk menyerah menunggu malaikat kecilku. Kurasa ia tak datang hari ini.

 

"Jadi karena anda ingin membeli barang ini, sehingga anda berputar-putar mengelilingi minimarket secara berulang-ulang dan menunggu hingga tak ada pembeli lain yang masuk?" Tanya penjaga kasir itu tiba-tiba. Membuatku mengerutkan keningku karena tak mengerti dengan maksud ucapannya.

 

Penjaga kasir itu sepertinya mengerti akan kebingunganku sehingga ia mengangkat barang berbentuk persegi empat dengan tulisan 'Pembalut' di depannya.

 

Oh Tuhan! Bagaimana bisa aku mengambil sebuah pembalut dari semua barang yang ada di minimarket ini! Dan saat aku tengah sibuk merutuki kebodohanku sendiri, kudengar suara pintu minimarket yang terbuka dan menampilkan sang malaikat kecil yang sejak tadi aku tunggu. Kali ini ia hanya mengenakan pakaian kasual, bukan seragam sekolah seperti hari sebelumnya. Celana jeans belel biru tua membalut kakinya yang ramping, sedangkan atasan berwarna putih mendekap tubuhnya yang sangat ingin aku rengkuh saat itu juga. Dan tak lupa, sebuah topi abu-abu menutupi surai coklatnya yang indah. Be

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
ovygaara
Sebenarnya saya mau nyelipin gambar yg menjadi inspirasi saya ngebuat ff ini. Tapi saya yg gaptek ini ga bisa nyelipinnya. Gambarnya malah ga munculmuncul xD jadi maaf, no pict

Comments

You must be logged in to comment
Tina0608
#1
Chapter 9: Good idea,kreatif. . .
Jd yg baca jg g bosen. . . ^.^V
Tina0608
#2
Chapter 1: Imajinatif. . .
Nice FF sis. . .
cnnisleal
#3
Chapter 13: Nuneooo uri little angel...uri sunshine....cepat lariiii sebelum diterkam om kim hihihi ^^
dehana
#4
Chapter 13: apa iniii om nam gong pedopiiiill, bisa bisanya modus pen ketemu bocah sampe beli pembalut di indomirit haha... sebagai jajaran bini chansung pencinta channuneo yang lagi selingkuh ke taecho aku cemburu wkwkwk,
tapi penasaran, nanggung, jadi lanjut...!!
Woonilynnelle
#5
Chapter 13: Si om ihh mlh beli pmbalut... Wkss.. Sinihh buat aku aja.. Mayann... Haha
Hottest2pmIndo
#6
Chapter 13: Aleming om kim muncul dimari wkwkwkwkwkkw
cnnisleal
#7
Chapter 12: Sebenarnya ceritanya bagus siih, tapi kenapa open ending author-nim hueeeeee kan jadi berharap lebih...... hihihi >,<
Ditunggu deeh cerita2 selanjutnya dari author-nin
Hottest2pmIndo
#8
Chapter 12: Minta kena tampol nih bocah, lanjutin weeiiii jebhaaallll, tolong jgn ada kucing ijo d antara pinguin dna pisangggggg hikkkzzzz...
adeloveskyu #9
Chapter 12: yaudah channie nya buat akoh ajah :p soalnya nuneo nya lbh memilih babang taec.. hehehehe
fytry_ #10
Chapter 12: Why must be open ending...??? Waee..?? Waee...??? *guling2*

Kan guenya jadi gak bisa nentuin itu Junho bakal sama siapaa..??
Sama Channie atau sama Taec... -_-
Imajinasi gue gak nyampe.... #ditoyor.

Atau biar gue gak puyeng dan juga adil biar Taec sama Chan gak sama2 terluka, Junho sama gue aja....
Siniiihhhh....
*kemudian gue ditendang sama authornya*
Wkwkwkwkk.....

Next.... gue tunggu cerita lainnyaaaaaaa......... :D