Chapter 3 — Two Sides of Story

The Unfortunate Destiny of A Golden Slipper

Kegiatan ini adalah pemborosan keuangan kerajaan yang tidak masuk akal. Jika bukan karena penasehatnya sudah dikubur musim dingin tahun lalu, Raja pasti sudah direbus hidup-hidup. Pengeluaran masif macam ini saat kas kerajaan sedang menipis sama saja dengan mengedarkan pamflet kepada kerajaan lain untuk segera menyerang dan mengambil alih.

Kim Jongin benar-benar menolak kebijakan ayahnya. Sebagai seseorang yang dicekoki teori ekonomi dan tata kerajaan juga strategi perang sejak kecil, Kim Jongin merasa bahwa sang ayah baru saja membunuh kerajaannya sendiri. Ia tak habis pikir bagaimana seorang raja yang begitu bijaksana rela mengeluarkan satu pasukan lengkap dengan persediaan macam-macamyang lebih mirip karnivaluntuk mengejar seorang walebih tepatnya, mengejar sepatu seorang wanita.

Sepatu itu terbuat dari emas dan berlian langka, pangeran. Jika kita bisa menemukan wanita tersebut, bayangkan berapa banyak koin emas yang akan masuk ke dalam kas kerajaan! Bahkan, kita bisa mencari tambang berliannya! Semua pengeluaran ini akan terganti!” Begitu jawab sang ayah saat Kim Jongin menyerukan protesnya.

Bagaimana jika tidak berhasil? Pemborosan ini akan menghancurkan kerajaan, wahai Raja yang Bijaksana!

Oleh karenanya, ku kirim kau, wahai Putra Mahkota. Dengan pengalamnmu sebagai jenderal tertinggi pasukan elit kerajaan, apakah tidak mungkin untuk mencari seorang wanita? Apakah kau ingin menjadi kekecewaan bagi kerajaan ini, putraku?

Kim Jongin ingin sekali menolak perintah tersebut. Tapi sebagai seorang Putra Mahkota, memberontak adalah hal yang tidak sesuai dengan etika kerajaan. Lagipula, ucapan sang Raja juga menyakiti harga dirinya sebagai jenderal pasukan, sebuah gelar yang ia raih dengan mati-matian.

Jika ia menginginkan emas, berikan. Dengan batas dua karung saja. Jika ia menginginkan lebih, misalnya menjadi seorang permaisuri, terimalah. Selama kau juga bersedia, anakku. Jika hal berjalan di luar rencana, aku tahu kau lebih bijak dalam memilih jalan keluar, Jenderal.” Itu pesan ibunya saat Kim Jongin akan berangkat. Sang Ratu, ibunya, adalah mantan politisi kerajaan yang selalu memperhitungkan setiap langkah. Kim Jongin masih tidak percaya bahwa sang ibu juga akan setuju dengan rencana gila ayahnya.

Kini, sekitar dua menit setelah ia bertemu dengan pemilik sepatu tersebut, Kim Jongin tahu dengan pasti bahwa semuanya berjalan di luar rencana. Tapi kepalanya sama sekali tidak dapat memutar skema rencana satupun. Bawahannya yang menunggu perintah dari sang Jenderal mungkin sedang menunggu arahan hingga perutnya melilit, sama sekali tidak mengetahui bahwa sang Jenderal sedang mabuk dan belum bangun.

Kim Jongin menyalahkan bola mata sendu pemiliki sepatu tersebut.

***

Luhan tidak bisa memikirkan apapun selain kabur. Oleh karenanya, ia melarikan diri dengan kegesitan yang begitu cepat. Ia berlari melewati kebun gandum, hutan semak-semak, hingga akhirnya tiba di daerah kumuh sekitar pinggiran pusat kota. Tanpa memikirkan apakah pasukan kerajaan bisa mengikutinya, Luhan melangkah menuju alamat yang ia hafal di luar kepala.

“Oh Sehun! Oh Sehun! Selamatkan aku!”

Derap langkah serdadu kerajaan dari kejauhan semakin mendekat. Kepalan tangannya semakin rajin memukul kasar pintu kayu rumah Oh Sehun—kenalannya dari jalanan. Hentakan sepatu-sepatu tersebut sudah cukup membuat Luhan ingin menangis saja. Oleh karenanya, ia menangis.

Huuaa! Oh Sehun! Buka pintunya!”

“Kau berisik sekali!” Lalu berdirilah seorang pria dengan tinggi lebih dari palang pintu dengan wajah suntuk. Sesosok pirang yang tumbuh sebagai seorang Oh Sehun.

Tanpa berbicara lagi, Oh Sehun membuka lebar pintu rumahnya. Luhan segera melesat masuk, wajahnya masih dibasahi oleh air mata. Suara tangisannya masih memekakkan telinga, terutama si tuan rumah.

“Luhan, kau sungguh berisik! Mereka akan berpikir aku melakukan hal buruk padamu!” Oh Sehun segera mengunci pintu rumahnya lalu menyekap mulut Luhan yang masih merengek dan terbuka lebar. “Kau jorok sekali, brengsek!”

Luhan segera menutup mulutnya saat suara pasukan kerajaan yang saling bersahutan terdengar dari balik pintu rumah. Tanpa sadar ia menggigit telapak tangan Oh Sehun. Si pemilik rumah itu hanya meringis sedikit, tidak mengeluarkan suara apa-apa. Karena ia tahu, kali ini segerombolan masalah sedang berpatroli di lingkungan tempat tinggalnya. Mencari anggota sirkus yang hilang. Oh Sehun tidak perlu berpikir dua kali untuk tahu jawabannya. Matanya hanya menatap Luhan dengan was-was. Apa yang kau lakukan sekarang, bodoh?

***

“Aku tidak melakukan apa-apa!”

Wajah Luhan semakin memerah. Karena terlalu lama berkaki telanjang dan berpakaian tipis di saat salju turun, sekarang ia terserang demam. Oh Sehun tidak bisa memberinya obat apa-apa selain segelas air hangat dan selimut seadanya. Keadaan ekonominya sendiri memang sedikit terlalu mengenaskan.

“Kau dan aku sama-sama tahu, jika kau tidak berbicara jujur, aku tidak bisa menyelamatkanmu.” Air muka Oh Sehun begitu serius saat mengucapkannya. Tapi ia memang serius kali ini. Sebermasalah apapun Luhan, sesering apapun ia harus menyelesaikan masalah itu, Oh Sehun tidak terlalu berniat untuk berhadapan dengan pihak kerajaan. Bisa tamat riwayatnya sebagai warga biasa.

Luhan menimbang-nimbang apa yang harus ia ucapkan. Jika salah memilih satu kata saja, Oh Sehun pasti segera menendang pantatnya dan menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah itu sendiri.

“Jujur saja, Lu. Aku akan tetap membantumu, kau tahu itu kan? Aku masih berhutang nyawa padamu.”

Akhirnya, dengan satu tarikan nafas yang dalam. “Aku, semacam, mematahkan hidung seorang pangeran.”

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
soojaeri9 #1
Chapter 4: Authorr next nya kapan ini?
Huhuhu jangan buat diri ku penasaran author ㅠㅠ
soojaeri9 #2
Chapter 2: Seneng nya aku nemu ff kailu ><
Oh iya author salam kenal ya ^^ aku baru2 aja ada di aff hehehe telat banget sih dri jaman behula aku baru bikin akun aff, dan kebetulan iseng nyari ff kailu yg bahasa di sini dan senang nya ku menemukann ff ini kyaa >< btw aku suka banget chapt 1 ini ughh bahasa nya bagus banget :)
lustkai #3
Chapter 4: Udah lama ga mampir ke aff, terus ada notif new story. Kailu lagi
yupsyupi
#4
Chapter 3: woahh penasaran crita twist nya. dikelarin ya. udah bosen di php-in ama ff yg g tamat. hehehe