Salah Kamar

The Wrong Room

“Halo.” Hayoung mengangkat telfon yang bordering dari handphone yang terletak di meja samping tempat tidurnya.

“Anda siapa? Dimana Dongwoon?”

“Nde? Dongwoon? Maaf, saya tidak mengenal siapa Dongwoon, Ahjumma.” Jawab Hayoung polos, matanya masih setengah terbuka, rasa kantuk masih menyelimutinya.

“Mengapa handphone Dongwoon bisa ada di tangan Anda?”

“Nde? Saya Oh Hayoung, mungkin Anda salah sambung..” Hayoung menjauhkan handphone yang sedang dipegangnya, ah, baru jam 6.20, pantas saja aku masih sangat mengantuk hoaaammh, begitu ia ingin meletakkan handphone itu di meja, Hayoung baru tersadar kalau itu bukan handphonenya.

“Ah, maaf, Ahjumma, ternyata ini memang bukan handphone saya, tapi saya juga tidak tahu mengapa ini bisa ada di kamar saya, dan saya juga tidak mengenal anak Anda..” Hayoung sekarang sudah dalam posisi duduk, sekarang ia sedang berfikir bagaimana sebuah handphone berjalan ke kamarnya, seingatnya tidak ada kejadian abnormal yang terjadi selama perjalanannya kemarin.

“Ya! Siapa kamu?” Lamunan Hayoung buyar karena ada suara cowok, dan jelas kalau suara itu berasal dari kamar ini. Hayoung memutar badannya ke kiri, handphone yang sedang dipegangnya terjatuh, karena tangannya refleks mengambil bantal dibelakangnya untuk memukuli cowok yang baru terbangun disebelahnya. “Yaaaaa! Ngapain kamu disini? Pergi pergi pergi!”

Cowok itu mengambil bantal yang dipakai Hayoung untuk memukulinya, Hayoung lantas mencari barang lain yang bisa dijadikan alat pemukul. “Ya! Harusnya aku yang bertanya kenapa ada kamu disini! Jelas-jelas aku memesan kamar ini sendiri, dan sampai aku tidur kemarin aku masih sendiri.”

“Apa? Hih! Maaf ya! Tapi aku juga sudah memesan kamar ini! Ini buktinya!” Hayoung menunjukkan kunci kamarnya.

“Kamu pikir aku ngga punya? Nih!” cowok itu juga menunjukkan kuncinya.

“Aku duluan yang memesan kamar ini, jadi, kamu keluar sekarang!” usir Hayoung.

“What?” cowok itu terlihat menahan amarahnya.

Hayoung mengambil telfon, “Halo, disini ada seorang cowok yang ngga saya kenal, tolong secepatnya bawa dia keluar dari kamar saya.”

Petugas hotel datang beberapa menit kemudian. Ternyata ada kesalahan yang dilakukan resepsionis hotel, yang memberikan kunci kamar yang sama kepada Hayoung dan Dongwoon. Kamar Hayoung seharusnya berada di sebelah. Setelah beberapa argumen dan permintaan maaf dari pihak hotel, Dongwoon pindah ke kamar sebelah. Yaudah kalo dia yang mau pindah, aku ga perlu repot.

Hayoung masih menggerutu karena kecerobohan pihak hotel yang memberikan kunci yang sama pada dua orang, yang menyebabkan mood di hari pertama liburannya rusak total. Ia berjalan ke arah kopernya yang belum ia sentuh sama sekali sejak sampai di Busan. Hayoung mencari kacamata, yang seingatnya ia pakai kemarin. Kacamatanya terjatuh ke bawah tempat tidur, dan ia juga menemukan barang lain, yaitu handphone pemilik kamar sebelah. Oh no! Aaarrggghhh kenapa ada disini? Ngga, pokoknya ngga mau ngembaliin, kalo dia ga sadar, yaudah biarin aja. Iya, udah biarin disini aja. Tapi, kalo nanti Ummanya nelfon lagi gimana? Arrgh! Hayoung berjalan layaknya setrikaan sambil memikirkan apa yang harus dilakukan dengan handphone ditangannya ini.

Ting tong! Ting tong!

Hayoung membuka pintu kamarnya dan langsung dicecar pertanyaan, “Mana handphone ku?”

“Oh, ini.” Hayoung menyerahkan handphone yang memang sedang dipegangnya. “Baru aja mau dikembaliin.”

“Oke, thanks.” Cowok itu langsung berbalik dan berjalan menuju kamarnya. Huh, gitu doang makasihnya? Dasar cowok dingin.

| » •ˬ• « | » •ˬ• « | » •ˬ• « |

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet