TWO : Hurt

Ice prince

Changmin sangat menyukai pelajaran seni, karna disaat itu ada satu hal yang dinanti-nantinya. Ia akan menanti hal itu dengan antusias. Dan hal itu adalah..

"YUNHO! YUNHO! KYAAAAAA!!"

Ya, tentu saja Jung Yunho.

.

Yunho fokus menari didalam ruang dance, ia tak perduli dengan teriakan melengking fansnya diluar sana, yang dilakukannya hanya fokus dengan pelajaran seninya dikelas dance.

Yunho menghentikan gerakannya saat matanya menangkap sosok seseorang yang amat dikenalnya diantara kerumuman fangirlnya, seutas senyuman samar terpampang dibibirnya tak kala ia melihat orang itu juga tengah tersenyum lebar hingga mata bambinya melengkung indah, namun seketika senyuman Yunho luntur saat melihat hal ganjil dibelakang si mata bambi.

Tiba-tiba Yunho merasakan ada yang tidak beres.

.

.

"Jae, kau tahu kan harus apa?"

"Cih, tanpa kau beri perintahpun aku akan melakukannya sendiri. Kau pikir aku akan diam saja soal ini?"

Jaejoong menatap malas orang yang tengah dihadapannya, ditangannya ada setumpuk uang.

"Hah, baiklah kuserahkan semua padamu. Pastikan si bren*s*k itu habis hari ini juga."

Setelah mengucapkan hal itu orang tadi langsung pergi meninggalkan Jaejoong yang menyeringai iblis sendirian.

"Kita lihat saja, aku pasti menang" gumamnya lalu melangkah pergi dari tempat itu juga.

.

.

HoMin

.

.

Kyuhyun sangat heran dengan sikap sahabatnya kali ini. Lihat saja, si tiang listrik bodoh itu tetap saja tersenyum aneh sedari tadi sambil menatap handphonenya membuatnya ekstra merinding disko melihatnya. Kyuhyun menghampiri Changmin yang tengah duduk manis diatas kursinya.

"Chwang.." panggilnya. Changmin masih saja menatap hpnya dan tak menggubrisnya.

"Changmin.." ulangnya lagi, dan Changmin tetap tak menoleh. Urat-urat pelipis Kyuhyun mulai berkedut.

PLAAAKK!

"SHIM CHANGMIN!" 

"Akkhh!" akhirnya Changmin menolehkan kepalanya kearah Kyuhyun, "Kau kenapa memukulku Kyu? Aku tidak tuli!" Pekik Changmin sambil mengusap kepalanya membuat Kyuhyun semakin naik darah saja.

"Yah! Kau berhentilah tersenyum seperti orang gila Chwang! Aku takut melihatmu seperti itu, dan apa? Kau bilang tidak tuli? Aku sudah lelah memanggilmu sedari tadi bodoh!" Kyuhyun menggeplak kepala sahabatnya dengan kesal.

"Awww! Mana aku tahu itu."

"Yak!--" protesan Kyuhyun terhenti saat ia melihat layar handphone Changmin.

"Hey Min-ah, apa kau tahu sesuatu?"

"Waeyo?" Tanya Changmin polos "Aku tak tahu kabar apapun hari ini." Sambungnya lagi.

Kyuhyun melongo, "Jadi.. kau tidak tahu jika Yunho berpacaran dengan Jaejoong sunbae?"

DEG!

Changmin menghentikan kegiatannya, ia menatap Kyuhyun tak percaya.

"..K-kau.. k-kau b-bercanda kan, Kyu?" Tanya Changmin tidak percaya. Keringat dingin mulai mengalir dari pelipisnya saat ia melihat Kyuhyun menatapnya nyalang, 'Kyu tidak bercanda..' batinnya.

Jantung Changmin mulai berdetak tak karuan.

'Braaakk!!'

Seisi kelas terkejut saat Changmin membanting mejanya, ia pergi berlari keluar secepatnya.

"Changmin!" Kyuhyun berteriak memanggil Changmin, tapi terlambat, Changmin menghilang.

.

.

'T-tidak mungkin! Kyu pasti bercanda,kan? Haha iya aku tahu jika itu candaan konyolnya!' Changmin bergumam pelan sambil berjalan tak menentu arah. Yang ada difikirannya saat ini adalah ucapan Kyuhyun, ia tak percaya dengan Kyuhyun kali ini. Semua terasa aneh untuknya. Changmin memegang kepalanya dan meremas rambutnya kuat.

'T-tidak mungkin.. Yunho!"

.

.

HoMin

.

.

Sore itu cuaca mendung, Changmin dan Kyuhyun baru saja keluar dari kelas matematika dan berencana akan pergi ke game center.

Namun rencana mereka tinggallah rencana, karena Kyuhyun sudah dijemput oleh Siwon.

"Tak apa-apa kan, Min-ah?"

Changmin nyengir kuda, "sudah pergilah jangan hiraukan aku. Nanti Siwon-mu akan membunuhku jika kau kekeuh pergi." Ucapnya sambil tertawa.

"Kau keterlauan Chwang" Kyuhyun melongos. "Baiklah, sampai jumpa. Ah, jangan terlalu fikirkan kata-kataku tadi Min. Itukan masih gossip saja." Changmin mengangguk meng-iyakan nasihat Kyuhyun.

Kyuhyun menepuk pundak Changmin pelan, lalu melangkah ke arah gerbang. Meninggalkan Changmin sendirian yang sudah menahan air matanya. 

Changmin menepuk pipinya sendiri dengan pelan, lalu membalikkan badannya berjalan ke arah kelas. Ia tidak akan pulang cepat, mungkin duduk sebentar dikelas bisa membuatnya sedikit tenang.

Changmin berjalan dengan langkah gontai, fikirannya melayang entah kemana. Namun langkahnya terhenti saat mendengar sesuatu.

Changmin memelankan langkahnya, lalu mengintip sedikit kebalik tembok tempatnya berjalan.

DEG!

Mata Changmin melotot saat ia melihat apa yang ada didepannya.

Disana, tepat didepan kelasnya, Yunho tengah berciuman dengan Jaejoong. Seketika jantung Changmin berdetak kencang.

Air matanya mulai menggenang dipelupuk matanya.

'Tidak.. mungkin..'

Entah bagaimana ia mendapat kekuatan untuk keluar dari persembunyiannya. Changmin berlari sekuat tenaganya kearah lain. Ia menutup mulutnya mencegah isak tangisan yang bisa meluncur kapan saja. Tidak diperdulikannya jika ia menjatuhkan sesuatu saat membalikkan badannya tadi.

Yang Changmin tahu ia harus pergi dari tempat itu secepatnya.

Kaki jenjang Changmin terus berlari.

Ia baru berhenti saat sadar dimana ia berada.

Changmin menjatuhkan dirinya diatas dinginnya lantai diatap sekolahnya, air matanya tak bisa ia cegah. Dadanya sesak menahan tangisannya hingga..

"AAARRHHGGHHH!!!!"

Changmin menangis meraung diatas atap sendirian.

.

.

HoMin

.

.

Yunho menatap jam didepan ruangan latihannya. Sudah pukul lima sore dan cuaca mulai mendung.

Yunho segera mengemasi barang-barangnya bersiap untuk pulang. Tapi sebelum itu ia akan melakukan rutinitas wajibnya dulu sebelum pulang. Kalian bertanya apa kegiatannya? Tentu saja itu berhubungan dengan Changmin.

Ya, setiap pulang sekolah Yunho akan diam-diam mengikuti Changmin pulang hingga ke apatonya.

Bukan tanpa alasa Yunho melakukannya. Ia ingin melindungi orang yang dicintainya meskipun ia bersikap acuh saat bertemu.

Yunho menutup pintu ruangan latihan lalu meletakkan kuncinya didalam tas.

Namun saat Yunho berjalan melewati ruangan kelasnya, Jaejoong datang menghadangnya dengan senyuman mengejek.

"Mau melarikan diri heh?" Jaejoong menyeringai busuk. Yunho hanya menatapnya datar, "Apa maumu? Bukankah aku sudah menerima permintaan konyolmu untuk menjadi pacarmu? Apalagi yang kau inginkan?" Tanya Yunho dengan dingin.

Jaejoong melangkah mendekati Yunho, sebelah tangannya terulur untuk membelai pipi Yunho. Tapi Yunho menepisnya dengan cepat. Ekspresi wajah Jaejoong menjadi gelap. Namun tiba-tiba Jaejoong menyeringai saat menyadari ada seseorang dibalik tembok yang membelakangi Yunho.

'Kurasa inilah saatnya' batin Jaejoong.

Yunho memebelalakkan matanya saat bibirnya menyentuh bibir Jaejoong, badannya condong kedepan akibat ulah Jaejoong yang menarik kerah bajunya mendadak.

Yunho segera melepaskan tubuhnya menajauh dari Jaejoong, nafasnya memburu dan Yunho mengusap bibirnya kuat sambil menatap Jaejoong sangar. Yang ditatap hanya menyeringai saja.

"Sepertinya berhasil." Ucap Jaejoong bangga. Yunho mengerutkan dahinya tak mengerti, membuat Jaejoong semakin tersenyum mengerikan.

"Shim Changmin melihatnya." Yunho melotot seketika. Tubuhnya mendadak kaku. "Waah kalau begitu apa yang akan terjadi besok ya? Aku tidak sabar." Ujar Jaejoong seraya meninggalkan Yunho yang masih membisu didepan kelasnya.

Yunho tersadar seketika. Jaejoong sedang menjebaknya.

Kepala Yunho berdenyut kuat. 'Changmin melihatnya! Ya Tuhan.. apalagi sekarang?' Batinnya meracau.

Apa yang harus ia lakukan? Apa bersikap seolah tidak ada apa-apa? Tapi Yunho tak bisa tenang. Jika sudah begini, ia tak bisa mengendalikan ekspresinya.

"ARRGH!" Yunho meraung keras sebelum berlari mencari Changmin. Ia yakin jika Changmin masih disekitar sekolah.

.

.

Changmin tak tahu mengapa kakinya melangkah keatap sekolah, padahal hari sudah gelap dan Changmin tak perduli hal itu selain duduk diam disana menahan nyeri diulu hatinya.

Changmin mendongakkan kepalanya ke atas, langit sudah tak mendung lagi. Terlihat bintang mulai bermunculan di atas langit dan bulan mulai bersinar.

Changmin merasakan matanya memanas, tangan kanannya mencengkram kuat dada kirinya.

Air mata mulai mengalir lagi disudut matanya, dan nafas Changmin mulai memendek menahan sesak yang mendera dadanya.

Ia terus menatap bintang diatas sana, tak perduli jika dirinya terkunci sendirian malam ini tanpa perlindungan apapun.

Toh, tidak akan ada yang merasa kehilangannya jika ia tidak pulang.

"Yunho.. hiks.."

Atau mungkin sebaliknya.

.

.

DEG!

DEG! DEG!

Yunho memegang dadanya yang bergemuruh tak menentu, kepalanya sangat pusing sekali dan tiba-tiba jantungnya berdetak tak karuan.

Mata Yunho melirik jam di dinding. Pukul 00.00 malam, dan hatinya terasa tak tenang.

Ia memang tak menemukan Changmin dimanapun saat pulang tadi, dan Yunho fikir Changmin sudah pulang. Tetapi kini perasaannya tak enak.

Yunho segera bangkit dari kasurnya. Ia memakai jaket lalu mengambil kunci mobilnya. Yunho hanya akan memakai mobilnya jika mendesak seperti ini. Segera dilajukannya mobilnya membelah dinginnya kota Seoul malam ini.

.

.

HoMin

.

.

Sudah sejam lamanya Yunho berkeliling kota, tapi ia tak menemukan tanda-tanda keberadaan Changmin.

Yunho sudah mendatangi apato Changmin, dengan berkilah jika ia ada perlu dengan Changmin, Yunho hanya mendapatkan jawaban yang tak ia inginkan dari homemate Changmin.

'Changmin belum kembali, Yun. Aku.. tak tahu ia dimana. Ponselnya tidak aktif dan aku sudah menyuruh teman-teman yang lain mencarinya tapi satupun tidak ada yang menemukannya.'

Dan Yunho mengusap wajahnya kasar. Ia tak tahu lagi harus kemana. Tapi..

'Selamat datang di Shinki High School.'

Akhirnya ia berhenti didepan gerbang sekolahnya.

.

.

Tap. Tap. Tap.

Cklek!

Yunho membuka pintu kelasnya.

Kosong.

Tak ada siapapun disana. Mungkin memang terasa aneh jika kau mengunjungi sebuah sekolah ditengah malam. Namun bagi Yunho ada sesuatu yang menggerakkan hatinya kemari. Ia tak tahu mengapa, tapi hatinya mengatakan jika Changmin masih ada disekolah ini.

Yunho berhasil menyusup kedalam sekolahnya--dengan usahanya tentu saja--dengan aman. Ia mulai berkeliling mencari Changmin disetiap penjuru sekolah.

Yunho menatap jendela kelasnya dalam diam. Biasanya jika jam sekolah berlangsung, ia akan menemukan Changmin duduk sendirian disana lengkap dengan senyuman manisnya yang tak lepas dari wajah imutnya.

Yunho keluar dari kelasnya, sepertinya akan menjadi hal yang sulit kali ini.

.

.

Seluruh ruangan kelas..

Tidak ada.

Lab..

Tidak ada.

Toilet..

Tidak ada.

Gudang sekolah..

Juga tidak ada.

Yunho mulai kelelahan berkeliling mencari Changmin diseluruh penjuru sekolah.

Sudah semua tempat didatanginya, namun Yunho tak menemukan adanya tanda-tanda keberadaan Changmin.

Yunho berjalan pelan sambil mengingat-ingat dimana tempat yang sering dikunjungi Changmin disekolah ini. Seketika langkahnya terhenti saat ia mengingat satu tempat yang paling sering Changmin kunjungi.

'Atap sekolah!'

Dengan secepat kilat Yunho berlari menuju ke atap sekolah yang ternyata tidak terkunci.

Yunho membuka pintu atap dengan perlahan. Mata musangnya menyipit tajam menatap sekeliling atap sekolahnya yang gelap.

"Yun..ho..hiks.."

Tubuh Yunho menegang penuh antisipasi saat ia mendengar lirihan seseorang. Suara itu sangat dikenalnya.

"Changmin?" Panggil Yunho. Tak ada jawaban. Yunho berjalan perlahan ke arah tembok pembatas disana.

"Hyung..Yunho.."

Yunho menolehkan kepalanya kearah samping. Seketika matanya membulat saat ia mendapati Changmin yang meringkuk dipojokan.

"CHANGMIN!" 

Yunho berlari kearah Changmin. Segera diraihnya tubuh Changmin yang menggigil kedinginan. Yunho menepuk pipi Changmin yang terlihat pucat, bibirnya membiru.

"Min! Changmin sadarlah!" Panik Yunho. Changmin tak kunjung membuka matanya. Yunho menyandarkan tubuh Changmin dipelukannya, lalu Yunho melepaskan jaketnya dan memakaikannya ketubuh ringkih Changmin. Setelah itu tanpa aba-aba Yunho menggendong Changmin ala bridal dan bergegas pergi menuju mobilnya. Yunho segera meninggalkan sekolahnya menuju rumah sakit terdekat. Sebelah tangannya menggenggam jemari dingin Changmin.

"Bertahanlah Changmin! Kumohon!"

.

.

Yunho menatap Changmin yang terbaring lemah diranjang rumah sakit. Sesaat ia sampai dirumah sakit tadi, Yunho langsung membopong tubuh Changmin kedalam, beruntung dokter dengan cepat menangani Changmin.

Yunho mengusap pipi Changmin. Hatinya merasa tercabik melihat betapa tak berdayanya Changmin. Dan mata Yunho mulai memanas saat ia tahu jika dirinyalah penyebab Changmin menjadi seperti ini.

Tangan Yunho meraih jemari lentik Changmin, membawanya kearah wajahnya lalu mengecupnya pelan berkali-kali. Air mata Yunho mengalir begitu saja. Ia tak bisa lagi menyembunyikan kekhawatirannya.

Yunho tahu jika ia sudah keterlaluan. Tapi semua itu dilakukannya bukan tanpa alasan.

Penyebab dirinya berubah juga bukanlah tanpa alasan. Namun Yunho hanya menyimpan semua itu sendirian. Ia Tak bisa memberi tahu Changmin sebelum waktunya. Dan satu-satunya cara agar Changmin berhenti mengikutinya hanya dengan bersikap dingin padanya. Namun semua itu tak jua membuat si bambi berhenti. Changmin tetap kekeuh mengikutinya hingga kini.

Yunho mencondongkan tubuhnya kearah Changmin. Wajahnya mendekat dengan perlahan kewajah Changmin. Bisa dirasakannya hembusan nafas teratur dari namja yang ia cintai.

"Mianhae.. Jeongmal mianhae Changminnie.. Changdollie.. Saranghae."

Dan dengan itu Yunho mengecup bibir Changmin perlahan. Yunho mengecup bibir Changmin dengan segenap perasaan cintanya yang tersembunyi untuk Changmin yang selalu ia cintai.

Yunho tak perduli jika Changmin tak sadar, hanya saja didalam lubuk hatinya Yunho berharap jika Changmin merasakan apa yang ia rasakan lewat ciuman sepihak ini.

Biarkanlah..

Biarkan semuanya berlalu hingga Yunho siap untuk mengatakan seluruhnya yang terjadi kepada Changmin suatu hari nanti.

Yunho akan pastikan dihari itu ia akan siap dengan segalanya yang akan terjadi.

Ya, semuanya demi orang yang ia cintai.

Shim Changmin.

 

______________________________________________

______________________________________________

 

TBC or END?

 

Fuwaahhh*lapkeringat

Akhirnya setelah perjuangan penuh rintangan pun aku bisa apdet!! Horeee!!*bukachampagne

Chap ini udah panjang kan? Aku udah berusaha bikin yang panjang di chap ini, muehehehehe...

Makasih yang udah ripiuw dichap pertama^o^ saya bahagia banget banyak reaksi positif buat ff ini..

Last,

Review pleaseee!!

 

Salam, Hominoids^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
JiJoonie
Buat para pembaca sekalian.. mohon maaf karna fanfic Find You aku hapus. Sengaja dihapus karena ceritanya hilang sebelum aku update T^T ice prince beku sejenak*

Comments

You must be logged in to comment
tteoqbokki #1
Chapter 5: UDH BERASA TIMA MACHINE NIH NUNGGUIN UPDATEE ?
tteoqbokki #2
Chapter 5: PARARUNTEN UPDATE DONG HUHUHU
Bigeast88 #3
Chapter 5: Thor, homin udh comeback, ff ini lanjutin donk pliiiiissss hehehehe penasaran sayaaaa huhu my mimin~~
Zheeda #4
Chapter 5: chapter 5: kangeeeeen.....sama ff ini TT
lefroid_changmin
#5
Chapter 5: AAA TIDAAAK CHANGMIIIN T-T
Tika_choi
#6
Chapter 5: Ff nya Daebak , sukaa ^^ tp aku masih bingung, banyak pertanyaan seliweran di kepala aku *ditabok* hahaha
First, Yunho jadi 'ice prince' gara2 ditinggal Changmin tanpa kabar atau karna diancem 'orang' itu? Atau dua2nya? Dan kenapa keluarga Yunho (Heechul) jauhin Changmin juga?
Second, Jaejoong jahat apa gak? Dia jahat cuma karna mau bantuin aja atau mmg jahat beneran?
Third, Shim Chaerin itu angel kah? Dia sebenarnya siapa??
Lanjut ya kak JiJoonie, i'm curious, Fighto ^^
angelmax #7
Chapter 5: lanjut atau kuhajar kau thor??
*pasangMukaSadis
*iketAuthorDikamar
HoMiNa_chan #8
Chapter 4: hikz..hikz..komen q ilaaang..

Aq komen lg ni..jijoonie ma'ap ye aq bru bsa baca n komen, aq dh lama gak sliweran d aff soalnya T.T

chap ini kependekan say, panjangin dnk..tp sukses bkin aq tmbh penasaran, c aki angel ini sapa sih sebenernya.., update cepetan ya say ;)
angelmax #9
Chapter 4: ohemji..... mwoye ige????....angel mah ga usah culik homin....juga mereka bakal datang pasrah hahahaha
duhhhh....udah nama nyai dipake... malah kagak ada enceh..
nyai, sedihhh hiks
cepett apdet lanjutan...trus ini kenapa pendek bgt chap nya..