autumn, rain, chance☂

autumn, rain, chance☂
PROLOGUE
// AUTUMN, RAIN, CHANCE.
Smo8vxfxWdbsthvkYsrpracw
Hong Jisoo ; kim Jiho ; JEON WONWOO
SEVENTEEN ; OHMYGIRL ; SEVENTEEN
highschool!au (+774w)
142802929838537370divider.png

Kim Jiho tak pernah menyangka akan ada hari dimana ia harus pulang sendirian.

Ia tidak seperti para murid lainnya yang memilih untuk tinggal di asrama sekolah—dengan pertimbangan bahwa meninggalkan ibunya sendirian bukanlah hal yang baik. Lagipula, rumahnya sendiri tak begitu jauh dari sekolah. Kali itu, malam sudah menunjuk pada angka sepuluh, self-study sudah berakhir tepat tiga puluh menit yang lalu dan ia masih terjebak di gedung sekolah. Cuaca musim gugur kali ini di luar perkiraannya, langit yang mendung sejak pagi tadi seharusnya menjadi pertanda bahwa akan hujan sewaktu-waktu. Namun si bodoh ini nampaknya tak terlalu peka dan memahami situasi ini, payung yang seharusnya ia bawa itu terlupakan.

“Jiho-ya...?”

Suara berat yang sama seperti yang belakangan ini sering didengarnya. Lantas fokusnya pun beralih untuk mencari sang sumber suara. Dilihatnya sosok pemuda jangkung dari kelas atas itu kini memandang ke arahnya—seragam sekolahnya masih rapi, wajar, pemuda itu adalah salah satu murid teladan yang menduduki sepuluh peringkat tertinggi di sekolahnya. Hong Jisoo, namanya. “Oh, oppa“ bisiknya perlahan begitu melihat sosok tersebut mendekat. Lengkung kurva simetris itu terkulum kembali di wajahnya, sebuah senyum yang sama setiap kali ia berbincang dengan pemuda yang sama.

“Kenapa belum pulang?”

“Masih menunggu, eomma belum menjemput...”

Bibirnya mengerucut, desah sebal berangsur dikeluarkan. Pun, sebenarnya anak perempuan ini bisa saja berlari menerabas hujan—rumahnya dekat, begitu pula dengan beberapa kawan satu sekolahnya yang melakukan hal tersebut. Baju ganti juga dibawanya, seharusnya memang bukan masalah—tapi ia memutuskan untuk menunggu. Menunggu hingga sosok yang ditunggunya itu muncul dan menawarkan padanya untuk mengantarkan pulang.

“Rumahmu dimana...? Mau kuantarkan?”

Dengan sigap, kepalanya digelengkan. Tangannya segera berayun di udara untuk menyimbolkan jawaban tidak. “A, aku tidak mau merepotkan, oppa-ya pasti harus pulang juga!” jawabnya. Demi Tuhan, ini memalukan. Dan demi apa ia menolak sebuah tawaran yang adalah hal terlangka seumur hidup dan Jiho bisa pastikan, kebanyakan anak gadis di sekolahnya yang mengenal sosok senior Jisoo pasti akan menginginkan berada di posisinya. “Ah, tidak apa kok, kau tau sendiri rute rumah ktia searah,” jawab pemuda itu disela tawanya. “...bagaimana? Kau kedinginan kalau terus menunggu disini,” sambung pemuda Hong itu lagi.

Benar searah, memang.

Jiho mengigit bibir. Pandangannya itu masih belum dilayangkan lagi dari ujung sepatu converse yang ia kenakan. Rasa tak enak hati itu muncul—karena satu payung tidak akan cukup untuk digunakan bertiga. Bagaimana dengan Hyejin eonni kalau seandainya ia ikut? Menyadari ekspresi gadis itu, Jisoo menepuk puncak kepalanya pelan. “Kau khawatir pada Hyejin?” O ya, Shin Hyejin sendiri adalah temannya—seorang yang sering diantar dan dijemput ketika pergi ke Sekolah. Sayang, nampaknya sahabat pemuda Hong ini tidak akan memilih pulang dengannya setelah hari ini.

Nama Seungcheol yang sering kali jadi bahan pembicaraan Hyejin seharusnya sudah menjadi hints atas semua yang terjadi.

Dan mulai hari ini... Jisoo tak memiliki kewajiban untuk mengantar temannya ini pulang lagi.

“Dia sudah pulang kok,” singkat jawabannya—sejujurnya Jiho pun bisa mendengar ada kekecewaan disana.

“Seungcheol yang mengantarkannya tadi... kukira Hyejin sudah memberitahumu kalau mereka akan pergi berdua,” jelasnya lagi. Di sisi lain, Jiho menganggukkan kepalanya. Tentu! Kenapa ia bisa sampai lupa akan fakta bahwa tetanggannya itu akan pergi bersama dengan pacarnya malam ini. Sang gadis pun tertawa masam, “Ya ampun, aku lupa,” Jiho berujar seraya telapak tangannya mendarat pada dahinya.

“Jadi... kuantar saja. Ayo,”

Ajakan pemuda Hong itu pun akhirnya ia terima.

Sekalipun dengan sedikit berat hati, sesungguhnya. Karena yang ditunggunya untuk mengantarkan pulang bukanlah seniornya ini, melainkan teman sekelasnya itu. Jangan pernah menilai dari penampilannya yang terkesan dingin dan susah untuk dijangkau, dia sebenarnya seorang yang memiliki hati yang sangat rapuh dan begitu baik. Mereka berdua masuk menerobos di tengah hujan, diantara tawa karena kebodohan Jiho yang tidak siap sehingga sebelah bahunya terkena tetesan air hujan dan juga tawa Jisoo yang melihat kejadian tersebut sebagai hal yang lucu.

Sekilas, gadis Kim ini menoleh ke belakang. Maniknya menatap pada gedung sekolah jam sepuluh malam yang masih terang sebelum kemudian pandangannya terhenti pada sosok yang berdiri di sana. Ia bisa melihat seorang pemuda familiar berdiri di depan pintu masuk sekolahnya itu, dengan napas tersengal seolah baru saja berlari marathon dan dengan seragam sekolah yang sudah agak berantakan. Jiho hanya bisa mengigit bibir akan pemandangan ini—Jeon Wonwoo, pemuda itu berdiri disana.

Jiho berbalik, kembali mengulum senyum pada Jisoo yang layak mendapatkan perhatian darinya.

Setidaknya untuk hari itu.

.

.

Pertanyaannya, siapa yang patut disalahkan dalam kondisi seperti ini?

.

.

.

Jiho yang sudah menunggu namun Wonwoo terlambat.

Jisoo yang terlibasa mengantarkan mereka pulang, menawarkan bantuan pada sang gadis.

Wonwoo yang selalu menganggap remeh lagi-lagi kehilangan kesempatannya.

.

.

.

.

.

Jeon Wonwoo, tujuh belas tahun—dan ia sangat benci musim gugur dan hari hujan.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
agapanthus
#1
Sigh finally :') Susah nyari fic yang salah satu karakternya Wonwoo tapi straight dan gak oc ;; Once I found it, I'm glad the girl is Jiho! Karena pernah berpikiran kalo WonwooxJiho kayaknya lucu hehehe.
By the way, I really enjoyed reading this ; u ; Walaupun ada beberapa typo (ya?) hehehe overall aku suka ini ; u ; Setiap karakternya, huhuhu, dimana bisa nemuin senior kayak Jisoo atau temen kayak Wonwoo ;; Plotnya juga yang anak sma banget (walaupun kayaknya di sekolahku gak kayak gitu sih teehee). Also alternate endingnya huhuhuhu I thought I don't get otp that I want :")
I hope you can write more Wonwoo fics in the future!
lakeofwisdom
#2
Chapter 5: Aah padahal akhirannya Wonwoo sama Jihonya lucu :(
Andin0797
#3
Chapter 5: Kirain wonu jiho. Tapi gapapa deh wonu sama aku ajaaaaa. Lain kali wonu sama yerin gfriend aja yah xD *dijitak* manis bgt sih ficnya. Jadi ngena. Wonu pabo ga bsa ngungkapin isi hatinya. Keduluan josh kan :') love this fic!
Andin0797
#4
Chapter 4: Ough greget jiho sama siapa >< jiho innocent bgt sih~ hayoloh jiho pilih wonu atau kaka josh xD
Andin0797
#5
Chapter 3: Petuah biai apa?? Aduh ini dapet feelnya >< jd ini toh alasan knp wonu benci hujan hahaha
Andin0797
#6
Chapter 2: Cuteeee >< lanjut dong lanjut~~