CHAPTER 4

FIRE

“aku tidak menyangka akan bertemu dengan senior idolaku disini”

“ah… yah… yaa…hhehehehe”

Momen seperti ini adalah paling sering terjadi hingga membuat madclown tidak terkejut bahkan merasa lelah. Menjadi terpintar disaat masa kuliahnya menjadikannya orang yang pasti akan dibanding-bandingkan. Nilai memang bukanlah segalanya jika kau punya uang dan koneksi. Sayangnya Madclown hanya bisa berakhir di jabatan yang tidak sesuai dengan kualitas otaknya.

Yah disinilah dia, duduk bersama juniornya yang sama sekali tidak ia kenal di masa kuliah dan status diantara mereka yang begitu kontras.

“hyung! Apa kau bekerja disini?”

“tidak, aku hanya mengantarkan barang kemari”

“kau seorang kurir?”

“hanya sampingan”

“ahh… jadi apa pekerjaan tetapmu?”

Madclown kini menatap penampilan Ken yang kadar ketampanan dan fashion yang mewah. Dia harusnya memang bekerja di desa saja agar tidak bertemu dengan junior yang tidak terkenal yang sekarang menjadi CEO muda.

“sepertinya aku hanya akan menganggu pekerjaanmu, dan hari makin sore jadi aku pamit saja” Madclown menghindarinya, dia merasa tidak perlu meneruskan percakapan beda kasta ini.

“tunggu hyung! Maaf bukannya aku berniat buruk tapi… maukah kau menjadi sekertarisku? Sekertarisku baru saja mengundurkan diri jadi aku sedang mencari yang baru, kau tidak perlu interview! Sudah pasti ku akui kemampuanmu”

Pekerjaan…

Dari juniormu yang muncul seperti pahlawan kesiangan…

Harga diri haruslah dijaga…

“jadi kapan aku mulai bekerja?” madclown tersenyum dengan manisnya.

= = =

“pengangguran hanya dalam 6 jam dan pekerjaan luar biasa baru saja kudapatkan, sungguh nasibku memang selalu bagus” ujar Madclown yang melakukan monolog begitu keluar dari gedung menuju tempat parkir. Senyumnya tidak pernah terlepas dari bibirnya.

Tiap langkah kakinya begitu ringan dan orang-orang disekitarnya hanya tertawa geli melihatnya.

“ahhh my love~” madclown mengelus kap mobilnya dengan penuh perasaan. Dia mulai bersiul masuk ke dalam tempat kemudi dan memikirkan menu yang akan dia pesan nanti.

Baru saja dia akan menyalakan mesin tiba-tiba matanya langsung tertuju pada sesuatu. Moodnya langsung berganti dan dia merasa harus diam dan menyaksikan dahulu. Tubuhnya tidak bergeming dan tatapannya lurus pada sebuah mobil yang sangat mewah terparkir berhadapan dengan mobil bekasnya.

Sebuah pemandangan yang entah dia harus marah atau sedih.

Hani sedang ‘make out’ dimobil bersama CEO yang mereka temui pagi tadi. Pria yang mengajak ‘minum’ teh atau apapun itu.

Gadis itu membiarkan pria yang sudah pantas memiliki keluarga itu menyentuh tubuhnya, menciumi bibirnya dengan lapar. Hani tidak melawannya tapi terlihat dia hanya menerima tanpa membalas sentuhan itu.

Hanya sekitar 5 menit dan Hani sudah keluar dari mobil yang mungkin tidak sanggup madclown beli jika dia tidak menjadi CEO.

Hani melambaikan tangannya begitu mobil itu keluar dari tempat parkir. Kini dia sendiri dan memasang wajah lelah. Hani hampir tidak mengetahui mobil Madclown tapi begitu dia menoleh matanya bertubrukan dengan madclown yang sedang duduk di kursi kemudi. Hani mendecih dan mendekati ‘pacar’nya.

“kenapa kau tidak menyapaku?” tanyanya sambil berputar kearah bangku penumpang didepan.

“waktunya kurang tepat” ucap Madclown dengan nada menyindir.

Hani baru sadar jika Madclown ternyata sudah melihat apa yang ia lakukan dimobil CEO itu.

“wae? Kau marah melihatku berselingkuh?”

“hhh… yang benar saja” desah madclown dia memijat pelipisnya pelan.

“kami sudah bertemu lama sebelum aku bekerja menjadi model, dia dijodohkan dan sampai saat ini dia tidak menyukai istrinya, aku hanya teman minumnya saat itu, tapi melihatnya begitu menderita tanpa sadar aku memberikan diriku untuk membuatnya lebih bahagia dan focus dengan karirnya”

Madclown benar-benar benci mendengar Hani memperlakukan pria lain seperti dewa. Ini bukan pertama kalinya dia memergoki Hani selingkuh, dulu sekali teman kerjanya yang sudah sangat dekat dengannya tidur bersama Hani saat dia pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan. Madclown masa bodoh saat temannya mengelak dengan keras bahwa dia tidak melakukan apapun pada Hani. Dia hanya bisa duduk menatap mata Hani yang juga menatapnya tajam lalu mengatakan dengan nada dingin bahwa madclown harus percaya dengan apa yang temannya katakan.

“yah! Apa serius kau mengenal CEO Ken? Bagaimana bisa?”

Madclown menjedotkan kepalanya dikemudi. Benar, mulai saat ini dia bekerja di tempat Hani dan akan sering bertemu dengan gadis sialan ini.

“aku mulai bekerja besok sebagai sekertarisnya”

“DAEBAK! YAH YAH YAH!!” Hani memukul lengan Madclown dengan brutal dan kemudian tertawa lepas sambil terus mengucapkan ‘daebak’.

“kau senang?” Tanya Madclown sambil menahan kesakitan dilengannya.

“tentu saja!!! Yah! Kau benar-benar beruntung dasar sialan!!!”

“jadi apa kau akan terus menempel pada ikan kecil? Aku pikir akan mudah untukmu mendapatkan ikan besar”

Madclown tidak bermaksud memberikan sebuah penawaran pada gadis sialan yang jelas akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, tapi kata-katanya tidak dapat ia tarik lagi karena Hani menatapnya dengan takjub.

“yah! Sekarang aku mulai percaya jika kau mendapatkan gelar cumlaud saat kuliah”

“ah mati aku…” gerutu Madclown menyadari kecerobohannya.


 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kkenji_
#1
Chapter 4: Haiyaaaa update authorrr
santkyu #2
Chapter 4: Aq suka pasangan mad clown hani, sdh lama bgt cari ffx, baru nemu ini...fighting authornim..ditunggu lanjutanx yaa
blockbbbc_7 #3
Chapter 1: Why is this in another language TmT looks so interesting
sebuahcerita
#4
Chapter 1: YAAAA!!! serius, ini bagussss. suka suka. lanjutkaaaan plis!!!