A Protective Hyung

A Protective Hyung

Be careful with what you wish for.

“Biarkan aku sendiri, hyung.” Kalimat itu terucap, entah untuk kesekian kalinya dari mulut seorang Jo Kwangmin. Kakak kembarnya, Jo Youngmin, hanya tersenyum dan tetap memaksa Kwangmin masuk kedalam lindungan payungnya yang besar, agar adiknya itu tidak kehujanan.

“Biarkan aku sendiri, hyung.” Kalimat itu terucap begitu saja ketika dilihatnya sang kakak di pintu kelasnya, membawakan tugas matematika yang tanpa ia sadari ia salah selipkan di buku kakaknya tersebut.

“Biarkan aku sendiri, hyung. Aku bukan anak kecil.” Begitu ucapnya ketika sang kakak membawakan kotak makan siangnya yang bergambar Pikachu. Tak diacuhkannya ekspresi terluka di wajah sang kakak. Yang ia pedulikan saat itu hanyalah bahwa Mina, yeoja kelas sebelah yang ia taksir sedang menatap mereka.

“Biarkan aku sendiri, hyung.” Dimuntahkannya kalimat tersebut ke sang kakak yang membawakan susu untuknya. Kakaknya hanya terdiam dan tersenyum seperti biasa. Ya, seperti biasanya.

                ***

“Kwangminnie, kau sendiri kali ini. Tidak ada yang menjagamu lagi.” Kata-kata dari ibunya terdengar begitu tajam di telinga Kwangmin. Tangannya terasa panas ketika tetes-tetes air mata sang Ibu membasahi tangannya. Kwangmin menyesal. Ya, Kwangmin menyesal.

 

“Biarkan aku sendiri, hyung.” Kwangmin sekali lagi menarik tangannya dari genggaman tangan sang kakak, yang hendak menuntunnya menyebrangi jalan.

“Aku bukan anak kecil lagi, hyung itu kenapa, sih?! Apa hyung pikir aku tidak malu, sudah kelas 2 SMA tapi masih dituntun-tuntun begini?! Kau dan aku hanya berbeda 6 menit, hyung. Harusnya kau bahkan tidak kupanggil hyung.”

Kakaknya hanya menatapnya dalam diam, mata cokelatnya yang dalam berkelip sedih ketika ia perlahan-lahan membiarkan tangan Kwangmin lepas dari genggamannya. Perlahan ia berbalik, lalu berjalan.

Tepat kearah sebuah truk.

Di tengah sebuah keributan itu, di tengah teriakan orang-orang dan dengung sirine ambulans, Kwangmin menemukan kakaknya, tergeletak telentang, mata cokelatnya menatap kosong ke langit yang mulai menghitam di atasnya. Mata itu bergerak sedikit ketika Kwangmin tiba disampingnya.

“Aku.. membiarkanmu sendiri, Kwangmin. Seperti maumu. Aku membuatmu senang, kan, Kwangminnie?” Mata itu menatap lurus kearah Kwangmin, menusuk-nusuk dirinya. Lalu, mata itu tersenyum. Seperti biasa. Ya, akan seperti biasa seandainya mata itu tidak redup dan perlahan-lahan menutup, menyisakan kenangan akan seulas senyum dalam diam yang selalu diulas oleh kakaknya tersebut.

Kwangmin menyesal. Ya, Kwangmin menyesal. Dalam tangisnya sekarang, ia hanya bisa mengucapkan kalimat yang sama, berulang-ulang.

“Jangan biarkan aku sendiri, hyung. Jaga aku. Ya, jaga aku seperti kau selalu melakukannya. Tersenyumlah, hyung. Tersenyumlah seperti kau selalu melakukannya. Perlakukan aku seperti anak kecil, hyung. Tapi tolong, Jangan biarkan aku sendiri.

 

a/n yampuuuun gatau deh pada dapet feelnya apa nggak yang pasti qonqon nangis bombai nulisnyaaaa -,_____-, awalnya sih cuma iseng-iseng doang pas liat foto YoungKwang yang diatas jadi kepikiran, hoho. Btw, qonqon nulis ini sambil dengerin lagunya Fly to The Sky yang ‘You You You’ sama TTS yang ‘Only U’, jadi entah kenapa nangis bombai ala pelem India inih –,___--,  Aduh yampun qonqon kebanyakan curcol -_-a minta reviewnya, yaaa. Baru kali ini nih nulis FF macem begini.__.a

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Minhu_ssi #1
Chapter 1: Buat baper yha :'(
mwenlili #2
I'm so thankful that my phone could translate your story!! I really liked it!