Ch 1. When I Know You for the First Time

Can I See Your Eyes?

Title: Can I See Your Eyes?

Main Character: North Italy, Eren Jeager

Other character: all the remaining of Hetalia (not at all) and all the remaining of SnK

Genre: friendship, adventure, teleportasi ke tempat dan masa lain tanpa disengaja (genre bisa nambah atau berubah-ubah seiring berjalannya cerita, jadi ada drama, comedy, hurt /comfort, angst, epic fail, dll. Jadi ceritanya lebih dinamis dan menyatu satu sama lain)

Warning: no , just friendship, sedikit hubungan brothership, jalan ceritanya tentu saja di dunia manga/anime, cross over hetalia x shingeki no kyojin, penyebutan nama pengarang dalam cerita.

Disclaimer:

  • Hetalia Axis Powers is owned by Hidekazu Himaruya
  • Attack on Titans is owned by Hajime Isayama

 

Sinopsis:

            Italy dkk tanpa sengaja terserap oleh buku kuno hingga mereka ternyata sudah berada di suatu tempat yang terlihat seperti depan markas di tahun 850. Dan di sinilah hubungan antara si pemeran utama hetalia dengan pemeran utama cerita lainnya terjalin.

 

................................

 

“Baiklah, saya rasa cukup sampai di sini rapat mengenai topik perekonomian dunia ini. Untuk itu saya sebagai tuan rumah negara ini mengucapkan terima kasih atas kehadiran dan kontribusi anda semua.”

 

Mereka akhirnya mengucapkan salam kepada seorang tuan rumah ini. Mungkin lebih tepatnya sosok negara yang menjadi tempat berlangsungnya acara rapat internasional yang diikuti hampir seluruh negara hingga selesai. Beberapa dari para negara yang hadir mulai undur diri dan menyalami sosok negara bertubuh kekar, berambut pirang, dan bermata biru itu. mungkin sudah bisa ditebak siapa negara itu?

 

Yap, rapat internasional tersebut diadakan di negara Jerman, tempat di mana seorang personifikasi bernama sama dengan tempatnya, hanya saja dalam bahasa Inggris, Germany. Bahkan rapat tersebut diadakan tepat di ibukotanya, Berlin

 

Tampak Germany sedang sibuk menjamu tamu-tamu yang akan meninggalkan ruang rapat. Mungkin tidak semuanya keluar dari ruang rapat, ada beberapa negara yang masih ‘nyaman’ duduk di kursi rapat tersebut. Ada yang sedang berbincang-bincang, gosip, main game di HP, tidur, dan berbagai macam kegiatan lain yang sepertinya tidak bisa disebutkan satu persatu.

 

Di satu pojok ruangan, tampak dua orang sedang asyik mengobrol, mungkin lebih tepatnya hanya satu yang sedang asyik mengobrol, yang lainnya tampaknya sedikit kurang minat menanggapi obrolannya, bahkan sedikit bosan dan risih karena mengobrol tentang hal yang sebenarnya sudah tahu, tapi masih dibicarakan lagi seakan sedang mengajak basa-basi yang benar-benar basi.

 

“Romania, kau tahu kan kalau kita sekarang ada di Jerman.” Cuap Bulgaria basa-basi

 

“Ya, aku tahu. Untuk apa aku nggak tahu kalau kita emang ada di Jerman cuma untuk rapat yang begitu-begitu saja tanpa ada suatu pemecahan masalah yang baik. Semua yang dibahas dalam rapat selalu saja membosankan. Apalagi setelah rapat.” Keluh Romania yang mungkin secara implisit sepertinya dia juga merasa bosan dengan sahabat sesama bekas komunis itu.

 

“Tapi kau tahu kalau di Jerman aku sudah menyiapkan sesuatu yang berhubungan dengan yang berbau Jerman yang bisa kupakai di sini sekarang juga, hehehe...”

 

“Oh Tuhan, kalau mau make sesuatu ya pake aja, nggak usah diomongin juga kalee. Terlalu bertele-tele.”

 

“Hah, kau ini. Bisa nggak sih untuk tidak ngeluh dan protes terus-menerus?! Lagipula rapatnya sudah selesai.”

 

“Haaahh, baiklah kalau begitu. Memangnya apa yang kau pakai di sini?” tanya Romania sedikit kesal juga. Merasa bahwa Bulgaria sedikit menyebalkan dan terlalu pemaksa hari-hari ini.

 

“Lihat, aku bawa apa hari ini?” Bulgaria kemudian membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu.

 “Taraaaaa......”

 

Muka Bulgaria tampak sumringah sekali saat menunjukkan jaket berwarna coklat khaki, yang ternyata dibalas tatapan tak senang dari lawan bicaranya.

 

“APA? Baju butut itu lagi? Oh Tuhan, sampai kapan kau terus-terusan fanboying anime sialan itu hingga kau membawa baju butut bekas acara halloween itu ke tempat ini hah?! Amuk Romania dengan kesal tampak tidak habis pikir dengan jalan pikiran Bulgaria itu.

 

“BAJU BUTUT KATAMU?! Ini jaket, kawan. Jaket seragam prajurit ala Survey Corps di Shingeki no Kyojin. Lengkap dengan badge kebanggaan Survey Corps, Sayap Kebebasan. Simbol dari kekuatan dan harapan umat manusia.” Ujar Bulgaria dengan gaya yang sepertinya sudah terlalu mendramatisir seperti pembaca puisi kemerdekaan, bisa dikaterikan sebagai L-E-B-A-Y.

 

“Kupikir kau sudah membuang jaket itu. kalau tahu begini sudah pasti kubuang jaket sialan itu yang sudah terlalu banyak meracuni pikiranmu itu.”

 

“Oh, Tidak bisa!” balas Bulgaria dengan gaya ala komedian terkenal di Indonesia (aku sudah lupa siapa yang mempopulerkan tagline kayak gitu)

 

“Bahkan aku sudah menyiapkan sesuatu yang pasti bisa membuatmu panas dingin. Lihat ini!”

 

Tanpa diberi aba-aba atau peringatan, Bulgaria langsung membuka semua baju formalnya.

 

WHAT THE HECK!?!?!?

 

“BUL, KAU SUDAH GILA RUPANYA. KENAPA KAU MEMBUKA BAJU DI TEMPAT YANG MASIH BANYAK ORANG INI?!?!”

 

“Tunggu dan lihatlah.” Kemudian Bulgaria membuka celananya.

 

WHAT THE HECK!?!?!? AGAIN!?!?!?

 

Romania sampai harus menutup wajah dengan tangannya. Bahkan negara-negara lain yang berada dalam satu ruangan pun hanya melongo melihat aksi gila Bulgaria. Sebagian dari mereka ada yang sudah menutup mata karena takut kepolosan mereka telah hilang gara-gara itu. Namun ada yang juga tampak menikmati adegan seperti itu, malah ada yang sempat-sempatnya bertaruh mengenai apa yang terjadi setelah Bulgaria membuka bajunya. Kira-kira apa yang terjadinya setelahnya?

 

JRENG JREEEEENNNNGGGG.............

 

Romania sempat membuka jarinya untuk mengintip apakah Bulgaria benar-benar telanjang atau tidak. Betapa kagetnya ia ketika melihat Bulgaria sudah.....

.

.

.

.

.

Berpakaian dengan atasan kemeja krem dengan tali jumbai di dekat tulang selangka yang menonjol, di bagian dada dan pundaknya sudah terpasang sabuk hingga ke pinggang yang terdapat selempang yang ditahan oleh sabuk itu sehingga terlihat seperti memakai tali overall. Pada bawahannya, terdapat celana putih ketat yang sudah disabuki mulai dari kaki hingga paha atas yang diberi dua sabuk sehingga sekilas berbentuk ‘=’ yang melingkari pahanya, dan sepatu bootnya lebih panjang dan ramping dari sepatu biasanya.

 

“Tunggu, bagaimana bisa...kau...ganti baju secepatnya itu?”

 

“Hm? Kau tak memperhatikan ku sih saat buka baju. Kau terlalu berpikir buruk terlebih dahulu.” Jawab Bulgaria santai

 

“Ya aku tahu, tapi bagaimana bisa kau ganti baju secepat itu? Aish...” ulang Romania dengan sebal karena mengulang pertanyaan yang sama yang dibalas dengan jawaban tak diinginkan.

 

Dari tempat lain tampak ada yang berbisik.

 

“Pantas aja Bulgaria tampak gendut tadi. Kupikir akhir-akhir ini dia banyak makan. Eh, tak tahunya bajunya numpuk toh?”

 

Seketika suasana kembali seperti semula, mungkin ada yang merasa kecewa karena harus kalah taruhan tentang tadi.

 

“SIALAN KAU, BR*NGS*K!!! KAU HAMPIR BIKIN AKU JANTUNGAN GARA-GARA AKSI TOLOLMU ITU. Geez... Kupikir aku akan kehilangan kepolosanku.” Umpat Romania sambil mendorong dada Bulgaria dengan kesal.

 

“Hahaha... vampir sepertimu merasa diri polos? Yang benar saja kau... hahaha...”

 

“Diam kau Bull**it, kau selalu saja bertindak tolol sesuka hatimu. Bahkan sekarang kau mulai bergaya cosplay dengan tokoh utama sialanmu itu?”

 

“Rom, Rom, kau ini kayak nggak tahu aku aja. Kalau mengidolakan seseorang itu tak boleh hanya setengah-setengah saja. Jangan hanya pake jaketnya doang, tapi kostum khasnya juga harus dipake. Kayak gini.”

 

Bulgaria kemudian tinggal memakai jaketnya saja dan, imitasi yang sempurna. Hampir....

 

“Bagaimana? Aku mirip sekali dengan tokoh Eren Jeager kan? Hahaha...” Bulgaria menunjukkan penampilannya dengan kostum militer ala tokoh utama shingeki no kyojin tersebut sambil tertawa terbahak-bahak seperti America.

 

“Cih, itu memalukan. Cepat, lepaskan baju konyol itu, Bulgaria.” Perintah Romania sambil menutup mata jijik melihat tingkah konyol sahabatnya itu.

 

“Tidak bisa, baju ini benar-benar yang paling fashionable dan paling terkeren di dunia. Kau tidak bisa melarangku untuk terus memakai kostum seperti ini. Kau mengerti!?” Bulgaria tetap kekeuh dengan kostum yang dipakainya sambil merangkul dirinya sendiri seakan-akan tidak mau baju itu terlepas sendiri darinya.

 

“Dasar aneh kau ini, cepat lepaskan baju jelek itu atau kulepaskan paksa la–“

 

“Itu bagus kok...”

 

“Heh...?!”

 

Bulgaria dan Romania menoleh ke arah Italy yang tidak disangka ternyata sudah bersama mereka. Entah sejak kapan Italy berdiri di samping mereka, mungkin pas Bulgaria ganti baju?

 

“Baju itu keren sekali. Dari mana kau mendapatkannya?”

 

“Hahaha... rupanya si wajah lembek ini kagum rupanya dengan bajuku yang super keren ini. Aku memesan baju ini langsung dari Japan sendiri.”

 

“Dan itu sudah pernah dipakainya saat halloween tahun 2013, bukankah itu basi dua tahun yang lalu?” timpal Romania sarkastik. Dia sudah lelah marah-marah terus.

 

“Hei, ini masih bagus, tahu!? Kau hampir saja merobek baju ini, untung saja bahannya awet. Kalau tidak, sudah pasti kuperas uang negaramu.”

 

“Oh, jadi kau ingin mengancamku gara-gara itu? lakukan saja, aku pasti balas balik dengan menggigit semua rakyatmu jadi vampir. Hahaha...” balas Romania tidak mau kalah.

 

“Eh maaf, interupsi. Kau memesannya dari Japan? Tadi kau sempat menyebut nama Eren...Eren Jae...Eren siapa yah? Aku lupa. Tapi siapa orang yang kau sebut tadi itu?” tanya Italy setelah menghentikan percekcokan secara tidak langsung dari dua negara dekat Semenanjung Balkan itu

 

“Huh, kau yang sudah mengenal Japan lebih lama, bahkan kau juga satu kelompok inti dengannya di Axis dulu saja kau masih tidak tahu tentang itu? kau ini lugu atau bodoh? Pantas saja aku ingin sekali memukulmu lagi pakai dahan kayu.” Ejek Bulgaria

 

“Ve? Jangan pukul aku lagi. Itu sakit sekali. Kumohon jangan pukul aku. Jangan pukul aku. Ve....” mohon Italy sambil bergidik ketakutan.

 

“Ck, ayolah Italy, orang macam Bulgaria saja kau takuti?! Itu hanya akan membuatnya jadi sombong. Lagipula dia saja bukan negara adidaya. Untuk apa kau takut?!”

 

“Diam kau Romania. Ehem... baiklah, karena kau sudah memuji kostumku, maka aku akan berbaik hati padamu dan tidak akan memukulmu lagi. Kuberitahu padamu ya. Eren Jaeger itu tokoh anime Attack on Titan atau bahasa Jepangnya Shingeki no Kyojin.”

 

“Attack on Titan? Shingeki no Kyojin? Tunggu, apakah film itu tentang pertarungan manusia melawan dewa begitu, seperti film nya America “Clash of Titans”, begitu?”

 

“Bodoh, bukan titan yang itu. titan itu sebutan untuk raksasa pemakan manusia.”

 

“Ra-raksasa...pemakan...manusia?” tanya Italy horor

 

“Berarti... film anime itu... horor ya... aku tidak suka horor...”

 

“Mau dibilang horor sih sebenarnya juga tidak, lebih ke action sih. Paling horornya cuma ketika mereka memakan manusia. Itu saja.” Jelas Bulgaria santai

 

“Memangnya titan pemakan manusia itu wujudnya... seperti apa?” tanya Italy penasaran walaupun ia masih takut.

 

“Wujud titan itu seperti manusia telanjang, tapi macam-macam juga sih, ada yang bertubuh gendut, adayang besar dan ada yang kecil, ada yang tidak punya kulit, cuma ada ototnya saja, giginya rapi dan tidak ada taring, tapi tetap saja menakutkan, yang pasti ukurannya lebih besar dari manusia.”

 

“Aku... aku masih belum mengerti maksudmu.”

 

“Ah, kalo diceritakan seperti ini juga terlalu ruwet, yang pasti mereka sejenis manusia telanjang yang idiot yang suka memakan manusia. Sekali kau tertangkap, kau takkan bisa lepas diri darinya.” Italy mulai bergidik kembali

 

“Kemudian manusia yang berada dalam genggaman titan akan segera dikunyahnya dan masuk ke mulutnya...” bulu kuduk Italy mulai meremang.

 

“Meskipun tidak semua manusia dikunyah, namun ketika titan tersebut sudah menelan mereka bulat-bulat, mereka tetap takkan bisa keluar...” jantung Italy mulai dag dig dug tak karuan, sedangkan manusia (negara) lainnya yang bersama mereka hanya memasang poker face karena sudah tahu cerita berikutnya.

 

“Asam lambung yang panas dan mendidih di perut titan membuat manusia yang masih hidup di lambung tersebut seketika mati tak berdaya...” keringat Italy mulai bercucuran, mata nya pun tak sedikitpun terbuka. Romania hanya menatap kasihan padanya.

 

“Saat itu juga manusia-manusia mati seketika. Dan sekarang...” Bulgaria memberi jeda sejenak.

 

“Se-seka...rang apa?

 

“Mereka sedang....sedang....”

 

“I...iya...”

 

“MEREKA SEDANG MENGINCARMU UNTUK DIMAKAN!!!”

 

WWWWWAAAAAAA

 

“Hahaha, tapi tenang saja. Ada Survey Corps yang selalu berjuang membasmi para pemangsa manusia tersebut.”

 

“Hah? Survey Corps? Apakah itu seorang pahlawan.”

 

“Bukan seorang, tapi sekelompok, lebih tepatnya bagian dari kelompok kemiliteran yang bertugas untuk membasmi dan melakukan riset mengenai titan di dunia luar sana yang ada titan.”

 

“Oh?”

 

“Salah satu anggotanya, tentu saja yaitu Eren Jeager. Dia seorang remaja yang sangat tangguh, tidak takut bahaya, dan juga bersedia membasmi semua titan yang ada. Dia juga pahlawan semua umat manusia. Tagline yang terkenal yaitu ‘Sie sind das Essen und wir sind die Jäger’ ” kata Bulgaria sambil bergaya hormat ala anime SnK dengan tangan kanan mengepal di depan seperti menusuk diri dengan pisau dan tangan kiri mengepal di belakangnya.

 

“Bahkan dia juga selalu mengatakan satu kata sebagai ‘mantra’nya: TATAKAE!” cuap Bulgaria sambil mengangkat satu tangannya yang terkepal.

 

“Tapi dia juga seorang titan, bodoh.” Kali ini yang menimpali adalah Romania

 

“Tapi dia titan shifter, seorang titan yang mampu mengendalikan dirinya sendiri, seperti manusia pada umumnya. Dia justru menggunakan kekuatan titannya untuk memberantas para titan pemangsa manusia. Berarti dia itu pahlawan, bung!”

 

“Ya ya ya, aku tahu itu mengenai Eren Jeager yang nama belakangnya seperti salah satu lagu terkenal “Move like Jeger” dari band milik America itu. Sayangnya aku tidak tertarik tentang itu. Aku lebih tertarik dengan darah yang bertebaran di mana-mana saat aku nimbrung menonton Shingeki no Kyojin itu. Ah, aku jadi haus darah.” Kata Romania sambil ngiler.

 

“Hei, jangan coba-coba kau mau menghisap darahku ya, dasar vampir jadi-jadian.”

 

“Memangnya siapa juga yang mau dengan darahmu? Aku sudah bosen menghisap darah pahitmu, shingeki-freak!”

 

“KAU!”

 

Dan percekcokan pun mulai terjadi lagi, mengacuhkan seseorang yang kini sudah terlepas dari rasa takutnya dan kini berganti menjadi berpikir sesuatu

 

*****

 

TBC

 

Note:

            Hai para reader, saya sudah mengupdate satu chapter. Kayaknya masih belum menemukan intinya ya? Maaf kalau kurang bagus, mungkin jelek banget malah hingga tidak mendapat review/comment untuk FF ini sama sekali. Ya mau gimana lagi, emang saya ini kurang pandai tulis menulis. Apalagi dalam membuat alur dan dialog para tokoh.

            By the way, fanfic ini bakal kayak Doraemon dkk yang sering berpetualang di tempat-tempat asing gitu, misalnya film “Doraemon, Nobita, dan Labirin Ajaib”, “Doraemon, Nobita, dan Raja Matahari (?)” yah pokoknya film-film yang kayak gitu lah. Tapi di FF ini kenapa judulnya “Can I See Your Eyes?”, bukan judulnya “Hetalia: Italy di Wall Rose” atau “Italy and Friends and the Survey Corps”? Yah menurutku sih mau nya judul FF ini yang anti mainstream dan gak gitu-gitu aja untuk tema adventure nyasar ini, toh judul kayak gitu juga rasanya feel nya tuh kurang dapet, malah terkesan ceritanya terlalu umum, kayak misalnya Italy dan kawan-kawan terjebak di Wall Rose dan berusaha untuk mencari jalan atau cara untuk pulang ke tempat asal mereka dengan bantuan dari masyarakat setempat atau mungkin membantu masyarakat setempat yang tinggal di tempat di mana mereka nyasar gaje, setelah itu cuma terima kasih, ucapkan dadah, dan pulang ke tempat asal begitu saja. Selesai. Bosen kan kalo ceritanya gitu-gitu amat. Malah terkesan kayak petualangan Dora and the Explorer yang kayaknya dialognya sudah dipakemin deh. Untuk itulah aku ingin pake judul yang sedikit berbeda dari yang biasanya.

            Tapi kalo ada yang penasaran dan mungkin sempat berpikir nih judulnya kok terkesan kayak tema boys love, kalau boleh jujur sebenarnya sih aku bingung mau kasih judul apa, lagian toh aku mau ada interaksi dan relationship antara dua pemeran utama dengan karakter yang jauh berbeda dalam cerita yang berbeda pula. Jujur aja jarang banget crossover yang masangin Eren dan Italy gitu, malah seringnya Eren dan Bulgaria (emang karena secara fisik emang mirip dan di manga dia sempat mamerin kostum prajurit ala Shingeki gitu), malah dalam crossover HetaliaxShingeki, Italy kayaknya jarang banget deh kalo crossoveran ma tokoh shingeki lainnya, terutama ma pemeran utamanya Shingeki, Eren. Maka dari itu FF ini kayak lebih menekankan bagaimana pertemuan antara Italy dengan Eren yang masing-masing memiliki karakter dan sifat yang bagaikan langit dan bumi. Sangat berbeda 180 derajat. Namun ada satu hal atau sesuatu yang membuat mereka ingin mengenal satu sama lain hingga mereka bisa menjadi dekat dan mengerti satu sama lain tanpa memperdulikan perbedaan mereka masing-masing. Walaupun begitu cerita ini tidak melulu hanya Eren-Italy saja, tapi juga tokoh-tokoh Hetalia lain yang juga punya interaksi dengan tokoh-tokoh Shingeki yang lain serta masing-masing sudah mulai mengenal satu sama lain. Sehingga hampir semua karakter mendapatkan makna dari pertemuan mereka dan menjadi hubungan yang “jauh di mata dekat di hati” setelah mereka berpisah.

Nah, judul ini merupakan kunci dari hubungan Italy-Eren atau Eren-Italy. Meskipun yah penginnya boys love, tapi kayaknya masih belum bisa dulu deh. Kalo begitu ceritanya rasanya agak terlalu dipaksain, kalau sudah begitu, bagaimana nasib Germany dan Levi? Atau mungkin tokoh-tokoh lainnya yang sering dipasangin ma mereka?

Karena dua cerita ini merupakan anime yang berbeda, pengarang yang berbeda, dan juga diproduksi oleh studio yang berbeda, maka pasti ada penyebutan nama pengarangnya, yaitu Hajime Isayama dan Hidekazu Himaruya. Dua-duanya juga warga negara Jepang, jadi tentunya tokoh yang menjadi pusat tokoh dari segala tokoh(?) serta negara pencipta manga dan anime, Japan, yang menjadi tokoh serba tahu. Toh Shingeki no Kyojin kan buatan Jepang, jadi Japan nggak tanggung-tanggung akan mengklaim bahwa tokoh-tokoh Shingeki itu buatan warga Jepang dan mengetahui jalan cerita dan apa yang terjadi selama itu, meskipun yang bersangkutan sendiri nggak mengenalnya sama sekali, mereka hanya kenal Hajime Isayama saja yang mereka tahu dia penulis dan pencipta mereka. Jadi jangan merasa ilfeel membaca FF ini, karena FF ini tidaklah AU, melainkan fanon dengan sentuhan canon (jadi entar di Shingeki no Kyojinnya itu latar ceritanya tuh setelah cerita manga yang selanjutnya yang masih belum dibikin anime, yang pas Historia Reiss/Krista Lenz sudah jadi ratu gitu). Jadi mereka itu sadar kalau mereka itu di dunia anime, bukan dunia nyata. Dan pastinya  lagi ketika para tokoh hetalia terjebak di animenya Shingeki no Kyojin, otomatis wujud animasi mereka yang biasanya bling-bling juga bakal berubah mengikuti animasinya Shingeki tersebut yang jauh lebih suram dan penuh urat nadi yang timbul (serta kerutan wajah akibat penuaan sejak dini XD #disambitEren). Andaikan aja ada fanart Hetalia dengan gaya animasi Shingeki. Atau pembaca-pembaca bisa bayangin sendiri seperti apa mereka, maklum saya nggak bisa bikin gambar fanart kayak gitu.

Yap, itulah cuap-cuap saya (mungkin lebih tepatnya ba*ot saya) yang kayaknya lebih panjang deh daripada FF nya sendiri. Mungkin setelah chapter ini, note saya di chapter lainnya akan sedikit berkurang. Sebagai anggota baru dan juga FF publish pertama saya di FFN, dimohon reviewnya/komennya, kalau bisa fave/follow story juga ya, kalo dirasa bagus sih. Kalau kritik dan saran juga gapapa, tapi mohon maaf kalau cerita ini masih kurang begitu sempurna.

Sekian dari saya, terima kasih atas perhatiannya... Ganbatte!!!

 

Tambahan note:

            Dalam istilah nama negara, jika nama negaranya berbahasa Indonesia, berarti kata tersebut menunjukkan tempat, kalau bahasa Inggris menunjukkan nama tokoh personifikasi negara tersebut.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet