Chapter 3

Ugly Duckling

Dan entah sejak kapan, Cheonsa kini tidak hanya menghabiskan waktunya dengan Miyoung, tapi juga dengan Yongguk. Ia sudah tidak terlalu gugup seperti saat pertama kali menyadari jika ia menyukai Yongguk. Ia lebih merasa santai ketika bersama dengan Yoonguk.  Kini ia juga mengenal teman-teman Yongguk yang lain, termasuk personil grup musiknya. Ia sudah sering menonton Yongguk perform, bahkan melihat Yongguk dan grupnya latihan sebelum perform. Malam ini, Yongguk bahkan mengundang Cheonsa dan Miyoung datang ke studio baru tempat ia dan grupnya membuat serta memproduksi lagu. Cheonsa turut mengajak pacarnya, Yoongi untuk melihat studio Yonggguk.

“Whoaaa~ seperti ini bentuk studio~” teriak Miyoung kagum. Cheonsa tak kalah kagum, matanya membulat memperhatikan setiap sudut ruangan yang ia masuki. Yongguk tersenyum puas, setelah melihat reaksi Miyoung, Cheonsa dan Yoongi.

“Studio ini kalian sewa untuk berapa lama, hyung?” tanya Yoongi, yang juga terlihat kagum. Ia diam-diam mengangumi kakak pacarnya itu dan berharap bisa mengikuti jejaknya.

“Enam bulan. Kami sedang mempersiapkan untuk membuat album, jadi butuh studio yang lebih bagus.”

“Oh, jadi oppa meminjam uang appa untuk menyewa tempat ini?” tanya Miyoung dengan nada menggoda.

“Eiii~ kenapa kau membeberkan masalah keluarga di sini?” Yongguk memukul kepala Miyoung.

“Yah sakit~~” keluh Miyoung, lalu berlari menghampiri Yoongi dan meraih tangan pacarnya itu untuk mengelus-elus bekas pukulan oppa-nya.

“Apa oppa akan merekam atau membuat lagu malam ini?” tanya Cheonsa, sambil memperhatikan peralatan rekaman yang ada di hadapannya.

“Tidak, aku ingin memasukkan lagu yang sudah kubuat dan mungkin membenahinya sedikit.”

“Perlu bantuanku, hyung?” tanya Yoongi, dengan tangan yang masih mengelus-elus kepala Miyoung. Yoongi juga mahasiswa jurusan musik, tapi berbeda universitas dengan Yongguk.

“Kalau kau mau membantu, boleh saja. Tapi kami belum mampu memberimu uang sebagai bayaran, nanti namamu kumasukkan ke dalam album saja ya~” Yongguk menjawab dengan senyuman lebar.

“Tidak masalah, hyung.”

“Yoongi~yaaa, aku ingin makan ddeokboki~” mendadak Miyoung merajuk dengan nada manja.

Yoongi menatap Miyoung dengan tatapan heran, “tadi sebelum kesini kan kau sudah makan?”

“Tapi aku ingin….” Miyoung memasang wajah memelas dan menggenggam tangan Yoongi sambil melompat-lompat kecil.

Yongguk memperhatikan adiknya dengan wajah tidak suka, “yah! Kau selalu tidak suka kuperlakukan seperti anak kecil. Lihat siapa yang sekarang kelakukannya seperti anak kecil.”

Miyoung menatap tajam ke arah Yongguk, lalu menjulurkan lidahnya. Ia kemudian kembali mengarahkan pandangannya ke Yoongi dan mengedipkan matanya. Ia lalu berbisik di telinga pacarnya, “kita biarkan oppa dan Cheonsa sendirian di studio.”

Yoongi langsung mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. Ia juga sudah tahu bahwa Cheonsa menyukai Yongguk.

“Kajja! Kita cari ddeokboki yang enak! Hyung dan Cheonsa mau?” jawab Yoongi dengan nada ceria.

Yongguk menggelengkan kepala, sementara Cheonsa mengangguk. Tapi ketika Cheonsa melihat Yongguk tidak mau, ia ganti menggelengkan kepala.

“Yah! Kau mau ddeokboki atau tidak, Cheonsa~ya? Kenapa mengangguk dan menggeleng begitu?” tanya Miyoung sambil tertawa kecil.

“Ah..tidak…aku tadi kan sudah makan. Lagipula ini sudah malam, tidak baik makan terlalu banyak.”

“Wae? Kalau kau masih lapar, makan saja~” sanggah Yongguk.

“Cheonsa sedang diet, oppa~” goda Miyoung. Cheonsa menatap Miyoung dengan tatapan tajam. Miyoung hanya membalas dengan mengedipkan mata.

“Waeyo?” tanya Yongguk lagi dengan wajah heran, lalu menatap tubuh Cheonsa dari bawah hingga atas. Membuat pipi Cheonsa memerah. Sementara Miyoung menahan tawa melihat reaksi sahabatnya itu. Yoongi juga terbatuk untuk menutupi tawanya.

“Anni, oppa~…”

“Kaja, Yoongi~ya,” Miyoung memutus perkataan Cheonsa, “Kita beli ddeokboki~ kalian jangan macam-macam ya di studio~” Miyoung meraih tangan Yoongi lalu meninggalkan studio sambil melemparkan ciuman.

“Anak itu...sudah malam pun tetap enerjik~” Yongguk tertawa kecil, “eh Cheonsa kau mau minum?”

“Boleh~” jawab Cheonsa, yang sedang melihat kembali peralatan musik di studio.

“Tapi hanya ada air putih, ternyata, hahaha~” tawa Yongguk tiba-tiba terdengar. Tanpa sadar Cheonsa ikut tertawa kecil. Ia selalu suka suara tawa Yongguk.

“Gwenchana, oppa~”

Mendadak tangan Yongguk meraih tangan Cheonsa dari belakang dan menyisipkan sebotol air ke genggamannya. Sontak Cheonsa membalik badannya.

“Oh mianhe, aku membuatmu terkejut,” Yongguk tersenyum lebar di hadapan Cheonsa. Sementara Cheonsa hanya terpaku memandangi Yongguk. Baru kali ini ia berada di posisi yang sangat dekat dengan Yongguk, hingga bisa melihat wajahnya dengan sangat jelas.

“Hei~ kau tidak apa-apa?” Yongguk melambaikan tangan ke depan muka Cheonsa.

Cheonsa menggoyangkan kepalanya, “ne oppa..aku hanya terkejut.”

Yongguk tertawa kecil, ia kemudian berjalan menuju sofa, “duduk, Cheonsa~ya. Sepertinya Miyoung dan Yoongi akan lama.”

Cheonsa mengikuti Yongguk dan duduk di sofa sebelah Yongguk. Ia tidak berani duduk di satu sofa dengan Yongguk.

“Apa teman-teman oppa tidak datang malam ini?” tanyanya kemudian, berusaha mencairkan suasana.

Yongguk menggeleng, “hari ini tidak ada jadwal. Besok malam baru kami kembali bekerja.”

Cheonsa mengangguk-angguk, lalu membuka botol dan meminum airnya.  

“Apa kau sudah punya pacar?” tanya Yongguk tiba-tiba.

Cheonsa yang sedang minum langsung terbatuk dan sedikit memuntahkan air, sehingga tangan dan sedikit bagian bajunya basah.

Yongguk tertawa dan memberikan tisu kepadanya, “gwenchana?”

Cheonsa yang berusaha mengeringkan tangan dan bajunya memberikan sinyal “tidak apa-apa” dengan tangannya.

“Kenapa terkejut seperti itu? Apa karena kau sudah punya pacar, huh?” goda Yongguk.

Cheonsa menggeleng, “tidak..eh belum…”

Yongguk kembali tertawa.

“Miyoung sudah punya pacar. Kau juga sebaiknya punya pacar, Cheonsa~ya. Kalau Miyoung pergi berdua dengan Yoongi seperti tadi, kau jadi tidak kesepian.”

“Tapi aku ingin oppa yang jadi pacarku!” Cheonsa ingin berkata seperti itu pada Yongguk. Tapi kenyataannya ia hanya bisa merespon perkataan Yongguk tadi dengan senyuman kecil.

“Apa oppa sudah punya pacar?” tanya Cheonsa kemudian, berusaha mengalihkan perhatian. Dalam hati ia memuji keberaniannya untuk mengajukan pertanyaan seperti itu.

Yongguk tersenyum lalu menggelengkan kepala.

Cheonsa mengangguk-angguk, lalu kembali meneguk air dari botolnya.

“Atau kau mau jadi pacarku, Cheonsa-ya?” tanya Yongguk lagi, dengan ekspresi menggoda.

Cheonsa kembali terbatuk dan memuntahkan air yang ia minum. Yongguk kembali tertawa, tapi kali ini suara tawanya lebih keras.

“Waekeurae~ Kenapa kau sering terbatuk dan memuntahkan air seperti ini~” tawanya sambil membantu mengelap tangan Cheonsa yang kembali basah dengan tisu. Ia juga membantu mengelap bibir Cheonsa, membuat posisi tubuhnya lebih dekat dengan Cheonsa. Cheonsa terkesiap begitu menyadari hal itu dan Yongguk memandangi mata Cheonsa lekat-lekat.

“Aku baru tahu warna matamu cokelat,” desis Yongguk. Cheonsa mengerjapkan matanya berkali-kali karena kaget, membuat Yongguk tersenyum. Ia kemudian mengacak rambut Cheonsa.

“Kau terlihat sangat cantik dengan mata coklatmu,” kata Yongguk dengan suara pelan, hingga terdengar seperti berbisik.

“Ne?” tanya Cheonsa, karena tidak bisa menangkap dengan jelas perkataan Yongguk.

“Anniya~” Yongguk tersenyum, lalu berdiri dan berjalan menuju komputer, “apa kau mau mendengarkan lagu baruku?” tanyanya kemudian, setelah duduk di kursi depan komputer.

Cheonsa memasang wajah bingung, lalu tanpa sadar menjawab “ya” pada pertanyaan Yongguk.

Tak lama kemudian terdengar suara menghentak dari speaker di studio. Disusul suara berat Yongguk yang membawakan serangkaian lirik yang terdengar indah di telinga. Yongguk mulai meggerakkan kepala dan tangannya mengikuti rangkaian melodi dari lagu itu. Setelah beberapa menit, suara musik mulai menghilang.

“Bagaimana?” Yongguk memutar kursinya dan menghadap ke arah Cheonsa.

Cheonsa mengacungkan kedua jempolnya, “great! ini buatanmu, oppa?”

Yongguk mengangguk dengan wajah sumringah, “apa masih ada yang kurang dari lagu tadi?”

“Anni~ menurutku sudah sangat bagus~ ah~ semua wanita pasti suka dengan lagu itu, oppa~”

“Termasuk kau?” goda Yongguk lagi, membuat pipi Cheonsa kembali bersemu merah.

“Serius, kau tidak punya pacar?” tanya Yongguk tiba-tiba. Sontak Cheonsa menggelengkan kepalanya.

“Laki-laki di sekitarmu pasti menyesal karena melewatkan mata coklat dan pipi bersemu merah seperti itu,” kata Yongguk sembari menunjuk wajah Cheonsa dan tersenyum penuh arti.

Cheonsa ganti tergelak, “mereka pasti gila jika berpikir aku cantik.”

“Wae?” senyum Yongguk langsung menghilang.

“Jika diibaratkan binatang, Miyoung itu angsa putih yang cantik. Sementara aku hanyalah itik buruk rupa yang selalu mengikuti angsa kemanapun ia pergi.”

Kening Yongguk langsung berkerut begitu mendengar perkataan CHeonsa.

“Gwenchana, setidaknya itik buruk rupa ini masih punya otak yang encer,” sambung Cheonsa sambil tertawa getir.

Yongguk berdiri dan berjalan mendekati Cheonsa, “aku tidak suka kau berkata seperti itu.”

Cheonsa terkejut mendengar perkataan Yongguk. Matanya semakin membulat, ketika menyadari Yongguk berdiri tepat di depannya dan memandangi matanya lekat.

“Kau, seperti namamu, cantik seperti malaikat. Begitu juga hatimu,” Yongguk meraih dagu Cheonsa, “kalau kau menganggap dirimu adalah itik betina yang buruk rupa, maka biarkan aku menjadi itik jantan yang juga buruk rupa dan ingin menjadi pasanganmu,” bisik Yongguk sebelum ia mencium lembut bibir Cheonsa.

 

-FIN-

26 Agustus 2015

10:49 am

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
safirarh #1
itik.... hm..