Chapter 2

Ugly Duckling

Cheonsa buru-buru memencet bel pintu rumah Miyoung sambil mengelap bajunya yang basah terkena air hujan dengan tissu. Di tengah perjalanannya menuju rumah Miyoung, mendadak hujan turun. Cheonsa yang lupa membawa payung, memutuskan untuk berlari menembus hujan karena rumah sahabatnya itu juga sudah dekat.

Tak beberapa lama, pintu terbuka. Tapi bukan Miyoung yang menyambutnya.

“Oh Cheonsa? Masuk masuk~ Kau mencari Miyoung?” tanya Yongguk. Ia terlihat terkejut dengan kedatangan sahabat adiknya itu.

Cheonsa tak kalah terkejut karena tidak menyangka akan bertemu dengan Yongguk saat itu. Ia hanya bisa mengangguk untuk menjawab pertanyaan Yongguk.

“Miyoung ada di rumah kan, oppa?” tanya Cheonsa, setelah masuk dan menyadari rumah yang sepi.

“Dia belum pulang…ia baru saja pergi, bahkan,” jawab Yongguk dengan nada bingung.

Cheonsa melongo. Kemarin jelas-jelas Miyoung menjanjikan akan menunggu di rumah sebelum mereka pergi makan siang bersama.  Bahkan sebelum Cheonsa keluar dari rumahnya tadi, Miyoung mengirimi pesan yang menyatakan jika dirinya sudah siap di rumah dan tinggal menunggu Cheonsa datang.

“Tapi…aku sudah janjian pergi dengan Miyoung…” kata Cheonsa lirih.

Yongguk mengerutkan keningnya, “kau duduk saja dulu. Biar kutelepon Miyoung.” Ia kemudian masuk ke dalam dan meninggalkan Cheonsa yang masih kebingungan.

Cheonsa menuruti perkataan Yongguk. Ia segera mengeluarkan handphone dan mengirim pesan pada Miyoung.

Yah! Kau dimana??

Tak disangka balasan Miyoung datang dengan sangat cepat.

Kencan dengan Yoongi~ dan membiarkanmu berduaan dengan oppa-ku tersayang :*

Mata Cheonsa membulat. Ia tidak menyangka Miyoung akan melakukan hal ini. Sudah sebulan lebih semenjak Cheonsa mengaku pada Miyoung kalau ia menyukai Yongguk, tapi baru kali ini Miyoung melakukan hal “seberani” ini. Biasanya ia hanya menggoda Cheonsa setiap kali ia terlihat gugup jika ada Yongguk. Dan yang terpenting lagi, Cheonsa sama sekali tidak siap untuk berduaan dengan Yongguk!

“Apa kau bisa menghubunginya? Aku menelpon dua kali, tapi tidak diangkat~” sebelum Cheonsa membalas lagi pesan Miyoung, Yongguk kembali ke ruang tamu sambil membawa handphone-nya.

“Emmm, Miyoung membalas pesanku. Katanya ia sedang kencan dengan Yoongi.”

“Mworago?? Kenapa ia meninggalkanmu sendirian disini? Padahal kalian sudah janjian? Eii~ anak ini~” Yongguk kembali menghubungi Miyoung.

“Yah!” teriak Yongguk setelah Miyoung mengangkat telepon, membuat Cheonsa bergidik. Ia belum pernah mendengar Yongguk berteriak seperti itu.

“Cheonsa sudah datang ke sini, kenapa kau malah pergi huh? Mwo? Sejak kapan kau jadi pelupa? Yah, kenapa suaramu kecil sekali. Miyoung-ah, Mi…Bang Miyoung? Yeobseyo?” Yongguk mendecak kesal, setelah menyadari jika panggilan teleponnya berakhir.

Sementara Cheonsa sedari tadi memperhatikan setiap gerak-gerik Yongguk dengan teliti. Entah mengapa setiap gerakan yang dilakukannya, terlihat indah dimata Cheonsa. Bahkan ketika raut wajah Yongguk menunjukkan kekesalan.

“Dia bilang dia lupa kalau sudah berjanji padamu. Lalu tiba-tiba suaranya menghilang dan teleponnya mati. Aish, anak itu~” gerutu Yongguk sambil memandangi handphone-nya. Lalu ia mendongakkan kepala dan melihat jika Cheonsa memperhatikannya dengan seksama.

“Cheonsa~ya?” tanyanya pelan. Cheonsa segera tersadar.

“Ah~ annii~ mungkin Miyoung benar-benar lupa, oppa,” Cheonsa menelan ludah, tidak berani berkata jika sahabatnya itu telah merencanakan untuk meninggalkan Cheonsa dan Yongguk berdua saja di rumah.

Yongguk menggaruk-garuk kepalanya, “tapi ia bukan anak yang gampang lupa…ah ya sudahlah. Jadi bagaimana?Apa kau mau menunggu disini sampai Miyoung pulang?”

Cheonsa melihat keadaan luar melalui jendela. Hujannya semakin deras.

“Atau kau…mau pulang?” tanya Yongguk dengan nada tidak yakin.

“Hujannya deras sekali …” gumam Cheonsa. Sebenarnya ia juga sedang berpikir apa yang harus ia lakukan saat ini. Di satu sisi, ia bingung harus bagaimana jika berdua saja dengan Yongguk di rumah sebesar ini. Tapi di sisi lain, ia menyadari ini kesempatan yang baik baginya untuk menghabiskan waktu berdua saja dengan pria itu.

“Tunggu saja sampai hujannya agak reda, baru pulang. Aku juga tidak tega membiarkanmu pulang dalam kondisi seperti ini,” kata Yongguk kemudian setelah melihat keadaan di luar.

Cheonsa tersenyum kecil. Perkataan Yongguk membuat jantungnya berdegup lebih kencang dan tubuhnya terasa lebih hangat.

“Ne…” jawabnya pelan. Yongguk berdehem kecil dan melihat jam dinding. Sudah pukul 12.30 siang.

“Apa kau sudah makan?” tanyanya.

Cheonsa menggelengkan kepalanya, “belum, sebenarnya aku tadi janjian dengan Miyoung untuk makan siang bersama.”

“Aigoo, anak itu. Ya sudah, kita makan bersama saja. Aku juga belum makan.”

Cheonsa merasakan detak jantungnya menggila dan mendadak ia tidak bisa mengeluarkan suaranya.

“Bagaimana?” tanya Yongguk lagi, sambil memperhatikan wajah Cheonsa.

Cheonsa hanya menganggukkan kepala.Yongguk tersenyum, menunjukkan gummy smile-nya.

“Kajja~” ia masuk ke dalam, menuju dapur sekaligus ruang makan. Cheonsa mengikuti dari belakang.

“Omoo~ bahkan dilihat dari belakang oppa tetap terlihat tampan,” pikir Cheonsa sambil tersenyum lebar.

“Oppa mau memasak?” tanya Cheonsa, begitu melihat Yongguk menghidupkan kompor, “perlu aku bantu?”

“Anniii, aku hanya menghangatkan masakan yang sudah dibuat omma tadi pagi, hahaha.Aku siapkan dulu makanannya ya. Kau duduk saja, tidak perlu membantuku. Kau kan tamu.”

Lagi-lagi Cheonsa menuruti perkataan Yongguk. Ia kemudian duduk di meja makan yang terletak di seberang dapur.

Yongguk terlihat sibuk mengeluarkan makanan dari lemari es, menghangatkannya, menyiapkan peralatan makan dan bahkan menyiapkan nasi untuk mereka berdua. Cheonsa terpaku melihat setiap tindakan Yongguk. Kenapa oppa terlihat seksi sekali, pikirnya.

“Cheonsa~ya, bagaimana kuliahmu? Aigoo, sepertinya baru kemarin aku pertama kali bertemu denganmu, menunggu di gerbang sekolah untuk menjemput Miyong, melihat kau dan Miyoung memakai seragam sekolah. Sekarang kalian sudah jadi mahasiswi,” mendadak Yongguk berbalik dari kegiatannya, membuat Cheonsa tergagap. Yongguk menunggu jawaban Cheonsa sambil tersenyum.

“Ah..eh…ya…seperti itu.”

Yongguk tertawa kecil, “eii~ seperti itu bagaimana? Apakah menyenangkan? Atau lebih buruk dari masa sekolah dulu?”

Cheonsa berdehem kecil, “menyenangkan, oppa.Tapi aku sedikit merindukan masa sekolah dulu. Sekarang…teman dekatku tidak sebanyak seperti dulu.”

Yongguk mengangguk-angguk, “benar .Aku juga.”

Cheonsa dan Miyoung baru saja masuk kuliah. Keduanya sama-sama memilih jurusan sastra. Sementara Yongguk kuliah di jurusan musik dan sudah memasuki tahun ke-3.

“Oppa sendiri bagaimana?” Cheonsa memberanikan diri bertanya.

“Menyenangkan. Karena aku kuliah di jurusan yang sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tugas yang kukerjakan tidak lagi jadi beban. Aku juga punya banyak waktu luang untuk membuat lagu, membentuk grup musik, dan tampil di depan banyak orang. Oh, kau belum pernah melihatku perform dengan grup baruku ya? Kapan-kapan kau harus ikut Miyoung menontonku,” kata Yongguk dengan mata berbinar.

Cheonsa mengangguk sambil tersenyum, “oppa mengajakku menonton perfom-nya!” jeritnya dalam hati.

“Yay, sudah matang. Kita bisa makan~” seru Yongguk kemudian. Ia meletakkan semua makanan di mangkok dan piring yang telah ia siapkan.

“Biar aku bantu, oppa~” Cheonsa segera beranjak dan menawarkan bantuannya.

“Gumawoo~” Yongguk menepuk kepala Cheonsa pelan. Membuat senyuman Cheonsa bertambah lebar.

Akhirnya mereka berdua duduk kembali di meja makan, berhadap-hadapan, dengan beberapa mangkok dan piring di depan mereka. Yongguk sepertinya mengeluarkan terlalu banyak makanan, padahal hanya mereka berdua yang makan.

“Emm, apa ini tidak terlalu banyak? Hanya kita berdua kan yang makan,” komentar Cheonsa setelah memperhatikan isi meja makan. Yongguk tertawa setelah menyadari meja makan yang penuh.

“Aku kan tidak tahu kau suka masakan yang mana. Jadi aku keluarkan saja semua yang ada di dapur dan lemari es.”

“Gumawo, oppa. Aku akan menikmatinya~”

Yongguk mengacungkan jempolnya, lalu mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

“Apa ada yang tidak enak?” tanya Yongguk beberapa saat kemudian, setelah memperhatikan Cheonsa yang sepertinya tidak menikmati makanan.

“Anniya~ aku selalu suka masakan eomoni~” jawab Cheonsa cepat.  Ia bukannya tidak lapar atau tidak menikmati makanan. Dan masakan ibu Miyoung dan Yongguk luar biasa enak. Ia hanya gugup, tidak tahu harus makan dengan cara seperti apa di hadapan Yongguk. Ia malu jika makan terlalu banyak atau terlihat sangat menikmati makanan seperti orang kelaparan.

“Kalau begitu makan yang banyak. Kau seperti mencicipi setiap masakan saja, tidak benar-benar memakannya, Cheonsa~ya”

“Apa kau sedang diet?” tanya Yongguk tiba-tiba.

Cheonsa menggelengkan kepala, “apa menurut oppa aku harus diet?” tanyanya balik. Tapi kemudian ia meyadari jika pertanyaan tadi terdengar sangat bodoh.

Yongguk tertawa begitu mendengar pertanyaan Cheonsa.

“Pertanyaan macam apa itu~ untuk apa kau diet? Apa kau punya penyakit tertentu yang membuatmu harus diet?”

Cheonsa menggelengkan kepala.

“Kalau begitu tidak usah,” jawab Yongguk, sambil memandangi Cheonsa dengan wajah tersenyum.

“Tapi badanku terlalu gendut. Tidak seperti Miyoung,” tanpa sadar Cheonsa mengerucutkan bibirnya. Membuat Yongguk tergelak.

“Eii~ badan Miyoung itu seperti sumpit ini, kau tahu~” Yongguk menunjukkan sumpit yang ia pegang, “terlalu kurus dan tidak menarik~ dan menurutku badanmu tidak terlalu gendut. Biasa saja,” jawabnya lagi sambil menggerakkan bahu.

Cheonsa membelalakkan mata begitu mendengar jawaban Yongguk, “jinja? Tapi sepertinya laki-laki, maksudnya teman-temanku yang laki-laki sangat tertarik dengan wanita yang tubuhnya seperti Miyoung~”

“Eye-candy,” jawab Yongguk cepat, “hanya enak di lihat. Tapi jika ingin berpacaran dan menikah, tentu saja kami tidak peduli tubuh wanita itu seperti apa. Yang penting kecocokan. Kupikir kau cukup cerdas untuk tahu hal ini, Cheonsa~ya…” komentar Yongguk dengan nada menggoda.

Cheonsa tersipu malu karena nada suara Yongguk.

“Anni oppa~ aku sedari dulu punya sedikit inferiority dengan tubuhku.”

“Don’t be~ Kau dan semua wanita di dunia ini cantik dengan pesonanya masing-masing. Jangan berpikiran yang aneh-aneh. Makanlah yang banyak,” tutur Yongguk sambil menunjuk mangkok Cheonsa.

“Ne~” jawab Cheonsa singkat, lalu memutuskan untuk makan seperti biasanya.

“Ini pertama kalinya aku makan bersama denganmu” tiba-tiba Yongguk berkata, “maksudku hanya berdua. Biasanya Miyoung juga ada.”

“Apakah aneh?” tanya Choensa.

Yongguk menggeleng, “aku suka mengobrol denganmu.”

Pipi cheonsa memerah begitu mendengarnya. Ia berpikir untuk memberikan Miyoung hadiah karena membuatnya bisa berduaan dengan Yongguk seperti ini dan mendengar banyak perkataan Yongguk yang membuatnya melayang ke udara. Apalagi setelah mendengar dengan telinganya sendiri, jika Yongguk tidak mempermasalahkan tubuh wanita. Kekhawatiran Cheonsa menjadi sedikit menghilang. Tapi hanya sedikit…

“Apa kau tahu Epik High?” tanya Yongguk lagi. Cheonsa mengangguk.

“Grup musik baru yang aku ceritakan tadi, formasinya sama seperti Epik High, Cheonsa~ya. Ada dua rapper dan 1 DJ. Kami juga sama-sama membuat musik hip hop.”

Dari cerita Miyoung, Cheonsa tahu bahwa selain pandai membuat lagu, Yongguk juga rapper yang baik. Semenjak masa sekolah dulu, ia sudah tertarik dengan musik hip hop dan menemukan bahwa dirinya bisa menge-rap dengan bagus. Tak hanya dirinya yang mengakui itu, teman-temannya juga mengatakan hal yang sama. Sehingga tiap kali ada acara sekolah, ia sering tampil di panggung. Hal itu terus berlanjut hingga saat ini.

“Kenapa bertiga seperti epik high?” tanya Cheonsa.

“Karena hanya mereka berdua yang mau membentuk grup denganku,” jawab Yongguk sambil tertawa.

“Eii~” Cheonsa tersenyum kecil. Ia suka melihat senyum Yongguk.

Yongguk masih tertawa, “jinja, Cheonsa~ya. Aku sedikit keras kepala ketika membuat lagu. Kurasa hanya mereka berdua yang tahan denganku.”

“Apa kau juga akan berteriak seperti tadi, ketika membuat musik dengan mereka?” Cheonsa mengingatkan Yongguk, ketika ia berteriak pada Miyoung melalui telepon tadi.

“Tergantung. Tapi biasanya, iya.”

“Owww~ scary~” Cheonsa memasang ekspresi wajah ketakutan. Kemudian ia tertawa dan Yongguk pun tertawa.

“Kau tahu, sepertinya kau tidak akan hanya menjadi sahabat Miyoung, tapi juga sahabatku,” tutur Yongguk, sambil memandangi Cheonsa dengan senyum lebar.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
safirarh #1
itik.... hm..