Oneshot : Crazy Bestfriend

Crazy Bestfriend (Oneshot)

“Eunji tolong aku” Suara itu terdengar ngeringis di-iringi oleh senggukan tangis yang mendominasi.

“katakan padaku, dia berbuat apa?!” Mata Eunji membelalak dengan amarah. Siapa yang berani membuat Sahabat baik nya ini menangis seperti in?!

“Luhan akan bertunangan dengan gadis Beijing pilihan orangtua-nya. Lantas aku harus apa? Aku bisa apa?” Bomi yang masih terisak kini membenamkan wajahnya pada bantal-bantal empuk dikamar dimana mereka berada.

Eunji menggigit bibirnya, mencari akal untuk menenangkan Bomi, tapi mengetahui kabar itu eunji juga ingin menangis.

Bomi dan Luhan sudah menjalin hubungan sejak mereka masih di bangku Sekolah, bahkan sudah tak bisa di bayangkan lagi bagaimana mereka saling mencintai.
“Bomi tenangkan dirimu dulu. Apa kau sudah bicara dengan Luhan tentang hubungan kalian kedepannya?” Eunji mengusap rambut Bomi dengan halus. Bomi tak menjawab apa-apa.

Eunji mengeluarkan Ponselnya dan menekan
nomor yang sudah diluar kepalanya itu.

“Baekhyun, kau dimana sekarang?”

[Aku baru saja selesai mengajar.]

Eunji menghela nafasnya. Karena bingung dengan permasalahan Bomi, akhirnya ia bermaksud mencari tahu sendiri tentang permasalahan itu dari kekasihnya, Baekhyun.

“Kau tahu masalah Bomi dan Luhan?” tanya Eunji ragu.

[Iya, aku sudah mendengarnya. Apa yang terjadi disana? Apa Bomi baik-baik saja?]

” sebaiknya kau ke Apartement-ku ! Aku sungguh tak mengerti,” Pinta Eunji sambil menunjukan wajah memohon, walau sesungguhnya Baekhyun tak bisa melihat itu.

[Baiklah, aku akan kesana.]
..
“Bomi, Maaf” wajah itu tertunduk. Mata yang biasanya berbinar kini meredup sedih.
“untuk apa?” Bomi terdiam kaku. Mengapa kekasihnya tiba-tiba seperti ini?
“Aku tidak mau ini terjadi, tapi orangtua ku meminta-ku untuk bertunangan di Beijing”
Nafas Bomi tercekat. Apa yang baru saja ia
dengar?
“Luhan? Kau pasti bercanda.” Bomi berusaha menenangkan dirinya dan terus berharap bahwa itu adalah sebuah gurauan belaka.
Luhan hanya terdiam dan memegangi keningnya. Luhan tahu ini sangat menyakitkan untuk Bomi, bahkan dirinya jauh lebih sakit, Namun apa yang bisa Luhan katakan selain keadaan yang sebenarnya.
Gadis itu menangis membuat hati Luhan semakin hancur. Melihat Bomi menangis semakin membuat Luhan lumpuh.
Bomi tak berhenti menangis. Gadis itu tak mengerti apa yang terjadi sebenarnya. Mengapa ini begitu mendadak? Mengapa ini sangat sakit?
Luhan meraih tubuh Bomi dan dipeluknya erat. “Aku sangat mencintaimu, Bomi.”
“Kau tau? Ini menyakitkan. Aku tak mau kehilanganmu” suara terisak itu menggema diantara pelukan Luhan.
“Aku akan berusaha mempertahankan kita.”
..
Eunji menganggukan kepalanya setelah
Baekhyun menjelaskan apa yang menjadi permasalahan Bomi dan Luhan.
“Aku sungguh tak tega melihat Bomi seperti itu”
“dan Luhan juga tak kalah menyedihkannya. Luhan tak bisa menutupi kesedihannya bahkan ia tak bernafsu makan.” Ucap Baekhyun sambil merangkul Eunji.
Baekhyun dan Luhan menempati apartement yang sama sejak mereka SMA dan mereka berdualah yang berhasil merebut hati kedua gadis cantik yang bersahabat disekolah mereka dulu.
“Baekhyun, aku ada ide!!” Eunji bangkit dari duduknya dan menatap Baekhyun dengan berbinar-binar. Baekhyun menatap kekasihnya dengan wajah bingung.
..
“Baekhyun, aku sungguh tak tahu harus berbuat apa”
Luhan membaringkan tubuhnya pada sofa besar di Apartement-nya.
“Memang kau sudah bicarakan apa dengan Bomi?”
“Aku hanya bilang bahwa aku akan mempertahankan hubungan ini tapi Orangtuaku meminta-ku untuk pulang ke Beijing minggu depan dan aku rasa itulah hari Pertunanganku.” jelas Luhan dengan frustasi.
Baekhyun menatap Luhan dengan mata terbelalak. Dan segera mengambil ponsel miliknya.
To: Eunji♡
Siaga satu. Luhan akan pulang ke Beijing Minggu depan dan ia akan segera bertunangan.
Send
..
“gawat gawat gawat !!” Eunji tersentak kaget setelah membuka poselnya. Bomi yang masih berada di Kamar milik sahabatnya itu hanya menatap Eunji dengan mata
sembabnya.
Eunji duduk disebelah Bomi dan memeluk sahabatnya dengan rasa sedih yang ia rasakan juga. Melihat Bomi menangis rasanya juga sakit.
“Bomi, jangan menangis lagi.”
Bomi memeluk Eunji erat. “Ini sangat sakit. Aku hanya ingin Luhan.”
Eunji mengelus punggung Bomi terisak lagi.
..
Bomi mengapus titik-titik air yang mengalir dari sudut matanya. Sudah berapa jam ia menangis? Bahkan ia tak tahu itu.
Bagaimana ia dapat hidup tanpa Luhan? Angan-angan pernikahan sudah sempat mereka bayangkan berdua, namun sekarang angan-angan itu sudah menjadi rasa sakit. Semakin Bomi mengingat kebersamaannya dengan Luhan–tubuhnya semakin tersayat.
Drrrrtt
Posel Bomi bergetar dan ia menemukan nama kekasihnya disana. Bomi menoleh
kearah Eunji yang sudah tertidur pulas disebelahnya dan akhirnya Bomi memutuskan untuk keluar dari kamar Eunji agar sahabatnya itu tak terganggu.
[Bomi, ini kau?]
“hmm, iya ini aku,” jawab Bomi dengan suara yang parau.
[Kau baik-baik saja, kan? Aku merindukanmu.]
Bomi tak ingin menunjukan kesedihannya di depan Luhan.
“Mengapa kau menghubungiku?”
[Aku ada diLobby Apartement Eunji. Bisakah kau menemuiku?]
Bomi mengusap ujung-ujung matanya dengan jemari sambil menoleh kearah jam dinding. Sudah cukup malam namun ia tak mungkin membiarkan Luhan menunggu disana.”Baiklah. Tunggu aku”
..
“Maaf kau menunggu lama”
Luhan membalikan tubuhnya dan menatap Bomi yang berdiri tak jauh darinya.
Luhan merindukan sosok itu.
“Aku merindukanmu, Bomi” dengan sigap Luhan memeluk Bomi dan gadis itu hanya bisa menahan tangisnya.
“untuk apa kau menemuiku?”
“aku ingin bertemu denganmu.”
Bomi menghela nafasnya dan menahan emosinya sendiri. “kalau ini adalah pertemuan terakhir atau setelah ini kau akan meninggalkanku, lebih baik kita tidak usah betemu lagi.”
Perkataan Bomi itu membuat Luhan terdiam dan menundukan kepala.
“Kau tahu? Hatiku sakit, jangan membuat aku semakin menderita.”
Dan kenyataannya hati Luhan juga semakin tersakiti dengan keadaan ini.
Bomi mengalihkan padangannya dari Luhan sambil membendung airmata yang siap untuk tumpah.
Luhan menggapai tangan Bomi dan meletakan sebuah kalung disana.
“Aku akan membereskan masalah ini, aku janji tapi berikan aku waktu. Ketika semuanya sudah kembali Normal aku akan
kembali padamu dan…”
Luhan menggenggam tangan Bomi erat.
“Aku akan menikahimu”
Bomi terdiam dan airmatanya sudah jatuh membasahi pipinya lagi.
Luhan menarik tubuh Bomi dan memeluknya lagi. “Berikan aku waktu, ya?”
..
“Bomi janji padaku kalau kau tidak akan melakukan apa-apa!” Eunji memandang Bomi dengan wajah ragu. Sebenarnya ia tak mau meninggalkan Bomi dalam kondisi seperti ini.
Bomi menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis. “Aku tidak sebodoh yang kau fikirkan, Eunji”
Eunji mengusap rambut Bomi dan tersenyum. “Baiklah, aku akan memantaumu. Ingat apa kata Luhan? Kau harus tetap menunggunya”
Bomi memutar bola matanya dan menghela nafas. “Jangan merusak Liburanmu dan Baekhyun dengan terus memantauku. Nikmatilah liburanmu.”
Bomi menoleh kearah Baekhyun yang
sedang sibuk dengan koper miliknya dan milik Eunji.
“ya! Baekhyun! Jaga Eunji-ku dengan baik, ok? Aku akan melapor polisi jika kau menyakitinya walau hanya sedikit !”
Baekhyun terkekeh dan mengayunkan tangannya dengan gerakan hormat. “tentu saja komandan!”
Dan mereka bertiga tertawa bersama.
..
3 Minggu kemudian
Bomi menghela nafas dan membereskan kamar miliknya. Kardus besar itu sudah terisi penuh dengan semua hal tentang Luhan.
Bomi ingin membuang itu jauh-jauh dan berfikir jernih sekarang.
Sejak Luhan meminta waktu pada Bomi untuk membereskan masalah itu, Luhan belum juga mengabarinya. Mungkin sekarang waktunya Bomi untuk berhenti berharap pada hubungan ini.
Bomi tahu bahwa Luhan pergi ke Beijing 2 minggu yang lalu dan apa lagi yang dia
lakukan kalau bukan bertunangan? Dan mungkin laki-laki itu akan menetap disana. Mungkin laki-laki itu akan melupakan Bomi dengan mudah disana.
Melihat Eunji dan Baekhyun, Bomi sedikit iri. Eunji dan Baekhyun selalu bersama, melakukan sesuatu bersama-sama, berlibur bersama-sama, samahal dengan Bomi dan Luhan, namun itu dulu. Bomi bahagia melihat Eunji yang sangat gembira setelah pulang dari liburannya bersama Baekhyun, mungkin Baekhyun memberikan sesuatu yang berharga untuk Eunji?
Drtttt
Ponsel Bomi bergetar dan satu Pesan masuk .
From: Eunjiya!
Bomi, aku, Baekhyun dan yang lain akan berkumpul dan merayakan pesta di cafe atas bukit. Aku tak mau tahu kau harus datang!! Pakai gaun yang ku berikan kemarin. Kau
harus nampak sangat cantik !
Bomi menggelengkan kepala dan tersenyum menyambut pesan sahabatnya itu.
To: Eunjiya!
Memangnya itu pesta Formal? Untuk apa memakai gaun? Yang ada aku akan terlihat seperti badut disana.
Send
New Message
From: Eunjiya!
Baiklah, tapi kau harus terkihat cantik malam ini. Aku akan mengenalkan seseorang padamu. Jangan sedih terus,sayang♡
__
To: Eunjiya!
Seseorang? Ah terserahmu saja. Sampai bertemu disana!
Send
Bomi membaringkan tubuhnya di atas kasur sambil memandang langit-langit kamarnya. Eunji memang sahabat yang selalu memikirkan kebaikan untuknya. Jika salah satu di antara mereka tersakiti maka mereka berdua yang akan merasakan sakitnya. Bomi sangat menyayangi Eunji.
..
Bomi melangkahkan kakinya memasuki kawasan cafe mewah dimana tempat teman-temannya berada. Dengan mini dress berwarna putih, rambut yang di gulung di atas dan riasan wajah sederhana membuat Bomi terlihat manis.
Dari kejauhan–Eunji tersenyum menyambut kehadiran Bomi.
“Bomi !!! Kemarilah!!”
Dengan riang Bomi melangkahkan kakinya dengan cepat dan memeluk Eunji.
“Hebat! Kau menyewa seluruh cafe mewah ini? Yang benar saja! ” Bomi terlihat takjub dengan apa yang berada di sekitarnya.
“Bukan aku” Eunji terkekeh.
“lantas siapa yang membuat acara ini?”
“salah satu temanku dan juga temanmu” Bomi menganggukan kepalanya dan tersenyum menerawang seisi cafe yang yerlihat hebat.
Eunji menarik tangan Bomi dan menuntunnya kesuatu tempat.
“Bomi, aku sudah siapkan tempat yang indah untukmu! Kalau menurutku dan Baekhyun itu adalah tempat terindah di cafe ini”
Bomi menoleh pada Eunji dan menatapnya dengan mata bulat.”Benarkah?”
Eunji dan Bomi akhirnya berhenti pada satu meja yang menghadap kehamparan Bukit dan Lembah. Suasana malam di atas bukit memang sungguh menakjubkan. Lampu-lampu rumah kecil yang berada di sebrang sana seperti kilauan Lampu hias. Bomi takjub dengan hal itu.
“ini indah sekali !!”
“Tentu saja! Kau menyukainya kan?”
Bomi menganggukan kepalanya dan tersenyum. “Terimakasih Eunji”
Eunji menepuk pundak Bomi “Aku akan menyambut teman-teman yang lain yang
datang. Kau duduk disini saja ya?”
Bomi menganggukan kepalanya dan menempati meja yang disediakan disana sambil menikmati kilauan Lampu indah yang berbaur dengan langit malam.
Derap langkah kaki itu mendekati Bomi namun sepertinya gadis itu tak menyadari kedatangan seseorang karena asik dengam pandangannya sendiri, sampai akhirnya Bomi memyadari seseorang duduk pada kursi di sebelahnya.
Bomi menoleh dan terdiam menatap seseorang disebelahnya. Laki-laki itu tersenyum seperti biasa, senyum yang indah.
“Luhan?” gumam Bomi dengan suara kecil.
“Kau menikmati pemandangannya? Aku juga sangat menyukai tempat ini”
Bomi tak bisa berkata-kata lagi. Yang ia lakukan hanya mengendalikan emosinya, mengendalikan perasannya. Bukankah ia sudah ingin melupakan segalanya tentang laki-laki itu? Bahkan laki-laki itu bukan miliknya lagi.
Bomi mengangkat kepalanya menatap Bukit-
bkit itu lagi. Luhan tak berbicara apa-apa lagi, mereka sama-sama terdiam dengan pikirannya masing-masing.
Bomi menghela nafasnya dan berusaha tenang di depan Luhan bagaimanapun caranya.
“Selamat atas pertunanganmu” Kata-kata itu keluar begitu saja dari bibir Bomi tanpa memikirkan rasa sakit yang ia alami sendiri. Luhan menoleh kearah Bomi dengan bingung namun akhirnya Luhan tersenyum tipis.
“Pertunangan? ya, aku memang akan bertunangan.” Jawab Luhan dengan enteng.
Bomi hanya terdiam namun hatinya terus berbicara dengan rasa sakit. Tanpa disadari Bomi, Luhan kini sudah berdiri di belakangnya dan memeluk Bomi dari belakang. Bomi tersentak dan masih terdiam dengan tangan yang ternyata menggenggam sebuah kalung dari Luhan.
“Aku kira kau sudah membuangnya.” Luhan tersenyum dan tetap memeluk Bomi.
Bomi menundukan kepalanya. Sesungguhnya ia bingung apa yang diinginkan Luhan sekarang? Apa Luhan senang jika Bomi merasa sakit?
“Dengarkan aku. Aku tidak akan bertunangan dengan gadis manapun kecuali denganmu. Kau paham kan?”
Mata Bomi membelalak dan kini jantungnya berdetak lebih kencang. Dengan cepat Bomi membalikan badannya dan menatap Luhan.
“Kau tidak sedang bercanda, bukan?”
Luhan terkekeh dan terseyum dengan manis dihadapan Bomi. “Tentu, aku tidak pernah bercanda padamu, Bomi” Bomi memeluk luhan dengan erat. Ia sangat mencintai laki=laki ini dan sangat ingin menghabiskan hidupnya bersama.
“Tunggu!” Bomi melepaskan pelukannya
pada Luhan. Dan Luhan menatap Bomi dengan bingung.
“Lantas Pertunangan mu kemarin?”
Luhan tersenyum dan memutar bola matanya. “Lebih baik kau tanyakan pada sahabatmu yang gila itu. Mungkin kalau tidak ada sahabatmu itu, aku tidak akan bersamamu lagi.”
Bomi mengerutkan keningnya dan menatap Luhan Bingung. “Maksudmu, Eunji? Apa yang dia lakukan?”
.
.
.
Beijing, Last week
(luhan and his family speaking chinese)
Salah satu Restoran yang cukup ternama di Beijing. Luhan hanya bisa menundukan
kepalanya– menyesali apa yang sudah terjadi sekarang.
Tak satu patah katapun dapat ia keluarkan setelah sampai di Beijing. Semua berjalan begitu cepat sampai akhirnya ia sudah duduk di hadapan seorang gadis yang tak ia kenal sama sekali.
Wajah itu memucat saat kedua orang tuanya mulai memperkenalkan dirinya pada sepasang suami istri dan gadis di hadapannya.
Bayangan Bomi selalu terlintas, bahkan Luhan sudah tak tahan lagi untuk menolak perjodohan ini.
“papa, aku ingin bicara” bisik Luhan pada ayahnya. Sang Ayah menoleh namun menggelengkan kepalanya.
“Setelah acara perjodohanmu selesai” jawab sang Ayah dengan wajah yang datar.
Luhan menghela nafasnya, ia rasa ia sudah cukup frustasi dengan hal ini.
Bagaimana Bomi? Luhan sangat mencintai Bomi dan ia tak ingin bertunangan atau menikah dengan gadis manapun selain Bomi.
Darah Luhan sudah meningkat, rasanya sudah tak tahan dengan sikap orang tuanya
yang terlalu semena-mena terhadap dirinya.
Luhan mengangkat tubuhnya membuat dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang di sekelilingnya.
“Apa yang kau lakukan?” Ibunya menatap dengan bingung sambil menaruh cangkir yang sedang ia pegang–di meja.
Luhan membungkukan tubuhnya dengan hormat kepada orang tuanya dan khususnya keluarga dari gadis yang akan di jodohkan dengannya.
‘Brak’
Suara pintu Restoran dimana mereka berada terbuka lebar. Cahaya siang itu cukup menyilaukan, namun di balik cahaya − seorang gadis berjalan menghampiri meja dimana Luhan dan keluarganya berada disana.
(bahasa Korea) “Hentikan ini pertunangan itu! Kau jahat, Luhan!” seorang gadis memasuki ruangan dan berbicara bahasa yang tak di mengeri oleh orang-orang di sekitarnya.
Gadis itu menitihkan airmata. Luhan membulatkan mata dan menatap gadis
itu dengan terbelalak kaget.

“Eunji !!” sahut Luhan dengan nafas yang seperti tercekik, dan dalam hatinya terus bertanya, bagaimana teman nya itu bisa ada disini?
Eunji menghampiri Luhan dengan wajah memerah dan dengan sekejap menampar Luhan yang berada dihadapannya.

‘plak!!’
“Kau menghianatiku! Aku sedang mengandung anakmu dan kau berani-beraninya bertunangan dengan wanita lain!! Dasar laki-laki Jahat!”
Perkataan Eunji itu sungguh membuat Luhan kaget dan tidak mengerti dengan apa yang Eunji ucapkan.
“Eunji Kau bicara apa? Sedang apa kau disini!!” Sahut Luhan dengan Panik sambil menatap Eunji. Eunji tak menjawab pertanyaannya sama sekali, wajahnya terlihat sangat marah terhadap Luhan.
Luhan menatap Kedua orangtuanya yang terlihat panik dan marah. Sang ibu bangkit dari duduknya dan menatap Luhan dengan geram.
“Luhan! Apa yang di lakukan wanita itu? Merusak acara pertunanganmu? Dia berasal dari Korea, bukan?” Tanya sang Ibu pada Luhan.

Luhan menggaruk kepalanya dengan bingung tanpa menjawabnya.
Eunji menoleh kearah ibu Luhan dan membungkukan badannya.
Eunji menunjuk Luhan dan kemudian mengarahkan tangannya lagi ke arah perutnya. Dengan gerakan tubuh sederhana membuat Sang Ibu memahami apa yang dikatakan Eunji pada Luhan ketika gadis itu datang.

“Luhan! Kau!”

“Mama, sebaiknya kita bicarakan ini ” Balas Luhan dengan panik melihat sang ibu geram terhadapnya.

Sang Ayah tak bertindak banyak dan berkali-kali mengucapkan maaf terhadap tamu yang mereka undang untuk makan bersama itu.

“Luhan!” Suara Laki-laki yang sudah Luhan kenal itu datang dari arah yang sama dengan Eunji. Luhan menoleh kearah asal suara dan menemukan Baekhyun yang sudah berdiri tepat di hadapan Luhan dan Keluarganya.
Astaga! Apa lagi yang sepasang kekasih itu lakukan di Beijing saat ini? Luhan tidak mengerti. Eunji datang dengan berkata bahwa ia hamil dan sekarag Baekhyun datang menghampirinya juga.
Baekhyun tersenyum kearah Luhan namun Luhan tak mengerti maksud senyuman itu. Dan tiba-tiba Baekhyun menggandeng tangan Luhan dengan mesra.
“Luhan, mengapa kau meninggalkanku,hm?” Suara merdu itu terdengar menjijikan di telinga Luhan saat ini.
“ya! Baekhyun! Ada apa denganmu? Mengapa kau berubah menjijikan seperti ini?” Luhan menatap Baekhyun dengan heran dan melepaskan genggaman tangan baekhyun.
Baekhyun membalikan tubuhnya kearah orang tua Luhan dan membungkukan badannya. Dengan pengetahuan Bahasa Mandarin yang kurang dan terbata-bata Baekhyun berusaha bercakap dengan Orang tua Luhan. “Selamat siang, Aku Baekhyun, kekasih Luhan”
“APA?????”
..
“Luhan! jadi apa yang sebenarnya terjadi?”
Sang Ayah duduk tepat di sebelah Luhan, sedangkan sang Ibu masih berusaha menenangkan dirinya saat ini. Sungguh hari ini sungguh tidak terbayangkan bagi mereka. Dua orang asing datang pada acara perjodohan Putra mereka dan mengaku sebagai kekasih Luhan dan di antaranya adalah lelaki dan wanita yang mengaku hamil.
Luhan menundukan kepalanya dan mengendus dengan kesal, bagaimana ia harus meluruskan hal yang sudah sangat menyimpang ini?
Eunji dan baekhyun duduk tepat di sebelah Luhan dan mereka juga menundukan kepalanya. Gadis yang akan di Jodohkan dengan Luhan memilih untuk kembali pulang bersama orang tuanya.
“Apa kalian gila? Kalian membuatku dan orang tua ku malu! Kalian tahu?” Luhan menatap Baekhyun dan Eunji yang sepertinya sedikit merasa bersalah dengan tindakan mereka itu.
“Aku yang akan bicara dengan Ibu dan Ayah-mu. Kau bisa menterjemahkan kata-kataku pada mereka, bukan?” ucap Eunji sambil menatap Luhan dengan ragu. Ini idenya dan ia juga yang harus bertanggung jaawab dengan perbuatannya itu.
Luhan mengusap kepalanya dan mendesis pelan. “Baliklah kau harus tanggung jawab!”
Luhan menatap sang ayah dengan berani. “Papa, Temanku ini akan menjelaskan semuanya pada kalian. Aku mohon apa yang terjadi sekarang bisa kalian maafkan”
Sang ayah menganggukan kepalanya dan menatap tiga Anak muda di hadapannya itu. Dengan bantuan Luhan, Eunji akhirnya bisa berkomunikasi dengan orang Temannya itu.
“Abeonim, Eomonim. Saya Eunji dan Laki-laki disebelah sana adalah Baekhyun. Kami sahabat Luhan selama ia menetap di Korea” Eunji menunjuk Baekhyun dengan gugup.
“Maaf sudah mengacaukan acara Anda. Sebenarnya saya tidak mengandung anak Luhan dan dia pun bukan ‘kekasih sesama jenis’ Luhan. kami melakukan ini karena sesuatu Alasan.”
Sang Ayah mengangkat alisnya sambil tetap menatap Eunji. “Alasan?”
“Kami sungguh tidak mau Luhan menikah dengan gadis lain selain Bomi. Bomi adalah sahabat kami sekaligus kekasih Luhan sejak Luhan menetap di Korea bahkan hubungan mereka sudah menginjak serius.”
“Mengapa kau tak pernah bicara tentang Kekasihmu pada Papa dan Mama?” Sang Ayah menatap Luhan dengan serius.
Luhan mendesis pelan dan menatap Ayahnya. “Memangnya Papa dan Mama memberikan aku kesempatan untuk menceritakan tetang Kekasihku? Kalian bahkan hanya memutuskan apa yang kalian mau.”
Sang Ibu menatap Luhan, wakah amarah dan terkejut tadi nampak perlahan menghilang. Sang ibu sedikit berantusias dengan apa yang di certakan Eunji.
Eunji mengeluarkan selembar foto dari dalam tasnya dan ditaruh-nya di meja tepat di hadapan kedua orangtua Luhan.
“ini adalah Bomi. ia sahabat baik saya. Ia cantik dan sangat baik. Kami Mohon agar kalian bisa menerima Bomi. “ Eunji dan Baekhyun membungkukan badannya sebagai tanda permohonan kepada Orang tua Luhan.
“dan Aku sangat mencintai Bomi. “ tutur Luhan di hadapan Orang tuanya. Mereka bertiga merundukan kepala mereka sebagai bentuk permintaan maaf sekaligus permohonan.
..
Bomi membulatkan matanya dengan mulut yang terbuka. “Astaga! Dasar Anak itu memang sudah gila!”
Luhan terkekeh sambil menatap ekspresi Bomi yang tak percaya dengan apa yang dilakukan sahabat baiknya itu.
“Eunji habis kau!!!!” ucap Bomi sambil mengepalkan tangannya.
“Kau ingin menghabisi-ku sekarang?? Lekas lakukan!! Hahahaha” Suara itu datang dari arah belakang Luhan dan Bomi. Sosok cantik dan nampak riang serta laki-laki berwajah manis itu menghampiri mereka.
“Dasar kau gila!” Bomi dengan cepat memeluk tubuh Eunji dan airmata itu sudah jatuh begitu saja di pipinya.
“ya! Aku melakukan itu untukmu, gadis cerewet!” balas eunji sambil memeluk tubuh sahabatnya.
“Bahkan kau tidak bilang padaku kalau kau dan baekhyun pergi ke Beijing!”
“Kalau aku bilang padamu, rencana itu akan gagal dan kau tidak akan bisa bersama Luhan lagi. Sudah jangan menangis! Dasar Bomi cengeng!” Eunji terkekeh sambil menghapus butiran air mata yang menetes di pipi Bomi.
Luhan menggenggam bahu Bomi dan terseyum. “Bomi, ada yang ingin bertemu dengan-mu.”
“Bertemu denganku?” Jawab Bomi, Bingung.
Tanpa Bomi sadari, sepasang suami istri sudah tersenyum menatapnya. Bomi tahu wajah itu, wajah yang pernah Luhan kenalkan walau hanya melalui sebuah foto.
“Papa, Mama. Ini adalah Bomi. Dan dia adalah wanita yang ingin aku nikahi.” Ucap Luhan pada Orang tuanya. Sang Ibu menghampiri Bomi, dan segera memeluk tubuh gadis itu.
“Kau sangat cantik” ucap Sang Ibu dengan bahasa yang tak bomi menhgerti.
“Mama-ku bilang, kau cantik”
Bomi tersenyum manis kepada kedua Orang tua Luhan. Luhan mengeluarkan sesuatu dari kantungnya dan berlutut di hadapan Bomi.
“Will you Marry me?” Ucapnya sambil menunjukan sebuah cincin yang berkilau ditangannya.
Bomi tak bisa menahan rasa senangnya lagi dan kini menggapai tangan Luhan. “Yes…”
.
.
.
Eunji mengerucutkan bibirnya dan terduduk sambil menatap kosong kearah bukit-bukit disana. Sudah berapa jam ia tak berbicara dengan Baekhyun, bahkan sampai acara itu selesai di gelar.
“ya!, Eunji mengapa kau merengut seperti itu?” suara itu datang dari arah belakangnya. Tanpa harus menoleh, Eunji tahu bahwa Baekhyun kini berada tepat di belakang punggungnya.
“memang kau perduli?” ucap Eunji dengan ketus tanpa melirik kearah Baekhyun sama sekali.
Baekhyun menghela nafasnya. “Yasudah kalau kau tidak mau aku perdulikan.” Nada suara Baekhyun juga terdengar ketus dan kini langkah-langkah kaki itu seperti menjauh. Emosi Eunji semakin meninggi dan kini wajahnya sudah memerah karena kesal.
“Aku Benci pada-mu Baekhyun! Kau tidak mengerti aku!” suara Eunji meninggi dan langkah kaki Baekhyun yang menjauh−kini terhenti.
Baekhyun membalikan tubuhnya samil menatap Eunji. “kalau aku seperti itu, kau tidak akan mau menikah dengan-ku?” tanya Baekhyun dengan wajah yang datar.
Eunji terdiam dan menatap Baekhyun dengan wajah yang ragu.
“Coba kau lihat dibelakangmu, Jung Eunji” Baekhyun tersenyum saat menatap wajah ragu Eunji.
Eunji membalikan tubuhnya dan menemukan gemerlap Lampu di atas bukit yang membentuk sebuah kalimat. Gemerlap lampu itu berwarna warni dan kalimat itu membuat Eunji terpukau dan tak bisa mengatakan apa-apa lagi.
‘JUNG EUNJI, I WILL MARRY YOU!’
Itu kalimat yang tertulis di bukit itu. Eunji tak melepas pandangannya dari sana dan kini tersenyum bahkan sambil menahan tangis terharu.
“Eunji-ya! Tangkap ini!” suara Baekhyun itu membuat Eunji menoleh dan tanpa Eunji sangka Baekhyun melemparkan sesuatu kearahnya. Eunji menangkap benda bersinar itu dengan susah payah.
Cincin. Itulah yang gadis itu genggam sekarang.
Baekhyun terseyum kearah Eunji “Selamat, kau akan menjadi Mrs. Byun”

.
.

End

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LPanda_ExOPinK #1
Translate to English pls! it would be very popular if you only translate to english! I dont understand it tho ill read it!
Xxbeyondinfinity
#2
you should translate it to English I would really love to read it
bfsaegreen #3
Can you translate in english???I want to readㅠ.ㅠ