Authored (9 fanfics)
Sort:
Latest
/
Newest
/
Views
/
Subscribers
/
Votes
/
Comments
/
Alphabetical
/
Chapter Count
/
Word Count
"Orang bilang cinta tak mesti saling memiliki. sepertinya ungkapan itu adalah benar. Aku menyukainya, hanya saja aku terlampau menjadi seorang pecundang. Diary, adalah satu-satunya benda mati yang menjadi saksi atas perasaanku padanya."
Aku sudah menyiapkan semuanya. Besok aku tak boleh bangun terlambat. Aku sudah menantikan sejak lama perlombaan ini. aku ingin tahu sejauh mana hasil tulisanku ini. Ketika mentari mulai menyapa aku segera bergegas tak ingin terlambat datang ke perusahaan tempat dimana lomba itu diadakan. Tapi aku ingat satu hal, bibi Yoon menyuruhku untuk mengambilkan cucian paman Kang di laundry sebelah rumah. Aku ingin menolak tapi aku tidak enak. Bibi Yoon sudah
Kebohongan yang kuciptakan semata-mata untuk melindungmu dan juga keluargamu. Mungkin terdengar seperti aku seorang pencundang. Maafkan aku Sunggyu!
Aku tak tahu apa itu cinta, yang ku tahu aku selalu merasa bahagia setiap kali bersamamu, awalnya. Tapi lihatlah sekarang! Orang-orang mulai melihat jijik ke arah kita. Tentu saja karena kita Gay. Apa kau tak pernah sadar dengan itu, Woohyun?
Disclaimer: Annyeong WGS-nim, Don’t bash please! Harap baca disclaimer ini sampai selesai ya? Tahun 2005, sebuah dorama Jepang yang diangkat dari kisah nyata, seorang wanita yang tangguh, tak perna menyerah dan selalu hidup tegar. Meskipun di dalam hatinya dia merasa Tuhan tak adil karena memberikan penyakit mematikan itu padanya, dia Kitou Aya gadis lima belas tahun yang di vonis menghidap penyakit Spinocerebellar degeneration
"Berjalan bersama tapi tak searah, hidup bersamapun tapi tak merasakan cinta. Jadi baiknya kita akhiri saja ini, toh kita sudah tak sejalan lagi.”
“Ketika aku berdiri diantara mereka, aku sadar—ternyata aku bukanlah siapa-siapa. Bersamanya saja aku merasakan kebahagian lain yang tak pernah aku dapatkan sepanjang hidupku. Sekarang bagiku, bahagia itu sederhana, membuatnya tersenyum itu saja sudah cukup. Aku akan menjaganya hingga aku benar-benar tak mampu lagi untuk menjaganya...”
"Takdir... aku percaya takdir. Cinta dan kebahagiaan itu akan datang padaku jika aku percaya pada takdir."
"Kita akhiri saja, lalu kau bisa bebas bersamanya."