Reality

Please Subscribe to read further chapters

Description

Jika cinta yang mempertemukan kita dengan takdir yang berbeda apa yang akan kita lakukan untuk menghadapinya, Lu Han. aku tidak dapat menghentikan mu ketika dirimu telah memutuskan untuk melangkah pergi meninggalkan semua... impian, persaudaraan, harapan, serta suka duka saat kita semua bersama..

Foreword

_ Jika cinta yang mempertemukan kita dengan takdir yang berbeda apa yang akan kita lakukan untuk menghadapinya, Lu Han. “kenapa kau harus mengundurkan diri?” ucap namja berpipi bulat dengan bibir berwarna merah jambu. “aku tidak bisa jika harus bersekolah di SM Art Entertaiment School lagi hyung” ucap namja cantik yang sedang sibuk menyiapkan koper untuk keluar dari Asrama sekolahnya. Minseok terduduk lesu dengan kekasihnya yang sebentar lagi akan menghilang dari pandangannya setelah keluar dari asrama tempat tinggal mereka untuk sekarang. Minseok dan luhan adalah sepasang kekasih yang memiliki hobby sama bernyanyi dan menari dan memiliki impian sama yaitu menjadi terkenal. Namun impian luhan seketika berubah dan hendak berhenti dari sekolah yang sudah hampir mejadikan dia terkenal. Luhan merasa dirinya bagaikan burung dalam sangkar tidak memiliki kebebasan dan hanya menjadi boneka yang disimpan dalam lemari. Dikeluarkan jika akan dimainkan. Sebelumnya luhan sudah mengajak kekasihnya itu untuk berhenti bersama namun minseok tidak menginginkan itu semua. Minseok memikirkan bagaimana keadaan group nya jika dia harus memundurkan diri hanya karena kekasihnya meminta untuk berhenti. Minseok ingin bersama groupnya namun dia juga tidak ingin berpisah dengan kekasihnya. Lalu apa yang harus minseok lakukan ketika kekasihnya sudah melangkahkan kakinya keluar dari asrama. Tidak ada. Minseok hanya memandang punggung kekasihnya yang semakin lama menghilang dibalik pintu kamarnya. Luhan sangat sedih dengan keputusannya untuk sekarang, melepaskan groupnya sama saja melepaskan Kim Minseok kekasihnya. Karena kemungkinan maksimal dia hanya bisa melihat kekasihnya hanya dari media sosial. Tidak mungkin setelah keluar dari tempat ini sama saja dia memutus hubungannya dengan minseok. Luhan yakin minseok mengerti dengan pilihan yang dirinya ambil sekarang tapi mungkin minseok juga tidak mengerti mengapa luhan begitu mudah untuk melepaskan minseok dengan Egonya itu. - - “aku tidak percaya mengapa luhan hyung begitu egois dengan keinginannya menjadi aktor” ucap namja bernama baekhyun. “aku yakin luhan hyung memiliki alasan sendiri” suho sang leader mecoba untuk membuat keadaan atau suasana dorm baik-baik saja. “DIA EGOIS HYUUNG! DIA BENAR-BENAR EGOIS DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN TANPA MEMBICARAKANNYA PADA KITA” maknae berambut warna-warni berteriak dengan keras karena tidak mampu menahan kekesalannya terhadap luhan yang keluar. Kyungsoo melirik keadaan minseok yang hanya diam mendengar obrolan masing-masing member yang mengomentari keputusan kekasihnya untuk meninggalkan groupnya. Kyungsoo mendekatkan duduk nya pada hyung tertuanya. “hyung?” kyungsoo membuyarkan lamunan minseok yang sedari tadi hanya diam membisu “nde?” “semua akan baik-baik saja hyung. Aku yakin luhan hyung memberi tahumu alasan yang terbaik untuk dirinya keluar, benarkan?” Semua mata member memperhatikan hyungnya yang tertunduk lemas dengan ucapan kyungsoo. Minseok merasa tidak mampu berkata apa-apa dengan pertanyaan dari para member tentang kekasihnya. Bagaimanapun harusnya mereka mengerti bahwa minseok butuh ketenangan untuk sekarang. Minseok berdiri dan meninggalkan ke-9 member yang merasa sedikit bersalah dengan tidak memikirkan perasaan namja mungil itu. Lay yang melihat hyungnya berjalan begitu lemas keluar ruangan dorm mengejarnya dengan tergesa-gesa. Lay khawatir jika terjadi apa-apa dengan keadaan hyungnya yang tidak fit itu. “hyung ...hyuunggg” panggil namja berlesung pipit. Lay mencoba mensejajarkan langkahnya dengan minseok yang masih tidak menjawab setiap panggilan yang mengarah padanya. “hyung aku mendukung apa yang luhan inginkan diluar sana” Ucapan namja bernama lay membuat minseok menoleh kearahnya dan pandangan minseok pun mulai terlihat hidup beberapa detik. “kau tau aku mengenal kalian ber12 member sudah cukup lama, aku mengenal kalian adalah saudaraku bukan temanku saja. Ketika kita berada dalam titik kejenuhan itu yang akan membuat kita bertahan atau tidak dalam keadaan tetap bersama” minseok tidak mengerti dengan apa yang doangsaen nya itu katakan. “hyung,, luhan gege tidak kuat dengan keadaannya berada disekolah ini. Dengan semua peraturan kontrak yang berlaku. Namun bisa apa ketika dia sudah terkenal dengan keadaanya sekarang. Luhan gege merasa hidup kembali jika bersamamu ditempat ini, tapi itu semua tidak bisa melupakan lelahnya luhan gege ketika berada diatas panggung. Aku pernah mendengar luhan gege dengan cedera yang diobati sendiri karena dirinya tau bahwa pihak sekolah tidak akan memikirkan luka sekecil itu” Minseok berfikir keras dengan ucapan lay tentang kekasihnya. Mengapa lay begitu mengerti tentang luhan sedangkan dirinya sebagai kekasihnya luhan tidak mengerti keadaan yang luhan rasakan. “luhan gege berbeda dengan kris gege hyung. Kau tenang saja. Kris gege sangat antusias dengan dirinya menjadi aktor. Sedangkan luhan gege hanya ingin bertemu dengan keluarganya dan melepaskan kelelahan menjadi entertaiment untuk sementara” uacapan lay membuat minseok memiringkan kepalanya. “ untuk sementara?” tanya minseok polos. “mungkin begitu hyung” ucapan lay yang tadinya yakin berubah menjadi ucapan seseorang yang ragu-ragu dengan garukan dibelakang kepala yang minseok yakin dia tidak merasakan gatal. Mungkin lay mencoba untuk menghibur dirinya untuk tidak bersedih memikirkan kepergian luhan. “hyung intinya kita harus membuat luhan gege bangga dengan kerja kita terus” lay menggenggam pundak hyung yang lebih kecil darinya itu. Namun wajah lay muram kembali ketika kepala minseok ditundukan kebawah. “hyung...?” lay mencoba untuk menyadarkan hyungnya kembali. “apakah...” minseok menggantukan ucapannya dan membuat lay menjadi penasaran seketika, dan tidak lama minsoek melanjutkan ucapannya dengan air mata yang mengalir sambil menatap lay. “apakah kau juga akan meninggalkan kami lay?” mungkinkah seorang minseok yang berfikir dewasa berucap seperti itu dengan wajah cengeng. Tidak mungkin. Saat ini minseok hanya tidak ingin berpisah lagi dengan saudaranya setelah kehilangan 1 member dan kekasihnya. Minseok merasa sakit bila harus kehilangan lagi dan lagi. Lay yang melihat kepedihan terpancar dari mata minseok yang berlinang air mata mecoba untuk menenangkan dan memeluk mungil tubuh itu. Minseok menangis dalam dekapan lay yang sedikit lebih tinggi darinya. Mungkin tidak wajar seorang namja menangis tapi mungkinkah kalian tahu bahwa kehilangan teman sahabat yang sudah menjadi saudara berbagi satu sama lain adalah kesakitan yang tidak ingin minseok rasakan. Mungkin bukan minseok saja semua member pun merasakan hal yang sama. Yaitu kehilangan. - - Minseok terdiam dikamarnya. Tao yang sekamar dengan minseok selalu mencoba agar hyungnya itu tidak memikirkan kepergian luhan lagi. Namun semua usaha tao hanya bisa membuat senyum kecil terpasang sementara diwajah minseok. Group ke-10 member ini memang vakum sementara dari jagat layar tv sehingga tidak ada informasi atau kegiatan tentang group yang bernaung disekolah ini. E.X.O adalah nama ber-12 member dengan slogan we are one! Dan itu semua tidak lagi. Sekali satu keluar sudah meruntuhkan 1tiang dari kekompakan suatu group. Terlebih lagi group ini kehilangan 2 orang membernya. Mungkinkah mereka masih pantas menyandang nama E.X.O yang berslogan we are one!. Kesalahan bukan dari para member yang kehilangan beberapa membernya melainkan dari keputusan member yang tidak bisa melihat pengorbanan member lain yang sudah susah payah untuk tetep bertahan agar bisa terus bersama. - - Luhan telah kembali kekampung halamannya di China. Rasanya semua terlihat berbeda dengan keputusan yang luhan telah ambil sebelumnya. Luhan memanggil taxi yang berada didekat bandara untuk mengantar dirinya kekediaman lamanya. Dalam perjalanan luhan menyalakan kembali ponselnya yang telah diamtikan ketika menaiki pesawat sebelumnya. Setelah layar lampu ponsel itu menyala terlihat dirinya dengan namja berpipi bulat manis memeluk luhan dari belakang. luhan merengkuh ponsel itu dengan begitu kencang, matanya sedikit memerah untuk menahan air mata yang mencoba untuk keluar. Ini sudah keputusan luhan untuk melepaskan semuanya demi keluarganya yang semakin hari semakin khawatir dengan keadaannya jika berlama-lama di SM Art Entertaiment School. Jari luhan menyentuh layar ponselnya dan mengelus foto sang kekasih Kim Minseok. “jaga dirimu disana, chagiya” ucap luhan dan menghapus layar wallpaper nya dan mengganti dengan foto lain. Dalam perjalanan pulang kerumahnya luhan melihat sosok orang yang dia kenal sedang berada disebuah cafe. Tidak lain tidak bukan dia Kris. luhan memberhentikan taxinya di cafe dan mendekati kris yang sedang duduk manis dengan secangkir coffe di hadapannya. “sudah lama tidak bertemu Wu Yifan” kris melongok kearah sumber suara di hadapannya. Dan kris terkejut bahwa itu adalah luhan yang sudah lama dia tidak temui. “yaaakk! Kau sedang apa disini” kris memeluk luhan seketika dengan perasaan masih penuh dengan kejutan mendadak. Luhan membalas pelukan rindu dari kawan seperjuangannya dulu. “sepertinya kau sudah kekurangan uang sampai tidak mengetahui berita yang ada” ucap namja cantik itu menggoda kris. “bukan itu maksudku, aku tau kau juga mengikuti langkahku untuk keluar dari sana. Tapi bagaimana mungkin kau tau aku berada disini” tanya kris sambil meminum coffenya. Luhan yang baru saja duduk melamun seketika. “woy luhan !” kris menggoyangkan tubuh namja cantik yang lebih kecil dari dirinya. Mungkin kris tau apa yang membuat luhan sedikit melamun tidak lain pasti karena kekasihnya baozi. “sudahlah, keputusanmu untuk keluar sudah terjadi. Nikmati saja yang ada kebebasan ini” kris mencoba untuk menghibur sahabatnya itu. “ah maaf jika aku melamun mendadak, aku tidak tahu rasanya aku belum terbiasa” ucapan luhan membuat namja besar tinggi itu tersenyum. “bagaimana jika malam ini kau ikut denganku, kau akan pulang kekeluargamu kan? Biar kuantar. Ayo pergi” luhan tersentak bingung dengan apa yang kris katakan sambil menyeretnya keluar dari caffe. - - Waktu makan sudah tiba, dan semua member berkumpul kemeja makan dimana semua makanan sudah siap. “hyung... kau masih belum mau makan? Kau mau sampai kapan seperti ini hyung?” tao bertanya pada minseok yang sedang melamun memandang kearah luar jendela yang terbuka. Wajah yang begitu sayub dan rambut berterbangan dikarenakan angin yang menerpa tubuh minseok. “aku masih belum lapar tao, kau duluan saja” Tidak lama chanyeol datang dengan membawa makanan kekamar tao. “hyung kami membawa makanan kekamarmu” “hyunnnggg,,,” “makanan datang hyungg” Semua member membawa masing-masing makanan kekamar tao dan minseok. Tao dan minseok terkejut dengan apa yang dilakukan semua para member terhadap Kim Minseok. Semua member ingin makan dikamar minseok bersama-sama karena minseok selalu absen untuk makan. “apa yang kalian lakukan?” tanya minseok heran. “semua khawatir padamu hyung karena sering absen untuk makan, jadi chanyeol hyung membuat ide untuk makan dikamar saja” tao tersenyum manis pada hyung yang dia sayang. Minseok sadar sikapnya membuat semua orang khawatir namun bisa apa minseok. Dirinya sama sekali tidak kuat dengan hal yang terjadi pada groupnya belakangan ini. Memang ini keputusan luhan memang ini adalah takdir mereka yang mungkin berbeda. minseok menyalakan ponsel nya dan menatap dirinya sedang bersama luhan dengan manja diwallpaper nya. Melihat itu minseok tersenyum kecil “jaga dirimu disana, chagiya” bisik minseok. Minseokpun menghapus foto wallpapernya dan mengganti dengan foto lain sama seperti yang luhan lakukan. Minseok tersenyum kepada semua member dan semua member mengerti semua sudah baik-baik saja. Mereka semua merangkul minseok dan membawanya ke hidangan untuk makan malam. -minseok tuhan mungkin mulai sekarang aku tidak bisa menjaganya.. tidak bisa melihatnya secara langsung.. tidak bisa menyentuhnya.. tidak bisa mendengarkan ceritanya.. tidak bisa tertawa dengannya.. tidak bisa menangis dengannya.. semua tidak bisa dilakukan bersama lagi dengannya.. tapi aku ingin dia tetap baik-baik saja disana, karena aku juga akan menjaga diriku disini tanpanya.. tuhan.. mungkin ini takdir yang kau tulis dalam kehidupanku untuk tidak bersama dengannya, namun aku sudah menerima untuk melepasnya jauh dari hidupku.. tuhan jaga dia untukku. Dan ini akan menjadi sebuah pelajaran bahwa jika setiap harapan yang kita inginkan sesuai dengan rencana, kita tidak akan pernah belajar bahwa kecewa itu menguatkan.. Ini adalah pilihanmu Xi Lu Han. Ini adalah takdir kita yang berbeda. Selamat tingga Chagiya...

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet