Part 1
The Best MissionSuasana sekolah yang sangat ramai tidak bisa begitu saja menghentikan tatapan mata
Lelaki itu dengan cekatan merebut bola dari lawan lalu mengoper ke timnya, dan itu terus berlangsung sampai pada akhirnya dia memasukan bola ke dalam ring dari jarak yang cukup jauh.
Wow! Three-point!
“Aku senang sekali bisa dapat sepatu ini di DM dengan harga murah”
“Jeongmal? Aku juga mau. Kira-kira kapan lagi, ya, ada diskon?”
Ditambah dia sedang menyeka keringat dengan bajunya, membuat sebagian perutnya terlihat. Perut kotak-kotaknya, omona!!!
“Kau tidak usah khawatir, diskon berakhir sampai minggu depan, kok”
“Omo, jeongmal?”
Tapi kalau begini terus, tidak akan ada perubahan. Setidaknya aku menyatakan perasaanku yang sudah kupendam selama 2 tahun ini padanya. Ya, sepertinya itu lebih baik.
“Iya. Hey, bagaimana kalau lusa kita kesana saja?”
Tapi bagaimana caranya? Dia pasti sangat sibuk untuk hal tidak penting seperti ini. Apa aku harus masuk club basket? Oh, aku sangat buruk dalam bidang olahraga.
“Aaah, good idea! Bagaimana menurutmu,
Atau aku harus genit-genit padanya? Oh, jebal, aku saja benci perempuan genit! pikir
“Ya!!”
Kedua temannya itu menggoncang pundak
“YAK!!!”
“Ada apa, sih?”
“Kita lagi nanya sama kamu!”
“Iya. Kau ini kenapa, sih? Dipanggil-panggil dari tadi tidak menjawab”
“Oh, mianhae. Tanya apa?”
“Bagaimana kalau besok kita pergi ke DM?”
“Memangnya ada apa?”
“Aish.. jeongmal,” gerutu Sunmin.
“Disana sedang ada dis-kon, kau tahu? DIS-KON!” ucap Mina dengan penuh penekanan.
“Ooh, diskon,”
“Yes! Asyik!” Mina dan Sunmin berseru. Di otak Mina sebenarnya sudah ada ide gila yang ingin dia beritahu kepada Sunmin.
***
Jongin, selaku kapten basket Daeguk High School, sedang berpikir keras tentang nasib timnya karena besok akan diadakan perlombaan antar sekolah. Akhir-akhir ini keunggulan tim basket DHS menurun satu peringkat. Walau hanya satu, itu sudah menjadi warning bagi Jongin.
Jongin dan timnya harus berlatih keras hari ini. Saat disekolah mereka bisa latihan di lapangan, dan ketika sudah pulang mereka harus berlatih lagi di tempat lain, bersama couch kejamnya.
“C’MON GUYS, PERTANDINGAN AKAN DILAKSANAKAN BESOK! JANGAN LEMBEK! PERCEPAT LARINYA!” ucap couch Park sinis.
Pemanasan baru saja berakhir, namun neraka dunia yang sebenarnya baru akan dimulai.
Di bangku penonton yang paling ujung, terlihat 3 orang gadis mengenakan pakaian seragam sedang duduk.
“Ayo, tunjukkan pada kami orang yang kau suka!”
“Sebentar sebentar!”
“Kau ini, teman macam apa, sih. Sudah 2 tahun suka sama orang tidak cerita ke kita,” gerutu Mina.
“Nah, itu dia!”
“Mana?? Kau menunjuk siapa?”
“Itu!! Tadi sedang mengikat tali sepatu”
“Lapangan ini kan luas! Manusia-masusia itu saja aku melihatnya seperti semut-semut kecil”
“Sebutkan saja namanya,” desak Sunmin. Mina menyetujuinya juga.
“Baiklah, baiklah,”
“Mwo??!” Mina dan Sunmin membelalakkan mata.
“Sepertinya aku harus menjodohkan kalian!” seru Mina tiba-tiba.
“Apa maksudmu?”
“Aku beritahu, ya, aku dan Jongin itu sepupu. Dan kami sering bertemu saat penjamuan keluarga”
“AIGOO! JEONGMAL??” Mina mengangguk pasti. Sebenarnya
Comments