Part 1

The Best Mission

Suasana sekolah yang sangat ramai tidak bisa begitu saja menghentikan tatapan mata .... dari lelaki yang sedang bermain basket di lapangan. Letaknya yang dekat dari kantin, membuatnya betah berlama-lama disana.

Lelaki itu dengan cekatan merebut bola dari lawan lalu mengoper ke timnya, dan itu terus berlangsung sampai pada akhirnya dia memasukan bola ke dalam ring dari jarak yang cukup jauh.

Wow! Three-point!

.... tidak bisa menghindari senyumnya yang sedari tadi sudah ditahan. Takut-takut dikira sudah gila karena senyum-senyum sendiri. Tapi sekarang siapa peduli? Setiap siswa saja sibuk mengobrol dengan teman-temannya.

“Aku senang sekali bisa dapat sepatu ini di DM dengan harga murah”

.... tidak bisa sedetik pun melepaskan tatapannya pada Jongin. Ya, Jongin si kapten basket yang cool dan sangat terkenal se-antero sekolah ini.

“Jeongmal? Aku juga mau. Kira-kira kapan lagi, ya, ada diskon?”

Ditambah dia sedang menyeka keringat dengan bajunya, membuat sebagian perutnya terlihat. Perut kotak-kotaknya, omona!!!

“Kau tidak usah khawatir, diskon berakhir sampai minggu depan, kok”

.... menghela napas. Jongin sedang sendiri sekarang, maksudnya, dia tidak punya pacar. Apa aku bisa menjadi pacarnya? Aigoo, sepertinya itu hanya mimpi, pikir You.

“Omo, jeongmal?”

Tapi kalau begini terus, tidak akan ada perubahan. Setidaknya aku menyatakan perasaanku yang sudah kupendam selama 2 tahun ini padanya. Ya, sepertinya itu lebih baik.

“Iya. Hey, bagaimana kalau lusa kita kesana saja?”

Tapi bagaimana caranya? Dia pasti sangat sibuk untuk hal tidak penting seperti ini. Apa aku harus masuk club basket? Oh, aku sangat buruk dalam bidang olahraga.

“Aaah, good idea! Bagaimana menurutmu, ....?”

Atau aku harus genit-genit padanya? Oh, jebal, aku saja benci perempuan genit! pikir .....

“Ya!!”

.... tidak menoleh sama sekali. Kau tahu pasti apa yang sedang ada di otaknya saat ini, bukan?

Kedua temannya itu menggoncang pundak ...., tapi tetap saja tidak ada jawaban.

“YAK!!!” .... terlonjak. Teriakan maut Mina akhirnya bekerja.

“Ada apa, sih?”

“Kita lagi nanya sama kamu!”

“Iya. Kau ini kenapa, sih? Dipanggil-panggil dari tadi tidak menjawab”

“Oh, mianhae. Tanya apa?” .... menggaruk kepalanya yang ‒sebenarnya tidak gatal, kemudian membenarkan posisi duduknya.

“Bagaimana kalau besok kita pergi ke DM?”

“Memangnya ada apa?”

“Aish.. jeongmal,” gerutu Sunmin.

“Disana sedang ada dis-kon, kau tahu? DIS-KON!” ucap Mina dengan penuh penekanan.

“Ooh, diskon,” .... tertawa agak terpaksa. “Ya, kalian atur saja”

“Yes! Asyik!” Mina dan Sunmin berseru. Di otak Mina sebenarnya sudah ada ide gila yang ingin dia beritahu kepada Sunmin.

***

Jongin, selaku kapten basket Daeguk High School, sedang berpikir keras tentang nasib timnya karena besok akan diadakan perlombaan antar sekolah. Akhir-akhir ini keunggulan tim basket DHS menurun satu peringkat. Walau hanya satu, itu sudah menjadi warning bagi Jongin.

Jongin dan timnya harus berlatih keras hari ini. Saat disekolah mereka bisa latihan di lapangan, dan ketika sudah pulang mereka harus berlatih lagi di tempat lain, bersama couch kejamnya.

C’MON GUYS, PERTANDINGAN AKAN DILAKSANAKAN BESOK! JANGAN LEMBEK! PERCEPAT LARINYA!” ucap couch Park sinis.

Pemanasan baru saja berakhir, namun neraka dunia yang sebenarnya baru akan dimulai.

Di bangku penonton yang paling ujung, terlihat 3 orang gadis mengenakan pakaian seragam sedang duduk.

“Ayo, tunjukkan pada kami orang yang kau suka!”

“Sebentar sebentar!”

“Kau ini, teman macam apa, sih. Sudah 2 tahun suka sama orang tidak cerita ke kita,” gerutu Mina.

“Nah, itu dia!” .... menunjuk ke arah Jongin yang sedang merunduk mengikat tali sepatu.

“Mana?? Kau menunjuk siapa?”

“Itu!! Tadi sedang mengikat tali sepatu”

“Lapangan ini kan luas! Manusia-masusia itu saja aku melihatnya seperti semut-semut kecil”

“Sebutkan saja namanya,” desak Sunmin. Mina menyetujuinya juga.

“Baiklah, baiklah,” .... menghela napas, menyiapkan mental. “Namanya Jongin. Kim Jongin”

“Mwo??!” Mina dan Sunmin membelalakkan mata. .... hanya tersenyum kecil menahan malu.

“Sepertinya aku harus menjodohkan kalian!” seru Mina tiba-tiba.

“Apa maksudmu?” .... mengkerutkan kening tidak mengerti.

“Aku beritahu, ya, aku dan Jongin itu sepupu. Dan kami sering bertemu saat penjamuan keluarga”

“AIGOO! JEONGMAL??” Mina mengangguk pasti. Sebenarnya .... masih tidak percaya dengan ini, tapi di dalam lubuk hatinya dia sangat senang mendapat kabar baik itu, serta harapan-harapan kecil untuk bisa bersama Jongin pun mulai bermunculan.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miochin
#1
Chapter 2: Ya ampun gue penasaran gilak dengan apa yang terjadi selanjutnya. pleasebaget dilanjut thor. Ini bagus banget kalik. Udah lama juga. Tolong dilanjut asap yak thor :*
Miochin
#2
Chapter 1: Gue suka ceritanya. Gak bgitu pasaran juga ide ceritanya. Beda dari yang laen. Apalagi pakek nama sendiri. Jadi berasa yang maen :D