Because I'm Waiting For You

Description

Because I'm waiting for you, Because I love you .. but it's all over, you have ignored everything.

 
 
 

Foreword

Chapter 1 : Prolog

    Hari ini adalah hari pertama Song Na-Ra masuk sekolah setelah liburan panjang berakhir. Gadis bersurai hitam tersebut melangkahkan kakinya dengan penuh semangat. Sesekali ia bersenandung kecil,burung-burung yang bertengger didahan pohon weeping willow berkicauan merdu mengikuti melodi alam.

      Jarak antara sekolahnya dan rumahnya memang tak begitu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit untuk berjalan kaki. Sebenarnya,ia tak tinggal dirumah,ia tinggal disebuah kedai teh kecil peninggalan orangtuanya yang sudah meninggal. Setiap harinya ia harus membagi waktu antara bersekolah dan bekerja di kedai miliknya. Sedangkan malam harinya ia harus menjadi kurir pengantar bunga. Semuanya ia lakukan demi mencukupi kebutuhan hidupnya yang semakin lama merangkak naik.

     Ia tiba pada gerbang sekolah Incheon Senior High School. Terdengar suara riuh dari beberapa siswa-siswi yang sedang asyik berbincang disekitar halaman sekolah yang luas. Ia terus melangkahkan kakinya dan mulai menyusuri koridor sekolah. Tak lama kemudian,ia sampai di kelasnya. Ia mendaratkan bagian belakang tubuhnya disebuah kursi standar sekolah. Lalu melipat kedua tangannya dimeja,netranya menangkap para siswi yang sedang meributkan sesuatu. Ia tak ingin mengambil pusing akan hal itu,ia segera mengambil novel favoritnya dari dalam tas dan membacanya.

     Sementara itu,terdengar sayup-sayup obrolan para siswi tersebut, “Benarkah? Nam Yoo-Rin nembak Xi Lu-Han?”

     Gadis berambut pirang tersebut langsung menjawab, “Iya,benar. Padahal baru tempo hari dia bilang Byun Baek-Hyun itu keren..ternyata sudah berpindah ke lain hati.”

      Song Na-Ra yang masih asyik dengan kegiatan membacanya tersebut malah menutup kedua telinganya dengan rapat. Suasana mendadak hening. Semua siswi takut kalau Song Na-Ra sudah mulai meluap emosinya. Padahal sebenarnya Song Na-Ra tak tahu apa yang para siswi itu bicarakan. Ia hanya tak dapat berkonsentrasi apabila ada suara riuh ketika dirinya sedang membaca.

      Seorang gadis bersurai coklat yang diketahui bernama Jung Mi-Ho menghampiri meja Song Na-Ra dengan raut wajah cemas, “Maafkan kami,Na-Ra..kami tak bermaksud menganggumu.”

     Song Na-Ra hanya tertunduk malu seraya menyunginggkan senyuman kecil, “Ah,tidak..aku hanya bersikap spontan tadi,silahkan lanjutkan pembicaraan kalian. Aku sudah selesai membaca.” Ucapnya,seraya menutup novelnya tersebut.

     Bel berdentang nyaring. Tanda jam pelajaran akan dimulai. Para siswa berhamburan masuk ke dalam kelas. Mi-Ho segera membalas perkataan Na-Ra, “Hmm..bel sudah berbunyi,waktu kami untuk mengobrol sudah habis. Ah,sekali lagi aku minta maaf jika aku mengganggumu tadi.” Kata Mi-Ho seraya membungkukan badannya.

      Suasana langit tampak diselimuti awan kelabu. Kristal-kristal cair nan bening menghujani seluruh langkah kaki,tak terkecuali Song Na-Ra. Seragam berwarna putih coklat yang menyelimuti tubuhnya sudah basah kuyup diguyur derasnya air hujan. Sesekali ia mengusap telapak tangannya yang sudah pucat karena kedinginan. Ia lupa tak membawa payung,karena ia pikir musim panas jarang sekali terjadi hujan. Ia meruntukkan dirinya sendiri.

     Seluruh kegiatan sekolah sudah berakhir 20 menit yang lalu. Sudah banyak siswa-siswi yang meninggalkan sekolah. Ada yang dijemput oleh supir pribadinya,namun adapula yang naik bus atau taksi. Na-Ra menunggu sampai gerbang sekolah ditutup dan membalikkan badan. Ia baru saja akan melangkah ketika melihat seorang lelaki muda berdiri didekat gerbang sekolah. Langkahnya terhenti dan ia menahan napas,tetapi hanya berlangsung selama beberapa detik. Ia lalu memutuskan untuk mengabaikan lelaki itu seraya melangkah dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku seragamnya.

     Lelaki muda itu melihat Song Na-Ra yang berjalan terburu-buru meninggalkan gerbang sekolah. Ia tersenyum dan melambai namun Na-Ra tak menyadarinya.

“Nona Song.”

     Na-Ra mendengar panggilan lelaki itu,namun berusaha mengabaikannya. Ia keluar dari kawasan sekolah dan semakin mempercepat langkahnya. Tak peduli dengan suara langkah kaki yang mengikutinya.

“Nona Song,tunggu sebentar.”

     Lelaki itu meraih tangan Song Na-Ra dan mengunci perkatannya,seraya berkata “Bisa tunggu sebentar,Nona?” tanya lelaki itu,matanya menatap lekat wajah gadis yang berada dihadapannya “Kenapa buru-buru sekali,Song Na-Ra?”

“Mau apa?” tanya Na-Ra dengan nada sama sekali tidak ramah. Ia menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang dia harap berkesan tajam dan menusuk. 

     Song Na-Ra sebenarnya tak terlalu tertarik dengan lelaki ras asia timur yang umumnya berkulit putih dan bermata sipit. Namun entah mengapa ia menganggap lelaki yang berkulit putih,bermata sipit serta bersurai kecoklatan yang sedang berdiri dihadapannya tersebut menarik.

     Lelaki itu terkekeh pelan, “Aku ingin kau menemaniku ke suatu tempat sekarang.”

     Na-Ra masih diam mematung. Ia tak bicara sepatah kata pun,lalu lelaki itu menambahkan, “Aku ada janji dengan temanku. Dia sedang berlibur di Incheon sekarang,dia baru datang dari Seoul. Kau tidak keberatan kan jika aku mengajakmu?”

     Gadis yang menjadi lawan bicaranya malah menaikkan alisnya sebelah,seraya tersenyum jahil, “Tapi kau harus mentraktirku makan sepuas-puasnya. Okay?”

     Lelaki itu hanya mengangguk kecil. Ia menuntun Na-Ra menuju mobil sedan putih miliknya. Ditengah perjalanan,Na-Ra hanya duduk manis seraya lensanya menikmati pemandangan disekitar. Sesekali ia menyorot ke arah lelaki tampan yang sedang menyetir disampingnya. Tiba-tiba saja Na-Ra teringat pada ucapan Jung Mi-Ho sewaktu dirinya sedang berada dikantin sekolah.

#Flashback On#

“Mi-Ho..Nam Yoo-Rin jadian dengan siapa?” tanya Song Na-Ra,seraya melahap menu makan siangnya.

“Xi Lu-Han,lelaki yang duduk didekat bangkumu itu.” Jawabnya.

“Ah,benarkah? Aku tak yakin dengan itu,lagipula aku kan sudah bersahabat dengan Lu-Han selama 2 tahun..dia pasti memberitahuku jika dia sudah memiliki kekasih baru.”

“Hmm..kalau itu aku tak tahu. Yoo-Rin bilang kalau dirinya langsung diterima Lu-Han. Mereka baru jadian kemarin,setelah pulang. Kemarin kau sedang latihan vokal,jadi tak melihat momen romantis itu.” Jelasnya lagi.

#Flashback Off#

“Na-Ra?” tanya seorang lelaki,membuyarkan lamunannya.

     Song Na-Ra masih bermain dengan pikirannya. Tak biasanya Xi Lu-Han,sahabatnya ini menyembunyikan sesuatu darinya. Baik dalam masalah percintaan,pertemanan serta kesedihan pun ia selalu berbagi. Begitu juga dengan Song Na-Ra.

“Song Na-Ra? Kau bisa dengar aku tidak?” tegurnya lagi. Kali ini berhasil membuat Na-Ra keluar dari belenggu lamunannya itu.

     Song Na-Ra terkejut,ia berbicara dengan nada gugup, “Hmm,iya..tentu saja aku bisa mendengarmu,Lu-Han.”

     Lelaki yang diketahui bernama Lu-Han tersebut hanya menggelengkan kepala,matanya masih terfokus pada jalanan, “Apa yang terjadi denganmu? Hari ini sikapmu terlihat aneh sekali..kau sakit?”

“Tidak.” Jawabnya dengan singkat.

“Lalu apa alasannya? Kau takkan bisa berbohong padaku.”

“Salahkan dirimu yang tak pernah peka terhadap diriku. Dasar bodoh.” Kata –kata tersebut meluncur begitu saja dari bibir mungil gadis berumur 16 tahun itu. Ia segera menutup mulutnya. Dalam hatinya ia berharap dapat menarik kata-kata tersebut.

     Xi Lu-Han menghentikan laju mobilnya secara mendadak. Membuat tubuh Song Na-Ra hampir jatuh ke depan.

“Apa maksudmu,Na-Ra?” tanyanya.

“Abaikan saja! Kembalilah menyetir,Lu-Han bodoh!”

     Xi Lu-Han menghela nafas dalam-dalam. Ia yakin pasti ada sesuatu yang tak beres dengan gadis itu. Tak biasanya ia mencaci maki Lu-Han seperti ini. Song Na-Ra adalah gadis yang manis dan ramah. Gadis itu juga memiliki aura positif yang membuat Xi Lu-Han selalu nyaman berada didekatnya. Menjadikan Song Na-Ra sebagai ‘diary hidup’ untuknya.

“Kau pasti sedang lapar kan?” celetuk Lu-Han secara tiba-tiba.

     Song Na-Ra menoleh sedikit, “Kau kan tahu,aku ini orang seperti apa.”

“Oh,jadi emosimu akan meledak ketika sedang lapar ya?” balasnya,dengan nada agak mengejek.

     Na-Ra tak menjawab pertanyaan dari Lu-Han tatapannya masih terfokus ke pemandangan diluar jendela mobil. Dalam hatinya ia berkata, “Rumor itu..apakah benar Lu-Han jadian dengan Yoo-Rin? Jahat sekali dia tak memberitahuku. Saat ini dia malah berpura-pura dihadapanku. Aku ingin memarahinya,membentaknya,kemudian menjauhinya. Tapi aku tak bisa melakukan itu. Aku terlalu lemah dihadapannya. Oh Tuhan,bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan?”

“Sebaiknya kita ke restoran dulu saja,mungkin keadaanmu akan membaik jika aku bawa kau kesana.” Kata Xi Lu-Han,mempercepat laju mobilnya.

“Oh ya,aku sampai lupa kalau kau kehujanan tadi. Mungkin kau kedinginan,ini cepat pakai jaketku.” Lanjut lelaki berwajah oriental itu,menyelimuti tubuh Na-Ra dengan jaket bulu miliknya.

“Disaat musim panas seperti ini,kau masih membawa jaket setebal ini?” tanya gadis bersurai hitam itu yang bernama Song Na-Ra.

“Aku selalu membawa jaket ini hampir disegala musim,lagipula sekarang kan cuaca sulit sekali ditebak. Hujan deras dan badai salju bisa terjadi kapan saja.”

     Mereka akhirnya tiba disebuah restoran yang letaknya berada dipusat kota Incheon. Na-Ra keluar dari mobil dan berjalan membelakangi Xi Lu-Han. Tiba-tiba saja ponsel milik Lu-Han berdering dan ia segera mengangkatnya. Song Na-Ra memperhatikan Lu-Han yang sedang berjalan sambil berteleponan dengan seseorang. Ia menyamakan posisinya dengan Lu-Han,ia berjalan disampingnya sekarang.

“Halo,Chan-Yeol? Kau berada dimana sekarang? Sudah booking tempat,kan? Baiklah,aku dan temanku akan menyusulmu sekarang.” Song Na-Ra menangkap percakapan Lu-Han ditelepon.

     Na-Ra dan Lu-Han sudah berada didalam restoran terbesar dikota Incheon. Lu-Han sedang sibuk memperhatikan sekelilingnya,berharap ia dapat menemukan temannya yang diketahui bernama Chan-Yeol itu. Disisi lain,Song Na-Ra melihat seorang lelaki muda berkulit putih dan bersurai black hazel sedang duduk disebuah meja yang terletak dipojok ruangan. Lelaki itu membalas tatapan Na-Ra,kemudian ia melambaikan tangan dengan senyum yang merekah sambil berteriak ke arah Lu-Han, “Xi Lu-Han! Hei,aku disini!”

“Oh,jadi dia yang kau maksud?” tanya Na-Ra kepada Lu-Han.

“Iya. Dia temanku dari Seoul.” Kata Lu-Han,tangannya menuntun Na-Ra menuju meja temannya.

“Chan-Yeol,apa kabar?” tanya Xi Lu-Han,mengambil tempat duduk dihadapan temannya yang bernama Chan-Yeol itu. Sedangkan Song Na-Ra terpaksa mengikuti Lu-Han dan duduk disampingnya.

“Baik. Sudah lama aku tak bertemu denganmu,Lu-Han.”

     Mereka mengawali pertemuan mereka dengan obrolan ringan dan diisi dengan tawa. Song Na-Ra hanya diam memperhatikan sikap mereka yang begitu akrab. Bahkan keakrabannya melebihi keakraban Lu-Han dan Na-Ra.

“Astaga,aku sampai lupa memperkenalkan temanku. Kenalkan,ini Song Na-Ra,teman satu sekolahku.”

     Na-Ra mengalihkan pandangannya dan mendapati Chan-Yeol yang sedang menatapnya.

“Na-Ra,ini Park Chan-Yeol,” Xi Lu-Han melanjutkan, “Teman baikku dari Seoul.”

     Song Na-Ra menarik kedua sudut bibirnya menjadi sebuah senyuman hangat,lalu ia menyapa kepada Chan-Yeol, “Halo,Park Chan-Yeol-ssi

     Park Chan-Yeol segera membalas senyuman hangat dari Song Na-Ra, “Panggil aku Chan-Yeol saja. Senang berkenalan denganmu,Na-Ra.”

     Tak lama kemudian,datang seorang wanita bertubuh ramping mengenakan seragam khas pelayan,ditangannya terdapat sebuah buku catatan kecil dan pena,lalu ia berkata dengan ramah, “Tuan dan nona,apakah ada sesuatu yang ingin anda pesan?”

“Saya pesan satu porsi samgyeopsal dan teh hijau. Lu-Han,Na-Ra,kalian ingin pesan apa? Silahkan,aku yang bayar semuanya.” Kata Chan-Yeol,seraya menyerahkan buku menunya.

“Aku pesan bibimbap dan teh hijau.” Kata Na-Ra jemarinya menunjuk kepada menu yang ia maksud.

“Aku pesan bulgogi dan teh hijau juga.” Lu-Han menambahkan.

     Setelah menunggu selama setengah jam,akhirnya makanan yang mereka pesan pun sudah tiba. Tanpa basa-basi terlebih dahulu,Na-Ra langsung menyantap bibimbapnya dengan lahap. Chan-Yeol yang berada disampingnya itu menatap Na-Ra dengan tampang keheranan,ia tak menyangka gadis yang terlihat sangat manis itu memiliki cara makan yang unik,atau bisa dibilang rakus. Xi Lu-Han hanya terkekeh.

“Kenapa,Chan-Yeol? Kau aneh melihat cara makannya yang rakus,ya?” tanya Lu-Han.

     Song Na-Ra berhenti sejenak dari kegiatan menyantapnya. Ia mendongak menatap Chan-Yeol dengan mulut yang masih penuh, “Maafkan aku,Chan-Yeol-ssi..aku belum makan dari tadi siang..” katanya,seraya memainkan ujung roknya.

“A-aku tak bermaksud seperti itu. Lanjutkan saja,kau pasti sangat lapar.” Kata Chan-Yeol,tangannya memegang garpu dan sendok lalu melahap irisan daging kecil.

     Jika dilihat secara keseluruhan,Park Chan-Yeol termasuk dalam salah satu pria berpenampilan menarik. Wajahnya oriental,matanya tak terlalu sipit seperti kebanyakan pria korea lainnya,bentuk wajahnya oval,kulit putih namun tak pucat,postur tubuhnya juga sangat ideal. Dan satu lagi,yang menarik perhatian Song Na-Ra sejak awal adalah aroma parfumnya yang khas dan melekat dalam pikiran Na-Ra. Aroma wood serta jeruk mandarin menjadi perpaduan yang harmonis. Ia kelihatannya berumur 20 tahunan. Senyumnya yang manis juga menambah daya pikatnya,membuat Na-Ra jatuh dalam pesona lelaki itu.

“Rencananya tahun depan aku akan kuliah di Incheon.” Kata Chan-Yeol secara tiba-tiba.

“Benarkah? Mengapa kau ingin berkuliah disini? Bukankah di Seoul lebih bagus?” tanya Lu-Han.

“Orang tuaku yang menyuruhku pindah ke Incheon. Jujur saja,berat sekali rasanya meninggalkan Seoul,tapi aku tak punya pilihan lain.” Tutur Chan-Yeol,dengan nada murung.

“Jangan khawatir. Kami berdua bisa menjadi teman baikmu di Incheon,iya kan,Na-Ra?” tanya Lu-Han,tangannya menyikut Na-Ra.

     Song Na-Ra hanya mengangguk kecil. Beberapa detik kemudian,ponselnya berdering tanda ada pesan singkat yang baru diterima. Ia langsung mengambil ponsel yang ia taruh disakunya,dan membuka pesan tersebut. Ia tersentak oleh isi pesannya sampai terbatuk. Ia melupakan sesuatu.

Pesan Baru Diterima : Dari Kim Mi-Ae

“Kau sekarang berada dimana,Na-Ra? Mengapa belum pulang? Apakah kau lupa bahwa hari ini adalah giliranmu menjaga kedai? Cepat balas pesanku.”

“Na-Ra?” tegur Lu-Han.

     Song Na-Ra benar-benar panik hingga ia mengacuhkan teguran Lu-Han,ia segera menarik tasnya dan berdiri, “Maafkan aku,aku harus pulang sekarang. Ada urusan penting. Terima kasih atas traktirannya,Chan-Yeol-ssi,senang bertemu denganmu.”

“Aku pulang duluan ya,Lu-Han!” teriak Na-Ra seraya melambaikan tangannya,lalu bergegas keluar dari restoran dengan tergesa-gesa.

“Huh,anak itu..pasti dia lupa menjaga kedainya..” gumam Lu-Han,ia ingin berlari menyusul Na-Ra namun tertinggal oleh gadis itu. Sedangkan Chan-Yeol masih duduk ditempatnya,sesekali matanya memandangi sosok Na-Ra yang perlahan menghilang. Sebenarnya ia ingin berkenalan dengan dengan Song Na-Ra lebih dalam lagi,namun sepertinya hari ini bukanlah waktu yang tepat. Ia berharap dapat bertemu dengan Na-Ra suatu hari nanti.

   

    

     

 

 

 

 
 
 

Comments

You must be logged in to comment
Zenitora
#1
This looks good! Can't wait for the next update.
alfors
#2
I'm looking forward to what the update will bring for me. Can't wait.