chapter 2

Gimme The Light
Please Subscribe to read the full chapter

GIMME THE LIGHT

 

Title                : Gimme The Light

Author            : Davidrd

Length            : Chapter 2/?

Pairing            : Woogyu

Genre             : Angst, drama, romance

Summary       :

Sunggyu adalah pria baik hati yang menjadi buta karena terlibat dalam sebuah kecelakaan, sedangkan Woohyun adalah pria arrogant dan kasar yang memiliki masa lalu kelam dalam hal percintaan.

Bad at writing summaries.

 

 

∞∞∞∞

Aku tidak pernah menyangka bahwa aku dan Hoya akan bertemu secepat ini. Sudah empat tahun aku tidak bertemu dan berkomunikasi dengannya. Aku merasa sangat bersalah karena telah menuduhnya menyukai Hyomin dan menuduhnya telah memfitnah Hyomin. Betapa bodohnya aku, seorang sahabat sejati yang aku sia-siakan kesetiaannya.

 

 

“Dokter, kau mengenalnya?”

 

 

Dia memutuskan kontak mata kami dan beralih menatap Sunggyu,”Sudah berapa kali kubilang hyung, panggil aku Hoya. Dan ya, kami sudah saling kenal. Dia adalah-,” belum sempat Hoya menyelesaikan perkataannya aku memberanikan diri untuk menyambungnya,”My best buddy.”

 

 

“What?” Hoya melongo dan serasa tak percaya padaku.

 

 

 

 

“Hoya, I’m sorry for what I’ve done to you. Aku tahu aku telah salah mempercayai Hyomin saat itu. Kau benar Hoya, dia adalah penipu, wanita berbisa yang telah menghancurkan persahabatan kita. I’m so sorry,” aku berjalan ke arahnya seraya melepaskan genggaman tanganku pada tangan Sunggyu.

 

 

“Woohyun, apakah ini benar-benar kau? Seorang Nam Woohyun yang keras kepala dan selalu merasa dirinya benar? Apakah ini benar-benar kau dan aku tak bermimpi?” Hoya mencoba mengucek matanya seperti mencoba membuktikan bahwa aku nyata dan bukan khayalan atau imajinasinya.

 

 

“Ya, ini benar-benar aku Howon-ah. Howon-ah mianhae.”

 

 

“Aish, stop call me HOWON!! You seem so weird calling me like that!” dia memelukku segera.

 

 

Aku sangat bahagia akhirnya aku menemukan my long lost friend. Dia masih seperti dulu, mudah sekali memaafkan orang, tapi juga mudah sekali marah kalau ada seseorang yang menyakiti sahabatnya. Dia adalah orang yang hebat yang tak akan pernah bisa kusakiti lagi. Sudah beruntung dia memberiku kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahanku, dan aku berjanji aku tidak akan membuatnya seperti dulu.

 

 

“Hoya I miss you so much,” aku mengaku.

 

 

“Me too man.”

 

 

“Appa,” suara kecil Sungjong membuatku tersadar kalau pria kecil di gendonganku sudah terbangun dari tidur siangnya. Tapi tunggu, Appa? Apakah Sungjong ini anak Hoya?

 

 

“Hm, Jongie kemarilah,” Hoya mengulurkan kedua tangannya mengambil Sungjong dari dalam gendonganku.

 

 

“Man, Sungjong anakmu?” aku bertanya pada pria berjas putih di hadapanku ini.

 

 

“Ne,” dia tersenyum menatap Sungjong.

 

 

Bagus sekali, kehidupan sahabatku sempurna. Sangat sempurna bahkan. Seorang anak dan istri yang cantik di usia yang sudah matang dan pekerjaan yang bagus. Walaupun aku memiliki pekerjaan yang bagus, tetapi kehidupan asmaraku berantakan. Anak yang sudah kunanti-nantikan ternyata bukan darah dagingku dan dia juga sudah berselingkuh dariku, lebih parahnya lagi dia adalah seorang pembunuh.

 

 

“How about Hyomin Namgrease?” Hoya bertanya padaku membuatku hanya bisa mendesah pelan dan menghindari tatapan matanya yang seakan bisa menembus kepalaku.

 

 

“Hoya, aku benar-benar tidak ingin berbicara tentang dia. Seorang pembohong yang telah berselingkuh di belakangku dan memiliki anak dari kekasih gelapnya dan seorang wanita jahat yang tega membunuh anaknya sendiri. Oh God, aku tak percaya aku mengencani seorang seperti itu,” kedua tanganku menutupi wajahku.

 

 

Mengetahui apa yang terjadi padaku, sahabat karibku itu menepuk pelan pundakku dan berkata,”Gwaenchana Namgrease. Kau bisa memulai lagi dari awal.”

 

 

“Hoya, aku terlalu tua untuk berkencan sekarang. Tidak akan ada gadis yang mau berkencan dengan pria tua yang berperut buncit ini,” kutunjukkan perutku yang sebenarnya jauh dari kata buncit dan malah sangat sixpack kepadanya membuatnya tertawa.

 

 

“Uncle Woohyun, uncle kenal dengan appa?” Sungjong memandang kami berdua dengan tatapan heran.

 

 

“Ya sayang, appa dan uncle Woohyun adalah teman baik,” Hoya menatap putranya dengan penuh kasih. Seandainya aku bisa seperti itu.

 

 

“Uncle Sunggyu juga?” Sungjong berganti menatap Sunggyu yang hanya berdiri mematung karena tidak tahu apa yang bisa dilakukannya di saat-saat seperti itu. Aku juga lupa sekejap akan keberadaan Sunggyu di antara kami.

 

 

“Tidak Jongie,” dengan lemah lembut Sunggyu menjawab pertanyaan si kecil.

 

 

“Tapi sekarang kan Uncle Sunggyu dan Uncle Woohyun juga berteman,” Sungjong mengangguk-anggukan kepalanya dan berkata kembali,”Kita semua berteman, Jongie neomu joha.”

 

 

“Kau punya anak yang begitu cerdas Hoya,” ucapku.

∞∞∞∞

 

Pertemuanku dengan Sunggyu merupakan sebuah berkah yang sangat kusyukuri. Karena bertemu dengan pria menakjubkan itu, aku kembali bertemu dengan sahabat karibku yang telah lama kusakiti dan bertemu dengan malaikat kecil yang membuatku makin merindukan sosok anak dalam kehidupanku.

 

 

Sejak bertemu dengan Hoya hari itu, aku mengetahui kalau Hoya adalah seorang duda sekarang. Istrinya meninggal saat ia melahirkan Sungjong. Hari-harinya hanya disibukkan dengan mengurus Sungjong dan bekerja. Dia adalah seorang dokter spesialis mata yang terkenal dan mapan. Aku tidak tahu kenapa dia tidak mencari pengganti ibu Sungjong. Aku tahu semua itu akan sangat susah, apalagi mencoba melupakan seorang yang pernah kita cintai sepenuh hati.

 

 

Sebuah ketukan di pintu kantorku membuatku tersadar dari lamunan. Kuletakkan pulpen yang sedianya ada di genggaman tanganku dan kutatap pintu kantor sambil berujar,”Masuk.”

 

 

Myungsoo masuk ke dalam ruanganku membawa setumpukan file yang harusnya kukerjakan minggu lalu ditemani seorang pria di belakangnya. Aku tidak pernah tahu ada pegawai berwajah seperti itu di kantorku.

 

 

“Bos, ini semua file yang harus kau selesaikan minggu lalu,” pemuda tampan itu meletakkan tumpukan file yang dibawanya ke atas meja kerjaku. Setelah selesai melakukannya ia membenarkan letak kemejanya dan memberikan tanda padaku bahwa ia akan memperkenalkan orang baru.

 

 

“Bos, dia adalah pengacara baru yang baru masuk kerja mulai minggu kemarin. Tapi karena kau tidak pernah ada di kantor, jadi dia baru bisa menemuimu sekarang,” sekali lagi Myungsoo berkata dengan sopannya.

 

 

“L-ah, panggil aku hyung. Aku sangat benci ketika mendengarmu memanggilku dengan sebutan bos.”

 

 

“Tapi bos.”

 

 

“Hyung untukmu,” kutekankan pengucapanku pada kata ‘hyung’.

 

 

“Baiklah hyung.”

 

 

“Bagus sekali. Ehem, siapa namamu?” aku beralih ke pria di samping Myungsoo yang mengenakan kemeja biru muda dengan dasi merah marun.

 

 

“Jang Dongwoo imnida. Saya pengacara baru perusahaan ini. Senang bertemu dengan anda Mr. Nam,” dia membungkukkan badannya dan kemudian kembali berdiri tegak.

 

 

Hm, penampilannya sangat menarik. Kalau dia tidak memperkenalkan diri, mungkin aku akan mengira kalau ia adalah seorang entertainer. Potongan dan warna rambutnya yang bisa dikatakan sedikit nyleneh cukup membuktikan bahwa ia bukan seorang pengacara seperti kebanyakan pengacara. Bukan hanya itu saja, jika diperhatikan sekilas, orang ini bahkan tidak mirip pengacara sama sekali. Wajahnya yang boleh kukatakan mirip dinosaurus dengan mata tajam dan bibir yang tebal menambah kesan aneh, tapi tetap tampan.

 

 

“Senang bertemu dengan Anda. Semoga kerja sama kita berjalan lancar,” aku berdiri dan menyalaminya menyudahi pikiranku tentang pegawai baruku.

 

 

“Allright sir,” dia menyalamiku dan tersenyum lebar sampai barisan gigi putihnya hampir terlihat semua membuatnya makin mirip dengan hewan reptile yang hidup jutaan tahun lalu yang disebut dinosaurus.

 

 

“By the way Dongwoo-ssi, it’s lunch time already, would you mind take a lunch with us.”

 

 

“Uhm, I’m sorry sir, it’s not my intention to be rude but I have another appointment right now.”

 

 

“Aigoo, if that’s really important appointment then it’s okay,” dia kembali tersenyum tahu aku tidak marah atau kecewa dengan penolakan halusnya,”But,” mendengat kata tetapi pengacara dino ini melemparkan tatapan khawatir,”You shouldn’t call me ‘sir’. I think I’m younger than you, so just call me Woohyun.”

 

 

“What?” matanya hampir melotot tidak percaya mendengar apa yang “Oh sorry sir, I don’t know if I can do that cuz you are my boss after all. I should respecting you sir.”

 

 

“Aish, why should everyone keep calling me stupid names by the way?” ucapku dengan sedikit kesal pada Myungsoo yang masih tidak bergerak dan tidak menunjukkan ekspresinya sama sekali seperti biasa. Terkadang aku heran, Myungsoo ini manusia atau mannequin.

 

 

 “It’s just natural Boss, ups hyung I mean,” ujar Myungsoo.

 

 

“That’s right sir,” Dongwoo membenarkan.

 

 

“Okay then just call me whatever you want guys,” I throw my arm in the air frustrated,” But next time you should join us on lunch Dongwoo-ssi,” I giving him a threatening look as I said.

 

 

“A-all-allright sir,” dia membungkukkan badannya.

∞∞∞∞

 

 

Aku memang seorang workaholic. Setiap hari kuhabiskan di kantor bersama timbunan file dan data-data perusahaan serta produk dan penawaran. Aku kurang menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatku, mungkin hal itu juga yang membuat Hyomin merasa kesepian dan mencoba mencari perhatian dari laki-laki lain. Namun, setelah aku putus dengannya, kebiasaan workaholic ku semakin parah. Aku bahkan sering mengurung diri di kantor dan menginap bermalam-malam lamanya di kantor dan tidak pulang ke rumah. Kuhabiskan waktuku untuk memikirkan tentang pekerjaan sehingga aku bisa melupakan semua rasa sakit yang kurasakan.

 

 

Myungsoo adalah salah satu sahabat karibku juga. Dia satu tahun lebih muda dariku, tapi ia lebih dewasa dariku. Aku, Hoya dan Myungsoo kuliah di Universitas yang sama dengan jurusan yang berbeda. Aku di fakultas Seni, Hoya di Kedokteran sedangkan Myungsoo di fakultas Ekonomi. Aku menjadi seorang pemimpin perusahaan karena paksaan dari orang tuaku, tapi aku tidak pernah keberatan dengan hal itu. Karena aku menikmatinya.

 

 

Ketika aku mengalami masa-masa sulit kehilangan Hyomin, Myungsoo adalah satu-satunya orang yang selalu ada di sebelahku dan memberiku semangat. Ia akan menyeretku dari ruangan kantorku dan memaksaku sarapan. Dia akan mengomeliku satu jam lamanya kalau aku sampai lupa makan apalagi kalau aku sampai melamun dan ketahuan olehnya. Dia memang dongsaengku, tapi ia bertindak seperti hyung bagiku. Aku bangga dan bahagia dia ada di sampingku selalu.

 

 

Akhir-akhir ini setelah aku bertemu dengan Sunggyu, Myungsoo sering menyinggung kenapa aku sering tersenyum sendiri bahkan di saat-saat yang tidak lucu. Aku menceritakan padanya kalau aku bertemu dengan seseorang yang hebat. Dia sangat bahagia mendengar berita bahwa aku sudah bisa melupakan Hyomin sepenuhnya dan beralih kepada orang lain. Aku juga mengatakan padanya kalau aku sudah bertemu dengan Hoya dan meminta maaf padanya. Hal itu lebih membuatnya bahagia. Akhirnya persahabatan kami bisa diselamatkan.

 

 

“Hyung, kapan kau akan mengenalkanku dengan orang istimewa itu?” Myungsoo bertanya sambil memainkan makanannya dengan sumpit.

 

 

“Molla,” ucapku enteng.

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
catharinap_l #1
Chapter 6: I love ur story!!! So touching!!! :))
parkdaeun
#2
Chapter 6: The most oshem ff ive ever read! Aku bisa ngerasain sad moment, depressionnya and the most sweet endingnya, ff ini keren banget semua emotion bisa jd satu! Thanks authornim! Ure the best <3
Coffeemilk1013 #3
Chapter 6: great ff!! thanks for a sweet ending, authornim :3
gari_chan #4
Chapter 6: hmm ff-nya bagus banget, feelnya dapet hmm terharu dah
aiai_kimie #5
Chapter 6: happy ending... n' nice story.. gomawo sista!!! :)
akitou
#6
Chapter 6: great job teman.... endingny keren.... ok ditnggu ff yg lain.,..
KimAnHee #7
Chapter 6: Aaaaaahhh akhirnya ini dipost juga dan berakhir dgn happy end *horaaaaayy* #tebarkonfeti
Terharu saya bcanya, hadeuh Nam Woohyun makanya klw bawa mobil itu jgn sambil mabok, bgtukan jadinya *toyor pala Namo* *digebuk newclear* :v
Hhah pokoknya aku sneng bnget lah, ff yg ini udh end tinggal ff yg lainnya ditunggu ya kelanjutannya *rentenir ff datang* :v :v
inspiritly_beauty
#8
Chapter 6: Whoaaaah!!! Finally di-update juga dan happy ending. Great! (y)
Riska98 #9
Thor,ff mu bgus dan sukses membuatku baper aku kasian ma Gyu krna dia buta sbenernya siapa yg buat Gyu jdi buta thor-nim...keren ff nya aku suka neomu joah :)