FOUR

YUNHO JUST YUNHO

Tiga minggu berlalu sejak kedatangan Yunho dan Changmin. Selama itu Yunho senantiasa menghubungi Jaejoong meski hanya lewat sms, tapi mereka belum bertemu lagi karena kesibukkan masing-masing, meski tentu saja lebih karena kesibukan Yunho dan Changmin.

Jaejoong cukup bersyukur, karena selain bayinya tidak rewel, kehamilannya juga tidak membuatnya tambah berat badan drastic. Seperti saat hamil Sung Jae dulu, dia hanya naik 10 kilogram sampai saat dia melahirkan, sekarang juga naiknya hanya sedikit, tapi tetap sehat, jadi meski kehamilannya sudah masuk minggu ke 20 belum terlihat perubahan berarti pada bentuk pinggangnya.

Sung Jae sering sekali mengajak ngobrol sang adik, lucu melihatnya. Sung Jae memanggil sang adik dengan nama Jae Hyun. Waktu Jaejoong tanya kenapa dia menyebutnya dengan nama itu, Sung Jae bilang dia yakin adiknya itu laki-laki dan dia ingin memberinya nama Jae Hyun. Dia tahu mungkin saja Yunho ingin memberi nama anak itu dengan nama pilihannya, tapi Sung Jae tak akan menyerah. Jaejoong pun hanya tertawa saja dan setuju dengan sang anak.

Ketika Yunho menanyakan kabar bayinya, tanpa sengaja Jaejoong menyebut nama Jae Hyun, membuat Yunho bingung, tapi kemudian ketika tahu alasan nama itu Yunho menyerah dan mengikuti kemauan Sung Jae, membuat Jaejoong mau tak mau merasa lega.

***

Jaejoong sedang asyik menjahit baju untuk Sung Jae ketika terdengar bunyi bel rumahnya. Jaejoong segera merapikan jahitannya sebelum melihat siapa yang datang. Dari video kameranya dia melihat dua orang wanita berbeda usia berdiri dengan ekspresi berbeda. Yang lebih tua terlihat agak kesal sekaligus bingung, sementara yang lebih muda terlihat lebih tenang. Jaejoong mengenali mereka sebagai ibu dan adik perempuan Yunho.

Mengatur nafas untuk menenangkan diri, Jaejoong membukakan pintu untuk mereka.

Jaejoong menyiapkan minuman dan sedikit kue buatannya sendiri, lalu dia duduk tenang di hadapan kedua tamunya itu.

“Silahkan diminum, nyonya Jung, Jihye ssi,” ujar Jaejoong.

“Nona Jihye,” ujar ibu Yunho, dingin, membuat Jihye, sang putri agak memerah wajahnya dan Jaejoong tertegun sesaat.

Jaejoong sudah beberapa kali bertemu dengan Jihye dan dia memang terbiasa memanggil dengan Jihye ssi saja, malah sebenarnya cukup dengan Jihye saja, karena bagaimanapun Jaejoong lebih tua, dan Jihye memanggilnya Jaejoong eonni.

“Eomma…”

“Jaejoong itu asisten kakakmu, bawahan kakakmu, jadi wajar kalau dia memanggilmu nona kan?” ujar nyonya Jung, getas.

“Tapi, eonni sudah bukan asisten Yunho oppa lagi,” ujar Jihye.

“Baguslah, wanita tak tahu malu ya tidak pantas dipertahankan menjadi asistennya,” ujar nyonya Jung, pedas.

“Maaf nyonya Jung, ada keperluan apa anda datang kesini?” tanya Jaejoong, setelah dia terdiam sejenak tadi.

“Langsung saja, lakukan tes DNA, kalau memang itu anak Yunho, kami akan membiayai semuanya sampai kelahirannya, setelah itu anak itu akan ikut Yunho, tapi jangan meminta Yunho menikahimu, Yunho kami itu masih bujangan, tampan, kaya, rasanya tak akan sulit bagi dia mendapatkan gadis baik-baik yang masih perawan dan lajang, dibanding harus menikahi janda beranak sepertimu,” ujar nyonya Jung, tanpa basa-basi.

“Eomma!” Jihye menegur sang ibu.

“Kamu diam saja! Tidak usah ikut campur!”

“Tapi eomma berjanji untuk bicara baik-baik, lagipula kalau oppa tahu apa eomma sudah siap oppa marah pada eomma?”

“Kenapa oppa-mu harus marah? Eomma hanya melakukan yang terbaik untuk oppa-mu! Coba bayangkan bagaimana omongan orang-orang, lingkungan artis, para fans-nya dan keluarga kita kalau tahu oppa-mu itu menikahi janda gatal yang sudah menjebaknya ini?!”

“Eomma! Oppa sudah bilang bahwa dia khilaf memperkosa eonni!”

“Eomma tidak percaya! Tidak akan percaya anak kebanggaan eomma bisa melakukan hal semacam itu! Itu pasti rekayasa janda gatal ini! Kamu juga dengar dari Boa ssi bagaimana tingkah dia di dekat oppa-mu kan? Yang seolah selalu mengatur oppa-mu!”

“EOMMA!”

Jaejoong merasa sangat sakit hati, tapi dia berusaha tetap tenang. Menatap nyonya Jung dan Jihye tanpa gentar.

“Sudah selesai nyonya? Pertama, saya sama sekali tak keberatan melakukan tes DNA, dan saya tidak pernah sekalipun meminta Yunho ssi bertanggung jawab untuk menikahi atau membiayai anak ini, saya hanya ingin Yunho ssi tahu untuk menghindari kemungkinan , kalau kelak Yunho ssi mempunyai anak dari wanita lain, jangan sampai anak kami bertemu dan saling jatuh cinta tanpa tahu hubungan sedarah mereka, saya sudah mengatakan dengan jelas pada Yunho ssi, di depan Changmin ssi dan anak saya, jadi lebih baik nyonya membicarakannya dengan putra kebanggaan nyonya itu,” ujar Jaejoong, tegas.

Sebelum sempat nyonya Jung menyahut lagi, terdengar suara pintu terbuka, dan terlihatlah Sung Jae.

Pemuda itu baru saja pulang sekolah. Dia memberi hormat pada kedua tamu lalu menuju kamarnya untuk berganti pakaian seragamnya.

“Anak yang hebat, bisa tahan memiliki ibu yang gatal seperti kamu, beruntung sekali kamu hamil saat tidur dengan Yunho, dan tidak saat bersama yang lain,” ujar nyonya Jung dengan nada menghina dan cukup keras, yang memang diniatkan untuk didengar oleh Sung Jae.

“EOMMA!” Jihye semakin marah dan panik

“Nyonya Jung, saya tak masalah nyonya mau menghina saya seperti apapun, tapi jangan sekali-kali membawa-bawa anak saya!” ujar Jaejoong keras.

Sung Jae sendiri membalikkan tubuh dan memilih duduk di sebelah Jaejoong. Menatap nyonya tua itu dengan tatapan tajam, tapi tetap dengan sikap hormat.

“Nyonya, silahkan nyonya tanyakan pada siapapun di lingkungan ini, atau siapapun di tempat kerja ibuku yang lama, maupun di tempat kerja Yunho ahjussi, ataupun di tempat kerjanya yang sekarang, tentang perilaku eomma-ku. Nyonya tidak mengenal kami dengan baik, tidak pantas nyonya menghina eomma-ku seperti itu. Apa menurut nyonya, eomma ingin menjadi janda? Kenapa nyonya tidak berpikir kalau apa yang eomma alami bisa saja terjadi pada putri nyonya sendiri? Ditinggal meninggal suami saat usia anak masih 6 tahun, lalu disalahkan sebagai pembawa sial oleh keluarga suami padahal suami meninggal karena kecelakaan pesawat yang sama sekali tak bisa diduga siapapun, membanting tulang agar aku bisa sekolah dengan baik, kalau eomma-ku memang janda gatal, dengan penampilan eomma yang cantik dan baik tidak sulit bagi eomma merayu pria yang kaya, tapi kalau memang begitu apa kami akan tinggal di rumah seperti ini? Nyonya, kalau nyonya marah dengan kehadiran adikku di perut eomma, kenapa nyonya tidak bicarakan dengan Yunho ahjussi, eomma-ku tidak pernah meminta ahjussi menikahinya, jangan menghina eomma-ku lebih dari ini,” ujar Sung Jae, pelan dan tegas, membuat semua wanita disana seolah lupa kalau yang sedang bicara hanya seorang anak berusia 13 tahun.

“Eomma, kita pulang. Eonni, maafkan eomma-ku,” ujar Jihye, yang benar-benar malu sekarang.

“Eomma tidak akan pergi sebelum memastikan bahwa Yunho tidak bersalah!”

“Eomma!”

Jaejoong dan Sung Jae bertukar tatap. Mereka kemudian mendengar bel lagi. Jaejoong memijit pelipisnya agak stress.

“Eomma duduk saja, biar aku lihat siapa yang datang,” ujar Sung Jae.

Jaejoong, nyonya Jung dan Jihye terkejut saat melihat Sung Jae masuk bersama Yunho dan Changmin.

“Eomma? Jihye? Apa yang kalian lakukan disini?” tanya Yunho, setelah dia dan Changmin ikut duduk dan Sung Jae sudah menyuguhkan minuman.

“Hanya melakukan apa yang eomma harus lakukan! Memastikan janda gatal ini tidak mengambil keuntungan dari apa yang sudah terjadi, jangan sampai dia mendapatkan hasil dari perangkapnya terhadapmu,” ujar nyonya Jung tenang, membuat mata Yunho dan Changmin terbelalak terkejut.

“Eomma, bukankah aku sudah menjelaskan apa yang terjadi?” ujar Yunho, berusaha tetap tenang.

Sung Jae menggenggam tangan Jaejoong erat, seperti menguatkan. Sekali lagi Jaejoong sangat bersyukur dengan kehadiran anaknya ini dalam kehidupannya.

“Kamu pikir eomma bodoh untuk percaya anak kebanggaan eomma bisa melakukan hal itu? Itu hanya perangkap dari dia, Yunho yah!”

“Eomma, maaf, tapi memang itu yang terjadi,” ujar Yunho.

“Kalaupun itu memang anakmu, kalian tidak harus menikah dan anak itu nanti harus ikut denganmu, eomma tidak mau keturunan Jung diasuh wanita tak tahu malu ini!” ujar nyonya Jung.

“EOMMA!” Jihye marah lagi.

“Jihye yah,” tegur Yunho.

“Oppa tidak tahu, dari pertama kali datang yang eomma lakukan hanya menghina eonni! Eonni sedang hamil, eomma pernah hamil, apa eomma tak bisa mengerti perasaan eonni?!”

“Eomma belum pernah hamil di luar nikah! Jangan-jangan ini bukan kali pertama juga dia hamil diluar nikah!” ujar nyonya Jung, tetap keras kepala.

“Keluar kalian!”

“Sung Jae ah,” tegur Jaejoong.

“KELUAR!!!!” Sung Jae sudah tak tahan lagi, berdiri dan menunjuk pintu dengan jarinya.

“Sung Jae ah, jangan memperkeruh keadaan sayang,” ujar Jaejoong.

“Eomma…” Sung Jae menatap sang ibu sendu. Ibunya terlalu sabar.

Yunho lalu mengajak keluarganya pulang dengan agak menarik sang ibu, meninggalkan rumah itu sambil menatap Jaejoong penuh arti. Jaejoong hanya menatapnya tenang dan mengangguk.

Setelah para tamu pulang, Jaejoong merasa kakinya lemas dan hampir saja dia terjatuh kalau sang anak tidak menahannya.

“Eomma.”

“Eomma hanya sedikit lelah, mau tiduran sebentar, tolong rapikan ya,” ujar Jaejoong, melangkah pelan menuju kamarnya.

Sung Jae menatap punggung sang ibu dengan sedih, Dia tahu, sang ibu pasti mengambil foto ayahnya untuk mengadu. Sung Jae benar-benar marah pada keluarga Jung saat ini.

***

Yunho membawa keluarganya termasuk Changmin ke rumahnya. Ibunya masih memaki-maki Jaejoong di mobil, membuat Jihye kesal dan Changmin pun nampak geram.

Yunho tak mengatakan apa-apa, dia mengeluarkan sesuatu, seperti CD, menyuruh semuanya duduk, dan memasang CD itu. Rupanya itu hasil rekaman CCTV kamar hotel tempat semuanya terjadi, memang hanya ruangan luar kamar dan tidak di bagian kamar tidurnya. Tapi cukup jelas apa yang terjadi, dari pertama seorang wanita menjadi tamu kamar itu, saat wanita itu menaruh sesuatu di dalam gelas yang diberikannya pada Yunho, lalu ketika Yunho mulai gelisah dan mengusir wanita itu. Tak lama Yunho membukakan pintu dan Jaejoong dipersilahkan masuk. Jaejoong mencari apa yang diperlukannya dan terlihat jelas bagaimana Yunho mulai menyerang Jaejoong bahkan merobek pakain wanita itu sebelum menariknya ke arah kamar.

Changmin, nyonya Jung dan Jihye terpaku. Yunho mematikan video itu.

“Eomma, aku tahu aku  bersalah sudah melakukan semua itu, tapi aku juga tahu kalau aku dibawah pengaruh sesuatu, dan aku hanya ingin membuktikan sesuatu, makanya aku meminta rekaman video dan yang aslinya ini yang ada padaku, setelah ini akan aku hancurkan, cukup aku tahu kecurigaanku terjawab, dan bersyukur aku belum menghancurkannya, agar eomma berhenti menghina ibu anakku lagi,” ujar Yunho.

Nyonya Jung menangis dan memukuli anaknya itu, menyesali semuanya, merasa sudah menjadi ibu tak berguna karena membuat anaknya bisa melakukan hal itu.

“Jadi…dia yang menyebabkan semua ini?” tanya Jihye, dengan gemetar menahan marah.

Yunho mengangguk. Changmin sendiri tak terlalu kaget dengan hasil video itu.

“Eomma, lihatlah, apa yang sudah dilakukan wanita yang sudah menjelek-jelekkan Jaejoong eonni!”

“Apa maksudmu?” tanya Yunho.

“Sahabat oppa itu, Kwon BoA ssi, selalu mengatakan hal buruk tentang bagaimana Jaejoong eonni bersikap seperti menguasai oppa dan selalu mengatur oppa!” ujar Jihye.

“Eeh?” Yunho terkejut.

“Ya, dia sepertinya merasakan sesuatu tentang oppa dan eonni, makanya dia sering menceritakan hal jelek tentang eonni, dan eomma kita tersayang ini sangat percaya padanya,” ujar Jihye, gemas.

Nyonya Jung terdiam, seperti merasa malu, tapi juga tak mungkin dia mengakui kesalahannya.

“Eomma, Jaejoongie wanita yang baik, ya dia janda, dia tak pernah menutupi statusnya itu, dia juga selalu mengenalkan anaknya pada kami semua, dia tak pernah mau ikut acara after party, yang eomma juga tahu bagaimana orang-orang minum dan bertingkah bebas, setiap selesai schedule, dia akan selalu langsung pulang ke rumahnya,” ujar Yunho.

“Jaejoong noona selalu memakai pakaian yang sopan, sekalipun dia mengukur tubuh kami atau membantu kami memakai kostum kami, dia akan berusaha sebisa mungkin untuk tidak menyentuh kami,” ujar Changmin.

“Eomma, sudah aku bilang, Jaejoongie tidak memintaku menikahinya, bahkan dia tidak meminta aku menanggung biaya apapun, tapi aku tak mungkin meninggalkannya, karena itu anakku dan…entah ini perasaan apa, tapi aku selalu merasa nyaman berada di dekatnya, bahkan sejak dia berhenti menjadi asisten kami aku merasakan ada yang kurang. Eomma, jangan jadikan aku pria brengsek, tidak bertanggung jawab atau merebut anak itu sama saja akan membuatku menjadi lelaki jahat. Maaf eomma, tapi aku percaya karma, aku percaya semua yang kita lakukan akan ada balasannya, kalau aku berlaku jahat maka akan dibalas, dan bisa saja balasannya tidak langsung padaku, bisa pada orang lain yang aku sayangi, seperti keluargaku. Eomma…”

Nyonya Jung terdiam. Sebenarnya dia bukan wanita jahat, hanya saja dia terlalu bangga dengan sang anak, dan tidak mau menerima kenyataan kalau anaknya hanya manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan besar. Sebagai seorang ibu, tentu saja dia mengharapkan anaknya menikah dengan wanita lajang yang setara dengannya, makanya ketika mendengar tentang kehamilan Jaejoong dari Yunho, meski dia merasa Jaejoong memang cantik dan baik, dia terbutakan oleh prasangka karena keangkuhannya, makanya dia jadi terpengaruh omongan BoA yang sering menjelekkan Jaejoong.

“Terserahlah,” ujar nyonya Jung, akhirnya.

Yunho tahu, sang eomma masih kurang rela mendapat menantu seorang janda, tapi dia yakin seiring waktu berjalan sang eomma akan menyadari bahwa Jaejoong adalah yang terbaik.

Yunho juga tak tahu sejak kapan dia merasa nyaman dengan Jaejoong. Mungkin dia belum mencintai Jaejoong, tapi dia yakin dia akan bisa mencintai wanita itu, dan dia akan membuat wanita itupun mencintainya.

Changmin dan Jihye bertukar pandang dan tersenyum. Satu hambatan sudah hilang.

***

“Eomma, sedang apa?” tanya Sung Jae.

“Berkemas.”

“Eh? Mau kemana kita?” tanya Sung Jae.

“Kita harus pindah dari sini Sunggie,” ujar Jaejoong.

“Apa maksud eomma?”

“Nenekmu ingin kita pindah karena rumah ini akan ditempati sepupumu selama dia belum bisa membeli rumah baru, ini memang milik ayahmu, dan ayahmu belum sempat menjadikan ini milik eomma sebelum kecelakaan itu.”

“Eomma…”

“Tidak usah khawatir, eomma sudah bicara dengan Jong Kook ahjussi, dan dia mau menyewakan apartemen miliknya yang memang investasinya dengan harga terjangkau, tapi kita juga akan mulai mencari tempat sendiri meski kecil, tapi milik sendiri, kamu tak keberatan kan?”

“Aku akan ikut eomma kemanapun eomma pergi, tapi, bagaimana dengan Yunho ahjussi?”

“Apa kamu pikir setelah eomma-nya menentangnya seperti itu Yunho ssi akan meneruskan niatnya? Sung Jae ah, kamu juga tahu kalau Yunho ssi adalah orang yang baik dan berbakti, ya kan?”

Sung Jae mau tak mau mengakui ucapan sang eomma. Akhirnya dia mengangguk.

“Seperti aku bilang, aku akan mendukung apapun yang akan eoma lakukan,” ujar Sung Jae.

“Saranghae, baby,” ujar Jaejoong, seraya mencium pipi sang anak.

“Saranghae eomma.”

###

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
BabyBugsy
#1
Chapter 7: Bagus storynya.. Huhuhu sweet dan sedih juga di chap awal.. But i like it.
nanajunsu
#2
Chapter 7: Beautiful story XD
nanajunsu
#3
Chapter 6: Syukurlah jaejoong melahirkan dg selamat

Mr jung jahat bgt sih
Kasian jaejoong dr dlu smp skrg menerima hinaan mulu dr org2
nanajunsu
#4
Chapter 5: Yj saling menyayakan cinta XD
nanajunsu
#5
Chapter 4: Mrs jung jahat bgt
Dan jj orgnya sabar bgt
nanajunsu
#6
Chapter 3: Akhirnya stlh 4 bln yunho dtg nemui jj
Keknya yunho cinta ma jj
Cuman jj blm ad rs yaa ma yunho
nanajunsu
#7
Chapter 2: Yun pabo stlh kejadian itu bukannya tanggung jwb malah bilang maaf doang
Dan Skrg jj hamil ap yunho bakal nikahin jj
nanajunsu
#8
Chapter 1: Yunho kok gtu sih
Lg ato gmn kok tega ngelecehin jae (T.T)
helden #9
Chapter 7: Baguss deh ceritanya. Ak suka banget.
momo_chan
#10
Chapter 7: its beautiful~~..^,^.....
berharap ada sambungannyaaa lagiiii...pas baby jiyol lahir gitu.....
btw...thanks for the story....