Flower

My Story

 

Pagi hari seperti biasa, gaduh dan ramai. Ramai? Ya, ramai karena kondominium ini dihuni oleh 12 pemuda. Bisa dibayangkan, bagaimana para pemuda ini berebut makanan yang disediakan oleh ahjuma Lee, berebut tempat duduk paling nyaman, bahkan berebut pakaian. Bahkan, Jongin ingin memakan makanan yang sama dengan Kyungsoo ketika Kyungsoo tidak mau berbagi. Pemuda tertua di kondominium itu adalah Minseok, yang saat ini kuliah di jurusan arsitektur menekuni apa yang dia sukai saat masa sekolah. Minseok hanya akan bangun jika yang membangunkannya adalah Luhan. Entah dengan cara apa Luhan membangunkannya, yang pasti jika oleh orang lain Minseok akan bangun hanya untuk sekedar menendang orang itu lalu menutup pintu kamar untuk menghindari gangguan yang akan mengusiknya lagi nanti.

“Hm, selamat pagi semuanya!” Baekhyun, lelaki dengan suara cempreng khas perempuan turun dari tangga mengenakan pakaian tidurnya yang errr girly.

“Hyung, sudah kubilang jangan pakai itu lagi!” Jongin menyahut. Jongin sangat membenci piyama itu, pernah sekali Baekhyun memakainya piyama itu ketika Jongin sakit. Membuatnya makin sakit karena kaget dan tak tahan terhadap penderitaannya membuat Jongin menjalani rawat inap. Baekhyun mempoutkan bibirnya lalu membuka piyamanya dengan segera, menampilkan badannya yang katanya seperti coklat meleleh itu terbuka.

“Baiklah Jongin, aku tidak mau kau dirawat lagi nanti. Ah, Chanyeol dimana? Pasti dia sedang menyapa bunga-bunga yang bahkan tak akan meliriknya itu”. Baekhyun berjalan kembali ke kamarnya, berniat mengganti piyamanya dengan kaos yang lebih enak dipandang mata. Saat mengganti piyamanya, tak sengaja Baekhyun melihat Chanyeol tengah jongkok sembari menyentuh bunga mawar merah dengan tatapan intens. Karena penasaran, Baekhyun segera menemui Chanyeol yang tetap dalam posisi sebelumnya.

 “Yeol, sedang apa?”, dengan gaya manisnya Baekhyun bertanya.

 “Kau lihat apa”, Chanyeol malah balik bertanya membuat Baekhyun kesal lalu mengerucutkan bibirnya.

“Yang kulihat itu kau yang mengamati bunga itu seakan laser keluar dari matamu dan membakar bunga itu Yeol.”

“Kalau begitu aku bisa menggunakan super power! Wah keren sekali!” Chanyeol tertawa lalu berjoged (?) dengan semangat tak menyadari Baekhyun yang melengos pergi memasuki kondominium.

“Seharusnya aku tak bertanya, huh membuang waktuku saja!” Baekhyun terus bergumam sampai akhirnya berhenti ketika bertemu Joonmyeon di dapur. Joonmyeon tengah meminum air putih –seperti biasa- lalu tersenyum ketika Baekhyun menghampirinya.

“Oh Baekhyun! Selamat pagi dan bagaimana semalam?” Joonmyeon meletakkan gelas lalu menatap Baekhyun. Baekhyun tersenyum manis, “Joon hyung, pagi juga! Ah seperti biasa aku tak bisa tidur sebelum bermain game”. “Begitu, apa Chanyeol masih menatap bunga-bunga itu?”. Baekhyun menghela nafas, “Ya, bahkan semakin intens”.

Joonmyeon mengetahui prilaku aneh adiknya yang satu itu. 4 bulan lalu Chanyeol datang ke rumah membawa bibit bunga dan meminta bantuan padanya untuk menanam bibit itu -karena saat itu hanya ada Joonmyeon di rumah- sementara dirinya menyiapkan peralatan berkebun. Entah Joomyeon tak mengetahui bibit jenis apa, Chanyeol hanya memberi tahu bahwa itu bibit bunga. Joonmyeon tahu Chanyeol memang jenius –beda tipis dengan idiot-, tetapi kenapa Chanyeol menjadi seperti freak bunga setelah bibit yang ditanamnya itu berbunga, ya bunga mawar merah. Setiap pagi Chanyeol akan menyiram bunga itu serta menatapnya dalam, lalu mengucapkan sampai jumpa lagi pada bunga itu. Joonmyeon tak habis fikir, mungkin hanya dirinya dan Baekhyun yang sangat memperhatikan Chanyeol.

 


 

Setelah melakukan kegiatan rutin yg menyenangkan -menurut Chanyeol- itu, dirinya berpamitan dengan bunga kesayangannya dan bersiap ke sekolah. Chanyeol, Baekhyun, Jongin, Kyungsoo, Jongdae, Tao, dan Sehun satu sekolah. Bedanya adalah Chanyeol, Baekhyun, Jongdae dan Kyungsoo adalah anak kelas 12 sementara Jongin, Tao dan Sehun -si bungsu- kelas 11. Berbeda dengan Chanyeol serta saudaranya yg masih SMA, Joomyeon, Yixing, Kris, Luhan, dan Xiumin sudah kuliah di Korea University dengan jurusan yang berbeda sehingga mereka lebih sering bertemu di kondominium daripada di sekolah.

Chanyeol memarkirkan sepedanya dengan tergesa dan segera berlari keluar dari area parkiran sepeda. Baekhyun yang berjalan di belakang sudah terbiasa dengan sikap Chanyeol yang –err- aneh itu. Ya, semakin bertambah aneh semenjak bunga itu ada.

Chanyeol berjalan perlahan ketika memasuki kawasan kelas 12, berjalan melewati lorong sambil sesekali melirik ke samping berharap menemukan seseorang yang memberikan bibit bunga mawar itu padanya. Dapat! Orang itu tengah bercengkrama bersama teman-temannya sambil sesekali tertawa lebar. Chanyeol tak tahu mengapa dirinya sampai seperti ini, yang dia tahu bahwa hatinya selalu berdegup kencang hanya ketika melihat orang itu.

“Yeol, kau meninggalkanku lagi” Baekhyun yang sedari tadi terlupakan oleh Chanyeol berkata secara pelan membuat Chanyeol yang tengah serius itu terlonjak.

“Baek, shhh! Nanti saja debatnya, kau pergi saja”. Chanyeol mengayunkan tangan menyuruh Baekhyun pergi, lalu melanjutkan kegiatannya yang sempat terhenti oleh Baekhyun. Mata Chanyeol memandang lurus kearah kumpulan gadis itu, lebih tepatnya kepada orang itu. Baekhyun mengikuti arah pandang Chanyeol, menemukannya dengan seorang gadis dengan rambut sepinggang yang tengah membelakanginya, Baekhyun yakin bahwa gadis itulah si pemberi bibit.

“CHANYEOL!!” Baekhyun, entah mendapat ide darimana berteriak membuat orang sekitar menoleh pada mereka, orang itu, Eunjoo ikut menoleh ke arah suara dan mengernyitkan dahi ketika melihat si pembuat suara telah pergi.

“Kenapa kau berteriak? Kau tau tidak, ahh lupakan” Chanyeol mengerang frustasi –secara berlebihan- sementara Baekhyun terkekeh geli.

“Biarlah, biar dia tahu bahwa kau sampai gila karenanya”

“Aku tidak gila”

“Ya”

“Tidak

“Ya”

“Tidak”

“Tidak”

“Ya, ehhhh?”

“Kena kau! Ahh—ahh sakiit!” Baekhyun meringis karena kepalanya dijitak oleh Chanyeol yang kini bermuka masam. Berniat balas dendam hendak menjitak kepalanya Baekhyun ingat bahwa dirinya takkan sampai menjitak tiang listrik disampingnya itu. Akhirnya, Baekhyun hanya terkekeh sembari memperhatikan Chanyeol yang masih cemberut.

“Kenapa kau tidak mendekatinya? Bukannya dia juga sering mengikuti kegiatan band sekolah? Kau kan bisa bermain gitar bersamanya Yeol”

“Aku pernah berfikiran seperti itu, tapi sepertinya tidak akan berhasil”

“Kenapa? Kau kan terkenal dengan permainan gitarmu itu Yeol”

“Yaa... nanti aku terlalu gembira lalu aku pasti akan tersenyum 7 jariku selama acara, aku memalukan”

“Kau sadar akhirnya”

“BAEKHYUN!”

“YA JANGAN TERIAK-TERIAK!”

“JANGAN MENGEJEKKU”

“KAU BIASA DIEJEK”

“huh dasar pendek”

“APA?!?”

Seketika suasana lorong kelas yang sepi itu menjadi arena Chanyeol balap lari bersama Baekhyun.

 


 

Flashback

Angin berhembus melewati jendela rumah kaca menepis rambut seorang gadis yang tengah memilah bibit bunga untuk ditanam di rumah kaca sekolahnya. Nam Eunjoo, gadis itu menatap bibit-bibit bunga yang siap tanam tersebut dan terkesiap ketika telinganya menangkap suara gaduh dari luar. Penasaran, Eunjoo mendekati asal suara dan menemukan Chanyeol  -teman kelas sebelah yang dalam kondisi terjatuh- tengah menatapnya malu.

“Eh? Chanyeol, sedang apa?”. Eunjoo mendekati Chanyeol lalu membatu Chanyeol berdiri yang membuat pipi Chanyeol semakin merah.

“Engg, tadi aku lewat lalu melihatmu menanam bunga”. Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu tersenyum kikuk. “Kenapa aku yang malu? Memalukan!” Chanyeol membatin dan mengerutkan keningnya membuat Eunjoo tertawa karena tingkah Chanyeol yang menurutnya lucu itu.

“Hahaha, aku bukan menanam bunga Chanyeol. Aku memilah bibit bunga”. Melihat Eunjoo tersenyum manis seperti itu membuat Chanyeol ingin mencubit pipi Eunjoo yang kenyal itu.

“Ah.. apa... aku boleh ikut?”. Momen yang tepat untuk berkekatan dengan Eunjoo Chanyeol!

“Tentu saja, aku senang jika ada orang yang mau menanam bunga, kekeke”

“Ahaha, aku memang pecinta bumi Eunjoo”

“Baiklah, Yeolli? Boleh aku memanggilmu Yeolli? Itu terdengar cocok untukmu, kau kan pelawak kelas”

“Boleh! Tentu saja, hahaha, aku keren yaa”

“Lebih tepatnya lucu, ah sudah ayo masuk”. Seakan robot, Chanyeol menurut lalu masuk ke rumah kaca sekolah itu. Memperhatikan kebun yang penuh bunga itu lalu meyentuh salah satu bunga mawar merah di dekatnya.

“Kau suka? Apa kau mau menanam bunga mawar? Bunga mawar artinya keren loh”. Eunjoo mendekati Chanyeol lalu ikut menyentuh bunga mawar itu.

“Sebenarnya aku belum pernah menanam bunga sebelumnya Eunjoo. Aku juga tidak tahu tentang bunga, hehehehe”

“Makanya sini aku ajari. Dan aku mau memberimu bibit ini, rawat sampai berbunga dan temukan makna bunganya ya”. Chanyeol menerima kotak bibit tersebut lalu memasukkannya ke saku blezernya.

Eunjoo yang mengajari Chanyeol dengan sabar karena Chanyeol tak mengerti juga apa bedanya pupuk dengan urea. Mungkin hanya Chanyeol yang merasakan hawa panas di rumah kaca itu, bayangkan saja, dirinya berada sangat dekat dengan Eunjoo, gadis yang telah mencuri perhatiannya yang entah sejak kapan itu –Chanyeol tak ingat-.

Sepulang sekolah, Chanyeol segera berlari ke kondominiumnya dan menemukan Joonmyeon tengah membaca buku –entah apa- dengan santainya di sofa sembari sesekali menyesap tehnya.

“Hyung, bantu aku”. Kaget dengan ajakan Chanyeol yang tiba-tiba ditambah ekspresi memohon konyol Chanyeol membuat Joonmyeon tersenyum.

“Apa Yeol? Membantumu menangkap serangga untuk dikoleksi lagi?”. Ya, Chanyeol mempunyai hobi mengoleksi serangga. Tapi, karena sebagian besar saudaranya membenci serangga, dia merelakan serangga kesayangannya itu membebaskan diri menuju alam bebas.

“Bukan, serangga membuat Baekhyun dan Jongin membenci datang ke kamarku Hyung, apalagi Tao, huh dia akan melempar kotak seranggaku jika masih ada. Eh, aku minta bantuan Hyung untuk membantuku menanam bunga”

“Hm, bunga..? untuk apa?”

“Bantu sajalah Hyung, kan aku membantu menyelamatkan bumi dari Global Warming”

“Terserah kau sajalah Yeol”

“Yehet-!”

Setelah sesi menanam yang melelahkan –menurut Joonmyeon- Chanyeol membuatkan cemilan untuk hyung tersayangnya itu. Joonmyeon tak tahu bahwa Chanyeol sangat menyukai bunga setelah diperhatikan ketika Chanyeol menanam bibit tersebut.

“Kau terlihat sangat bahagia Yeol”. Chanyeol, yang kini tengah asik melamun menoleh dan tersenyum lebar.

“Hehe”

“hehe? Jawaban apa itu”

“Hehe, ah hyung”

5 minggu berlalu sejak penanaman dan tunas-tunas bunga itu telah muncul, Chanyeol yang mengetahui perkembangan bunganya segera mencari info tentang bunganya itu. Chanyeol terkejut, bagaimana tidak? Hasil pencarian menunjukkan bahwa bunga yang ditanamnya itu bunga mawar dan lebih terkejut lagi ketika menemukan makna bunga mawar.

Merah melambangkan cinta, keindahan, rasa hormat, romantisme dan bahkan sebagai pujian. Pada dasarnya warna merah itu artinya berani. Tapi kalau diartikan sebagai warna bunga, warna merah melambangkan rasa cinta dan sayang yang sangat mendalam.

Cr : http://mawarhias.blogspot.com/p/arti-warna-mawar.html

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet