Lemon taste from your lips to mine

Tasty Love

 

Entah apa yang kupikirkan, sesaat dia begitu bercahaya, sesaat dia begitu redup. Kurasa aku sudah mulai linglung. Padahal baru kemarin aku memeriksakan mata ke dokter tapi sekarang sudah mulai sakit lagi. Apa yang terjadi padaku.

 

 

"Jungkoookkieee~" seseorang memanggil namaku dengan lembut dari belakang. Aku menolehkan kepalaku dan cemberut. Dia lagi. Hush! Pergi sana!

 

 

"What?" tanyaku kesal.

 

"Eeehh~ Sejak kapan adikku yang manis ini cemberut seperti ini?" dicubitnya pipiku yang kebanyakan orang bilang lembut seperti selimut. Aku menepis tangannya. Enggan berkata lanjut. "Kau kenapa? Melihat Suga lagi? Ne, dengar, Kookie-ku yang manis, dia sudah punya seseorang yang dia suka. Sebaiknya patahkan saja keinginanmu mendekatinya"

 

 

Whut?! Dia sudah gila. Terserah, aku 'kan bukannya suka, tapi megagumi, lagi pula apa maunya dia kalau aku suka Suga hyung? "Terserah, aku mau kembali ke kamar."

 

 

Dia hanya tersenyum saat kutinggalkan begitu saja.

 

 

O_O

 

 

Suga hyung hari ini pergi dengan V hyung. Aku harus berdua sendirian dengan dia lagi. Kenapa? Kenapa leader tidak memintaku yang bersama Suga hyung? Aaaaaagggghhhh!!

 

 

Bruk!!

 

 

"Appooooo~!"

 

 

Eh?

 

 

"Kookkiiee~ Sakit..."

 

 

 

Apa yang terjadi? Ada suara kesakitan. Dan... sesuatu mengganjal di kakiku. Uaaaahhhh!!!! "SETAN!!!!"

 

 

"Yah! Ini aku, Jimin! Awwww~"

 

 

"Hyung... Mian.. Kau kenapa ada di bawah situ?" Lebih tepatnya di depan pintu kulkas. 

 

 

Dia masih meringis kesakitan, entah apa yang telah kuperbuat. "Aku kepanasan. Hanya daerah sekitar kulkas yang dingin. Kau sendiri, kenapa tidak lihat aku ada di sini."

 

 

Ya, karena kau kecil, hehehe~ "Karena kau sedang tiduran, aku butuh air. Minggir." Kataku sambil berusaha membuka pintu kulkas, namun tangannya menghalangi.

 

 

"Aku tidak bisa bergerak. Kau menginjak kakiku. Rasanya sakit sekali." Katanya dengan wajah kesakitan. Aku jadi kasihan.

 

 

"Nde, kau mau aku melakukan apa? Aku minta maaf."

 

 

Sepertinya sesuatu yang aku tidak akan sukai muncul di otaknya.

 

 

"Karena aku tidak bisa berjalan, kau harus membantuku ke sofa di ruang tamu." Setan pendek yang satu ini membuatku ingin meremasnya hingga tak tampak wujud lagi.

 

 

Kulakukan apa yang dia minta. Lagi pula ini sebagian salahku karena tidak melihat dia. Tapi kupikir dia sengaja melakukannya.

 

 

"Kookiiee~ Aku lapar..."

 

 

Sigh!

 

 

"Kookiieee~ Aku mau nonton tivi, tolong ambilkan remote."

 

 

Urrrrggghh!! Dia sengaja!!! Dasar Chibi!!

 

 

Sudah berapa kali aku melakukan apa yang dia mau. Padahal kakinya tidak bengkak, bahkan tidak memar. Harusnya dia bisa berjalan berjam-jam yang lalu. Sekarang sudah pukul 7 malam. Hyungdeul belum pulang dari kegiatan mereka. Aku lapar. Orang pendek yang dari tadi menyuruhku ini itu sedang tidur pulas dengan senyum merekah. Euw!

 

 

Sepintas kulirik tangannya yang berada di perutnya. Kecil, putih, halus dan sepertinya lembut. Tunggu dulu, bukankah dia sering mencubit pipiku, kenapa aku tidak pernah sadar kalau jari-jarinya lembut dan halus? Kulirik lagi wajahnya yang seperti anak kecil itu, meskipun dia lebih tua dariku tapi karena tubuhnya lebih pendek dia jadi terlihat lebih imut, terutama saat tertidur seperti ini.

 

 

Oops, aku hampir lupa, karena kepanasan, AC dan kipas angin rusak, jadinya dia melepas pakaiannya. Dia tidak mengenakan kaos dalamnya juga. Kuperhatikan, dia memiliki bentuk perut yang memang benar-benar menggoda. Tidak seperti Suga hyung yang tidak pernah mau memperlihatkannya padaku. Aku beralih pada bibirnya yang tersenyum. Merah dan menggiurkan.

 

 

"Eottohke?" bisikku. Sesuatu seperti menarik tubuhku untuk mendekatinya.

 

 

Jimin hyung mungkin tidak sekeren Suga hyung, tapi di saat aku sedang sendiian kadang dia yang selalu menemaniku bermain, meskipun pada akhirnya dia membuatu kesal dan ingin memukulnya. Dia juga sering membagiku makanan apapun yang kumau, meski kadang sudah dia makan sedikit. Jimin hyung... Dia yang selalu memelukku saat aku rindu pada eomma. Dia yang selalu mengusap dan mencubit pipiku saat aku tak konsentrasi. Dia yang selalu berada di dekatku... Dia...

 

 

Argh! Apa aku sudah gila? Aku... Aku...

 

 

Tanpa kusadari, sepasang mata menatapku dengan bingung. "UAAAHH!! Hyung! Kau mengagetkanku!" Wajahku yang sudah berada persis di depan wajahnya, karena terkejut aku tak sengaja memadukan dahi kami. Kurasa bengkak. Aduhhh~

 

 

"Kau sendiri sedang apa melihatku seperti itu, huh? Suka padaku? Aigoo~ Kookkiiee kyeowo~" Pipiku lagi lagi dicubitnya. Terlihat dahinya sudah memerah. "Ah, kemana yang lainnya, kenapa belum pulang juga? Haruskah kutelpon?" Tanyanya sambil menggapai-gapai ponsel di dekat kakinya namun tak bisa.

 

 

Sepertinya kakinya memang benar-benar sakit.

 

 

"Ini." Kuserahkan ponselnya dan dia mengucapkan terima kasih. Senyumnya, kenapa aku jadi deg-deg-an?

 

 

Agar tidak canggung, aku mengalihkan perhatianku pada kulkas lagi. Sejak tadi aku belum minum. Well, aku butuh asupan. Kuteliti isi kulkas ini hanya tinggal jus lemon. J-Hope hyung, kau penghabis makanan!!!

 

 

Dengan rasa terpaksa aku menghabiskan jus ini dengan satu tegukan. Rasanya masih kurang.

 

 

"Ada apa? Kau lapar?" 

 

 

Suara Jimin hyung membuatku terkejut. Aku menolehkan kepalaku dan berusaha agar tak terlihat kalau aku sedang lapar juga masih haus.

 

 

CUP!

 

 

Aku menatapnya dengan bingung. What had happened just now?

 

 

"Ah, rasa lemon. Oops... Mian..."

 

 

"Mwo?"

 

 

"Huh? Kau kenapa?"

 

 

"Apa yang kau lakukan?"

 

 

"Menciummu. Seperti ini..."

 

 

Sekali lagi, dia menempelkan bibirnya yang merah itu ke bibirku yang kurasakan sendiri masih membekas rasa jus lemon. Namun tidak secepat saat pertama dia melakukannya. Sedikit tersengat. Aku memejamkan mataku dan kurasakan dia memelukku. Tangannya berada di punggungku. Aku... merasakan sesuatu di dalam perutku. Cacing? Aniya.. aku memang sedang lapar tapi bukan cacing. Ini seperti kupu-kupu. Tanganku berusaha untuk berpegangan, namun yang terjadi malah aku membalas pelukannya. Kurasakan senyuman di bibirnya yang masih menempel di bibirku.

 

 

Perlahan dia melepaskan pelukannya namun tak meninggalkan pundakku. "Jungkook? Kau baik-baik saja?"

 

 

Kubuka mataku dan yang pertama kulihat adalah senyum Jimin hyung yang menghipnotis. "Mwo?"

 

 

"Kau suka? Aku suka. Rasanya seperti lemon. Ah, itu punya Jin hyung."

 

 

Aku tersadar saat dia menguncapkan nama anggota tertua di grup kami. Dan seperti terserang listrik, aku gemataran. Kupikir itu punya J-Hope hyung. Tapi... Sesuatu ada yang aneh. Aha! "Kenapa kau ada di sini? Bukannya kakimu sakit?" Tanyaku heran.

 

 

Jimin hyung terkikik geli. "Aku bisa berjalan. Kau menginjak sepatu olahragaku tadi, jadi aku baik-baik saja. Lihat~" dia berputar, berjalan ke kiri ke kanan, melompat dan push-up.

 

 

"Apa-apaan ini?" tanyaku masih heran.

 

 

"Oh, aku hanya ingin kau di dekatku. Tidak salah kan. Lagi pula siapa suruh kau melamun sambil minum jus orang lain? Jin hyung akan benar-benar marah."

 

 

"Hyung... Kumohon jangan beri tahu dia." Aku berusaha memelas.

 

 

Dia tampak berpikir. "Baiklah, tapi dengan satu syarat."

 

 

Dasar chibi! "Apa?" Sungutku.

 

 

"Jadilah kekasihku, lupakan Suga, dan cium aku sekali lagi. Lemonnya masih terasa." Dia menunjuk-nunjuk bibirnya dengan telunjuknya.

 

 

"Whut?!

 

 

"Kami pulang!!!~ Jimin? Jungkook? Kalian di mana? Aku bawa burger dan Cola~" Suara itu! 

 

 

"Kami di dapur, hyung~" Jimin hyung berteriak sambil nyengir.

 

 

Aku ingin memukulnya.

 

 

"Ah, kalian pasti bosan dan lapar. Ini." Jin hyung melemparkan sekantung burger pada Jimin hyung. Dia membuka kulkas dan berdiri. Dia pasti marah! "Yah... Kemana-"

 

 

Kurasa aku harus melakukannya. Cup. Kucium dia dan kuterima semua yang dia ajukan. Dia tersenyum puas. Lebih baik aku terjun payung daripada harus berurusan dengan Jin hyung yang sedang marah. Menakutkan!

 

 

"Ah, aku lupa. Kupikir masih ada sosis di kulkas. Oh, mungkin Suga sudah menghabiskannya. Ya sudahlah." Jin hyung berlalu begitu saja.

 

 

"Mwoya? Kenapa dia tidak marah jusnya aku habiskan?" Kulirik Jimin hyung dengan sinis.

 

 

"Ah, itu..." dia salah tingkah.

 

 

"Yo! Lihat jus di kulkas? Aku haus." tiba-tiba V hyung bertanya dengan wajah bingung saat melihat kulkas kosong dan jusnya (mungkin) menghilang.

 

 

"Anu, Kookie~ aku mau mandi... Dah!!" dia berlari dengan kencang ke arah kamar mandi. Dasar chibi!!! 

 

 

"Jungkook? Kau lihat jusku?"

 

 

"TIDAK!!" Aku kesal! "Yah! Chibi!!! BUKA PINTUNYA!"

 

 

 

-Owari-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ParkNana13 #1
Chapter 1: Sialan!!
Sweet banget..
Jarang2 nih,ada fanfic BTS indonesian..
Bikin lagi ya,kak..
Hwaiting!
xnamlady
#2
Chapter 1: How cutee ><
baektov #3
Chapter 1: Oh god demi apa chim chim-_- bikin geger aja dah wkwk~ Good job author-nim! ^^ like this!! :)
JiminKookie96 #4
Chapter 1: kAMVrET LUCU BANGETTT JIKOOK RRRRRRRR