Still I Miss You Hyung!

Description

 

Disuatu sore seorang pemuda berambut blonde sedang duduk di pinggiran sungai Han, mata sendunya menatap mentari senja yang kini hendak menenggelamkan diri. 

 

Tiba-tiba ia teringat akan kenangan-kenangan manis yang masih segar dalam ingatannya bersama seorang namja manis yang kini telah pergi meninggalkannya bersama hembusan angin musim semi. Ya namja itu adalah Luhan.

 

“Bogoshipeosseo hyung.” Kata Sehun lirih dengan airmata yang dibiarkannya mengalir begitu saja.

 

“Kenapa kau mengingkari janjimu hyung? Kau bilang kau tak akan pergi meninggalkanku, tapi sekarang kau pergi. Kau bahkan tak mengucapkan selamat ulang tahun padaku hari ini. Kau jahat hyung. Aku benci padamu, AKU BENCIII……!!!” 

 

Beberapa orang menoleh kearah Sehun memandangnya dengan tatapan aneh karena tiba-tiba berteriak seperti itu ditambah lagi tangisnya yang malah semakin menjadi membuat orang-orang yang berada di sekitar sungai Han mengira bahwa dia gila.

 

>>flashback<<

 

 

“Sehunnie..!”teriak seorang lelaki tampan bernama Luhan.

 

“Hyuung..!” mimik wajah Sehun yang tadinya sedang tidak bersemangat langsung berubah 180 derajat. Ia langsung berlari menghampiri Luhan dan memeluknya.

 

“Kau dari mana saja hyung beberapa hari ini? Aku kesepian tanpamu kau tau?” Sehun melepaskan pelukannya dan menatap wajah hyung tersayangnya itu dengan wajah kesal.

 

“Mianhae Hunnie, ada urusan yang membuatku harus pulang ke China tapi bagaimana bisa kau kesepian? Kan ada Kyungsoo dan Baekhyun yang menjagamu?”

 

“Iya, tapi aku lebih suka jika kau yang menjagaku hyung. Kau tau mereka itu lengket sekali jika tanpa aku itu seringkali membuatku iri.”

 

“Baiklah, lain kali aku tak akan meninggalkanmu Sehunnie.”

 

“Yaksok?” 

 

“Yaksok..”Luhan mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Sehun.

 

“Hyung ayo kita jalan-jalan.” Sehun menarik tangan Luhan tapi sedetik kemudian Luhan menahan tangan Sehun.

 

“Eodi? (kemana?)” 

 

“Beli bubble tea,kita belum kesana bersama sejak hyung ke China bukan?” Jawab Sehun dengantersenyum kecil.

 

“Aah..geurae,kaja!” 

 

>>Flashback End<<

 

***

 

-Sehun pov-

 

Hari ini adalah hari ulang tahunku yang ke-18 sekaligus hari dimana Luhan hyung meninggalkanku untuk selama-lamanya. Sejak setahun yang lalu aku jadi membenci hari ulang tahunku tentu saja karena hari itubertepatan dengan hari kepergian Luhan hyung, hari terburuk dalam hidupku.Dia adalahorang yang paling berharga di hidupku meski kami tak berhubungan darah tapiLuhan hyung adalah hyung terbaik yang pernah kumiliki. Dia mampu merubahku dariseorang yang brandal menjadi seorang yang penurut dan ramah pada orang lain. Entah, aku sendiri tak pernah mengerti kenapa bisa seperti itu tapi itulah yang terjadi.

 

Di tepi sungai ini aku sering menghabiskan waktuku bersamanya, di bangku ini aku suka memandangi matahari terbenam dan menyeruput segelas bubble tea bersamanya. Meski sudah satu tahun sejak kepergiannya dia tetap dalam ingatanku. “Bogoshiposseohyung.” Airmata yang mulai berderai saat mengingat semua kenangan yang masih tergambar jelas dalam ingatanku.

 

“Kenapa kau mengingkari janjimu hyung? Kau bilang kau tak akan pergi meninggalkanku, tapisekarang kau pergi. Kau bahkan tak mengucapkan selamat ulang tahun padaku hari ini.Kau jahat hyung. Aku benci padamu, AKU BENCIII……!!!” 

 

Semakin kuingat wajahnya, senyumnya, canda tawanya airmata ini semakin tak dapat kuhentikan. Aku tak peduli dengan orang-orang di sekitarku yang mungkin menganggapku gila karena melihat tingkahku, Aku hanya ingin melepas beban yang telah lama kutahan perasaan rindu pada hyungku.

 

 

***

 

 

>>flashback<<

 

~Luhan side~ 

 

20 November 2009

 

Hari ini aku kembali ke korea, aku sangat merindukan adik kecilku Sehun meski dia bukan adik kandungku tapi aku sangat menyayanginya layaknya adik kandungku sendiri. 

 

Siang inisetelah aku sampai di korea aku akan memberikan kejutan untuknya dengan kedatanganku, aku sangat yakin dia juga sangat merindukan aku karena sudah hampir seminggu aku meninggalkannya. Dia juga pasti marah padaku karena aku pergi tanpa memberitahunya.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

 

“Sehunnie..!” 

 

“Hyuung..!” Sehun langsung berlari dan memelukku erat sekali saat ia tahu aku yang memanggilnya.

 

Astaga siapa sangka aku juga sangat merindukan bocah ini, begitu besar rasa sayangku padanya meski aku bukan hyung kandungnya tapi aku merasa dia adalah bagian dari diriku,sepi rasanya jika tak ada dia di sampingku. Jika seperti ini aku jadi semakin merasa bersalah karena sudah pergi tanpa berpamitan padanya dan berbohong atas keadaanku yang sesungguhnya.

 

“Kau dari mana saja hyung beberapa hari ini? Aku kesepian tanpamu kau tau?” Sehun melepaskan pelukannya dan menatapku dengan bibir yang di pout kan, itu lucu.

 

“Mianhae Hunnie, ada urusan yang membuatku harus pulang ke China. Tapi bagaimana bisa kau kesepian? Kan ada Kyungsoo dan Baekhyun yang menjagamu?”

 

‘Mianhae Sehunnie, aku telah berbohong padamu kali ini, tapi untuk menebusnya aku berjanji akan selalu bersamamu sampai waktuku tiba nanti.’

 

Aku jadi khawatir dengannya sekarang beberapa hari aku meninggalkannya dia sudah seperti ini, bagaimana jika nanti saat aku pergi jauh darinya dan tak pernah kembali memeluknya lagi?

 

 “Iya, tapi aku lebih suka jika kau yang menjagaku hyung. Kau tau mereka itu lengket sekali jika tanpa aku itu seringkali membuatku iri.” Saat dia mengatakan itu hatiku sakit, karena tidak lama lagi aku akan pergi meninggalkannya. Aku takut jika ia akan kesepian dan aku takut jika ia terpukul atas kepergianku nanti.

 

“Baiklah, lain kali aku tak akan meninggalkanmu Sehunnie.” 

 

Sekali lagi aku bohong padanya, terkadang aku benci dengan hidupku yang seperti ini tapi apa boleh buat ini adalah takdir Tuhan yang tak bisa ku ubah bagaimanapun aku harus ikhlas menerimanya.

 

“Yaksok?” 

 

“Yaksok..” kukaitkan kelingkingku pada kelingkingnya seraya tersenyum tipis untuk menghiburnya.

 

Tuhan tak bisakah Engkau beri aku waktu lebih lama lagi untuk bersamanya? Berat rasanya jika aku harus meninggalkan dia nanti, meski dia bukan adik kandungku tapi aku sangat menyayanginya.

 

“Hyung ayo kita jalan-jalan.” 

 

“Eodi?” 

 

“Beli bubbletea, kita belum kesana bersama sejak hyung ke China bukan?” 

 

“Aah..geurae,kaja!” 

 

Sebisa mungkin aku akan memberikan waktuku yang tersisa untuknya. Aku akan lakukan apapun yang dia mau sebelum aku benar-benar hilang dari dunia ini.

 

***

 

17 Januari 2010

 

Beberapa minggu belakangan ini Sehun suka sekali menginap dirumahku mungkinkah dia tahu soal penyakitku? entahlah, tapi aku senang itu membuatku semakin dekat dengannya. Banyak hal yang biasa kami lakukan bersama saat dia menginap dirumahku mulai dari berbagi cerita saat malam, bermain game, nonton film horor, beli bubble tea atau yang lainnya. 

.

 

.

 

.

Semakin hari aku merasa keadaanku semakin buruk, aku jadi sering mimisan dan kepalaku yang tiba-tiba terasa sakit. Aku takut..takut waktuku telah habis. Aku takut..takut jika Sehun marah padaku karena aku tak pernah mengatakan padanya tentang penyakitku.

 

“Hyung!” Astaga itu Sehun, kenapa dia datang saat aku mimisan begini? 

 

“Aah Sehunnie kau sudah pulang?” tanyaku sambil berusaha menghapus bekas darah segar yang mengalir dari hidungku.

 

Dengan langkah cepat dan raut wajah yang panik dia menghampiriku dengan membawa sekotak tisu yang ia ambil dari meja makan. Apakah dia tahu soal penyakitku?

“Astaga hyung?!” Kata Sehun sambil mengelap darah segar yang masih saja mengalir dari hidungku tanpa henti.

 

“Gwaenchana Sehun-ah aku hanya kelelahan, kau makan dulu sana aku yakin kau pasti lapar.”Ujarku dengan mengembangkan senyumku agar ia tidak terlalu khawatir, dan mengambil tisu yang sedari tadi ia gunakan untuk mengelap hidungku.

 

“Bagaimana bisakau katakan itu baik-baik saja hyung?! Kau pikir aku tak tahu penyakit yang selalu kau tutup-tutupi itu?! Aku sudah tahu semuanya hyung!” 

 

Deg!

 

Aku sangat terkejut mendengarnya mengatakan itu, bagaimana dia bisa tahu?

 

“B..bagaimana kau bisa tahu?”

 

“Aku mengetahuinya dari sebuah amplop coklat yang kau selipkan di laci kamarmu saat aku membersihkannya beberapa waktu yang lalu. Kenapa...kenapa kau takmengatakannya padaku hyung? Apa aku sudah bukan dongsaengmu kesayanganmu lag isekarang?”

 

Setetes airmata mulai membasahi pipi Sehun saat ia mengatakan itu, kuraih tubuhnya dan mendekapnya dalam pelukanku. “Mianhae Hunnie, aku tak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir.”

 

“Tapi hyung ini malah jauh membuatku lebih sedih lagi karena harus selalu berpura-pura tidak tahu soal penyakitmu, membiarkanmu kesakitan sendiri. Itu membuatku jauh lebih sakit hyung!”

 

Astaga aku tak menyangka jika seperti ini akhirnya, dia mengetahui penyakit yang telah aku sembunyikan selama ini, pantas saja belakangan ini dia manja sekali padaku.

 

“Jeongmal mianhae Sehun-ah aku berjanji tak akan menyembunyikan apa-apa lagi darimu.”

 

“… hiks….hiks...” aku belum mendapat jawaban darinya yang kudengar hanyalah isakan tangis yang semakin keras dan ia semakin mengeratkan pelukannya membuatku terhanyut dalam suasana dan menangis dalam diam.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

18 February 2010

 

Sudah dua minggu aku berada di rumah sakit karena keadaanku yang sempat memburuk karena kelelahan. Setiap hari Sehun menemaniku dirumah sakit setelah pulang sekolah bahkan dia pernah bolos sekolah hanya untuk menemaniku di rumah sakit karena mamaku harus pulang ke China untuk mengurus keperluan sekolah meimeiku. 

 

“Sehunnie..”

 

“Ne hyung?”

 

“Kenapa kau selalu menemaniku?”

 

“Tentu saja karena aku ingin menjagamu hyung.”

 

“Jeongmal?”

 

“Ne, kenapa kau bertanya seperti itu?”

 

“Ani.”

 

“Hyung, nantikalau kau sudah keluar dari rumah sakit kau tidur di rumahku ya?”

 

“Untuk apa? Aku kan sudah pernah menginap di rumahmu? “

 

“Aku ingin menjaga dan merawatmu dirumah lagipula selama ini aku yang sering menginap dirumahmu kan? Ayolah hyung…” Pinta Sehun dengan memasang puppy eyesnya dan beraegyo ria. Dia benar-benar tahu kelemahanku.

 

“Aaah..arasseo..arasseo,kau selalu seperti itu.”

 

“Dan ini selalu berhasil, gomawo hyung.” Selalu saja jika aku mengabulkan permintaannya dia memasang senyum evil seperti itu, dasar bocah.

 

.

 

.

 

.

 

.

 

15 Maret 2010

 

Aku keluar dari rumah sakit, seperti janjiku pada Sehun aku akan menginap di rumahnya saat aku keluar dari rumah sakit awalnya mamaku tidak mengizinkan aku untuk menginap dirumah Sehun namun pada akhirnya mama mengizinkanku karena tahu waktuku sudah tak banyak lagi bersama Sehun.

 

Hari ini aku berniat memberikan kejutan padanya dengan kedatanganku, nyonya Oh juga sudah tahu jika aku akan menginap disini jadi itu akan lebih mudah untukku.

 

“Annyeonghaseyo,eomma.” Sapaku pada nyonya Oh saat pintu rumah Sehun terbuka, aku memang memanggilnya eomma karena aku sudah menganggapnya seperti pengganti mamaku yang tinggal jauh di Cina.

 

“Luhan? Kau sudah kembali dari rumah sakit? masuklah kau pasti lelah.” Ajak nyonya Oh.

 

“Ne, eomma apakah Sehun,Kyungsoo dan Baekhyun belum pulang?” Tanyaku lalu merebahkan tubuhku di sofa.

 

“Belum, sebentar lagi mereka akan pulang kau tunggulah disitu eomma akan menyiapkanmakan siang.” Sahutnya sambil berjalan kearah dapur melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena kedatanganku.

 

“Ne.”

 

 

 

=45 menitkemudian=

 

“Kami pulang!”waah sepertinya mereka sudah pulang, semoga saja mereka tak menyadari keberadaanku disini.

 

“Aah kalian sudah pulang?” Kata nyonya Oh dari dapur.

 

“Ne, hari ini kita makan apa eomma?” Kata Kyungsoo yang masuk terlebih dahulu, dia tidak menyadari bahwa aku ada disini saat berjalan melewatiku menuju dapur. Tapi tiba-tiba dia dia menoleh ke arahku.

 

“Luhan hyung?!Sedang apa kau disini?” 

 

Sepertinya Kyungsoo terkejut sekali dengan kedatanganku sampai-sampai matanya hampir keluar karena melihatku sedang asyik nonton tv di ruang tengah, lalu tiba-tibaku dengar suara langkah kaki yang berdebum dengan cepat. Aku tebak itu pasti Sehun.

 

“Hyung?! Kenapa kau disini?bukankah seharusnya kau di rumah sakit?” Haha tebakanku memang tidak pernah salah itu memang Sehun.

“Aku sudah diperbolehkan pulang hari ini dan seperti janjiku kemarin aku akan menginap di rumahmu.” 

 

“Jinjja? Gomawohyung” aku tak pernah menyangka hanya dengan kedatanganku saja dia sudah seperti menang lotre.

 

“Ya! Hyung kenapa tidak bilang kalau kau pulang? Kami kan bisa menjemputmu di rumah sakit?” Sahut Baekhyun yang tiba-tiba muncul.

 

“Aniya, aku ingin memberi kejutan pada kalian.” Kataku seraya tersenyum tipis.

 

Hari ini merupakan hari yang menyenangkan rasanya seperti bersama keluargaku sendiri,sudah lama aku tidak merasakan hal seperti ini berkumpul dan bercanda bersama tuan dan nyonya Oh serta Baekhyun, Kyungsoo dan tentunya dongsaeng kecilku Sehun.

 

5 April 2010

 

Hari-hari yang menyenangkan telah aku lalui, menginap di rumah Sehun, bertamasya bersama keluarga Oh dan setiap seminggu sekali keluargaku dari China juga datang. Jujur saja aku tidak ingin waktu ini berlalu begitu cepat, andai saja aku punya kekuatan menghentikan waktu pasti sudah kulakukan. Aku benar-benar tidak ingin pergi aku ingin tinggal di dunia ini lebih lama lagi.

 

‘Tuhan berikan lah aku waktu lebihbanyak lagi untuk tinggal disini, aku masih ingin disini menghabiskan waktukudengan orang-orang yang aku cintai.’

 

7 April 2010

 

Sebentar lagi hari ulang tahun Sehun aku ingin sekali memberi kejutan spesial untuknya, tapi sepertinya itu tidak mungkin dengan keadaanku yang seperti ini. Aku masuk rumah sakit lagi karena tiba-tiba penyakitku kambuh lagi.

 

Aku jadi sangat takut dengan kematian sekarang, aku takut membuat orang-orang yang kucintai menangis, aku takut berpisah jauh dengan mereka, aku takut.. sangat takut.

 

10 April 2010

 

Aku sudah menyiapkan hadiah kecil untuk ulang tahun Sehun yang ku titipkan pada mamaku, karena aku takut jika nanti aku tiba-tiba lenyap dari dunia ini dan tidak sempat memberikan apapun untuknya. Semakin hari keadaanku semakin buruk aku sadar bahwa tak lama lagi aku benar-benar akan pergi dari dunia fana ini.

 

12 April 2010

 

Hari ini adalah hari ulang tahun Sehun aku senang saat ini dia berada di sampingku, entah ap ayang membuatnya ingin menjagaku seharian penuh karena tidak biasanya dia mau menginap di rumah sakit karena Sehun sendiri sangat membenci rumah sakit sebenarny akarena aku dia memaksakan datang setiap hari ke rumah sakit untuk menemaniku bahkan hari ini dia menginap disini.

 

“Sehunnie…ireonaja” Aku menggoyang-nggoyangkan bahunya untuk membuatnya terbangun, ‘dia benar-benar terlihat seperti malaika tsaat tidur’ batinku.

 

“Sehunnie…ireona…Sehunnie!”beberapa detik kemudian ia terbangun.

 

“Waeyo hyung?Kau butuh sesuatu?” tanyanya sambil mengerjap-ngerjapkan matanya yang sipititu.

 

“SaengilChukhae…”

 

“Ne?”

 

“Saengil Chukhae Sehun-ah, hari ini hari ulang tahunmu. Pabo ya!”

 

“jeongmal? Tapi ini kan masih malam hyung..” katanya sambil mengucek-ngucek matanya yang masihmengantuk.

 

“Aku tahu tapilihat ini sudah pukul 12 itu artinya sekarang sudah tanggal 12 april. Sudah jangan banyak bicara sekarang buka lemari kecil itu.” 

 

“hyung maumemberiku kado ya?” haah anak ini benar-benar menyebalkan tidak bisakah memasang tampang polos atau setidaknya pura-pura tidak tahu, dia malah memasang senyum evilnya itu tapi itu memang gayanya.

 

“sudahlah jangan banyak bicara cepat buka saja.”

“Ara..Ara..”

 

 

“waah kaubenar-benar memberiku sebuah kado,gomawo hyuung!” Dia berlari dan memelukku dengan erat. Inilah yang akan sangat kurindukan pada diri Sehun sifat manjanyapadaku.

 

“Kau memangadik kecilku yang manis, aku sangat menyayangimu Sehunnie melebih rasa sayangku pada meimeiku sendiri.” Aku memeluknya erat tanpa sadar airmata yang mulai mengalir di pipiku.

 

“Aku juga sangat menyayangimu hyung, melebihi rasa sayangku pada Baekhyun hyung dan Kyungsoo hyung. Hyung? Kau menangis?”

 

“Aniya Sehun-ah..hiks..” bodoh kenapa aku tidak bisa menahan airmataku di depan Sehun?

 

“ Kotjimal, kau menangis hyung.”

 

Andai waktuku masih banyak aku akan memberikannya lebih dari ini.

 

“Sehun-ah,mianhaeyo jika aku tak bisa memberikanmu kue ulang tahun sekarang.”

 

“Gwaenchanhahyung, dengan mengucapkan selamat ulang tahun padaku dan memberikanku hadiah ini aku sudah senang sekali. boleh kubuka sekarang hadiahnya?”

 

“Ani, buka sajabesok. Aratji?”

 

Oh Tuhan aku benar-benar merasa berat meninggalkannya…

 

“Sehunnie,temani aku ya?”

 

“Tapi aku mengantuk hyung..”

 

“Ayolah..”

 

“Baiklah demi hyung tersayangku ini aku mau.”

 

Sepanjang malam kami berbagi banyak cerita dan bercanda sampai ada seorang suster yang menegur kami karena terlalu berisik. Dan sampai pada pukul 4 pagi Sehun mengeluh matanya mengantuk sekali dan dia juga terlihat sangat lelah, terpaksa aku membiarkannya tidur di samping ranjangku karena dia ingin aku membelai rambutnya saat tidur.

 

.

 

.

 

.

 

Astaga aku tertidur! Tapi dimana ini? Aku tidak mengenal tempat ini. Tempat ini sangat indah dan menakjubkan, tapi aku tidak menemukan Sehun disini.

 

“Luhan!”sepertinya aku kenal suara ini. Seperti suara Xiumin, tapi mana mungkin Xiumin kan sudah… perlahan aku menoleh ke sumber suara itu.

 

Aku terkejut bukan main, itu memang benar-benar Xiumin sahabatku sejak kecil yang meninggal karena kecelakaan mobil beberapa bulan lalu. Apa sekarang aku benar-benar sudah mati?

 

“Kau sedang apa di tempat ini Lu?” Tanya Xiumin.

 

“Bù zhīdào (aku tidak tahu), aku tadi tertidur dan saat aku terbangun tiba-tiba ada di tempat ini. Memangnya ini tempat apa?”

 

“Ini adalah tempat dimana kita akan menjalani kehidupan baru, dimana semuanya akan abadi.”

 

“Maksudmu aku mati sama sepertimu?”

 

“Bisa jadi seperti itu, tapi terkadang ada jiwa-jiwa yang tersesat disini.”

 

“Semoga aku juga termasuk jiwa yang tersesat itu dan suatu hari kutemukan jalan untuk pulang.” Harapku, karena aku ingin kembali.

 

“Aku rasa tidak Lu, kau akan menetap disini bersamaku.”

 

“Mwo?! Maksudmu aku sudah mati? Tidak, itu tidak mungkin.” Mendengar perkataan Xiumin membuatku menitikkan airmata dan kakiku terasa lemas. Secepat ini kah aku meninggalkan Sehun?Bahkan semalam aku baru merayakan ulang tahunnya.

 

“Kenapa kau menangis?”

 

“Aku belum sempat mengucapkan apapun pada Adik kecilku dia pasti sangat sedih aku pergi tanpa berpamitan lagi padanya.”

 

“Siapa? Lu na?”

 

“Bukan, Sehun.Aku pernah menceritakan padamu bukan soal Sehun saat aku pulang ke China.”

 

“Oh, kau anehsekali Lu kau lebih menyayangi adik yang baru kau kenal beberapa tahun lalu daripada adik kandungmu sendiri.” Kata Xiumin.

 

“Entahlah Xiu,aku merasakan sesuatu yang berbeda saat bersamanya. Aku selalu merasa dia adalah bagian dari diriku yang hilang. Kau tahu bukan wajahnya mirip denganku tidak hanya itu kami juga memiliki banyak kesamaan. Aku benar-benar ingin kembali Xiumin,hatiku tidak tenang jika harus meninggalkannya dengan cara seperti ini.” 

 

Tiba-tiba saja seseorang bertubuh tinggi besar mengenakan pakaian putih dan parasnya juga tampan muncul di hadapanku.

 

“Nuguseyo?”tanyaku pada orang itu.

 

“Tuan Luhan aku akan mengabulkan permohonanmu. Aku akan memberimu sedikit waktu untuk kembali ke dunia dan menyampaikan salam terakhir pada orang-orang yang kau sayangi. Sebentar lagi akan ada yang menjemputmu dan mengantarkanmu.” Aku masih bingung apa yang sedang di bicarakan orang ini sebenarnya?

 

Belum sempataku berpikir lebih jauh dan mencerna apa yang di katakan oleh orang itu ada satu orang lagi yang datang aku juga tak mengenal orang ini, sepertinya ini adalah orang yang dimaksud oleh orang itu.

 

“Baiklah selamat menikmati perjalananmu.” Kata orang itu dan Xiumin pun melambaikan tanganny apadaku. 

 

Setelah itu aku tak tahu apa yang terjadi tiba-tiba saja aku melihat orang-orang terdekatku berkumpul di sekelilingku. Sepertinya mereka habis menangis ku lihat beberapadi antara mereka memiliki pipi yang basah dan mata yang sembab habis menangis. 

 

>>flashback end<<

 

~Sehun side~

 

Hyung…

Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kau bahagia disana? Maafkan aku hyung, aku belum bisa menepati janjiku untuk tidak menangis lagi. Aku merindukanmu hyung. Apakau tidak merindukanku? Kau pasti bahagia sekali disana sampai kau tak pernah mengunjungiku.

 

Tes..tes..

Airmataku mulai mengucur deras lagi membasahi pipiku. Masih ku genggam sebuah buku yang berukuran tidak terlalu besar. Ku buka halaman demi halaman terdapat banyak sekali foto-fotoku dan Luhan hyung terpampang disana dengan rapi beserta beberapa coretan hasil tulisan tangan Luhan hyung.

 

Buku ini adalah hadiah ulang tahunku kali ini dari Luhan hyung yang dikirimkan lewat mamanya beberapa hari yang lalu. Aku senang sekali menerimanya dan disini juga ada sebuah kotak berwarna merah yang berisi beberapa barang-barang milik Luhan hyung salah satunya adalah sebuah gantungan rusa yang kuberikan padanya dansebuah boneka rusa kecil hadiah ulang tahunku yang ia berikan sebelum iameninggal.  Melihat semua ini membuatku semakin merindukannya. Temui aku hyung sekali ini saja aku sangat merindukanmu.

 

 

>>flashbackon<<

 

Jam di dinding menunjukkan pukul 6 pagi. Sehun tiba-tiba terbangun dari tidurnya, Sehun menatap Luhan yang terbaring di kasur putih itu dengan mata terpejam dengan wajah pucat dan tangan yang dingin. 

 

“Hyung..ireona…”Sehun mencoba membangunkan Luhan namun Luhan tak bergerak sedikitpun Sehun mulai bertambah panik.

“Hyung! Hyung! Ireona..!” tanpa berpikir panjang Sehun mengambil gagang teleponyang terletak di dekat ranjang Luhan.

 

“Dokter cepatlah kemari!”

 

Beberapa menit setelahnya para dokter dan suster tiba di kamar Luhan dan segera melakukan pengecekan terhadap tubuh Luhan.

 

“Maaf sebaiknya anda tunggu di luar.” Kata seorang suster pada Sehun.

 

Sambil menunggu hasil pemeriksaan Luhan, Sehun segera menelepon mama Luhan dan keluarganya tentang keadaan Luhan saat ini.

 

Beberapa menit kemudian seorang dokter keluar. “Anda keluarga dari saudara Luhan?” Tanya dokter itu.

 

“Ne, seonsaengnim bagaimana keadaan Luhan hyung?”

 

“Maaf, kami sudah berusah semampu kami. Namun Tuhan telah berkehendak lain ia memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Luhan, tabahkan lah hatimu nak.” Jelas Dokter itu seraya menepuk bahu sehun pelan lalu pergi meninggalkan Sehun.

 

“Tidak, ini tidak mungkin. Tidak mungkin hyung pergi.” Sehun terduduk lemas mendengar penjelasan dokter itu, ia mashi tidak percaya dengan kenyataan yang diterimanya. Kini mata Sehun dibanjiri oleh airmata yang coba ia tahan namun gagal. Setetes demi setetes airmata mulai bergulir dari mata indah Sehun.

 

10 menit kemudian keluarga Sehun dan Luhan tiba di rumah sakit. Saat membuka pintu Baekhyun dan Kyungsoo yang masuk terlebih dahulu terkejut melihat Sehun yang menangis di samping ranjang Luhan. 

 

“Sehun-ah,Luhan hyung kenapa? Kenapa kau menangis begitu. Jangan katakan jika Luhan hyung….” Baekhyun tak melanjutkan kata-katanya mendengar isakan Sehun yang semakin keras.

 

“Apa yang sudahterjadi pada putraku?” Tanya mama Luhan yang melihat Sehun menangis.

 

Tanpa penjelasan lagi mereka sudah mengerti arti isakan Sehun yang semakin menjadi dan melihat tubuh kecil Luhan yang terlihat sangat pucat. Semua yang beradadalam ruangan itu menangis tak terkecuali Kyungsoo, Baekhyun, dan nyonya Oh.

 

Selang beberapadetik Sehun yang masih menggenggam tangan Luhan merasakan sebuah pergerakan.

 

“Hyung?” semuayang ada dalam kamar rawat Luhan terkejut dan menatap Sehun aneh.

 

“Hyung? Kau masih hidup? Eomma tangan Luhan hyung bergerak, aku merasakannya.” Namun semuamasih merasa aneh bagaimana mungkin seseorang yang sudah mati kembali hidup?

 

“Itu tidak mungkin Sehunnie, Luhan hyung sudah pergi ia berada di surga sekarang.” Katanyonya Oh menenagkan putranya bungsunya.

 

“Aniya eomma,aku merasakan tangan Luhan hyung bergerak.” Jelas Sehun.

 

Beberapa detik sosok mungil yang terbaring di ranjang itu perlahan membuka matanya. Semua terkejut. Bagaimana bisa itu terjadi? Mungkin itu adalah keajaiban yang telahTuhan berikan.

 

“Hyung! Luhan hyung? Eomma, mama lihat Luhan hyung membuka matanya. Dia masih hidup.” UjarSehun dengan tersenyum senang.

 

“Sehun-ah…”kata pertama yang di ucapkan Luhan saat ia terbangun setelah ia sempatdinyatakan meninggal oleh dokter.

 

“Ne hyung akudisini.”

 

“Berjanji lahpadaku jangan pernah menangis lagi jangan menjadi Sehun yang cengeng karena kausudah berumur 17 tahun sekarang.” 

 

“Ne hyung akujanji.”

 

Luhanmenyampaikan semua yang ingin dikatakannya pada orang-orang yang di sayanginyasebelum ia kembali. Setelah itu Luhan pergi bersama orang berpakaian serbaputih yang sejak tadi telah menunggunya. Kini Luhan dapat pergi dengan tenang karena telah menyampaikan apa yang ingin ia katakan dan mengucapkan salamperpisahan pada orang-orang yang dicintainya.

 

>>flashback end<<

 

~Luhan pov~

 

Aku melihat Sehun yang menangis menggenggam buku kado ulang tahun dariku yang ku titipkan pada mamaku saat aku pulang ke Cina setahun lalu. Melihatnya menangis seperti itu membuat dadaku sesak, sejak dulu aku memang tak suka jika melihatnya menangis.

 

Aku berada disini Sehun-ah, tak bisakah kau merasakan keberadaanku? hyung tak pernah meninggalkanmu. Aku akan selalu hidup dalam hatimu. Kau tau aku juga sangat merindukanmu…

 

Ku coba menyentuh wajahnya namun itu hanya sia-sia semuanya terasa tembus pandang. Uljimayo Sehun-ah….

 

 

~Sehun ov~

 

Aku merasa sepertinya Luhan hyung berada disini, tapi entah dimana aku tak dapat melihatnya. Seandainya aku punya mata yang dapat melihat sesuatu yang tembus pandang mungkin aku bisa melihat hyung disini.

 

Hyung meski sekarang kita berada di tempat yang berbeda, kau akan tetap menjadi hyungku yang terbaik. Aku berjanji padamu suatu hari aku tidak akan menjadi Sehun yangcengeng dan manja lagi seperti dulu. Saranghaeyo hyung…

 

 

~The End~

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet