How to love

How to love

Recommended song: How to love – Beast.

HAPPY READING!

HOW TO LOVE (?)

Namja manis itu menatap wajah seorang namja tampan yang tengah tersenyum dibalik kaca persegi panjang yang terletak di meja kamarnya. Dia tersenyum, bahagia sekaligus sedih.

Karena bagaimanapun, dia ingat jika hubungan mereka sudah berakhir.

Namja tampan itu sibuk dengan dunianya sendiri, membuatnya kehilangan rasa nyaman didekatnya. Meski tidak berbohong, namja manis itu masih menyimpan perasaan yang besar pada namja itu.

Dia mendesah pelan sebelum bangkit dari bednya untuk membersihkan tubuhnya kemudian pergi ke sekolah keluar dari tempat nyamannya kini.

Dia tidak membenci sekolah, hanya, disanalah tempat satu-satunya dia dapat bertemu mantan kekasihnya itu.

Mereka satu kelas dan satu bangku.

^

“Gyu”

Sunggyu menolehkan kepalanya ke belakang menatap seseorang yang baru saja memanggilnya, kemudian menyunggingkan senyum manisnya, “Ada apa myung?” jawabnya

“Ani, kita jalan bersama ke kelas ya” sahut myungsoo mengandeng tangan sunggyu agar berjalan disebelahnya untuk menuju ke kelas mereka di lantai dua

“Baiklah”

Mereka berjalan berdampingan di sepanjang koridor sekolah, tanpa mempedulikan tatapan heran penghuni sekolah.

Bukankah keduanya baru saja memutuskan pacar mereka?

Ini menarik!

Apakah mereka sengaja untuk mengikrarkan perselingkuhan mereka selama ini?

Bukk!

Langkah mereka terhenti ketika seseorang menabrak sunggyu dan membuat pantat sunggyu dengan mesranya segera mencium lantai

“Kau tidak apa-apa kan gyu?” tanya myungsoo mengulurkan tangannya untuk membantu sunggyu berdiri namun segera ditampis oleh seseorang yang kemudian menarik tangan sunggyu

Keduanya bertatap muka, saling melemparkan tatapan membenci

“Kau! Pergilah!” kata orang itu berteriak

“Ya! Kau menabraknya dan kemudian mengusirku?” sahut myungsoo

Sunggyu menatap heran pada orang itu, “Hyun, kau apa-apaan sih?” tanya sunggyu

Woohyun, namja itu, menatap sebal kearah myungsoo. Namun kemudian menarik tangan sunggyu agar mengikutinya.

“Kau mau membawaku kemana?” tanya sunggyu setengah berteriak setelah woohyun menariknya secara tidak etis ke sebuah taman belakang sekolah mereka

“Jadi kau memutuu karena myungsoo?” tanya woohyun to the point

“Kau bicara apa sih?”

“Dan myungsoo memutuskan sungyeol juga kemarin. Apa ini perjanjian kalian?”

“Perjanjian apa?”

“Kau dan dia berselingkuh kan?”

Sunggyu menatap wajah woohyun yang menunduk didepannya, woohyun tampak menahan amarahnya

“Bodoh! Siapa yang menyelipkan pikiran seperti itu di otakmu? Pabbo!” jawab sunggyu menjitak kepala woohyun

“Lalu?”

“Aku hanya merasa hubungan kita perlu istirahat”

“Kau akan kembali padaku kan?”

Sunggyu tersenyum, entah jawaban apa yang ada dikepalanya.

^

Kelas 305 tampak sepi, setelah bel istirahat berbunyi semua penghuninya menghambur keluar kelas. Kecuali woohyun dan sunggyu. Keduanya tertidur sejak pelaran fisika sebelumnya dan tampak menelungkupkan kepalanya pada tas yang diletakkan di atas meja mereka, saling berhadapan.

“Kau cantik” kata woohyun menatap wajah sunggyu

Wajah woohyun menunjukan lengkungan dibibirnya, menampakkan senyumnya pada sosok yang tertidur dihadapannya

“Apa kau yakin akan baik-baik saja tanpaku?” tanya woohyun sebelum kembali memejamkan kedua matanya, melanjutkan mimpi indahnya bersama hamster gembulnya, namja manisnya.

Sunggyu POV

Aku merasakan deru napas teratur di wajahku, baik, dia sudah tidur.

Kubuka mataku yang sebenarnya tidak tertidur sejak jam pelajaran tadi. Aku hanya terlalu malas untuk mengikuti pelajaran itu dan merasa canggung pada sosok disebelahku ini.

Aku bisa mendengar dengan jelas, woohyun tadi bertanya apa aku akan baik-baik saja tanpanya?

Aku juga tidak yakin bisa menjawab pertanyaannya

Seandainya kau bisa menjaga kepercayaanku, hyun.

^

“Kau pulang dengan siapa hari ini?” tanya woohyun sambil membereskan perlatan sekolahnya kedalam tas merah di mejanya

“Aku? Sendiri. Wae? Mau mengantarku?” tanyaku

Woohyun tertawa, “Seharusnya aku tidak perlu berbasa-basi denganmu” sahutnya

“Kau jangan mengantarku. Nanti tidak akan ada yang mendekatiku. Kita sudah putus ingat? Aku butuh penggantimu” jawabku setengah bercanda

Dia mengernyitkan keningnya, “Kuyakin kau tidak akan bisa mendapat penggantiku! Aku ini spesial tau!” jawabnya membuatku tertawa dengan kencang

Kurasa kau benar. sahutku dalam hati. “Baiklah, antar aku kalau begitu! Aku malas berjalan kaki” jawabku

Dia tersenyum, “Tunggu aku di depan gerbang sekolah”

Aku mengangguk pelan kemudian membalas senyumnya.

^

Mataku terpejam. Memikirkan masalahku dengan woohyun.

Masalah?

Bukankah hubungan kami tampak sempurna meski kini sebenarnya kami adalah sepasang mantan kekasih?

Masalah yang akupun tidak tahu, apakah itu masalah?

Aku merasa tidak lagi nyaman berada didekatnya meski aku mencintainya.

Apa aku bosan? Tapi aku masih memikirkannya.

Entahlah, aku juga tidak mengerti. Mengapa aku menjadikannya sebuah masalah.

Aku hanya tidak rela dia membagi senyumannya dengan namja lain! Hei, senyumannya itu seharusnya hanya untukku. Dan aku juga benci ketika dia dengan seenak jidatnya menuduhku berselingkuh dengan myungsoo. Tidak ingatkah dia? Myungsoo adalah orang yang mendekatkanku dengannya dan dia adalah mantan pacar sungyeol, sahabatku. Bodoh! Apakah aku terlihat seburuk itu merebut mantan kekasih sahabatku?

Lagipula mereka hanya terlalu lelah di tahun ketiga hubungan mereka. Mereka masih saling mencintai. Seperti hubungan kita kan hyun?

Aku meraih handphone di meja kamarku, bahkan aku tertawa mengetahui password handphoneku masih tanggal lahirnya. Dan wallpaperku, masih foto kami saat awal kami berpacaran.

Jariku mengetik sebuah kalimat pada halaman jejaring sosialku

I am afraid, this feeling will more bigger than before. I am sick of you. and I hate when I am realized that I am still miss you. Will I be alright? Without you?

Handphoneku berbunyi, menampilkan sebuah pesan baru.

From: Nam

Jangan menulis seperti itu. Aku jadi terharu. Kau tahu? Aku bahkan masih menunggumu J❤

Jemariku mengetik pesan balasan untuknya

To: Nam

Aku menarik selimut tebalku sampai menutup wajahku, terlalu malu mengetahui jika tulisanku ternyata telah dibacanya.

Mataku kembali terpejam, melanjutkan tidurku agar hari besok segera tiba.

^

“Kau akan melanjutkan kemana hyun?”

Aku sedikit menggeser posisi kepalaku agar dapat menguping pembicaraan Woohyun dengan Suk Jin

“Sebenarnya aku ingin ke Han Ghuk University” jawab woohyun

“Lalu? Kau tidak jadi kesana?” tanya sukjin

“Mungkin setelah pesta kelulusan, aku akan berangkat ke Jepang. Aku akan tinggal dengan hyungku, dan sudah jelas, aku akan kuliah disana”

Aku terperanjat kaget

Dia tidak pernah bilang akan ke luar negeri

Bagaimana hubungan kami?

Ah, aku masih mengharapkannya mengucap pernyataan cinta keduanya.

Apakah kami akan menjalani LDR? Atau bahkan hanya berteman dengan jarak jauh?

Aku tidak ingin keduanya terjadi.

^

“Kau mau kutraktir makan?” tanya woohyun

Aku menggelengkan kepalaku, aku ingin mencoba menghapus rasa cintaku padanya.

Kami akan berjauhan.

Lebih baik mulai beradaptasi dari sekarang.

“Gyu? Kau sakit?” tanyanya memegang dahiku

Tangannya kutepis hingga dia memandangku dengan heran

“Kau marah?”

Aku terdiam. Menurutmu? Jawabku dalam hati

“Mungkin kau perlu kutinggal sebentar untuk menenangkan pikiranmu. Aku akan makan dengan key kalau begitu” katanya segera pergi meninggalkanku sendirian di kelas

Tinggalkan saja hyun, bukankah sebentar lagi kau juga akan meninggalkanku?

Eh, tadi dia bilang apa?

Akan makan dengan si kunci itu?

Kau tidak lupa dia sudah menyatakan perasaannya padamu beberapa kali kan hyun?

Bodoh. Dia akan merasa menang kali ini.

Hubungan kita masih bisa diselamatkan tidak sih hyun?

Aku mendengus kesal

Apa aku terlalu lama mengantung perasaannya?

Salah sendiri, kenapa tidak langsung menyatakan perasaannya!

Hanya banyak memperhatikanku tanpa mengatakan apapun.

Harusnya dia bilang “Maukah kau kembali jadi namjachinguku, gyu” begitu. Aku menunggu itu hyun!

Aku mengakui. Dia telah berubah banyak.

Sedikit meninggalkan kesibukannya diluar, banyak memperhatikanku meski kami hanya sebatas teman.

^

“Kau di rumah?”

“Iya. Wae?”

“Aku kesana sekarang”

“Untuk apa?”

“Aku bosan dirumah gyu”

“Baiklah kesini saja”

“Tunggu aku. Aku akan membawakan makanan untukmu”

“Terserah kau saja”

Aku membereskan rumahku setelah woohyun menelepon akan ke rumahku. Rumahku saat ini kosong, orang tuaku sedang ke luar kota untuk mengurusi bisnis keluarga.

Setelah membersihkan tubuhku, aku mendudukan tubuhku di sofa ruang depan, menunggu woohyun.

From: Nam

Aku sudah di depan rumahmu, chagi!

Kubuka pintu rumahku

“Hai” sapanya

Aku tersenyum, “Hai”

“Rumahmu sepi?”

“Hanya aku dirumah”

“Wah kesempatan”

“Kesempatan kepalamu!”

Kami masuk ke dalam. Mendudukan diri ke sofa depan ruang tv.

Kami saling terdiam selama beberapa saat.

“Gyu”

“Hyun”

Kata kami bersamaan

“Kau dulu” kataku

“Gyu, jangan pernah menghindariku lagi. Kau tahu aku sudah berusaha banyak mengertimu” kata woohyun

Aku terdiam

“Kau mau bilang apa?” tanyanya menghilangkan rasa canggung diantara kami

“Aku ingin kembali” jawabku

Woohyun tertawa, “Kau pasti tidak merasa baik tanpaku, kan?”

Aku mengangguk

Woohyun mendekatkan wajahnya ke wajahku. Hanya tinggal beberapa centi lagi.

Aku memejamkan kedua mataku, menunggu sesuatu benda kenyal tebal miliknya menempel pada bibir tipisku

CHUP

Dia menciumku, melumat bibirku dengan bibir tebalnya

“Masih manis. Terima kasih menjaganya sampai aku bisa memilikinya lagi” katanya setelah menyudahi ciuman kami, tangannya menempel pada bibirku dan mengelusnya perlahan

Aku menepis tangannya

“Wae?” tanyanya

“Kau jadi pergi ke jepang? Berarti kita akan LDR?” tanyaku

Dia kembali tertawa

“Jawab aku!”

“Kurasa aku akan tetap tinggal di Korea setelah tahu kau tidak akan baik-baik saja tanpaku”

“Pede sekali”

“Kau sendiri yang mengatakannya!”

“Baiklah, adakah alasan lain yang lebih masuk akal tuan Nam?”

“Sebenarnya kepergianku ke jepang itu juga hanya rencana jika aku tidak bisa memilikimu lagi”

“Kau bodoh!”

Kami tertawa dan kemudian saling memeluk tubuh didepan kami masing-masing, menyalurkan rasa rindu selama ini.

How to love?

Apakah ‘Kita’ spesial?

Bagaimana cara mencintai? Aku masih belum mengerti

Ini bukan tes, mengapa kita terus berusaha mengkritik dan saling memberi skor?

Apakah jenis darah menjadi penting untuk memiliki selera yang serupa?

Aku tidak tahu

Just love. Sesuatu yang tidak dapat dibuat-buat

Seperti tertarik oleh perasaan yang alami

Tarik-menarik seperti magnet, bukan?

Saat kau mulai menghitung

Itu menjadi palsu

Cinta, tidak hanya hubungan yang berarti untuk menghabiskan waktu

Aku tidak akan melakukannya

Aku ingin melihat matamu sekali lagi dan tersenyum

Aku hanya ingin melihatmu

Hanya menghabiskan waktu denganmu

Bahkan jika itu tidak memberikan kita apa-apa

Baby, katakan padaku bagaimana cara mencintai?

Bukalah hatimu yang tertutup, kosongkan pikiranmu yang penuh di kepalamu

Bagaimana cara mencintai?

Tidak apa jika bekas luka masih ada

Karena kita akan senang saat dicintai

Terkadang, aku berpikir untuk putus

Tanpa mengetahui satu sama lain

Perlahan-lahan aku mencoba cocok denganmu

Sehingga kita dapat berjalan ke tempat yang sama

Aku bertemu orang lain disampingmu

Setiap kali, seolah-olah itu wajar

Perpisahan yang dekat dimata

Aku pikir itu sesuatu tentang cinta

Yang tidak akan pernah datang lagi

(Tapi kamu datang)

Muncul dihadapanku

Itulah sebabnya aku tidak ingin kehilanganmu

Aku berharap tidak ada akhir untuk jalan ini

Yang kita jalani

Aku ingin kau memberiku

Kepercayaan semacam itu

Berhenti memikirkan hal lain

Yang membuat kita cukup sibuk

Apa yang kau pikirkan tentangku?

Ini masih begitu keras

Hal yang disebut cinta

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet