Once Upon A Star

Once Upon A Star
Please Subscribe to read the full chapter

Once Upon a Star

|Cast : Im Nana (After School/ Orange Caramel), Park Chanyeol (EXO), Park Jung Soo (Super Junior) and Other|Author : Jung Ae|Genre : Romance, sad|Rate : PG-15|

A/N:
Cerita ini terinspirasi dari cerita Anatasia, namun dengan beberapa penambahan dan perubahan.Apabila masih banyak typo bertebaran harap di maklumi.

Summary :
“Dengan melihat bintang di langit , aku seperti melihat-mu. Gadis kecil-ku.”

Seoul, 2002

Di salah satu rumah besar tepatnya di kawasan Gangnam , sedang di adakan sebuah pesta besar-besaran. Seluruh kerabat dan beberapa patner perusahaan dari Infinitely Corp mengisi seluruh ruangan ballroom di rumah itu. Hari itu adalah hari yang sangat bahagia bagi keluarga Im yang merupakan pemilik perusahaan tersebut. Im Jin Ah , merupakan pewaris tunggal perusahaan tepat pada hari itu merayakan ulang tahunnya yang genap berusia dua belas tahun. Seluruh orang yang hadir menyanyikan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ untuk nona muda mereka. Dengan sekali hembusan Jin Ah meniup dua belas lilin yang ada di kue ulang tahun-nya. Semua orang bertepuk tangan menyaksikan momen yang di tunggu-tunggu dalam acara itu. Jin Ah yang mendengar reaksi itu hanya bisa membuat sebuah senyuman indah di wajahnya. Tidak lupa Jin Ah juga memberikan sebuah potongan kue pertama-nya pada Ayah yang sangat ia cintai, Im Seulong. Dan potongan kue yang ke dua di berikan kepada neneknya, Kim Seol Hee.
Setelah acara ulang tahun selesai , mereka melanjutkan ke acara selanjutnya, yaitu pesta dansa. Seluruh orang mulai mengambil posisi di tengah Ballroom dan pada saat alunan musik instrumen di mulai mereka pun memulai dansa mereka. Jin Ah hanya bisa memandangi orang-orang yang sedang berdansa itu di salah satu sudut ballroom. Seseorang tiba-tiba menepuk pundak Jin Ah, ia berbalik dan menatap orang yang ada di belakangnya, ia adalah Neneknya, Seol Hee. “Sepertinya tuan putri kita sedang melamun ?” Kata Seol Hee pada cucunya itu. “Ah tidak, aku tidak melamun kok, Nek” Kata Jin Ah lalu tersenyum kepada Seol Hee, “Aku hanya melihat orang-orang itu berdansa” Kata Jin Ah. “Jin Ah, ada sesuatu yang ingin kuperlihatkan kepadamu” Kata Seol Hee. “Apa itu ?” Tanya Jin Ah penasaran akan sesuatu yang akan di perlihatkan oleh Seol Hee. Lalu Seol Hee membuka tas kecilnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam tas kecil itu, sebuah kalung emas dengan dua buah liontin. Liontin pertama berbentuk bintang dan liontin kedua berbentuk sebuah kunci. “Tada! Mulai saat ini, kalung ini akan menjadi milikmu, Nona Im” Kata Seol Hee dengan nada yang senang, sedangkan Jin Ah hanya bisa teperangah melihat sebuah kalung yang indah di tangan Nenek-nya, ia sangat senang bisa mendapatkan hadiah seperti itu. “Biar Nenek pasangkan pada lehermu, Jin Ah” Kata Seol Hee.

Jin Ah pun menarik rambutnya ke atas, dan dengan mudahnya Seol Hee memasangkan kalung tersebut pada leher Jin Ah. “Kau tahu apa yang ada di balik kalung itu ?” Jin Ah hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Seol Hee. “Dulu sebelum Ibu-mu meninggal, ia membuatkan kalung itu khusus untukmu. Saat kau kecil, ibumu selalu bilang bahwa kau adalah malaikat mungil yang cantik bahkan kau bersinar bagaikan bintang, oleh karena itu salah satu liontin berbentuk bintang” Kata Seol Hee. “Lalu apa maksud liontin berbentuk kunci ini ?” Tanya Jin Ah , Lalu Seol Hee mengambil sebuah kotak musik. Di masukkannya liontin berbentuk kunci itu kepada kotak musik itu, sebuah musik mengalun dari kotak musik itu. “Ini lagu yang biasa Nenek nyanyikan untukku ketika aku tidak bisa tertidur. Dan Nenek berjanji akan mengajakku ke Okinawa bukan? Tempat di mana Ibu di lahirkan, tempat di mana Ayah bertemu Ibu lalu mereka menulis sebuah kisah cinta” Kata Jin Ah. Seol Hee pun hanya mengangguk pelan dan mengusap rambut coklat panjang Jin Ah. “Bisakah aku berdansa dengan-mu, Tuan Putri ?” Tanya seorang pria sambil mengulurkan tangannya pada Jin Ah, senyumpun terukir dari wajahnya. Jin Ah hanya bisa tertawa kecil mendengar perkataan Ayahnya itu yang memang terkadang sedikit kekanak-kanakan. “Tentu saja, kau bisa” Jin Ah membalas uluran tangan Ayahnya dan merekapun mulai berdansa di lantai Ballroom dengan wajah yang senang.

Cheungju, 2014

Seorang pria muda sedang memandangi sebuah selembaran yang ada di tangannya, “Huh, aku harap ini berhasil” Katanya, lalu menempel selembaran yang ternyata terdapat sebuah foto gadis berusia belasan tahun. Setelah ia menempel selembaran itu di setiap sisi Cheungju dengan menggunakan ‘pum pum’ sepeda kesayangannya. Ia segera menuju sebuah lingkungan apartemen yang kumuh, tepat di pinggir kota. Dengan langkah yang malas ia menuju ke sebuah pintu yang tertulis nomor ‘107’ dan sebuah tulisan tangan di bawahnya ‘Tempat audisi mencari pewaris Infinitely Corp’. Dengan perlahan pria muda itu membuka pintu, terdengar suara bising dari sana.

“Kau benar-benar tidak percaya, aku ini adalah Jin Ah—“ Kata Seseorang dengan penampilan wanita, namun dengan suara bariton. Pria muda itu sudah menebak hal itu pasti akan terjadi, karena ia sudah mengalaminya sebanyak dua ratus delapan puluh lima kali. Di lihatnya seorang pria yang usianya jauh lebih tua hanya bisa mengelus dadanya di meja kerjanya.

“Maaf, tapi Tuan bukan Jin Ah yang kami cari” Kata pria yang berada di meja kerjanya.

“Panggil aku Nona bukan Tuan. Kau lihat penampilanku bukan, aku ini seorang wanita” Kata entah ia seorang pria atau bukan. Tapi yang pasti ia adalah seorang pria. Pria yang berada di meja kerja itu menangkap kehadiran pria muda itu yang berdiri tidak jauh dari posisi-nya saat itu. Ia pun segera memasang wajah memelasnya, pria muda itu hanya bisa menghela nafas. Pasti yang akan di katakannya adalah “Chanyeol, tolong bawa orang ini keluar dari tempatku. Aku mohon—“ Kata pria itu, lalu dengan segera Chanyeol mememegang tangan orang itu untuk menyeretnya keluar tapi orang itu menolaknya dengan nada yang tidak bisa di jelaskan “Maaf tapi aku bisa berjalan sendiri, pria tampan.” Kata orang itu , dengan sebuah smirk tercipta dari bibirnya. Tidak lupa sebelum ia meninggalkan Chanyeol orang itu memberikan sebuah wink kepadanya. Tidak beberapa lama terdengar suara pintu di tutup. Chanyeol yang menahan rasa mual-nya langsung pergi ke kamar mandi dan mengeluarkan semua rasa jijik-nya di sana. Tidak terlalu lama, Chanyeol akhirnya keluar dari kamar mandi sambil memberikan death glare kepada pria yang ada di meja kerja itu yang membeku di mejanya.

“Yang satu tadi benar – benar menjijikkan. Sudah kubilang Paman, hentikan semua tindakan konyol ini!” Kata Chanyeol dengan kesal kepada pamannya Park Jung Soo.

“Tenang Chanyeol, kau tidak tahu. hadiah dari sayembara ini benar-benar besar. Dan kau tahu kita sudah banya hutang dengan lintah darat bernama Kim Jae Joong itu” Kata Jung Soo.

“Itu hutang-mu Paman, aku sudah tidak tahan” Kata Chanyeol.

“Apakah kau tidak mau bertemu dengannya lagi ? Kau harus mengembalikan barang miliknya yang berada denganmu” Kata Jung Soo. Ekspresi Chanyeol berubah, entah tidak bisa di deskripsikan lagi apa yang ia pikirkan. Chanyeol hanya bisa berdiri diam , dan Jung Soo tahu apa yang ada di pikiran Chanyeol. “ Kalau begitu biarkan aku melakukannya” Kata Jung Soo

Di lain sisi , seorang gadis berusia dua puluh tahunan sedang bermain lumpur dan pasir dengan senangnya. Dia bermain bersama sahabat-sahabat kecilnya yang usianya berkisar 10 tahun antara lain, Luhan , Jaebum, dan Yeoseob. Tanpa sepengetahuan gadis itu, lumpur dan pasir yang ia mainkan mengenai pakaian bersih yang sedang di jemur.

“Nana!!! Apa yang kau lakukan!” Suara kencang Baek Ji Young menggelegar dari arah pintu masuk. Luhan, Jaebum, dan Yeoseob langsung bersembunyi meninggalkan gadis itu sendirian di halaman rumah dengan baju yang kotor penuh lumpur dan pasir. “Kau lihat, baju yang aku cuci dan yang baru saja aku jemur ini, sekarang— sudah penuh lumpur dan pasir” Katanya dengan nada yang kesal, Nana hanya bisa menunduk mendengar perkataan Nyonya pengurus panti itu. “Maafkan aku, Nyonya Baek” Kata Nana dengan nada yang lemah dan bersalah. “Kau tahu sudah berapa kali dirimu membuat masalah, dan aku tidak tahan lagi—“ Kata Nyonya Baek dengan nada geram kali ini, jelas bagi Nana bahwa Nyonya Baek benar benar akan marah dan sebentar lagi—

.

.

Sebuah tas ransel mendarat kepangkuan tangan Nana , Ia di usir dari panti asuhan yang menjadi rumahnya selama beberapa tahun terakhir. Dengan tatapan yang kesal dan sedih Nana menatap papan yang bertuliskan ‘Angle Orphanage’ di depan gerbang panti asuhan itu. Ia kesal karena ia merasa tidak adil karena Luhan, Jaebum, dan Yeoseob tidak mendapatkan hukuman yang sama dengannya. Dan satu lagi—

DIA DI USIIRR!!

Dan dia tidak tahu akan pergi kemana, karena ia mengidap penyakit Amnesia yang pasti ia tidak bisa mengingat masa lalunya. Dengan langkah yang malas ia meninggalkan panti asuhan itu. Sesekali ia menggesekan sol sepatunya dengan aspal, ataupun menendang krikil yang ada di hadapannya. Sudah lima jam ia jalan tanpa tujuan , mengitari Cheongju. Ia pun memutuskan untuk beristirahat di sebuah bangku di pinggir jalan. Untung saja waktu sebelum ia meninggalkan panti Wendy memberikannya sebungkus roti. Tetapi—

“Kembalikan makanan-ku, Anjing nakal!” Teriak Nana, namun Anjing itu langsung kabur mendengar suara Nana. Nana pun mengejar Anjing itu hingga ia melupakan rasa lelahnya. Sampailah ia di depan sebuah gedung tua, yang di katakan orang itu adalah tempat penyelenggaraan pesta , orchestra dan masih banyak lagi. Namun sayang kebakaran dua puluh tahun lalu, membuat gedung itu tidak layak pakai.

“Hello, anjing nakal dimana kau ?” Panggil Nana, namun ia tidak mendengar suara Anjing itu. Melainkan, suaranya yang menggema di ruangan itu. Dengan langkah yang sedikit bergemetar Nana melangkahkan kaki di lantai ruangan utama gedung itu, sebuah Ballroom yang amat besar. Ia pun memandang sebuah lukisan sepasang suami istri sambil menggendong seorang bayi di pangkuan mereka dengan beberapa bagiannya sedikit terbakar. Nana pun memandang kosong lukisan itu. Lalu Nana menatap lukisan yang ada di sebelahnya, seorang pria dan wanita berdansa dengan wajah yang saling tersenyum. Nana-pun menutup memejamkan matanya, lalu ia berkhayal bahwa ia sedang berada di sebuah Ballroom yang sedang di di adakan pesta dansa. Tak Luput Nana menggunakan gaun berwarna coklat dan emas, serta sebuah jepit rambut berbentuk bintang menghiasi kepalanya. Seorang pria mengulurkan tangannya pada Nana, dan Nana-pun menggapai uluran tangan itu. Merekapun mulai berdansa di atas Ballroom dengan alunan musik yang indah mengiringi mereka. Tetapi—

‘Guk,guk,guk’

Gonggongan anjing terdengar di telinga Nana, membuyarkan lamunannya akan pesta dansa itu. Itu anjing yang sudah mengambil rotinya tadi. “Yak! Kemari kau Anjing nakal” Teriak Nana pada Anjing itu. Anjing itu langsung berlari menuju ruangan yang berada di sebelah kanan. Betapa terkejutnya Nana melihat seorang pria telah berdiri di hadapannya. Pria itu memberikan senyuman kepada Nana. Dan Nana, ia benar-benar malu sekarang serta sebuah pikiran melintas di kepalanya ‘ Apakah kau ia melihatku tadi sedang melamun dan berdansa sendirian’.

“Maaf aku tidak sengaja melihatmu nona” Kata Pria itu dengan tersenyum. Dan skakmat! Pria itu melihat Nana, betapa sialnya hingga pria asing di hadapannya melihat tingkahnya seperti orang yang sedang gila. Nana Hanya bisa menundukkan kepalanya tanda malu. “Apakah Anjing ini punyamu? Dia benar-benar lucu” Kata Pria itu sambil menggendong Anjing itu di dalam pangkuan tangannya. “Itu, Anjing itu—, bukan punya-ku. Ia sudah mengambil makan siang-ku” Kata Nana dengan gugup dan sedikit kesal. “Benarkah? Baiklah mulai sekarang Anjing ini milikku. Benarkan muffin “ Kata pria itu pada Anjing coklat itu dan ia memberi namanya Muffin. “Ambil saja dan rawatlah dia dengan baik” Gumam Nana. Ia pun bermaksud ingin pergi dari tempat itu, tapi sebuah tangan memegang pergelangan tangannya “Kau tidak mempunyai rumah ?” Kata pria itu sambil melihat tas ransel yang ada di punggung Nana. Dengan ragu Nana menjawab “Ya”. “Kalau begitu apakah kau mau berkerja dengan-ku? Kau akan mendapatkan tempat tinggal dan kebutuhan hidupmu akan terpenuhi” Kata pria itu , Nana menatap dengan pandangan yang ragu pada pria itu . pria itu menghela nafasnya dan berkata, “ Jangan ragu , aku tidak memiliki niat jahat pada-mu” Nana hanya bisa menyergitkan alis matanya tanda tidak percaya. “Baiklah bila dalam hitungan ketiga kau tidak menjawab anggap saja tawaranku sebagai angin lalu saja” Nana yang mendengar perkataan pria itu- pun, Nana berpikir.

“Satu”

“Dua”

“Ti—“

“Baiklah akan ku terima tawaranmu” Jawab Nana dengan pasti , pria itu pun tersenyum pada Nana.

-oo0oo-

Dengan langkah yang pelan Nana mengikuti pria itu yang ada di depanya. Ia benar-benar kesal saat ini, Muffin sekarang berada di gendongan tangannya. Dan Pria itu benar-benar acuh tak acuh padanya saat ini. Padahal dirinya sudah lelah , karena sudah berjalan kaki selama dua jam. Sampailah mereka di sebuah apartemen yang sudah tua. ‘Pria ini benar-benar gila. Panti asuhan yang aku tempati lebih bagus dari pada apartemen tua ini. Walaupun aku harus mendengar teriakan Nona Baek tiap hari’ pikir Nana. “Kita sudah sampai” Kata pria itu. “Ngomong-ngomong siapa nama kamu? Sedari tadi kita belum kenalan, Namaku Chanyeol, Park Chanyeol” Kata Chanyeol dengan ramah lalu mengulurkan tangannya. “Nana” Kata Nana singkat , tanpa membalas uluran tangan Chanyeol. Chanyeol hanya bisa tersenyum getir dengan sikap Nana, ‘Ia benar-benar—‘ Chanyeol-pun menghembuskan nafasnya. Daripada banyak menghabiskan waktu, Chanyeol langsung mengajak Nana menuju apatemennya serta pamannya, Jung Soo.
Dengan perlahan Chanyeol membuka knop pintu, dan dengan perlahan mereka berdua menginjakkan kakinya di lantai kamar apartemen itu. Tiba-tiba dari arah ruang tengah keluar seorang wanita dengan dandanan yang berlebihan, wanita itu menangis pelan dan berjalan ke arah keluar pintu. Chanyeol langsung bisa menebak apa yang terjadi, tetapi Nana hanya bisa menatap kejadian yang baru saja terjadi dengan tatapan ‘Apa yang sedang terjadi’ dan perasaan waspada muncul di hatinya. Mungkinkah ini adalah perkerjaan yan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
18jjae
Terima Kasih yang sudah mensubcribe ^^

Comments

You must be logged in to comment
nauxbahdea #1
lanjutannya thor??
rapbyunbaek #2
Chapter 1: keren author-nim :D i love your story. ak chanana shiper, please make another chanana fanfic :D