two person chapter 2

two person

Taeyeon menggigit bibir bawahnya.rasa takut,khawatir,panik terus bergejolak di hatinya.ia memejamkan matanya sejenak dan berdoa agar keadaan adiknya baik-baik saja.

 

“Ting” pandangan Taeyeon kini tertuju pada seorang dokter muda yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan. Tanpa berfikir panjang,ia langsung menghampiri dokter muda itu.

 

“Dokter Xi,bagaimana keadaan jongin,apakah dia baik baik saja?” Sang dokter hanya tersenyum tanpa menjawab sekata pun pada Taeyeon.

 

“dia baik-baik saja,dia pingsan karena tak kuat menahan cuaca dingin di musim ini.” Senyuman manis Taeyeon tersungging di bibir tipisnya,rasa khawatir di hatinya telah lenyap setelah Dokter Xi memberi tahu bahwa adiknya baik-baik saja.

 

“Dokter Xi,apakah aku boleh menjenguk adikku sekarang?” Tanya Taeyeon penuh harap

 

“sebaiknya kau menjenguk adikmu nanti saja,ia butuh istirahat yang cukup.”

 

“baiklah,aku akan menjenguk adikku nanti saja.”

 

“Taeyeon,janganlah panggil aku Dokter Xi,itu terlalu formal,aku ingin kau memanggil ku Luhan oppa.” Taeyeon terbelakak mendengar ucapan luhan tadi,ia sedikit heran kenapa ia harus memanggil luhan dengan sebutan oppa

 

“ke-kenapa aku harus memanggil dokter luhan oppa?” ucap Taeyeon terbata-bata

 

“kita kan sudah berteman hampir satu tahun,jadi aku merasa canggung kalau kau memanggilku dokter xi.” Taeyeon mengganguk mengerti,ia sudah menganggap Luhan sebagai sahabatnya sendiri.

 

“bagaimana kalau kita pergi ke cafe?udara dingin seperti ini rasanya sangat enak kalau kita minum minuman yang hangat.”tanya Luhan antusias.Taeyeon hanya mengangguk setuju.bagi Taeyeon,Luhan adalah seorang pria yang baik yang selalu mengisi kekosongan hatinya.

 

Tak ada yang bisa mengalahkan harumnya aroma kopi moccachino.terlebih lagi,rasa hangat yang dimiliki kopi moccachino mampu membuat siapa saja yang meminumnya merasakan kehangatan di sekujur tubuh. Taeyeon memandangi pemandangan luar jendela sembari menyesap hangatnya kopi moccachino.ia memandangi salju-salju yang tak pernah berhenti melayang-layang di udara. Baginya,musim dingin selalu menyimpan kenangan tersendiri di benaknya.entah itu kenangan yang menyenangkan ataupun menyakitkan.

 

“apa yang sedang kau pikirkan?” Sebuah suara berat terdengar tak jauh dari hadapan taeyeon.ia menoleh ke depan dan memandangi seorang laki-laki berketurunan china yang menjadi lawan bicaranya.

 

“Aku tidak memikirkan apa-apa.” Taeyeon menggeleng cepat

 

“Serius?” Nada suara Luhan terdengar menyelidik

 

“Aku serius.tak ada hal apapun yang sedang kupikirkan.” Balas Taeyeon penuh yakin

 

“lantas,kenapa kau melamun?”

 

“Aku tidak melamun,aku hanya sedang asik memandangi butiran salju yang turun dari langit.” Ujar Taeyeon.tiba-tiba Taeyeon teringat akan sesuatu hal ketika ia memandangi butiran salju di luar jendela.kenangan akan seseorang di masa lalu kembali muncul di benaknya walaupun Taeyeon sudah mengubur dalam kenangan menyakitkan itu.ia teringat dengan seorang pria yang berhasil mengisi kekosongan hatinya.bisa dibilang,seorang pria itu ialah cinta pertamanya.akan tetapi,kisah cinta

 

Taeyeon tak seindah seperti yang ada di dongeng anak-anak.dimana ketika sang putri jatuh cinta dengan pangerannya,maka pangeran pun akan membalas cinta sang putri dan kisah cinta mereka berakhir bahagia.tetapi kisah itu tak berlaku di kisah cinta Taeyeon,karena ia hanya merasakan indahnya cinta sendirian tanpa dinikmati oleh orang yang ia cintai.bisa dibilang,cintanya hanya bertepuk sebelah tangan.dan lebih menyedihkan lagi,orang yang ia cintai pergi meninggalkannya sebelum ia menyatakan cintanya pada orang yang ia cintai itu.

 

“Luhan,pernakah kau jatuh cinta?lantas,apakah cintamu terbalaskan?atau cintamu hanya kau nikmati sendirian?” Luhan terdiam mendengar kalimat yang baru saja Taeyeon lontarkan.ia bingung mencari jawaban yang tepat dari pertanyaan Taeyeon.karena,orang yang ia cintai sedang berada dihapannya.

 

“hmmm,aku pernah merasakan jatuh cinta,tetapi sayangnya aku belum memiliki keberanian untuk menyatakan cintaku.” Taeyeon terkekeh mendengar penjelasan luhan.ia merasa bahwa Luhan itu bukan tipikal pria sejati yang tak berani menyatakan perasaannya sendiri.

 

“kenapa kau tertawa?memangnya ada yang lucu?” tanya Luhan sedikit heran.

 

“kau ini memang payah,untuk meyatakan perasaan cintamu saja kau tidak bisa.” Umpat Taeyeon.Taeyeon tidak menyadari bahwa orang yang Luhan cintai ialah dirinya.sayangnya, selama ini Taeyeon menganggap Luhan hanya sebatas sahabat bukan lebih.

 

“suatu saat,kau akan tahu siapa orang yang aku cintai.” Kini nada bicara Luhan terdengar serius.ia menatap dalam iris cokelat milik Taeyeon.berusaha untuk menyampaikan isi hatinya pada seorang wanita yang berada di hadapannya.

 

“pasti,wanita yang kau cintai ialah seorang wanita yang cantik dan baik hati,karena orang sepertimu tak pantas mendapatkan wanita yang jahat.” Luhan mengangguk setuju dengan Taeyeon.memang benar,orang yang ia cintai ialah seorang wanita berparas cantik yang memiliki hati selembut putihnya salju.

 

“kau benar Taeyeon,orang yang aku cintai ialah seorang wanita cantik yang memiliki senyuman manis di wajahnya.” Taeyeon sama sekali tidak menyadari bahwa wanita yang Luhan maksud ialah sendiri.mungkin bagi Taeyeon,Luhan hanyalah seorang sahabat yang selama ini merawat dan menjaga adiknya.

 

“aku harap,wanita yang kau cintai bisa membalas cintamu.” Ucap Teyeon berharap.

 

“aku juga berharap seperti itu.” Luhan memberikan senyuman manisnya pada wanita yang ia cintai.dan wanita itu juga membalas senyuman yang Luhan berikan padanya.

 

“hari semakin sore,aku harus kembali ke rumah sakit,ada beberapa berkas pasien yang harus kuselesaikan.” Luhan beranjak dari kursi danmelangkahkan kakinya meninggalkan tempat duduknya

 

“tunggu,aku ikut denganmu!aku juga ingin ke rumah sakit untuk menjenguk adikku.” langkah Luhan terhenti ketika taeyeon menahan tangan kekarnya.lalu ia melanjutkan langkah kakinya lagi dan diikuti Taeyeon dari arah belakang.saat taeyeon hendak membuka pintu cafe mouse and rabbit,ia merasakan ada sesuatu yang menjanggal di sepatu pump shoes miliknya.lalu, ia membungkukkan punggungnya dan mengambil benda yang telah menjanggal sepatu bermerk bellynya itu.

 

“dompet siapa ini?” taeyeon membolak balikan dompet berwarna cokelat yang baru saja ia temui.lalu,ia membuka dompet tersebut dan terdapat sebuah kartu identitas bernama kris wu.

 

“Kris wu?siapa dia?” taeyeon mengerutkan keningnya.pikirannya terpaku pada pemilik dompet itu.

 

“kau kenapa taeyeon?” secara refleks,taeyeon menoleh kedepan ketika luhan menepuk pundaknya.

 

“dompet siapa yang kau pegang?” taeyeon mengangkat bahunya mengisyratkan pada luhan bahwa ia tidak tahu siapa pemilik dompet itu.

 

“ aku akan menyimpan dompet ini untuk sementara.mungkin antara besok atau lusa aku akan kembali ke cafe ini dan mencari tahu siapa pemilik dompet ini.” Ujar Taeyeon.luhan mengangguk setuju mendengar penjelasan dari taeyeon.kemudian,ia bersama taeyeon pergi meninggalkan cafe menuju ke rumah sakit yewon international hospitaltempat ia bekerja.

 

 

 

“dimana ya dompetku?” Kris terlihat sibuk dengan dunianya sendiri tanpa mempedulikan temannya yang sedari tadi setia menemaninya.

 

“coba kau ingat dimana terakhir kali kau menyimpan dompetmu.” Saran seorang pria bermata bulat itu.

 

“aku ingat,terakhir kali aku menyimpan dompetku di saku celana.” Kris berhenti mencari dompetnya yang hilang.kini ia duduk di kursi dan menyesap kopi vanilla latte yang baru saja ia pesan.

 

“kau ini baru saja berusia dua puluh lima tahun,tetapi kau sudah mengalami kepikunan.sepertinya kau harus memeriksakan otakmu ke rumah sakit.” Ejek seorang pria jangkung yang notabane nya sebagai sahabat Kris.

 

“yaaa!mana mungkin aku mengalami pikun sebelum aku tua!” protes Kris pada temannya itu.sedangkan temannya,hanya terkekeh melihat ekspresi kesal yang tergambar di wajah Kris.

 

“come on,don’t be angry!i just make a joke for you.”

 

“seharusnya,kau harus bersikap lebih hormat pada hyung mu,park chanyeol.” Pria yang di panggil Park Chanyeol itu hanya tertawa kecil saat kris sedang menasihatinya.semenjak Kris kembali ke korea,chanyeol lebih banyak meluangkan waktu bersama kris di kafe sebagai pelepas rindu.karena selama delapan tahun,Chanyeol sulit berkomunikasi dengan kris dikarenakan kris yang sibuk mengurusi urusan sekolahnya di negeri paman sam.

 

Di sebuah ruangan yang bercat serba putih,terdapat seorang wanita yang tertidur lelap di samping sebuah ranjang. Di ranjang itu,terdapat seorang pria yang tengah terbaring lemah dengan selang infus yang menempel di tangan kekarnya.tak ada hal yang spesial di ruangan itu.hanya aroma khas obat-obatan sajalah mengisi penuh ruangan itu.sebuah gerakan jemari dari seorang pria terlihat jelas di ruangan itu. Perlahan-lahan,pria itu membuka matanya yang terasa berat.mungkin,itu adalah efek samping  dari tidur nya yang cukup lama.Tangan kekarnya mengelus lembut rambut cokelat milik seorang wanita yang tertidur si sampingnya.

 

“noona.” Taeyeon mengerjapkan matanya setelah merasakan sentuhan di rambut cokelatnya. Rasa senang muncul dari hatinya setelah mengetahui bahwa adiknya telah sadar dari masa kritisnya.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet