Welcome to Kangdook SHS

First Love

Sore itu, sebuah mobil berhenti didepan gerbang SMA Kangdook. Seorang gadis remaja berusia sekitar 16 tahun keluar dari mobil itu bersama dengan kedua orang tuanya

"Jadi ini SMA Kangdook, tidak buruk. Bagaimana menurutmu nak?", tanya Park Jiho, sang ayah, sambil mengeluarkan koper besar berwarna merah milik putri semata wayangnya dari bagasi mobil.

Anaknya yang bernama Park Soyeon itu mengangguk, "Tentu saja bagus Appa, Yoona eonni juga sekolah disini", ia membantu ayahnya mengeluarkan kopernya.

"Aah, Eomma tak percaya kau harus masuk asrama. Tak bisakah kau tinggal bersama kami?" Hwang Hyeran, ibunya mulai mengeluh lagi

Gadis berambut panjang berwarna cokelat gelap itu tersenyum, "Eomma, jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Karena aku adalah Park Soyeon!", serunya semangat sambil mengepalkan tangannya

Meskipun anaknya bilang ia akan baik-baik saja, tetap si ibu merasa cemas. Kini ia tidak bisa melihat putri kesayangannya setiap hari, tidak bisa melakukan kegiatan bersama dan lainnya. Hyeran mendesah pelan, ia meraih tangan anaknya yang terkepal dan menggenggamnya erat, "Tetap saja, eomma khawatir"

Jiho merangkul istrinya, "Sudahlah, dia bisa mengurus dirinya dengan baik. Lagipula kau bisa bertemu dengannya nanti".

Dengan berat hati, perlahan Hyeran melepaskan genggamannya. Soyeon menggigit bibir bawahnya, sebenarnya dia juga sedih, harus berpisah dengan eomma dan appanya, tapi mau bagaimana lagi, inilah resiko bersekolah di sekolah yang mengharuskan muridnya tinggal di asrama.

Soyeon memeluk eomma dan appanya, "Aku akan- ah tidak. Aku pasti merindukan kalian", ucapnya sepelan mungkin. Jiho tersenyum dan mengelus puncak kepala anak gadisnya "Bekerja keraslah, buat kami bangga"

"Araseo Appa" Soyeon tersenyum lebar. 

Setelah puas memeluk anak mereka, pasangan suami istri itu segera masuk kedalam mobil, "Sering-sering telepon kami ya" seru Hyeran sambil melambaikan tangan.

"Ne Eomma! Aku akan telepon!" Soyeon membalas lambaian tangan ibunya.

Perlahan mobil itu bergerak menjauh dan menghilang di belokan pertama, meninggalkan Soyeon dan kopernya. 

Soyeon membalikkan badannya menghadap gerbang Kangdook, ia menarik nafas panjang dan membuangnya perlahan, "Aku pasti bisa, karena aku Park Soyeon", ia meraih pegangan kopernya dan menggeretnya melewati gerbang.

 

~~~

 

[Asrama Putri Kangdook]

Bangunan 3 tingkat berwarna merah muda itu dipenuhi oleh suara siswi-siswi yang sedang pindahan, mereka semua tampak kerepotan memindahkan barang-barang mereka yang banyak dan berat.

Bagi murid kelas 3, mereka tinggal di lantai 1, kelas 2 di lantai 2, dan kelas 1 di lantai 3. Sungguh kasihan melihat murid-murid kelas 1, mereka harus menaiki tangga untuk sampai di lantai 3, belum lagi mereka membawa koper berat yang berisi baju dan lain-lain.

"Aduuuuh, aku capek", keluhnya. Naeun menatap sebal sebarisan anak tangga yang menghubungkan lantai 2 dan 3. "Kenapa mereka tidak memasang lift?", ia kembli menggerutu sambil menggotong kopernya melewati tangga itu.

Begitu sampai di lantai 3, ia langsung mencari kamarnya, ingin segera beristirahat, "303... Ah ini dia!", gadis berambut cokelat itu langsung membuka pintu dan membawa masuk kopernya kedalam kamar. Dia mengamati kamarnya, ada 2 tempat tidur, itu artinya dia akan memiliki teman sekamar.

"Aku tidak suka sekamar dengan orang lain", ia mendecak kesal sambil menjatuhkan dirinya kasar ke atas tempat tidur, 'Aku akan tidur sebentar' batinnya sambil menutup mata.

 

~~~

 

Sementara itu, Soyeon masih kebingungan mencari asramanya, ia sudah berputar-putar di tempat itu sekitar 4 kali. Akhirnya ia memutuskan untuk duduk sejenak di sebuah bangku. 

"Haaaah, dimana sih asramanya? Kenapa tidak pasang penunjuk jalan?", ia menopang dagu dengan kedua tangannya dan menatap pohon-pohon hijau didepannya.

Angin musim panas berhembus mengenai wajah Soyeon, musim panas tahun ini terasa lebih sejuk dibanding tahun lalu, sambil menikmati angin yang menyejukkan, Soyeon memejamkan matanya. 1 detik, 2 detik, 3 detik, Soyeon membuka matanya kembali, kini ia tidak melihat pohon-pohon hijau itu lagi, melainkan wajah seorang laki-laki, ia mengerjap beberapa kali, "Wuaaaah!!", teriak Soyeon kaget. Ia hampir terjungkal ke belakang, namun laki-laki itu segera menarik tangan Soyeon agar ia tidak jatuh

Laki-laki itu terkekeh pelan melihat reaksi Soyeon, "Murid kelas 1 ya?", tanyanya saat melihat koper Soyeon. 

Soyeon mengangguk sambil mencoba menenangkan diri. 'Cowok ini, apaan sih?' batinnya, ia mengamati laki-laki itu dari atas kebawah, lumayan tampan, tapi bukan tipe Soyeon(Ga ada yang tanya :v)

Laki-laki itu tersenyum, "Mau kuantar ke asrama putri? Kebetulan aku juga mau kesana"

"Ah, benarkah? Terima kasih", mata Soyeon berbinar, tak menyangka akan dapat bantuan. Soyeon yang polos segera bangkit dari duduknya dan mengikuti laki-laki itu tanpa ada kecurigaan sedikit pun.

Laki-laki itu berjalan didepan Soyeon, Soyeon memperhatikan punggung laki-laki itu dari belakang, 'Siapa dia? Apakah kelas 1 juga? Mau apa ke asrama putri?', pertanyaan-pertanyaan itu terus bermunculan di dalam kepalanya.

Mereka berjalan dalam diam, hanya terdengar suara langkah kaki dan roda koper yang bergesekan dengan bebatuan. 

Merasa tak enak dengan keheningan ini, Soyeon pun memberanikan diri untuk memulai percakapan, "Anu, kamu juga kelas satu?", tanya Soyeon takut-takut.

Laki-laki itu menoleh kebelakang sebentar, kemudian menghadap depan lagi sambil tetap berjalan, "Hm? Menurutmu aku kelas berapa?", tanyanya balik.

Soyeon berpikir sejenak, "Kelas 1?"

"Salah"

"Kelas 2?" 

"Salah juga"

"Ah kalau begitu pasti kelas 3"

"Tetap salah"

Soyeon mengangkat alisnya, sukses dibuat bingung oleh laki-laki di depannya ini, "Kalau begitu guru!", kali ini Soyeon yakin dengan jawabannya.

Laki-laki itu malah tertawa mendengar jawaban Soyeon, "Memangnya aku terlihat setua itu?"

'Ah, salah lagi', batin Soyeon sambil mengerucutkan bibirnya, kesal

Laki-laki itu terkekeh pelan melihat Soyeon, "Lihat saja nanti, kau juga akan tahu"

 

~~~

 

Setibanya di asrama putri, mereka berdua berjalan melintasi halaman di depan gedung, para gadis yang melihat mereka mulai berbisik-bisik, 

'Apa yang terjadi? Apa bajuku aneh?', Soyeon mengecek pakaiannya sambil terus berjalan. Tiba-tiba seorang gadis berteriak, "Kyaaaaaaa!! Itu Donghae oppa!! Oppaaaaa!!". Gadis-gadis lain pun langsung keluar dari kamarnya dan ikut berteriak-teriak histeris, seakan asrama putri menjadi sebuah concert hall dan laki-laki yang disebut Donghae itu adalah artisnya. Soyeon sukses dibuat speechless.

"Ja-jadi kamu-eh salah-oppa ini artis?", Soyeon terbata-bata, ia tidak menyangka bahwa laki-laki ini populer sekali di SMA Kangdook.

Donghae menggaruk belakang kepalanya, "Ya, bisa dibilang begitu. Sebenarnya aku kelas 2 dan aku wakil OSIS", jelasnya sambil tertawa puas, "Yasudah, selamat datang di SMA Kangdook", ia menepuk-nepuk kepala Soyeon dan pergi meninggalkan asrama putri yang masih histeris karenanya.

 

~~~

 

Soyeon mengangkat kopernya menaiki tangga menuju lantai 3, "Capeeeek, aku tak kuat", keluhnya. Begitu sampai di lantai 3, ia segera menurunkan kopernya dan bersandar pada tembok disebelahnya. Teringat kembali kejadian 10 menit yang lalu

 

[Flashback]

Begitu Donghae oppa pergi meninggalkan asrama putri, semua penghuni asrama langsung mengerumuni Soyeon dan menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan seperti: Kenapa bisa bersama Donghae oppa? Apa hubunganmu dengan Donghae oppa? Dan bla-bla-bla lainnya.

[End of Flashback]

 

'Haaah, hari pertama sudah heboh. Apalagi besok?', Soyeon menghela nafas. Ia kembali menggeret kopernya, "301..302.. Nah! 303"

Soyeon meraih gagang pintu dan membukanya, begitu Soyeon masuk, ia dikagetkan oleh seorang gadis berambut cokelat terang yang sedang terlelap di kasurnya, "...Enngh", gadis itu bergerak sedikit.

Soyeon segera menutup mulutnya, takut membangunkan si rambut cokelat itu. Soyeon mengendap-endap ke kasur yang masih kosong, koper miliknya ia pindahkan sepelan mungkin agar tak menimbulkan suara.

Setelah menyimpan kopernya, Soyeon duduk perlahan-lahan diatas kasur yang belum di lapisi sprei, ia memperhatikan gadis yang sedang tidur didepannya, 'Jadi ini teman sekamarku. Sepertinya baik. Kuharap kita bisa akrab', gumam Soyeon

 

 

Apakah yang akan terjadi pada Soyeon dan Naeun?

Tunggu chapter selanjutnya~~~

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet