ETERNITY

ETERNITY

Author                  :   alpha_wee

Cast                       :   -alpha_wee                                    as    Lee Min Eun                       <->     Reiji Yamamura

                                    -Kim Jong Woon/Yesung          as    him self                                <->     Hanamiko Ryujin

 

A/N                        :   cerita ini mungkin sedikit aneh untuk beberapa orang. Tapi kuharap semua pembaca menikmati ceritanya. Thank’s. Gomawo.

 

 

Yesung POV

Mulai hari ini kami, semua member Super Junior di beri bodyguard masing-masing oleh SM yang akan menjaga kami selama dua puluh empat jam penuh. Semua ini di sebabkan oleh beberapa sesaeng fans dan para antis yang semakin kelewatan, dan mulai membahayakan keselamatan kami semua. (silahkan mencintai atau membenci kami. Tapi tolong jangan sampai kelewatan. Kami juga manusia seperti kalian. Kalian membenci atau mencintai kami, semua itu karena pekerjaan kami. Apabila kami bukanlah seorang selebriti seperti ini, apakah kalian akan mencintai atau membenci kami seperti ini?)

Kami semua sudah tiba di kantor SME dan akan menunggu Soman sajangnim di ruang pertemuan. Beberapa orang sudah hadir di ruang ini. mataku langsung tertuju padaseorang yeoja. Aku merasa mengenalinya disuatu tempat di suatu waktu. Tapi entah dimana, dan entah kapan. Yeoja itu menatapku sangat lama.

“Annyeonghaseo, Super Junior. Kami adalah bodyguard yang akan menjaga kalian”ujar salah seorang namja.

“Kim Dong Yuan imnida. Aku yang tertua dari kami semua”ujarnya seraya membungkuk kepada kami.

“Annyeonghaseo, Dongyuan-ssi”balas Teukie hyung. Pintu ruang pertemuan terbuka. Soman sajangnim dan manajer hyung masuk.

“Annyeong”sapanya kepada kami semua.

“Annyeonghaseo, sajangnim”balas kami semua.

“Kulihat kalian sudah berkenalan. Aku akan langsung saja memasangkan kalian dengan bodyguard kalian masing-masing”ujarnya lagi seraya langsung memperkenalkan kami dengan bodyguar kami masing-masing.

Yeoja itu bernama Lee Min Eun. Dialah yang ditugaskan untuk menjagaku.(selama dua puluh empat jam penuh). Mereka akan menginap di Dorm kami(MWO???? 15 member Super Junior ditambah 15 orang bodyguard??? 30 orang didalan Dorm kami yang lumayan sempit itu?? OMO). Setelah sajangnim pergi, manajer hyung menyampaikan kalau kami akan diberi Dorm kedua, yang letaknya bersebelahan dengan Dorm kami sekarang. Yang akan tinggal di Dorm kedua adalah aku, Wookie, Kyu, Sungmin, Hangeng hyung, Heenim hyung dan Zhoumi, beserta bodyguard kami masing-masing. Kami segera kembali ke Dorm untuk pindahan.

 

Min Eun POV

Aku mengenali putri Hana. Walau sekarang dia berada dalam wujud seorang namja yang sangat tampan bernama Kim Jong Woon atau Super Junior Yesung. Kupikir dia pun sedikit mengenaliku, walau tidak menyadari siapa kau ini sebenarnya.

Aku mengetahui kalau dalam kehidupan kami yang sebelumnya aku adalah pengawal pribadinya. Namaku saat itu Reiji Yamamura. Sementara dia adalah seorang putri bangsawan bernama Hanamiko Ryujin. Dialah yang khusus bertugas menghibur permaisuri dan ibu suri di istana bangau. Istana tempat tingal ibu suri, permaisuri dan para putri kaisar.

Aku mencintai Hana. Cinta yang terlarang. Karena aku hanyalah seorang pengawal biasa. Sementara, dia adalah seorang putri bangsawan. Ternyata, tanpa kusangka-sangka dia juga mencintaiku. Tapi, bukan aku saja yang mencintai dia. Ada orang lain yang juga mencintai dia. Orang paling berkuasa di kekaisaran.

Kaisar ternyata mencintai dia dan ingin menjadikan Hana sebagai salah seorang selirnya. Permaisuri dan ibu suri tidak dapat berbuat apapun. Begitupun kedua orang tua Hana. Mereka tidak bisa menolak permintaan seorang kaisar.

Saat itu, aku dan Hana sepakat untuk melarikan diri. Namun kaisar mengetahui hal ini, dan dia mengejar kami bersama pasukannya. Hingga kami bedua akhirnya terpojok di sebuah tebing. Kaisar sangat murka, karena aku menculik calon selirnya. Dia lalu memerintahkan pasukannya untuk membunuhku.

Seluruh pasukannya melepaskan anak panah kearahku. Namun Hana melindungiku, membuat dirinyalah yang menerima semua anak panah itu. Padahal saat itu dia sedang mengandung anakku. Hana meninggal saat itu juga. Sementara aku ditangkap dan dijatuhi hukuman kerja paksa. Setelah menjalani kerja paksa selama 5 tahun, aku sakit parah dan akhirnya meninggal.

Sekarang, aku terlahir sebagai seorang yeoja. Aku tidak pernah berharap dapat bertemu lagi dengan Hana. Tapi, takdir mempertemukanku dengannya. Aku bekerja sebagai bodyguard untuknya. Entah sebuah keberuntungan ataukah sebuah cobaan untukku. Hingga harus mendampinginya setiap hari, 24 jam nonstop.

Aku membantunya memindahkan barang-barangnya ke Dorm yang bersebelahan dengan Dorm lamanya. Aku bersama Lilian(bodyguard Ryeowook), Kiara(bodyguard Kyuhyun), Rika(bodyguard Hangeng), Ryu(bodyguard Heechul), Okita(bodyguard Sungmin)dan Riku(bodyguard Zhoumi) membantu mereka pindahan dan membersihkan Dorm yang baru. Selesai merapikan segalanya, aku bersama Lilian memasak makan malam untuk kami semua. Selesai makan aku segera bersiap untuk tidur.

 

Yesung POV

Saat aku memasuki kamarku, Min Eun sedang melepaskan kardigannya.

“Wae, Jong Woon-ssi?”tanyanya tanpa berbalik sambil terus melepaskan pakaiannya.(ternyata Min Eun memakai tank top dan hot pant dibalik pakaiannya).

“Ani, aku hanya mau mengambil piamaku”jawabku.

“Silahkan”ujarnya seraya berjalan keluar kamar. Setelah berganti pakaian, aku segera naik ke tempat tidur. Segera kupejamkan mataku.(cape’). Tapi, walau tubuh dan pikiranku letih, aku tidak juga bisa tertidur.

Terdengar pintu terbuka dan kembali tertutup dengan perlahan. Lalu aku merasa seseorang sedang memperhatikanku. Saat kubuka mataku, Min Eun sedang menatapku dengan serius.

“Wae, Min Eun-ssi?”tanyaku. Dia menggeleng, lalu tersenyum manis. setelah itu dia mengambil bantal serta selimut tambahan dan membawanya ke sofa yang tersedia di kamar ini.(Min Eun tidur disana). Aku pun kembali memejamkan mataku. Aku segera tertidur lelap.

Pagi harinya, Min Eun sudah tidak ada di dalam kamar. Sofa yang dipakainya sudah bersih dan rapi. Selimut dan bantal yang dipakainya tadi malam sudah terlipat dan tertumpuk rapi di salah satu ujung sofa.

Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Min Eun masuk dengan membawa nampan yang berisi makanan.

“Syukurlah kau sudah bangun. Yang lain belum ada yang bangun. Oh, ya. Mulai hari ini, semua kebutuhanmu sehari-hari aku yang mengurusnya. Mulai makanan hingga pakaianmu. Karena pihak SME mendapati ada yang menyusup kedalam Dorm kalian dan mungkin akan membahayakan kalian”ujar Min Eun tersenyum meminta maaf.

“Jadi, pagi ini aku yang memasakkan sarapanmu. Mianhe, kalau tidak cocok dengan seleramu”ujarnya perlahan seraya meletakkan nampan makanan di pangkuanku.

“Kutinggal dulu. Nanti aku kembali”ujarnya lagi seraya meninggalkanku. Selesai sarapan aku segera mandi dan berakaian.(dengan pakaian yang sudah disediakan oleh Min Eun).

Setelah itu aku bersama seluruh member Super Junior segera berangkat ketempat latihan bersama semua bodyguard kami. Kulihat mereka semua membawa tas pakaian dan kotak bento di tangan masing-masing.

Di tempat latihan, setelah meletakkan semua bawaan mereka. Mereka segera menghilang. Terkecuali Min Eun dan Dongyuan yang menjaga Siwon. Mereka berdua segera duduk di kedua sisi pintu masuk. Kami pun segera memulai latihan kami.(rasanya aku sering di tunggui seperti ini oleh Min Eun. Tapi bagaimana bisa? Aku dan dia baru saja bertemu kemarin). Aku merasakan tatapan Min Eun yang mengikutiku kemana pun.

Tiba-tiba, Tifany dan Jessica berjalan masuk bersama seorang trainee.

“Annyeong, oppa”sapa mereka berdua. Sementara trainee itu membungkuk kepada kami semua.

“Annyeong, Fanny, Sica”ujar Heenim hyung kepada mereka berdua.

“Kami ingin memperkenalkan Erica, dia trainee yang berasal dari Spanyol. Rica seorang ELF, khususnya dia seorang Cloud”ujar Tifany mentapku. Aku hanya tesenyum kepada trainee itu.(aku tidak suka dengan Erica ini. Dia terihat egois dan suka seenaknya saja).

 

Leeteuk POV

Tidak biasanya Yesung terlihat dingin kepada penggemarnya. Bahkan dia hanya tersenyum kepada Erica, lalu beranjak pergi dan duduk dengan tenang disisi Min Eun bodyguardnya . Erica terlihat kesal dan marah.(apakah dia salah seorang sesaeng fans?).

“Oppa, Erica anak dari salah seorang pemegang saham di SME”bisik Jessica kepadaku. aku mengangguk mengerti.(aku jadi mengerti kalau Erica ini selalu diberikan apapun permintaannya).

“Annyeong, Rica”sapaku kepadanya.

“Annyeong, oppa”jawabnya sambil tersenyum kepadaku.(OMO, senyumnya seperti senyum buaya yang melihat bangkai).

“Erica, kupikir kau baru menjadi trainee disini. Tapi bahasa Koreamu sudah bagus”ujar Donghae berusaha ramah. Dapat kulihat, para dongsaengku yang lain. Walau terlihat berusaha ramah, mereka menjauh dari Erica.

“Kami baru selesai latihan. Setelah ini kami akan pulang ke Dorm. Jadi kami mau mandi dulu”ujarku seraya pergi. Selesai mandi, kami semua segera dibawa ke sebuah Mansion oleh para bodyguard kami. Tapi, Yesung dan bodyguardnya tidak terlihat dimanapun.(kemana mereka?)

 

Yesung POV

(Min Eun, kau bawa aku kemana? Tempatnya sepi sekali).

“Jong Woon-ssi, mianhe. Kau terpaksa kubawa kesini. Perintah yang mengatakan kalau kalian harus dibawa ke Gangnam itu berasal dari Erica. Aku sudah menyelidikinya. Tadi sebelum pergi, aku sempat mengirim pesan kepada Sajangnim. Dia membalas bahwa dia tidak pernah memerintahkan hal itu. Jadi, dia memintaku untuk menyembunyikanmu. Disini akan aman. Jadi jangan terlalu khawatir. Silahkan turun. Nanti kau akan kuhubungkan dengan sajangnim dan manajer Kim”ujar Min Eun seraya memasuki pondok reot ditengah hutan ini. Kususul dia turun dan ikut masuk kedalam pondok.

Ternyata tampilan luar pondok yang reot, adalah sebuah tipuan yang jenius. Dari luar, pondok ini terlihat reot dan sangat tidak terurus. Tapi didalamnya bersih dan rapi. Bahkan terkesan futuristik dengan dinding dan pintu dari logam. Dengan ruangan yang luas dan terang. Ruang tengahnya simpel dengan sofa besar, permadani tebal dan meja kecil berwarna hitam. Lantainya terbuat dari granit berwarna putih. Dapur dan ruang makannya luas berwarna hitam juga.

“Jong Woon-ssi, ini kamarmu”ujar Min Eun membuka sebuah pintu yang seperti pintu ruang palka sebuah kapal. Kamar tidur yang luas, dengan tempat tidur besar yang terlihat empuk dan nyaman.

“Kamar mandinya disini”ujarnya lagi seraya menunjuk sebuah pintu di samping tempat tidur.

“Istirahat saja dulu. Aku mau menyalakan generator”ujarnya seraya berjalan keluar kamar.

“Min, kau tidur dimana?”tanyaku spontan. Dia segera berbalik seraya tersenyum.

“Kamarku di seberang kamar ini”ujarnya seraya kembali berjalan keluar dan menutup pintu. Tas pakaianku ternyata sudah diletakkannya di kaki tempat tidur. Kurebahkan diriku diatas tempat tidur besar ini.(Wangi bunga yang lembut). Tanpa sadar aku pun tertidur dengan nyenyak.

“…….Woon-ssi, Jong Woon-ssi. Ayo, bangun. Makan malam sudah siap”ujar Min Eun membangunkanku.

“Ne,”jawabku perlahan bangkit. Saat kubuka mataku, Min Eun sudah meninggalkanku. Segera kususul dia keluar kamar. Diruang makan, dia sudah duduk dan sedang mengambilkan nasi untukku.

“Ayo, makan. Kalau kau mau bicara dengan sajangnim, setelah makan aku akan menghubungkanmu dengannya”ujar Min Eun seraya menyerahkan mangkuk nasiku. Kami berdua makan dalam diam. Selesai makan, Min Eun segera membersihkan piring kotor. Setelah itu dia membawaku kesebuah ruangan. Didalam ruangan ini ada seperangkat komputer yang sangat canggih. Sebuah layar yang lebar, beberapa layar yang lebih kecil yang enam diantaranya menampakkan gambar disekitar pondok.

Min Eun mengetikkan beberapa karakter dan bagian dalam kantor sajangnim terlihat pada salah satu layar yang lebih kecil. Sementara si pemilik kantor tidak berada di tempat. Min Eun lalu mengetikkan beberapa yang lain. Gambar bagian kantor sajangnim padam, dan suara permintaan sambungan telpon terdengar. Lalu;

>”Yeoboseo”<=LSM

>”Sajangnim, ini Min Eun. Tolong jawab Ne atau Ani saja. Apakah anda sendirian?”<

>”Ani”<=LSM

>”Sedangdi mobil?”<

>”Ne”<=LSM

>”Bersama manajer Kim?”<

>”Ani”<=LSM

>"Kalau begitu, nanti kutelpon lagi”<. Min Eun segera memutuskan sambungan telpon.

“Mian, Jong Woon-ssi. Tapi, nanti akan kutelpon lagi”ujar Min Eun.

“Duduklah. Ini adalah rumah perlindungan kami. Aku dan teman-teman bodyguard yang menjaga kalian. Mian, kalau kau merasa segalanya sedikit aneh. Kami dimintai sajangnim untuk menjaga kalian semua , terutama kau dan Siwon-ssi. Khususnya kau. Karena para antis lebih membencimu sekarang ini. sementara Siwon-ssi, sesaeng fans yang banyak memburunya. Hanya seorang sesaeng fans yang harus kita waspadai saat ini. Karena sejak kalian debut, dia sudah mulai memburumu. Dia adalah Erica. Dia berbahaya karena sangat terobsesi kepadamu. Menurutnya, kau adalah reinkarnasi pasangannya di kehidupannya yang lalu”ujar Min Eun kapadaku.(??????). Aku sangat terkejut mendengar ucapannya itu.

“Maksudmu, menurut Erica. Aku adalah suami atau istrinya pada kehidupannya yang lalu?”tanyaku kepadanya. Min Eun mengangguk, membenarkan ucapanku.(kepalaku langsung pusing). Kupijat batang hidungku.

“Gwaenchana, Jong Woon-ssi. Aku pasti akan menjagamu. Tenang saja. Aku janji kau akan aman selama bersamaku. Aku bersumpah”ujar Min Eun seraya menepuk lembut punggung tangankku.

Tiba-tiba dering telpon terdengar nyaring. Min Eun lalu menekan sebuah tombol sambil memintaku diam.

>”Yeoboseo”<

>”Min Eun-ssi, kenapa Yesung oppa tidak kau bawa ke Mansionku?”<=Erica

>”Erica agashi, mianhe. Aku menerima pesan lain dari sajangnim setelah pesanmu tiba. Dia memintaku menyembunyikan Yesung-ssi. Karena sajangnim telah menerima sebuah surat kaleng yang mengancam akan membunuh Yesung-ssi. Jadi, aku terpaksa memisahkan diri dari yang lain. Aku juga melihat bahwa orang ini sudah tahu kalau kau akan membawa Super Junior ke Mansionmu. Kupikir dia akan mencegat kita di perjalanan menuju Mansionmu. Jadi, dari pada kita membahayakan seluruh member Super Junior, kubawa saja Yesung-ssi ketempat lain. Erica agashi, mianhe. Bukan aku ingin menyepelekan penjagaan Mansionmu. Tapi, aku mendapat indikasi kalau orang ini sudah menyusup kedalam pengamanan Mansionmu. Mianhe, agashi, mianhe”<

>”Gwaenchana, Min Eun-ssi. Tolong jaga suamiku itu”<=Erica. Lalu sambungan telpon terputus. Min Eun menghembukan nafas berat.

“Jong Woon-ssi, kau dengar bukan ucapan Erica itu? Dia sangat terobsesi denganmu. Aku jadi terpaksa memisahkanmu dengan member yang lain”ujar Min Eun lirih. Sebuah lampu berkedip-kedip diatas meja dihadapannya. Ditekannya lampu itu.

>”Dongyuan oppa”<

>”Min, kami semua keluar dari Mansion Erica. Perkiraanmu benar. Dia mengincar Yesung. Kalian harus berhati-hati. Dia mencari dimana rumahmu”<=Dongyuan

>”Gomawo, oppa. C U”<. Min Eun segera memutuskan sambungan telon. Lalu menekan beberapa tombol. Lantai terasa bergetar, lalu berhenti.

“Sekarang aman. Saat Dongyuan oppa dan yang lainnya tiba, baru kita kembali ke atas”ujar Min Eun seraya merenggangkan tubuhnya. (pondok ini masuk kedalam tanah??)

“Min, pondok ini bisa masuk kedalam tanah?”tanyaku terkejut.

“Hanya bagian dalamnya saja. Bagian luarnya tetap seperti itu”jawabnya seraya menyalakan layar yang labih besar.(dia menonton televisi). Dia segera mencari siaran berita. Terlihat fotoku dan foto Super Junior.

Diberitakan bahwa aku dan seluruh member Super Junior menghilang. Setelah selesai latihan tadi siang, kami memang terlihat memasuki van dan mobil kami. Tapi kami tidak pernah tiba di gedung Dorm kami. Pihak SME tidak menerima apapun, apakah tuntutan atau ancaman dari yang mungkin bertanggung jawab terhadap hilangnya kami.

Serombongan fans terlihat panik dan histeris di depan gedung Dorm kami. Beberapa dari mereka terlihat menangis dan bahkan ada yang pingsan.

“Jong Woon-ssi, gwaenchana. Besok kita akan mengadakan jumpa pers dari sini”ujar Min Eun lembut.

“Mereka sebentar lagi tiba”ujarnya seraya memadamkan siaran televisi. Sebuah titik merah terlihat di layar. Min Eun lalu menekan beberapa tombol untuk memfokuskan gambar pada layar.

“Sialan, ternyata Erica”gumam Min Eun lirih.

“Biar saja dia memeriksa pondok ini”gumamnya lagi. Di beberapa layar monitor, aku dapat melihat ekspresi Erica yang kesal dari beberapa sudut saat dia keluar dari dalam pondok. Segera dia pergi dengan mobilnya. Sementara titik merah lain mendekat dari sisi lain pondok. Tidak lama kemudian, sebuah van berwarna hitam berhenti di bagian belakang pondok.

Dongyuan turun dan melambai kearah salah satu kamera. Min Eun lalu menekan dua buah tombol. Lantai kembali bergetar sementara bukit di belakang pondok terbelah menampakkan sepasang pintu besar yang menuju sebuah ruang yang luas.

Segera Dongyuan kembali masuk kedalam van. Van lalu memasuki gua disisi pondok. Min lalu mengajakku kebagian belakang pondok. Dibukanya pintu besi yang ada di sana.

“Annyeong, Min”sapa Dongyuan.

“Annyeong, oppa. Ayo cepat kalian masuk”jawab Min menepi. Dongyuan lalu masuk, disusul oleh semua member Super Junior dan bodyguard masing-masing.

“Hyung, kupikir kau benar-benar hilang”ujar Minie dan Wookie dengan wajah pucat pasi. Keduanya langsung memelukku dengan erat. Disusul sisa member yang lain.

“Aish!! Kalian ini. Jika ada yang berani menculik Yesung-ssi dari penjagaan Min Eun maka dia termasuk orang gila. Jika dia berhasil menculik Yesung dari Min Eun, maka dia adalah titisan dewa”ujar Dongyuan yang mengangkati tas-tas dan barang-barang lain dari van.

“Kita semua akan berada disini selama yang dibutuhkan. Tapi, tenang saja. Pekerjaan kalian akan terus berjalan. Aku dan yang lain akan menjaga kalian. Tidak ada seorang pun yang dapat mendekati kalian tanpa ijin kalian”ujar Min Eun kepada kami semua.

Kuperhatikan, Dongyuan, dan semua bodyguard langsung membuka pintu disisi dimana kamarku berada. Memasukkan tas-tas pakaian member ke kamar masing-masing. Lalu mereka juga membuka pintu seberangnya. Saat keluar dari kamar itu, mereka semua sudah berganti pakaian dengan pakaian yang lebih  santai. Seperti Min Eun yang hanya memakai tank top dan celana training saja(keduanya berwarna hitam).

“Min, kalian sudah makan?”tanya Lilian yang membuka kulkas(?? Besar sekali!! Seperti sebuah kamar saja).

“Sudah, kalian makan saja. Aku mau tidur”ujarnya merenggangkan tubuh dan segera masuk kekamarnya.

“Li, kubantu”ujar Wookie yang menyusul Lilian kedapur.

“Dongyuan, pondok ini milik siapa?”tanya Teukie hyung penasaran.

“Hyung, ide awal dan tanahnya adalah milik Min Eun”jawab Dongyuan.

“Kami semua sudah pernah bekerja sama. Juga selama 10 tahun, kami bekerja dalam pekerjaan masing-masing. Hingga kami pensiun 5 tahun lalu dan akhirnya mendirikan Inferno Security”ujar Kiara.

“Boleh aku tahu pekerjaan kalian sebelumnya?”tanya Kangin.

“Oppa, sebgian besar dari kami memiliki latar belakang militer. Hanya Min Eun yang aku tidak tahu. Dia sangat tertutup. Dia yang merekrut kami semua untuk menjadi bagian dari Inferno Security”sambung Rika.

“Rika-ya, Min Eun itu pensiunan CIA”ujar Dongyuan dari ruang pengawas.

“Aniyo, dia pensiunan dari FBI”ujar Riku yang sedang push up di ruang tengah.

“Tsk!! Ani. Dia bekas pembunuh bayaran”ujar Ryu yang duduk di lantai bermain kartu bersama Arya(bodyguard Teukie hyung), Ben(bodyguard Henry) dan Jin(bodyguard Eunhyuk).

“Kalian semua benar. Tapi, yang benar-benar mengetahuinya hanya Min Eun sendiri”ujar Okita sambil memakan keripik jagungnya. Kami, Super Junior terpana dan ternganga mendengar ucapan Okita itu. mereka semua langsung tertawa melihat ekspresi kami.

“Oppa, walau Min Eun itu yang paling muda dari kami ber-15. Tapi dia yang paling banyak pengalamannya dibandingkan kami semua”ujar Lilian dari dapur.

“Ne, dialah motor dari Inferno Security”sambung Rika.

“YA, KALIAN INI!!! Kalau mau membicarakan orang lain jangan terlalu keras. Aku masih dapat mendengar pembicaraan kalian”seru Min Eun dari kamarnya.

“NE, KOMANDAN REIJI!!”seru Dongyuan keras. Dia keluar dari ruang pengawas untuk mengambil makan malamnya

“Oppa, tolong turunkan lagi pondok ini. Jangan sampai Erica menemukan kita semua disini”ujar Min Eun lagi.

“YES, SIR!!”seru Dongyuan lagi yang dengan segera masuk kembali keruang pengawas. Lantai pondok kembali bergetar.

“Gomawo”seru Min Eun samar.

“Kalian makanlah. Aku sudah makan tadi bersama Min Eun. Aku tidur duluan”ujarku seraya melambai kepada meraka semua. tanpa menunggu jawaban, aku segera masuk kekamarku. Begitu kurebahkan diriku keatas tempat tidur, aku segera terlelap.

 

Erica POV

(dimana suamiku itu disembunyikan Min Eun. Sudah kudatangi semua rumah miliknya dan juga rumah milik semua bodyguard Super Junior. Tapi, semuanya kosong. Bahkan pondok ditengah gunung itu terlihat tidak terpakai selama berpuluh tahun. Dimana mereka semua. Sooman ajussi tidak dapat kutemui. Dia bersama para pemegang saham SME termasuk papa, kemarin sudah berangkat ke Paris. Papa sendiri tidak dapat kuhubungi hingga saat ini).

“Ma, dimana Yesung oppa? Aku tahu ada yang membahayakan keselamatannya. Aku tahu dia sudah dijaga oleh Min Eun. Tapi, aku tidak mau berpangku tangan saja dan menyerahkan pengamanan Yesung oppa kepada Min Eun. Bodyguard Yesung oppa yang banyak tingkah itu. Aku ingin dia berada disisiku selamanya. Tidak akan kubiarkan dia pergi kemanapun atau bertemu siapapun. Dia akan aman bersamaku”kepada mama yang hanya diam dan menatapku dengan senyum kosongnya. Kutinggalkan altar persemayaman abu mama.(aku harus kembali mencari suamiku itu).

 

Siwon POV

Sudah seminggu lebih kami berada di pondok. Pekerjan kami semua lancar.(syukurlah). Walau dengan penjagaan ketat, kucing-kucingan dengan para wartawan, Elf serta antis dan segala macam lagi.

Siang ini, aku dan Dongyuan sudah tiba di studio untuk pemotretan.(AISH!! Ada Erica. Mau mencari tahu dimana Yesung hyung? Maaf saja. Aku tidak akan memberitahumu).

“Annyeong, oppa”sapanya lembut kepadaku.(Hua!!!! Buaya darat mendekatiku. OMO!!!).

“Annyeong, Rica”balasku seraya menuju setting. Dia berhenti di luar areal setting, menungguku selesai.(Dongyuan membisikkan sesuatu kepada fotografer Ritsu).

“Yang tidak terkait dengan pemotretan ini silahkan keluar. Kecuali para bodyguard, kalian silahkan menjaga di sekitar areal setting”seru fotografer Ritsu dengn keras.

“Agashi, apakah anda model dari pemotertan ini?”tanya seorang security kepada Erica. Dengan wajah kesal dia menggeleng, dan segera pergi keluar ruangan.

Pemotretan berjalan lancar. Saat kami akan berangkat untuk pulang, Dongyuan memintaku menyamar. Kami berdua segera menyamar menjadi security studio. Saat kami berjalan di hadapan Erica, dia tidak mengenali kami. Hingga kami bisa sampai di tempat parkir. Kami segera pergi, melesat kembali ke pondok.

 

Yesung POV

Kami semua berlatih menari dan menyanyi di dalam bunker ini saja. Bahkan rekaman pun bisa dilakukan disini juga.(fasilitas disini macam-macam. Ada ruang latihan tari, dojo, ruang audio yang persis dengan ruang rekaman. Bahkan ada ruangan yang seperti untuk siaran). Hasil rekaman suara kami, oleh Min Eun dikirim dengan kurir kepada pihak SME.(itu Siwon dan Dongyuan pulang).

“Siwon, ada apa dengan pakaianmu?”seru Heenim hyung.

“Kami terpaksa menyamar. Karena Erica menemui dan menungguiku di pemotretan tadi”ujar Siwon sambil membuka kemejanya.

“Oppa, ingat kami masih disini”gumam Rika yang melintas.

“Ah, mianhe”ujar Siwon seraya bergegas pergi kekamarnya.

“Annyeong”sapa Teukie hyung dan Eunhyuk yang baru kembali dari syuting Strong Heart.

“Tsk!! Erica menemui kami tadi pagi. Syukurlah kami bisa menghindarinya”ujar mereka berdua bersahutan sambil menghempaskan diri di sofa.

“Sungie, hati-hati. Kau yang diincar oleh Erica”ujar Teukie hyung lesu. Aku hanya bisa mengangguk.

“Min, bisakah kami siaran dari sini saja?”tanya Wookie kepada Min Eun yang sedang duduk di konter dapur.

“Bisa saja, oppa. Akan kuhubungkan saluran disini dengan di KBS. Aku akan mengabari mereka”ujar Min Eun seraya masuk kedalam ruang pengawas.

Tiba-tiba,lantai bergetar. Min berlari keluar dari ruang pengawas seraya berkata;

“Erica mendekat dengan beberapa orang. Tolong jangan bersuara. Aku sudah mengabari yang masih berada di luar untuk menunggu hingga situasi aman.”ujarnya memadamkan segalanya. Siwon berjalan keluar dari kamarnya dengan bantuan senter. Kami berduapuluh duduk diam di ruang tengah dalam kegelapan.

Min segera masuk lagi keruang pengawas. Kususul dia kesana. Di layar terlihat Erica dan orang-orang yang menemaninya memeriksa sekitar pondok. Min memberiku sebuah headset.

“Agashi, tidak ada jejak disini kecualli milik kita”ujar salah seorang dari mereka.

“Tapi kau bilang, tadi mobil Teukie oppa dan Hyukie oppa menuju kesini. Bagaimana bisa menghilang begitu saja?!?!?”teriak Erica seraya memukul orang itu. Mereka semua terdiam. Erica lalu naik ke mobilnya masih dengan berteriak-teriak. Dengan segera dia melesat pergi. Orang-orang yang menemaninya juga langsung melesat menyusul majikannya pergi.

Min kemudiann menekan beberapa tombol. Terlihat banyak titik merah bertebaan di layar.

“Mereka ternyata menyebarkan pencari panas disekitar pondok”gumam Min lirih. Dia lalu menekan beberapa tombol lain. Titik-titik itu kemudian langsung padam.

“Mereka akan menerima sinyal bahwa tempat ini kosong. Tidak ada yang menghuni kecuali binatang gunung”ujar Min lagi. Sambil menekan tombol lain.

>”Oppa, eoni, kalian sudah boleh pulang”<

>”Gomawo, Min”<=beberapa suara. Tidak lama kemudian, sisa member dan para bodyguard mereka tiba di pondok.

 

Min Eun POV

Seminggu ini aku terpaksa menahan Hana untuk tetap berada di pondok. Karena Erica masih berkeliaran di sekitar pondok. Aku terpaksa memutar otak, agar dapat melancarkan pekerjaan Super Junior. Terutama pekerjaan Hana. Karena pekerjaan Hana harus dapat dilakukan di pondok.

 Tapi, syukurlah. Karena kekeras kepalaan kami semua, pondok ini memiliki segalanya. Dari kolam renang hingga sauna. Dari Gym hingga ruang latihan tari. Dari Dojo hingga ruang rekaman. Bahkan lapangan tembak juga ada. Jadi  latihan dan jadwal rekaman mereka lancar. Siaran juga dapat dilakukan di pondok.(setelah aku menghubungkan sinyal dari pondok dengan sinyal dari KBS).

Hanya saat ada pemotretan saja yang sedikit sulit. Tapi syukurlah pihak yang memakai mereka untuk menjadi model, dapat diajak bekerja sama. Bahkan sajangnim juga mau kuajak bekerja sama. Dia menyetujui saranku agar dia pergi selama beberapa waktu. Hingga aku dapat menemukan bukti-bukti yang dapat menjauhkan Erica dari Super Junior selamanya.

Mengenai Erica, dia semakin frustasi dan putus asa, karena tidak dapat menemukan Hana. Aku takut dia akan nekat. Kalau itu sampai terjadi, aku tidak tahu apa yang akan dilakukannya. Tiba-tiba, Lili eoni muncul di pintu ruang pengawas dengan wajah pucat dan terlihat sangat kacau.

“Min, Erica mencegat kami di lokasi pemotretan. Dia menanyai kami dimana Yesung oppa. Dia memaksa kami, mengancam kami. bahkan Wookie oppa sempat disakiti oleh anak buah Erica”ujarnya kepadaku. baru kulihat rambutnya yang acak-acakan serta ada memar besar dan jelek di lengan atasnya. Segera aku keluar dari ruang pengawas untuk menemui Wookie oppa.

Wookie oppa terlihat kacau, dia bersama Hana duduk di rung tengah. Hana sedang membubuhkan obat pada lengan atas, dada dan wajahnya.

“Oppa, baaimana ini bisa terjadi?”tanyaku.

“Erica dan anak buahnya mencegat kami tadi. Saat akan pulang dari pemotretan. Dia menanyai kami berdua, dimana Yesung hyung. Kami katakan, kami tidak tahu. Aku juga mangatakan kepadanya kalau aku belum bertemu dengan Yesung hyung sejak dua minggu yang lalu. Dia tidak mempercayai ucapanku. Lalu kami terlibat perkelahian dengan mereka. Syukurlah, pengaman studio datang dengan cepat. Hingga kami berdua bisa dengan cepat lolos dari mereka”ujar Wookie oppa meringis menahan sakit.

Tiba-tiba lampu darurat menyala. Aku segera kembali keruang pengawas. Kulihat ada beberapa orang akan merobohkan pondok. Dengan cepat aku menurunkan bagian dalam pondok. Kukeluarkan ranjau listrik dan kilat disekitar bagian dalam pondok. Lalu barier yang akan membuat mereka terkurung di bagian dalam areal pondok.

“Lili eoni, lekas berkemas. Kita pindah ke pantai”seruku. Dengan cepat kami semua berkemas. Lalu aku mengabari semua yang diluar agar segera menuju rumah pantai. Kami lalu pergi dari jalur bawah tanah menuju kaki gunung. Kami keluar dari sisi terjauh dari pondok dan segera bergabung dengan jalur jalan raya menuju luar kota Seoul. Aku langsung melesat menghindari kemacetan.

 

Yesung POV

Mobilku dan Wookie berjalan beriringan. Kami menuju daerah pantai. Min membawa kami kesebuah rumah nelayan yang terisolir dan sangat reot. Didepan rumah itu, Min berhenti dan keluar menuju dinding depan rumah itu. Min lalu mengetuk beberapa tempat dindingnya.

 Sebuah panel keyboard  dan sebuah monitor muncul dari dalam dinding itu(??). Dengan cepat Min mengetik di sana. Min lalu kembali kemobil. Saat mesin mobil dinyalakan, sepetak tanak di bagian depan rumah nelayan itu turun dan menampakkan sebuah terowongan yang lumayan besar. Kami segera masuk kedalam trowongan itu.

Jalurnya seperti menuju ketengah laut. Di kejauhan aku melihat ada cahaya. Saat kami sudah dekat, barulah aku dapat melihat kalau ada lorong kaca yang menjadi jalur  kami menuju tempat tujuan kami(dimanapun itu berada). Terowongan kaca ini mengikuti jalur tepi pantai.

“Oppa, kami membeli tempat ini secara patungan. Tempatnya terisolir, dikelilingi tebing terjal berbatu. Kita bisa keluar rumah, jadi tidak seperti di pondok yang memaksa kita berdiam saja di dalam pondok. Oppa, mianhe. Aku jadi terpaksa menahanmu tetap didalam pondok selama ini. Tapi, disini semua itu tidak perlu. Kita bisa main di pantai sepuasnya”ujar Min lembut.

Kemudian, setelah beberapa lama mengikuti jalur terowongan kaca kami kembali mengikuti jalur bawah tanah. Tidak lama kemudian, jalur menjadi menanjak. Kami lalu muncul dijalanan berbatu. Di ujung jalan, ada sebuah Mansion mewah yang lumayan besar. (sebuah teluk yang cantik).

Tebing batu setinggi 800 meter menjulang di ketiga sisi Mansion. Batu-batu tajam memenuhi dinding tebing. Burung-burung tidak terlihat disekitar tebing.

“Oppa, angin sangat kuat dan kencang diatas sana. Apapun yang terbang disekitar tebing, akan terhempas kedindingnya. Selain itu kami juga menambah pengamanan Mansion dengan beberapa benda. Seperti sensor panas dan sensor gerak, kawat listrik yang membentang di seluruh permukaan dinding tebing. Sangat tersembunyi. Mata telanjang tidak akan dapat melihatnya.(saat melihatku memicingkan mata, berusaha melihat dimana keberadaan kawat itu). Ayo turun”ujarnya lembut seraya turun dari mobil dan membuka bagasi.

Dia lalu menurunkan semua koper dan tas milik beberapa member Super Junior yang dibawanya.(sebagian lagi dibawa oleh Lilian dan Wookie).

“Oppa, hanya ada dua jalur untuk memasuki areal Mansion ini. Satu dari jalur yang kita lalui tadi. Sementara yang satunya adalah jalur laut. Hanya saja kalau dari laut, sangatlah berbahaya. Karena banyak karang tersembunyi dan jeram-jeram laut. Belum lagi arusnya yang sangat kencang disekitar karang-karang itu.(Daerah Mansion seperti berada di dalam pelukan tebing dan karang besar yang menjorok kelaut). Sementara di sekitar pantai, arus sangat tenang. Jadi tidak berbahaya. Hewan laut disini hanya ada ikan-ikan karang yang sudah terperangakap sejak dulu. Jadi, ikan, kerang, udang, kepiting dan teripang sangat banyak disini. Kalau mau memancing, nanti bisa kita lakukan. Juga saat surut nanti kita bisa mengumpulkan kerang dan teripang”ujar Min tersenyum.(kuperhatikan, hanya saat bersamaku saja Min banyak tersenyum). Dia lalu berjalan memasuki Mansion. Mobil Lilian dan yang lainnya tiba susul-menyusul.

Satu persatu member dan bodyguard mereka turun dari mobil.(Mwo????). Wajah semua member pucat pasi. Bahkan Teukie hyung, Hangeng hyung, Kangin dan Siwon terlihat harus di bantu untuk turun dari mobil.(??).

“Oppa, eoni, Wae??”seru Min dari pintu Mansion. Dia lalu membantu Kangin turun dari mobilnya. Kangin terlihat parah. Aku juga segera ikut membantu Hangeng hyung turun dari mobilnya.

“Min, mereka semakin beringas. Beberapa anak buah Erica mendatangi kami. Dan mereka menanyakan dimana keberadaan Yesung oppa”ujar Rika yang terlihat kacau. Ada memar dan luka yang menghiasi sudut bibir dan tulang belikatnya. Langkahnya juga sedikit terpincang-pincang.

“Rika, biar Yesung saja yang membantuku berjalan”ujar Hangeng melepaskan rangkulannya dari leher Rika. Rika mengangguk dan melepaskan Hangeng hyung. Kyuhyun segera membantuku membawa Hangeng hyung kedalam Mansion. Rika mengikuti di belakang kami.

Kangin dibawa oleh Min, Alex(bodyguardnya),  Ryu, Okita, Riku, Ben dan Jin masuk kedalam Mansion. Sementara Teukie hyung dan Siwon dibantu oleh Arya dan Yuan. Lilian, Bun, dan yang lain membawa masuk semua tas dan koper yang tertinggal di luar.

“Oppa, baringkan Kangin oppa disofa. Aku akan ambil obat dan bebat”ujar Min segera berlari kebagian dalam Mansion.

“Eoni, bagaimana ini terjadinya?”tanya Lilian kepada Arya sambil menunjuk punggung Arya yang sobek seperti terkena sabetan benda tajam.

“Ini?”tanya Arya menunjuk ke pungungnya. Lilian mengangguk.

“Itu karena Arya melindungiku dari Erica yang gelap mata dan ingin menusukku”ujar Teukie hyung yang sedang di dudukkan oleh Arya.

“Gwaenchana. Ini luka gores saja. Tidak usah terlalu di pikirkan. Nanti setelah Teukie oppa di obati, baru aku akan minta Min menjahitkannya”ujar Arya seraya membuka kemejanya. Dia hanya memakai bra dan jeansnya saja. Lalu dia bertelungkup di lantai sambil melambatkan nafasnya. Punggungnya penuh dengan bekas luka.

“Eoni, kenapa lagi dengan punggungmu?”tanya Min saat kembali. Tangannya penuh dengan kotak obat-obatan, antiseptik, bebat dan segala macam lagi.

“Kena belati yang di sabetkan Erica. Tadinya sabetan itu untukku. Tapi, Arya yang menerimanya”ujar Teukie hyung. Min mengangguk, lalu berjalan mendekati Kangin yang tidak sadarkan diri.

“Oppa, kalian sabar dulu, ya. Kangin oppa dulu yang kutangani”ujar Min. Dia lalu mulai mengobati Kangin. Aku merasa bersalah kepada semua member. Gara-gara aku, mereka diserang hingga terluka. Aku berjalan menjauhi Mansion, menuju pantai. Selagi aku duduk di tepi pantai memperhatikan matahari tenggelam, Min yang menyusulku duduk di sampingku.

“Oppa, wae?”tanyanya lembut. Aku menggeleng perlahan.

“Oppa, kau jangan merasa bersalah dengan semua ini. Super Junior oppadeul yang lain malah merasa senang karena mereka juga sudah ikut melindungimu. Mereka semua sangat menyayangimu. Oppa, aku selama ini memang sedang mencari bukti-bukti prilaku Erica yang sangat berlebihan kepadamu. Aku sebenarnya sudah memperingatkan kepada semua member dan juga Soman sajangnim mengenai hal ini. Mereka semua menyetujui konsekuensi yang akan terjadi. Mereka tidak memberi tahumu, karena mereka sudah mengetahui kalau kau pasti akan menolak jika mengetahui hal ini”ujar Min lembut.

“Ne, Sungie. Jangan merasa bersalah kepada kami”ujar Teukie hyung yang berjalan berangkulan dengan Arya.

“Hyung, kami sudah tahu resiko yang akan terjadi jika kami menolak memberitahu Erica mengenai keberadaanmu. Gwaenchana”ujar Kibum yang berjalan bersama Ron(bodyguardnya). Mereka membawa beberapa buah batang pancing beserta umpannya.

“Hyung, kau mau ikut mancing?”tanya Ron kepadaku.

“Oppa, ikut saja. Agar kau bisa melepaskan stresmu akibat tidak pernah keluar rumah saat kita masih di pondok”ujar Min yang mengambil sebuah batang pancing dari tangan Ron. Dengan ahli dia memasang umpan dan segera melemparkan umpannya ketengah laut dengan ahli. Begitupun Ron dan Kibum. Sementara Arya sedang membantu Teukie hyung memasang umpannya. Lalu keduanya segera melemparkan umpan mereka juga ketengah laut.

Para member lain segera bergabung dengan kami. Shindong, Donghae dan Eunhyuk bersama Bun, Joon dan Jin ikut memancing bersama Min. Sementara Yuan, Ryu, Riku, Okita dan Ben mencari kayu bakar dan segera menyalakan api unggun. Kiara, Kyuhyun,Henry dan Zhoumi mengeluarkan beberapa kursi dan meja ke pantai. Rika, Heenim hyung, Sungmin dan Alex membantu Kangin dan Hangeng hyung keluar dari mansion. Dibelakang mereka Wookie dan Lilian keluar dari Mansion dengan membawa peralatan masak dan makan serta bumbu-bumbu.

Makan malam kami malam ini adalah ikan yang di pancing oleh Min, Arya dan Jin, kepiting dan udang hasil tangkapan Joon dan Ron.(mereka berdua menyelam untuk menangkap udang dan kepiting itu). Sementara Teukie hyung, Kibum, Shindong, Eunhyuk, Donghae dam Bun kecewa karena mereka tidak mendapatkan apapun.

Setelah makan, kami semua segera berangkat tidur. Aku masih saja terfikir dengan segala yang telah terjadi kepada kami. Karena aku tidak dapat tertidur, aku berjalan keluar dari kamar. Min yang duduk di ruang tengah Mansion sambil menikmati minuman panas, segera melihatku keluar dari kamar.

“Oppa, wae?”tanyanya lembut.

“Aku tidak bisa tidur”jawabku sambil duduk di sisinya.

“Mau coklat panas?”tanyanya seraya bangkit.

“Mau”jawabku seraya bangkit juga.

“Oke, ayo”ujarnya berjalan menuju dapur. Kuikuti dia hingga kedapur. Di dapur, dia menurunkan panci kecil. Lalu mengambil bahan-bahan untuk membuat coklat panas dari lemari dan kulkas.Min dengan cepat membuat minuman itu untuk kami.(Min membuat seteko besar coklat panas). Dengan membawa beberapa mug dan teko minuman panas itu, dia kembali keruang tangah.

Aku terkejut melihat beberapa member dan bodyguard sudah duduk di sofa dan lantai ruang tengah.

“Kami juga belum bisa tidur, hyung”ujar Wookie dari ujung sofa lebar.(padahal, matanya sudah hampir terpejam). Benar saja selagi kami mengobrol, Wookie, Sungmin, dan Henry sudah tertidur dengan berbantalkan paha dan bahu Lilian, Okita dan Ben. Sementara aku duduk disisi Min, memperhatikan dia yang sedang main catur dengan Yuan.

“Oppa, bangun. Ayo pindah kekamar”ujar Min tiba-tiba.

“Ne” jawabku seraya membuka mata.(aku tertidur? Kapan?). Min menarikku berdiri, lalu merangkulkan lenganku ke lehernya. Dia segera membawaku kekamarku. Membaringkanku keatas tempat tidur dan segera pergi.

 

Min Eun POV

“Rei, jangan pergi. Tidurlah disini”bisiknya tanpa sadar saat akan kutinggalkan dia di kamarnya.

“Rei, jangan tinggalkan aku”bisiknya lagi dengan suara bergetar. Dengan perlahan aku berjalan mendekat. Kuamati wajah Hana yang sudah tertidur lelap kambali. Aku segera meninggalkannya sebelum kewarasanku hilang.

Malam ini aku yang bertugas mengawasi daerah sekitar Mansion. Di ruang pengawas aku duduk sendirian mengamati lokasi kami ini. Dengan bantuan satelit, gambar daerah sekitar Mansion dapat kulihat dengan jelas.Aku curiga kalau orang suruhan Erica akan menyusup ke daerah Mansion.

(benar-benar orang gila). Di tebing bagian Selatan Mansion, orang suruhan Erica bersiap menuruni dinding tebing.(mereka tidak menyadari kalau mereka terekam kamera infra red yang tersebar di beberapa tempat di tebing). Terlihat beberapa percikan bunga api ketika beberapa dari mereka mulai menuruni dinding tebing.  Dengan segera orang yang tinggal di puncak tebing, menarik kembali ke puncak teman-teman mereka yang turun.

“Min, siapa yang diatas tebing?”tanya Yuan oppa memasuki ruang pengawas.

“Orang suruhan Erica”jawabku pendek. Yuan oppa hanya mengangguk dan duduk di sampingku seraya ikut memperhatikan layar monitor.

“Syukurlah kau ingat untuk menuju kesini. Kalau tidak kita pasti akan lebih susah lagi”gumamnya. Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya itu.

“Min, bagaimana kau tahu kalau mereka akan terus memburu Yesung hyung?”tanya Yuan oppa penasaran.

“Mollayo, oppa”jawabku lembut. Dia terkejut

“Jinja?”tanyanya tidak percaya. Aku mengangguk kepadanya.

“Aku hanya mengandalkan perkiraan dan instingku saja. Seperti biasanya”jawabku lagi seraya menekuni layar kembali.(aish!! Mereka berusaha terbang dengan para layang. Bagaimana ini?).

“Oppa, lihat”ujarku menunjukkan usaha mereka kepada Yuan oppa di layar monitor.

“Sebaiknya segera hubungi kepolisian. Minta mereka datang tanpa lampu dan sirine. Agar orang-orang ini tidak dapat melarikan diri”ujar Yuan oppa kepadaku, yang sudah memegang tangkai telpon. Segera kuhubungi pihak kepolisian untuk datang ke puncak tebing.

Dalam waktu 10 menit polisi datang, sesuai dengan instruksiku. Mereka datang tanpa lampu dan sirine. Hingga orang-orang suruhan Erica tidak mendapatkan peringatan. Mereka tertangkap basah dan tidak dapat melarikan diri. Orang-orang itu segera dibawa pergi oleh polisi.

“Besok akan lebih berat lagi”gumamku lirih. Yuan oppa menepuk bahuku sebelum kembali kekamarnya.

Aku berusaha tidur di ruang pengawas. Tapi, sangat sulit kulakukan. Hana, tiba-tiba masuk kedalam ruang pengawas.

“Oppa, wae?”tanyaku heran. Karena tadi aku melihat dia sudah tidur dengan myenyak.

“Ani, gwaenchana. Aku hanya sulit tidur. Aku disini saja. Aku tidak akan mengganggumu”ujarnya seraya merebahkan diri di sofa lebar yang ada di ruang pengawas. Dia segera pulas, begitu menyentuh bantalku.(aku jadi tertawa kecil melihat Hana yang seperti itu). Aku kembali mengamati monitor di hadapanku.

Hingga menjelang pagi, barulah akhirnya tugasku mengawasi monitor di ruang pengawas selesai. Aku lalu segera memasuki kamarku. Tapi baru lima menit, pintu kamarku di ketuk seseorang.(nuguseo??).

“Nuguseo?”seruku seraya membuka pintu kamarku. Hana sudah berdiri di hadapanku dengan wajah mengantuk.

“Aku mau tidur disini”ujarnya seraya masuk kedalam kamarku.(????). Kuikuti dia yang segera menaiki tempat tidurku. Seperti saat di ruang pengawas. Begitu menyentuh bantalku, Hana langsung tertidur dengan nyaman. Kubiarkan saja dia tidur memakai bantalku. Aku lalu tidur di sebelahnya.(terserahlah, yang lain akan kuurus belakangan).

 

Yesung POV

Pagi ini aku terbangun dalam pelukan Min.(aneh, bukankah seharusnnya namja yang memeluk yeoja? Kenapa ini terbalik? Sudahlah. Aku tidur kembali saja). Saat aku terbangun untuk yang kedua kalinya, Min yang berada dalam pelukanku dengan mata sudah terbuka.

“Annyeong”sapaku kepadanya.

“Annyeong, oppa”jawabnya seraya melepaskan diri.

“Ayo bangun. Akan kumasakkan sarapan”ujarnya seraya berjalan keluar kamar.(ada apa ini? kenapa aku merasa kalau aku sudah sering terbangun saat pagi hari bersamanya seperti ini?). Kugelengkan kepalaku untuk mengusir pikiran aneh itu.

Dari belakang, Min terlihat seperti seorang namja. Tidak seperti yeoja lain, bahu Min tergolong bidang. Caranya berjalan, sikapnya, bahkan tatanan rambutnya yang seperti prajurit jaman dulu. Tapi dia terbilang feminim jika dibandingkan sebagian besar yeoja saat ini. Cara makannya yang sangat rapi. Cara berpakaian, sikap tubuhnya, keanggunannya dan cara bicaranya yang sangat santun.  Melebihi si tuan muda Choi Siwon. Seperti seorang bangsawan saja.

Segera kususul dia menuju dapur. Dia sudah mulai memasak sarapan untuk kami berdua. Karena, member lain sudah pergi menuju jadwal mereka. Kecuali Teukie hyung, Hangeng hyung, Siwon dan Kangin yang masih terbaring di kamarnya.

“Morning, guys”sapa Yuan seraya duduk di sisiku.

“Morning”jawabku dan Min pendek.

“Oppa, kau mau sarapan juga?”tanya Min seraya memberikan masakannya kepada kami berdua. Yuan hanya mengangguk.

“Kami juga mau”ujar Arya, Teukie hyung,  Hangeng hyung, Rika, Siwon dan Alex.

“Oke. Alex oppa, berikan tongkat kepada Kangin oppa. Agar dia tidak bosan karena di kamar terus”ujar Min kepada Alex yang mengangguk sambil mengambil sepiring sarapan yang segera di bawanya pergi.

“Setelah sarapan aku akan melihat semua luka oppa dan eoni”ujar Min seraya dengan cepat menyelesaikan sarapannya. Lalu dia pergi untuk mengambil kotak dan keperluan pengobatan. Beberapa saat kemudian, Min kembali datang dengan sepelukan bebat, kotak peralatan kedokteran dan kotak besar obat-obatan.

“Kangin oppa, biar kau yang kuperiksa terlebih dahulu”ujar Min seraya meletakkan bawaannya keatas meja makan yang sudah kami bersihkan. Min memeriksa Kangin dengan sangat cermat.(seperti seorang dokter saja). Setelah mengganti perban di luka-luka Kangin, dia berdiri di hadapan Arya.

“Putar”perintahnya kepada Arya. Dengan wajah cemberut, Arya membalikkan badannya.

“Buka”perintah Min lagi. Arya dengan bantuan Lilian, membuka kemejanya. Min segera mengganti perban dari luka di punggung Arya, setelah memeriksa jahitan pada luka Arya itu. Satu persatu member dan bodyguard kami yang terluka di obati oleh Min.

“Oppa, jangan heran. Min itu sudah seperti dokter pribadi kami”ujar Rika.

“Ne, hyung. Dia juga sudah seperti  eomma kami saja. Sangat cerewet dan suka memerintah kami”sambung Riku.

“Tapi, kami selalu mencarinya jika kami menemukan masalah”ujar Alex yang mengamati Min mengobati Wookie.

“Setelah ini aku akan mencari buah dan sayuran liar di belakang Mansion. Yang mau ikut silahkan. Tapi, hanya yang bisa berjalan sendiri kebelakang yan boleh ikut. Yang memakai tongkat dan di bantu tidak boleh” ujar Min dengan senyun jahil menghiasi wajahnya. Sementara dia membalut lengan Wookie yang mulai sembuh.

“Kau tidak adil, Min”ujar Kangin cemberut.

“Oppa, kalau kau mau menonton silahkan, tapi tidak untuk membantu kami”ujar Min tersenyum lagi. Seraya merapikan semua bebat dan obat-obatan ke kotaknya. Setelah menyimpan kotak obat, Min segera menuju pitu belakang Mansion. Kami segera menyusulnya.

 

Min Eun POV

Aku mulai mengumpulkan buah-buahan yang terjatuh dari pohonnya. Sementara Alex dan yang lainnya mengumpulkan sayuran liar dari pekarangan belakang Mansion. Setelah kami selesai mengumpulkan semua buah dan sayuran, segera kami bawa ke dapur untuk di awetkan. Apakah di asinkan atau dijadikan manisan. Kami juga mengasapi sisa ikan yang kami tangkap kemarin. Member Super Junior yang tinggal di Mansion membantu kami mengasinkan sebagian sayuran dan mengasapi ikan. Sementara aku dan Lilian membuat manisan dan asinan dari sebagian buah-buahan yang kami kumpulkan tadi.

Hana mengamatiku membuat asinan dan manisan dari buah-buahan yang tadi kami kumpulkan. Sementara dia dan Wookie oppa mengawasi api yang dipakai untuk mengasapi ikan-ikan. Setelah pekerjaanku selesai, aku segera kembali mengawasi kamera-kamera yang tersebar di tebing dari ruang kontrol.

“Min” sapa Hana kepadaku.

“Oppa?”tanyaku terkejut, saat dia masuk kedalam ruang kontrol. Dia hanya diam dan duduk disampingku.

“Boleh aku menemanimu mengawasi kamera?”tanyanya tanpa menatapku.

“Silahkan”jawabku masih sedikit merasa heran. Karena biasanya dia jarang mengikutiku ke ruang kontrol ini.

“Gwaenchana?”tanyaku kepadanya.

“Hem…? Ah, gwaenchana”jawabnya tersenyum sambil menatapku. Keningku berkerut mendengarnya yang seperti orang mengigau begitu. Namun aku tidak mau berkomentar. Jadi aku kembali menenggelamkan diri, mengawasi semua kamera di tebing dan sekitarnya.

Tiba-tiba, bahuku terasa berat. Saat aku menoleh, kulihat puncak kepala Hana sudah bersandar di bahuku.

“Min”sapa Yuan oppa. Aku hanya melambai kepadanya. Dia langsung tersenyum geli melihatku yang kepayahan menahan beban di bahuku.

“Biar kubawa dia ke sofa”ujarnya tersenyum lucu. Aku hanya mengacungkan ibu jariku padanya. Hana segera di bawa Yuan oppa ke sofa ruang kontrol. Yuan oppa hanya melambai kepadaku sebelum meinggalkan kami.(syukurlah, hingga batas waktu pengawasanku selesai, tidak ada gangguan dari orang-orang suruhan Erica).

 

Yesung POV

Pagi ini aku terbangun diatas sofa ruang kontrol. Kuamati Min yang masih asyik mengamati semua monitor.

“Min”sapaku. Spontan dia menoleh, lalu tersenyum.

“Oppa, kau sudah bangun?  Mau sarapan?”tanyanya menunjuk nampan sarapan yang penuh dengan makanan di meja kecil di sisi sofa.

“Kau sudah makan?”tanyaku.

“Nanti saja. Aku tidak biasa sarapan jam segini”jawabnya menggeleng. Sambil kembali mengamati monitor dihadapannya.

“Apakah ada gangguan?”tanyaku kepadanya. Dia hanya menggeleng perlahan.

“Syukurlah. Tapi aku tidak bisa menjamin tidak akan ada gangguan lagi dari Erica. Dia hanya akan semakin putus asa untuk mendapatkanmu. Dan dia akan semakin gencar mencarimu. Semakin brutal, hingga mungkin akan membuatnya tidak lagi memikirkan segalanya”ujarnya lirih.

“Jadi kita masih akan lama disini?”tanyaku lagi.

“Mungkin, oppa”gumamnya menarik nafas berat.

“Aku tidak tahu. Mungkin, jika dia sudah terlalu putus asa. Erica akan menyerah”gumamnya lagi.

“Tidak mungkin terjadi, Min”ujar Yuan dari ambang pintu ruang monitor.

“Aku tahu. Tapi berharap boleh saja, bukan?”Min tersenyum kecil.

“Kuserahkan padamu”ujar Min seraya bangkit. Dia segera membawa nampan sarapan keluar. Kususul dia yang ternyata menuju teras samping.

“Ayo sarapan”ujarnya seraya duduk di salah satu kursi. Lalu segera mengambil makanan dari nampan dan duduk diam menatap laut. Min selalu terlihat merenung sendirian. Tidak mengacuhkan sekelilingnya. Seperti saat ini, dia hanya diam menatap laut sambil makan dengan sangat perlahan. aku hanya dapat mengamati sosoknya dari samping.

“Oppa, sabarlah. Satu saat, Erica akan mendapatkan balasannya. Orang yang sanggup melukai orang lain tanpa rasa bersalah untuk mencapai tujuan seperti dirinya. Pasti akan mendapatkan balasannya”ujarnya perlahan. Tiba-tiba;

“MIN!!!”teriak Yuan dari ruang monitor. Min dan aku segera berlari menuju ruang monitor.

“Lihat!”ujarnya seraya menunjuk kearah sebuah monitor. Terlihat disana beberapa orang dengan menaiki perahu karet menuju teluk.

“Kabari yang lain. Aku akan mengaktifkan barier”ujar Min kepada Yuan yang segera keluar dari ruang monitor. Dalam waktu 5 menit, semua member Super Junior dan para bodyguardnya muncul di depan ruang monitor. Sementara Min masih sibuk menekan segala jenis tombol di hadapannya.

“Sebaiknya kita bersiap mengahadapi serangan. Amankan Super Junior ke bunker”ujar Min kepada semua bodyguard. Mereka segera membawa kami semua menuju kesebuah ruangan.

“Tolong tenang saja disini, dan jangan berusaha keluar dari sini. Setelah segalanya aman, nanti kami akan menjemput kalian”Ujar Alex kepada kami sebelum menutup pintu ruangan dan menguncinya.

 

Min POV

Orang suruhan Erica muncul dari laut. Kami semua segera bersiap menjebak mereka. Aku sudah mengirimkan kode kepada kepolisian. Memberi tahu mereka kalau kami akan diserang dari laut. Jadi, penjaga pantai dan kepolisian darat dapat segera datang.

Seluruh Super Junior sudah kami amankan. Setelah penyerangan ini selesai, salah satu dari kami akan menjemput mereka dan mengembalikan mereka ke dorm mereka.  Setelah itu, kami semua akan menghilang dari kehidupan mereka semua. Karena tugas kami sudah selesai saat itu. Kami hanya bertugas melindungi mereka dari penguntit mereka.(walau jujur saja aku sangat tidak rela).

Aku dapat melihat mereka berusaha menghindari jeram dan karang yang bertebaran didalam laut, yangg berada di mulut teluk. Kami hanya memperhatikan bagaimana mereka berusaha melewati mulut teluk. Belum lagi beberapa ranjau laut yang kulepaskan tadi. Ranjau itu tidak menbunuh hanya membuat apapun yang membuatnya meledak, mengalami kerusakan kecil. Dan benar saja, terjadi ledakan yang sangat meyakinkan. Perahu karet mereka meledak. Sehingga semua penumpangnya tercebur de dalam laut.

Dan ternyata beberapa dari mereka tidak dapat berenang. Hingga kami harus segera menolong mereka. Setelah kami bawa mereka semua ke pantai, mereka semua terdiam di bawar todongan senjata dari kami semua.

“Siapa yang menyuruh kalian?”tanyaku dengan suara berbahaya.

“……….”mereka semua hanya diam. Aku mengangguk perlahan.

“Kalau begitu, kami akan memakai cara kasar, agar kalian membuka mulut”ujarku lagi.

“Bawa mereka kedalam”perintahku. Dengan cepat Yuan oppa, Alex, Arya eoni, dan yang lainnya membawa mereka semua kedalam mansion. Setelah mereka kami ikat, barulah kami mulai menanyai mereka.

“Sebaiknya kalian jawab saja pertanyaan dari Min itu, sebelum kalian menyesal”ujar Yuan oppa kepada mereka.

“Ya, jawab saja. Kalau tidak, kami pun tidak tahu apa yang akan di lakukannya untuk mendapatkan keinginannya”sambung Arya eoni. Walau masih tidak mau bicara, mereka sudah mulai ragu.

“Sudahlah, kalau mereka masih belum juga mau buka mulut, biarkan saja. Tapi kita lihat saja, apakah mereka bisa menahan ini”ujarku seraya mengacungkan pistolku kearah kaki salah seorang dari mereka. Pria yang kakinya di bawah acungan pistolku semakin gemetaran. Kubidik tanah di kebelah kakinya. Dan;

DOR!!!!

“ARGH!!!!!!!”teriaknya denga keras. Dan dia pun pingsan dengan sukses.

“Hentikan!! Baik, aku akan bicara”ujar pria disebelah pria yang pingsan itu. aku mengangguk kepadanya.

“Erica, Erica yang menyuruh kami. Dia juga menyandera anak-anak dan istri kami. Sudah seminggu ini kami tidak dapat bertemu dengan anak kami, tidak mengetahui keadaan mereka. Sementara istri kami, kami tidak mengetahui kabar mereka sejak mereka semua diculik tiga bulan yang lalu. Kami takut mereka celaka”ujarnya.

“Itu benar. Kami semua terpaksa melakukan ini. karena kalau tidak, kami semua tidak akan dapat bertemu dengan keluarga kami lagi”ujar yang lain. (yang disambut anggukan dari yang lainnya). Wajah mereka semua terlihat pucat.

“Oppa, sudah kau rekam?”tanyaku kepada Yuan oppa yang mengangguk dan mengacungkan recorder di tangannya.

“Lepaskan mereka”ujarku kepada Arya eoni yang segera melepaskan tali dari para pria itu. Mereka terkejut karena kami lepaskan.

“Ucapan kalian akan menjadi salah satu bukti yang akan memberatkan Erica”ujarku kepada mereka.

“Nona, tolonglah. Serahkan saja Super Junior kepada Erica. Dia sudah merencanakan akan menghancurkan tempat ini jika dia tetap tidak mendapatkan Yesung. Yang dianggapnya sebagai suaminya”ujar salah seorang dari mereka.

“Dengan apa dia akan menghancurkan tempat ini?”tanyaku.

“Sebuah kapal selam yang disewanya dari seorang mafia, sudah dalam perjalanan kesini”ujarnya lagi. Aku mengangguk.

Kalian semua, segera jemput Super Junior dan selekasnya pergi. Aku akan menghalangi Erica”ujarku kepada mereka semua.

“Aku akan bersamamu”ujar Yuan oppa, Arya eoni dan Ryu oni. Aku menganguk kepada mereka.

“Sekarang pergi. Nanti kami akan menemui kalian lagi”ujarku kepada mereka semua yang segera pergi. Aku, Yuan oppa, Arya eoni dan Ryu oni segera menempati pos kami masing-masing. Dan bersiap menerima serangan. Dalam 30 menit, mereka sudah berangkat bersama Super Junior. Aku segera mengaktifkan sensor bawah laut. Ternyata apa yang dikatakan salah seorang dari suruhan Erica itu, adalah benar. Kami berempat melihat sebuah benda yang bergerak sangat cepat menuju kearah kami.(itu adalah kapal selam yang dikatakan mereka). Setelah kapal itu berada dalam jarak serang, segera kami melepaskan pelumpuh mesin. Yang membuat kapal itu lumpuh. Dan berhenti di antara karang. Tiba-tiba, beberapa benda keluar dari kapal itu. Dan dengan cepat menuju kearah kami.

“Min, itu rudal”ujar Yuan oppa sebelum dia membidik setiap rudal yang dengan cepat bergerak kearah kami itu. Dan;

BLARRRR!!

Semua rudal itu meledak dibawah laut. Menghancurkan karang disekitarnya.  Polisi dan angkatan laut sudah berdatangan dan mengepung kapal selam yang perlahan mengambang dari dalam laut itu. Banyak kapal patroli yang mengepung kapal selam itu. Juga beberapa kapal selam milik angkatan laut. Mengepung mereka dari bawah air.

“Mayor Lee, mereka sudah menyerah”ujar salah seorang penjaga pantai kepadaku. Yuan oppa, Arya eoni dan Ryu oni terkejut dan melihat kearahku.

“Kau, Mayor Lee? Salah seorang petinggi di angkatan Laut?”tanya Yuan oppa. Aku menggeleng.

“Bukan dari angkatan laut. Aku dari bagian intelijen”jawabku perlahan kepada mereka bertiga. Yang segera menganguk

“Aku sudah pensiun, oppa. Namun mereka tetap saja memanggilku seperti itu”ujarku tersenyum malu.

“Jadi, semua misi yang harus kami lakukan selama ini selama kami masih berdinas adalah atas perintahmu?”tanya Arya eoni kepadaku. Aku mengangguk perlahan.

“Mianhae”bisikku lirih.

“A….h! Gwaenchana. Sekarang ayo kita temui mereka”ujar Ryu oni seraya bangkit dan berjalan keluar. Kususul dia keluar dari tempat persembunyian kami. sesampai kami diluar, beberapa penjaga pantai terlihat berlari menemui kami.

“Mayor,”ujar mereka semua. Lalu Komandan Im muncul.

“Mayor”ujarnya menyapaku. Aku menarik nafas berat.

“Maaf, nona Min”ujarnya lembut. Alisku naik sebelah mendengar ucapannya itu.

“Min”ujarnya lagi. Kali ini dia tersenyum kecil. Aku mengangguk, membalas sapaannya.

“Erica sudah kami tangkap. Bukti-bukti yang kau kirimkan, sudah kami terima. Dan sedang kami proses. Bahkan kami juga menangkap penyelundup senjata dan kaki tangan mafia Rusia. Terima kasih kepadamu, Min”ujarnya lagi. Aku mengangguk lagi kepadanya.

“Kalau begitu, tugas kami sudah selesai dengan kalian. Kami harus melapor kepada SM entertainmen mengenai hal ini”ujarku kepadanya yang segera mengangguk.

“Kami permisi kalau begitu”ujar Komandan Im yang segera pergi dengan diikuti oleh semua anak buahnya. Setelah mereka bubar, kami berempat segera berangkat menemui Mr Lee So Man.  Alex pasti sudah memberi tahukan segalanya kepadanya.

Keesokan harinya, kami berlima belas sudah menunggu Mr Lee So Man di depan kantornya. Manajer Kim menemui kami dan meminta kami segera masuk.

“Sialhkan duduk.”ujar Mr Lee kepada kami semua.

“Aku berterima kasih kepada kalian semua. Kalian sudah menyelamatkan Super Junior dari bahaya. Agensi kami dan seluruh fans mereka sangat berterima kasih kepada kalian. Untuk itu. Kami, para pemegang saham di agensi ini ingin terus menyewa tenaga kalian untuk terus dapat membantu kami dalam menjaga keselamatan para bintang di agensi ini. Jadi kami mohon kalian dapat meluluskan permintaan kami ini”ujarnya lembut.

“Mr Lee, sebenarnya kami tidak ingin menyepelekan permintaan kalian. Tapi, tenaga kami semua tidaklah murah. Jadi tolong kalian pikirkan lagi. Saranku, kalian menyewa beberapa dari kami saja. Tidak perlu seluruhnya. Tapi, itu juga terserah kebijakan kalian. Lagi pula kami juga dapat melatih para bodyguard mereka untuk lebih siap menghadapi segala kemungkinan”ujar Yuan oppa kepadanya. Mr Lee hanya mengangguk perlahan.

“Karena, terus terang saja, Mr Lee. Kami tidak ingin keberadaan kami di ketahui oleh musuh-musuh kami. Jadi kami sebaiknya hanya bergerak dibelakang layar saja”ujar Arya eoni kepada Mr Lee. Yang ternyata tidak terlihat terkejut.

“Baiklah, akan kami pikirkan lagi. Hanya saja, sekarang Super Junior ingin bertemu dengan kalian untuk yang terakhir kalinya”ujarnya kepada kami semua. Namun matanya hanya menatapku.(ada apa???)

“Ikut aku”ujar manajer Kim kepada kami semua. kami lalu mengikutinya menuju sebuah ruangan. Dia lalu membukanya.

“Silahkan masuk, Min. Yang lain ikut aku”ujarnya kepada yang lain. Perlahan aku memasuki ruangan itu. Aku sangat terkejut, di tengah ruangan aku melihat sebuah meja yang sudah penuh dengan makanan. Hana sedang menungguku disana. Dia terlihat gugup. Saat melihatku memasuki keruangan, dia bergegas menemuiku.

“Min, syukurlah kau mau menemuiku”gumamnya lirih. Dia lalu menarik tanganku menuju meja yang terletak di tengah ruangan itu. Mendudukkanku disisinya.

“Ada apa ini, oppa?”tanyaku kepadanya. Dia hanya menggeleng dan tersenyum manis.

“Ini adalah sedikit dari wujud rasa terima kasihku kepadamu yang sudah bersusah payah menyelamatkan kami semua dari keganasan Erica”ujarnya lembut.

“Reiji, aku tidak menyangka dapat bertemu denganmu lagi”gumamnya lirih. Aku terkejut mendengar ucapannya itu. Dia hanya tersenyum lembut sambil menatapku.

“Aku akhirnya dapat mengingat segalanya. Kehidupan masa laluku saat bersamamu, saat menjadi istrimu. Maafkan aku, karena tidak dapat menjaga anak kita”gumamnya lagi sambil menunduk. Kuraih tangannya kedalam genggamanku, dan kulekatkan ke pipiku.

“Gwaenchana, aku sudah memaafkanmu”ujarku lembut seraya membelai lembut sisi wajahnya. Setetes air mata jatuh di pipinya. Kuraih dia kedalam pelukanku.

“Mianhae”bisiknya di antara rambutku.

“Gwaenchana”balasku lirih. Dia tersenyum dan menciumku lembut.

“Sedikit aneh”gumamnya lirih. Aku menatapnya heran.

“Ne, aneh karena sekarang aku adalah seorang pria. Lebih tinggi darimu dan sedikit lebih kuat darimu”ujarnya menyeringai. Aku tertawa kecil mendengarnya.

“Tapi, Reiji. Kau harus tahu, kalau aku terus mencintaimu hingga detik ini”ujarnya sebelum menciumku lagi.

“Sekarang ayo kita makan, sebelum masakannya lebih dingin”ujarnya jahil. Aku mengangguk dan segera duduk disisinya lagi.

“Oppa, aku tidak dapat terus bersamamu. Karena tugasku udah selesai”ujarku kepadanya. Dia menunduk dan mengangguk perlahan.

“Aku tahu”ujarnya tersenyum sedih.

“Tapi aku akan terus menjagamu, walau harus kulakukan dari jauh”bisikku lirih.

“Gwaenchana”bisiknya masih sambil tersenyum sedih.  Berdua dalam diam, kami menikmati makan malam yang tersaji. Mataku terus berkaca-kaca. Sementara air matanya terus mengalir perlahan. Tanpa sadar aku mengulurkan tangan dan menggenggam jemarinya. Tiba-tiba, Yuan oppa menerobos masuk.

“Min, lekas keluar. Kita harus membawa mereka semua kembali ke Mansion. Erica melarikan diri”ujarnya sebelum kembali keluar. Segera kuraih tangannya dan menariknya keluar gedung. Dengan mobilku, aku segera membawanya melaju menyusuri jalanan Seoul. Kubawa dia menuju lapangan terbang pribadiku. Kukabari mereka semua untuk menuju kesana juga.

Disana dengan cepat aku memersiapkan jet pribadiku sambil menunggu mereka semua tiba.  Satu persatu mereka muncul. Kecuali Yuan oppa.(ada apa inia? Perasaanku tidak enak)

“Tutup pintunya”ujarku kepada Arya eoni yang dengan cepat menutu pintu jet.

“Min itu Yuan”serunya sambil akan membuka pintu jet kembali.

“Jangan!”seruku.

“Ada yang tidak beres”gumamku kepadanya yang terpaku.

“Tutup semua jendela. Dan pasang semua pengaman”ujarku kepada Alex yang dengan cepat mengerjakannya. Lalu aku menghubungkan gambar satelit dengan layar lebar dalam jet. Gambar keadaan di luar segera terlihat. Kami semua dapat melihat Erica mengacungkan pistol kepada Siwon.

“Min, lekas keluar. Serahkan suamiku. Atau kau akan selalu merasa bersalah karena kehilangan Siwon”ujarnya dengan keras. Di dalam mobil, dapat kulihat Yuan oppa terluka.

“Rin eoni, hubungi pengawas bandara. Laporkan segalanya kepadanya. Lalu hubungi juga kepolisian dan rumah sakit”ujarku kepada Rin.

“Aku takut ini akan berakhir dengan salah satu dari kita ada yang terluka”gumamku perlahan. Rin eoni segera mengerjakan permintaanku.

“Min, bagaimana ini”tanya Teukie oppa.

“Oppa tenang saja. Aku sedang menyusun rencana untuk meringkus Erica”ujarku lembut.

“Min!  Lekas keluar”teriaknya lagi.

“Aku akan keluar. Kalian semua tolong patuhi Arya eoni. Jangan ada yang membantahnya”ujarku kepada Super Junior semetara aku berjalan menuju pintu.

“Tunggu, Min”ujar Hana seraya meraih tanganku dan langsung memelukku dengan sangat erat.

“Kumohon kembalilah kepadaku”ujarnya dengan air mata berderai. Aku hanya tersenyum lembut kepadanya dan melepaskan diri dari pelukannya.

“Eoni, tolong buka pintunya”ujarku kepada Arya eoni. Saat pintu hanya terbuka separuh aku segera melompat keluar.

“Tutup cepat”seruku seraya berlari mendekati Erica. Kuraih pistol dari sarungnya yang selalu berada di bahuku. Erica segera saja menghujaniku dengan peluru. Sementara aku menghindari semua itu, dapat kulihat Siwon terlepas dari tangannya. Dan Siwon segera masuk kedalam mobil Yuan oppa dan mengendarainya pergi.

Sebuah tembakanku menyerempet paha Erica. Sementara sebutir pelurunya menyerempet bahuku. Dia benar-benar berniat membunuhku.

“Arya eoni, lekas terbang”ujarku denga bahasa rahasia kepada Arya eoni. Segera saja aku mendengar deruan jet dan aku juga dapat melihat jetnya bergerak. Aku berusaha melindungi mereka keluar dari zona perang. Aku berusaha melumpuhkan Erica secepat yang aku bisa. Tapi aku dapat melihat kegilaannya. Pandangan matanya liar. Apalagi nafsu membunuhnya. Tembakan terakhirnya menembus dadaku. Sementara tembakanku menembus dahinya. Kegelapan segera menyambutku.

 

Yesung’s POV

Dari jet kami yang bergerak secepat yang dapat diijinkan, aku dapat melihat Min dan Erica saling bertukar tembakan. Sekujur tubuhku dialiri keringat dingin. Lalu aku melihat Min tersentak sebelum dia melepaskan tembakan terakhirnya. Erica langsung roboh, dan tidak bergerak lagi. Darah mengalir dari kepalanya. Sementara Min berkubang darahnya sendiri juga.

“TURUN!!!”teriakku. jet kami segera turun. Sebelum pintu jet terbuka dengan sempurna, aku segera melompat turun dan  berlari menemui Min. Dia sudah mulai kehilangan kesadaran.

”Min!”seruku seraya berlutut di dekatnya.

“Saddarlah Min”pintaku perlahan.

“Hana, syukurlah kau selamat.(dia terbatuk, darah mengalir dari sudut bibirnya)”ujarnya berbisik.

“Tenanglah. Para medis sudah datang”ujar Arya noona seraya ikut berlutut.

“Dingin”bisiknya semakin lirih. Para medis, segera berdatangan men memberikan pertolongan pertama kepada Min. Lalu mereka mengangkut Min ke rumah sakit.

Berhari-hari aku menunggu kabar dari Min. hari berganti menjadi minggu, minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun. Tahun sangat cepat berganti. Hingga satu hari, seseorang  mengetuk pintu depan apartemenku. Segera kubuka. Min berdiri disana dengan senyum manisnya yang biasa.

“Annyeong oppa”sapanya lembut. Aku hanya dapat menatapnya. Terdiam seribu bahasa.

“Boleh aku masuk?”tanyanya lembut. Aku hanya dapat mengangguk lemah. Dia langsung melangkah memasuki apartemenku. Perlahan kututup pintu di belakangku dan menguncinnya.

“Apartemen yang bagus. Nyaman dan bikin betah”ujarnya tersenyum menatapku. Dia lalu duduk di sofa ruag tengahku.

“Oppa, aku merindukanmu”bisiknya seraya bangkit dan memciumku lembut. Kueluk pinggang rampingnya.

“Aku juga” bisikku lirih.

Ternyata sejak saat itu, selama setahun pertama dia menjalani terapi. Setelah itu, dia membubarkan perusahaannya. Teman-temannya sudah berpencar dan sekarang bekerja kembali pada pemerintah. Sementara, dia sudah mulai menjalankan sebuah restoran di dekat apartemenku.

“Oppa, sekarang aku sudah bukan sorang bodyguard lagi’ujarnya lembut.

“Nikahi aku”bisikku di bibirnya. Dia terdiam dan membisu. Air mata mengalir diam-diam di pipinya. Kutarik dia menuju kamar tidurku. Dari laci tempat tidur, aku mengambil sebuah kotak kecil. Isinya adalah cincin pertunangan bermata ruby merah gelap yang diikat dengan emas putih. Cincin yang kubeli sesaat sebelum kami di serang Erica di lapangan terbang malam itu.

“Ne, ne, oppa. aku akan menikahimu”ujarnya seraya memelukku dengan sangat erat.

 Tiga bulan kemudian kami melangsungkan pernikahan kami. Semua mantan anggota Super Junior hadir. Begitupun dengan semua mantan bodyguard kami. Aku mengagumi dirinya. Dia sedang mengandung buah cinta kemi berdua. Tujuh bulan lagi aku akan dapat menemui miniatur kami berdua

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet