Story of My Life

Story of My Life

Jongdae meragukan dirinya, dia hanya duduk termenung di deret rapi bangku yg menempel paten pada badan bus, pikirannya melayang, bibirnya mengerucut cemberut tanpa sadar, alisnya menyatu, hal yg selalu dilakukannya ketika berpikir hal yg tak disukainya, orang yg melihatnya akan berpikir dia orang yg tidak ramah, ya mungkin mereka benar, tp dalam hal ini mereka salah, ada hal lain yg sedang dipikirkan Jongdae, pemuda itu sedang memutar keras otaknya mencari jalan keluar.

    
Bus itu berhenti, Jongdae terkesiap sesaat menyadari ini haltenya, setelah turun dari bus dia berjalan menyisiri trotoar, memperhatikan pejalan kaki yang lain dengan separuh hati karena pikirannya masih penuh akan hal lain.
Jongdae memasuki minimarket itu, menyapa kasir dan berjalan menuju bilik kecil di belakang, dia mengganti kausnya dengan seragam, selama musim panas dia berkerja paruh waktu disana, 

"Kau datang lebih awal" ucap Chanyeol, pemuda tinggi itu mengangkat setidaknya 3 krat kaleng minuman dingin,
"Hmm" Jawab Jongdae sekenanya
"Bisa tolong kau tata ini? Aku harus ke gudang, Junmyeon Hyung meminta laporan barang yg baru padaku" Chanyeol keluar dari ruang karyawan.

Jongdae baru meletakkan soda pertamanya saat Baekhyun berseru memanggilnya,
"Ada apa Byun?" Jongdae menghampiri meja kasir,
"Hei Kim, kaulihat Park?" 
"Kurasa dia ada di gudang, ada apa?"
"Hobbit itu... Kusuruh dia menghapus harga diskon ramyun instan, tapi lihat yg dilakukannya"

"Jadi bagaimana denganku?"
"Maafkan aku nona, seperti yg kukatakan tadi harga ini sudah tidak berlaku" Baekhyun berbicara, Jongdae menatap customer itu, seorang gadis.
"Tapi disana harganya berbeda, katanya ada diskon untuk pembelian diatas 5 buah" Dia menunjuk ke rak penuh tumpukan ramyun.
"Betul nona, tapi promo itu sudah berakhir kemarin, hari ini harganya sudah kembali ke harga normal"
"Jika sudah berakhir kemarin, kenapa tidak kalian ganti harganya? Bukankah ini penipuan, kau ingin mempermalukanku? Begitu?" Dia merengut kesal, tapi Jongdae melihat matanya sedikit berkaca kaca. Jongdae menghela napas.
"Pergilah ke gudang, cari Chanyeol, biar kuurus yang ini." bisiknya pada Baekhyun
"Kau yakin?"
Jongdae menggangguk dan membiarkan Baekhyun pergi memarahi Chanyeol.

Jongdae bukan terlahir sebagai putra keluarga kaya, dia miskin, tapi tidak semiskin orang orang yg harus meminta minta di jalanan untuk menyambung hidupnya. Ada saat dimana dia lebih kecil dari sekarang ini, dia harus menahan lapar karena keluarganya tidak punya cukup uang untuk membeli makan, tapi sekarang dia sudah dewasa, dia menempuh pendidikan sambil bekerja sampingan di sana sini, walaupun tidak selalu bisa membeli barang yg dia inginkan, setidaknya dia tidak kelaparan seperti saat dia kecil dulu.
Melihat beberapa bungkus ramyun di meja kasir, sebuah pasta gigi, dan gadis yg berdiri merengut di depannya, "Jadi.. Bagaimana?"
Gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap Jongdae,
"D-diskon itu..."
"Sudah tidak berlaku, aku meminta maaf atas kecerobohan temanku, tapi kami benar benar tidak bisa melakukan apa apa, jika kau ingin membelinya, harganya hanya 1000won per buah, total semuanya 7200won"
Gadis itu diam dan menggigit bibir bagian bawahnya, "Uangku tidak cukup, maaf.."
Jongdae yakin gadis itu menahan isak, "Tunggu"
Dia memasukkan semua barang kedalam tas plastik, memberikannya pada gadis itu sebelum dia pergi,
"Kubilang uangku tak cukup"
"Ambillah.. Dan ini juga," Jongdae mengambil sekotak susu rasa pisang dan menyerahkannya
"Aku memang miskin, tapi aku bukan pengemis" Gadis itu kini menangis, wajahnya menahan amarah, Jongdae tau ekspresi itu, dia pernah mengalaminya
"Bukan untukmu, berikan pada Seohyun"
"K-kau kenal Seohyun?" wajahnya mulai melunak
"Kau Song Jihyun bukan? Katakan pada Ibumu, ini ucapan terima kasihku atas kimchi lobaknya tempo hari, Ibumu sering membaginya padaku, untuk Seohyun sampaikan maafku belum bisa berkunjung kesana dan menemaninya bermain lagi"
"Kau siapa? Kenapa bisa mengenal keluargaku""Aku penyewa apartemen 101, aku bertetangga dengan ibumu hampir setahun, adikmu Seohyun sering menceritakan kakaknya yang bersekolah di Busan, yang dimaksud kau kan?"
"Y-ya, darimana kau tau?"
"Wajah kalian mirip," Jongdae tersenyum mengingat bocah perempuan lucu tetangga sebelahnya
"T-tapi kukira apartemen di sebelah kosong"
"Aku memang sudah pindah sebulan yang lalu"
"Begitu...." 

"Jadi.."
"Jadi.." Mereka mengucapkannya bersamaan,
"Ambillah,"
"Tapi,"
"Anggaplah hutang dan kembalikan padaku jika kau sudah memiliki uang"
"..."
"Bisa kau abaikan egomu untuk ibu dan adikmu, percayalah aku tau perasaanmu saat ini" Jongdae menarik tangan gadis itu dan membuatnya menggenggam erat tas plastik.
"Terima kasih...."
"Jongdae, namaku Kim Jongdae"
"Terima Kasih Jongdae-ssi, aku.. Song Jihyun"
"Aku tau"
Gadis itu pergi membawa tentengan tas plastik tanpa sekalipun menengok ke belakang, tapi Jongdae tau gadis itu tulus berterima kasih padanya. Jongdae ingat dia mengalami pagi yang buruk, semua orang pernah mengalaminya, setidaknya dia bisa memilih untuk menjadikan harinya lebih baik. Dia tersenyum menatap tumpukan ramyun di rak, tumpukan lain krat penuh soda, dan mendengar teriakan Baekhyun memaki Chanyeol.

 

 

 

a/n : saya ga tau harga ramyun di korea berapa, ngasal aja pas ngetik ===

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet