chapter 1

my girl

Apakah dengan cara itu kau bisa mengerti? Bahwa aku bukanlah sebuah mainan … aku bernyawa dan berjiwa.

 

                Aku berjalan seorang diri menuju kelas, hari masih pagi dan aku yakin kelasku masih kosong. Mungkin kalian berfikir bahwa aku anak yang rajin dan sangat menghargai waktu. Tidak, aku bukan anak rajin ataupun anak yang menghargai waktu, aku hanya ingin menyembunyikan diriku. Mungkin menyembunyikan bukan kata yang tepat karena sebenarnya aku tidak sembunyi, aku hanya tidak ingin ada yang mengenalku. Aku lebih suka sendirian tanpa teman, itu lebih baik.

                Sesampainya di kelas aku langsung duduk, salah satu nilai keuntungan datang pagi adalah bebas memilih tempat duduk dan aku memilih di tempat ini, kursi paling belakang di dekat jendela. Aku sangat menyukai pemandangan dari sini, karena saat aku merasa lelah aku bisa menentramkan pikiranku hanya dengan melihat pemandangan yang tercipta itu.

                Mungkin bukan hanya karena itu, tapi karena seseorang. Seseorang yang sangat aku benci, dia juga selalu duduk di deretan paling belakang di dekat jendela. Tapi, kenapa aku melakukan ini? Kenapa aku malah melakukan hal yang sangat dia sukai?  Aku benar – benar tidak mengerti. Aku membencinya setelah kejadian itu.

Flashback

                Aku selalu memandangnya dari kejauhan, dan selalu pada saat pelajaran olahraga, kenapa? Karena dia selalu berada di sana, di kelas itu. Dia selalu memandang keluar jendela, mungkin karena dia menyukainya? Entahlah.

                “ yumi, kau dipanggil lee seosangnim. Ayo ikut aku “ aku langsung mengikut yeoja yang menyuruhku mengikutinya. Tapi, ini bukan jalan ke ruang guru ini jalan ke toilet. “ aku mau ke toilet dulu sebentar, tak apa kan? dan apakah kau bisa ikut ke dalam? “ aku hanya mengangguk, ya tidak masalah karena toh aku tidak sedang dikejar waktu.

                Aku memasuki pintu toilet, ternyata di dalam ada beberapa yeoja yang sedang berdandan. Reflex aku menjauh, berdiri di pojokan toilet “ hei kau park yumi kan? “ sampai akhirnya salah satu dari mereka memanggil namaku dan membuatku berbalik menghadap mereka.

Byurr….

                Aku tidak tahu lagi kata apa yang bisa menggambarkan diriku saat ini selain basah “ apa yang kalian lakukan?! “ seruku dengan suara keras, tapi yeoja yeoja itu malah memandangku remeh.

                “ kami hanya memberimu pelajaran agar kau sadar diri. Dengar, kau tidak boleh lagi memandang young bae oppa. Ingat itu, karena jika kami melihat hal itu lagi maka kami bisa melakukan hal yang lebih parah lagi kepadamu “ aku hanya bisa menelan ludah,bukan karena takut akan ancaman mereka tapi lebih karena syok. Hanya karena hal itu? Apakah itu benar? Hal remeh seperti itu?

                “ lagipula, kami semua tahu kehidupanmu yumi “ kali ini yeoja yang mengatakan bahwa lee seosangnim memanggilku yang bicara. “ kau hanya murid beasiswa yang hidup sendirian. Kau seharusnya tinggal dipanti asuhan. Cih, kau menolak tinggal di panti asuhan dan memilih hidup sendirian di kota besar, sungguh tak tahu diri “ dadaku tiba – tiba terasa sakit setelah mendengar kata – kata yeoja itu.

                                Memang kenapa? Itu hakku. Mereka tidak tahu apa – apa mengenaiku dan mereka sudah mencampuri hidupku? Sungguh keterlaluan.

“ dengar park yumi, kau hanya yeoja aneh berkaca mata dan berpenampilan cupu. Jadi, jangan pernah berharap bahwa young bae oppa akan menatapmu “

Aku hanya bisa menatap nanar kepergian mereka. Air mataku tidak boleh keluar, aku harus menahannya. Park yumi, kau bisa ayo kau bisa. Tapi, hatiku benar – benar sakit dan air mataku sudah tidak bisa aku tahan lagi, biarlah kali ini aku menangis.

Aku membencimu, dan aku tidak akan pernah lagi menatapmu darisana atau darimanapun. Dong young bae.

Flashback off

 

Terserah apa kata orang, mereka tidak pernah tahu kehidupan apa yang harus aku hadapi untuk bisa seperti ini, karena itu aku tidak akan memperdulikan mereka dan bertindak sesukaku.

Mungkin itu yang harus aku lakukan, tapi aku benar – benar tidak bisa seperti itu, bertindak acuh? Itu sulit. Karena itu aku putuskan untuk mengubur rasa sukaku. Park yumi, kau adalah orang kuat yang tidak butuh cinta apalagi belas kasihan, kau hidup untuk dirimu sendiri.

                Mereka memang tidak salah, di sekolah aku adalah yeoja cupu yang memakai kacamata kemanapun aku pergi seolah rasanya aku akan mati jika tidak menggunakan kaca mata. Dulu, aku memang tinggal di panti asuhan namun aku keluar dari panti asuhan dan lebih memilih tinggal sendirian di seoul saat SMA, karena beasiswa di sekolah elitlah yang sangat aku perlukan untuk masa depanku. Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku sendiri, bekerja dari pulang sekolah hingga subuh dan aku hanya tidur kurang dari 2 jam setiap harinya. Tugas? Aku tidak mau sombong tapi aku adalah murid yang cukup pandai dalam pelajaran jadi aku hanya butuh waktu 1 jam mengerjakan tugas sisanya bekerja.

                Aku merasakan getaran di saku rokku, aku langsung mengambil satu – satunya benda yang ada di saku rokku, Ponselku, “ yoboseo…aku akan kesana setelah urusanku selesai … baiklah … aku janji … ne … ne… ne “ setelah selesai aku memasukkan kembali ponselku ke saku rok. Malam ini aku akan bekerja keras.

Author POV

                Park yumi telah berganti pakaian dengan pakaian bebas, dia masuk ke dalam club dengan acuh. Penjaga keamanan di club tersebutpun langsung mempersilahkan dia masuk. Meskipun masih sore tapi club itu telah ramai dikunjungi. Yumi langsung masuk ke ruangan yang dipintunya telah tertulis ‘staf only’ ya, yumi bekerja di club itu, dia menjadi pelayan. Kenyataan itulah yang akan selalu ditutupi yumi, karena itu selama menjadi pelayan dia mengubah dandanan dan namanya.

                Bekerja di club, itulah satu – satunya alasan yumi tidak memiliki teman satupun, dia ingin menyembunyikan pekerjaannya, lebih tepatnya jenis pekerjaannya karena menurutnya teman tidak selalu jujur. Bekerja di club bukanlah hal yang mudah tapi bukan juga hal yang sulit. Awalnya yumi ragu tapi kebutuhan hiduplah yang membuatnya terpaksa bekerja di club yang sangat terkenal dengan gaji yang sangat besar itu, yumi tidak mungkin melewatkan kesempatan itu dia sangat butuh uang.

                Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian pelayan dan memoles wajahnya dengan make up tipis tapi mampu membuat penampilannya berbeda yumi langsung keluar dari ruangan staf, kacamata yang selama di sekolah selalu dia gunakan dia tinggal di rumah karena pada kenyataannya mata yumi baik – baik saja, dia hanya ingin menyamarkan dirinya, lebih tepatnya pekerjaannya.

                Sebenarnya sangat tidak aman untuk yumi bekerja di club besar dan terkenal ini, karena pada kenyataannya banyak anak – anak sekolahnya yang selalu ketempat itu, terutama orang yang dia benci dan anggota gengnya. Tapi dia tidak bisa berbuat apapun karena hanya bekerja di club itulah dia bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.  

                Yumi menarik nafas pelan, hari ini dia harus mengantarkan pesanan namja itu, ya namja yang dia benci. “ yumi-ah, kenapa kau lama sekali? Pelanggan sudah menunggu. Kau tidak mau dipecat kan? pelangganmu itu orang – orang yang tidak suka menunggu lama “ yumi menelan ludah pelan, rasanya sulit sekali, padahal dia hanya harus menaruh minuman – minuman itu di meja namja itu, young bae.

                “ ya aku segera kesana “ yumi sudah tidak perduli lagi, yang jelas mereka tidak akan mudah mengenalinya. Dengan dandanan yang menurutnya berbeda dari biasanya, pasti tidak akan ada yang mengenali yumi.

tbc

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet