The First Meeting

Not him but him

*BaekhyunPov

Ku hempaskan kepala ini di meja menatap luar jendala tidak peduli lagi dengan apa yang guru ini terangkan, persetan dengan semuanya apa dia tidak tau jika otak ku ini lelah. Melupakan sejenak tentang kejadian tadi, bahkan aku berfikir ingin melupakan semuanya. Menatap gumpalan awan yang menghias langit siang ini.

"Ssssttttt,,, hey,,," Seseorang memanggilku dan sekali lagi aku memang benar benar malas berbicara "dug!dug!" bunyi sebuah benda yang di tendang karena merasa aku tidak menghiraukannya tanpa kehabisan akal dia menendang nendang kursiku. Yatuhan~ bagaimana bisa aku sekelas dengannya.

"Baek! Menolehlah, aku sedang ingin berbicara" Sahutnya lagi tanpa berhenti dengan aktifitas menendang kursiku.

"Kyung! Aku sedang tidak dalam mood baik untuk berbicara dengan seseorang. Jadi, sekarang diamlah dan berhenti menendang nendang kursi ku" Jawabku tanpa menoleh sedikitpun bahkan aku tidak merubah posisiku yang masih menatap luar jendela.

"Tapi Baek aku ingin mengajakmu keluar sore ini.... Kumohonn... Eomma menyuruhku membeli keperluan rumah sepulang sekolah tapi aku tidak tahu dengan siapa aku akan pergi." Jawabnya memelas. Oh, ayolahhh siapa yang bisa menahan rengeknya. Tapi yatuhannn dia masih saja menendang nendang kursiku membuatku merasa maju mundur membentur meja mengingat Kyungsoo yang duduk di belakangku.

"Baiklah Baiklah dan sekarang kuharap kau berhenti menendang nendang kursiku." jawabku menoleh dan sedkit tersenyum.

"Itu baru Baekhe ku." Sahutnya sedikit histeris. 

*Baekhyun PovEnd 

Pelajaran telah usai pukul 5 sore ini menandakan langit mulai berwarna senja dan aktivitas di sekolah akan segera berakhir atau mungkin ada senior yang mendapat jam tambahan karena mengingat ia akan menepuh ujian akhir sekolah atau ada pula yang beraktivitas mengikuti jam ekstrakulikuler. Baekhyun tentu saja tidak bodoh dengan melupakan janjinya menemani Kyungsoo membeli keperluan rumah walaupun sudah Baekhyun tau pasti Bibi Nam yang memaksa Kyungsoo membeli keperluan semua itu.

*Baekhyun Pov

"Baek kau melamun dari tadi, kau memikirkan Oh Sehun itu kan, ya ampun Baek dia itu junior kita?" Jawabnya startik.

"Apa apa an kau ini, bagaimana kau bisa mengambil kesimpulan seperti itu." Jawabku dengan nada tinggi. Dasar bocah ini sudah untung aku mau menemaninya keluar tapi mengapa ia selalu saja merusak mood ku.

"Oh ayolah Baek~ kita sudah berteman sejak lama." Balasnya 

"Lalu mengapa jika kita sudah berteman dengan sangat lama?" Jawabku malas.

"Intinya kau tidak bisa berbohong kepadaku, kau payah dalam hal berbohong Baek. Bahkan wajah polos mu itu tidak cocok jika aku menyetujui kau pandai berbohong. Aku tau kau bermasalah dengan pangeran OhSehun mu itu." Jawabnya panjang lebar tapi kau tau kan aku sedang malas berbicara dan mendengar ceramah orang jadi ketika Kyungsoo bermata bulat itu mulai bercerita aku akan mendengarnya dari telinga kanan lalu keluar dari telinga kiri.

"Hengh.." Jawabku sambil menatap ke langit senja, Ah~ begitu cantiknya.

"Aku tau kau tak mendengarkanku." Jawabnya dengan pandangan sinis.

"Hahaha.." Ya tuhan sahabat ku ini benar benar lucu bahkan saat ia ingin menunjukkan pandangan sinisnya, ia malah terlihat begitu imut.

"Baek! Aku sedang tidak bercanda! Oh ayolah~~ kau sekrang benar benar merusak mood ku." Jawabnya dengan nada kesal dan lihatlah mukanya yang memerah. Ohhh ya tuhannn.. Tidak terasa dengan menghabiskan waktu dengan berbicara kami sampai di depan supermarket memang jarak antara sekolah dan supermarket tidak begitu jauh, lagi pula Bibi Nam menyuruh Kyungsoo membeli barang barang yang tidak begitu banyak dan berat.

"Drrttttt... Drrtttt..." Ah ponselku bergetar dan tertera Eomma di nama panggilan masuk dan tanpa pikir panjang aku mengeser tombol hijau.

"Ne Eomma, ada apa?" jawabku

"Baekhyun~ ah cepatlah pulang. Eomma ada kejutan untuk mu." jawabanya, dapat ku dengar nada riang darinya.

"Ah~ Baiklah tunggu ne aku sedang menemani Kyungsoo membeli keperluan rumah karena bibi Nam sibuk sehingga menyuruh Kyungsoo membelinya." jawabku

"Baiklah, tapi cepatlah pulang. Sebelum pukul 8 malam tentunya. Kau tau kan Baek." Jawabnya dengan nada riang namun dia akhir kalimat terdapatsedikit penekanan.

"Baiklah baiklah aku tau. Baekkie tutup dulu ne, sepertinya Kyungsoo sudah terlihat membeli keperluannya dan membayar di kasir."

"Ah~ Baiklah jika seperti itu. Cepatlah pulang Baek."

"Ne Eomma." Dan berakhirlah acara telpon menelpon itu.

"Ayo Baek pulang sebentar lagi hampir pukul 7.30 aku tau kau itu tidak boleh pulang diatas jam makan malam saat hari sekolah." Kyungsoo memulai pembicaraan dan berjalan mendahuluiku dengan membawa dua kantung plastik isi keperluannya.

"Ah~ kau benar benar mengerti diriku." Jawabku.

    Untung saja ini masih pukul 7.45 setidaknya aku tidak terlambat walaupun tadi aku sempat membeli bubble tea karena merasa haus di tengah perjalanan, aku melangkah memasuki rumah. Rumahku tidak begitu besar hanya rumah minimalis sederhana berlantai dua dengan taman luas di depannya karena Eomma benar benar suka merawat bunga. Saat aku mulai memasuki rumah dapat kulihat dua sepatu asing yang sudah tertata rapi di rak sepatu.

"Aku Pulang~~" Teriakku.

"Ehh,, Baekhyun~ah" Jawab seorang pemuda remaja seusiaku aku bahkan hampir tercengang melihatnya.

"Lu,,Han? Mengapa kau ada disini?" Tanyaku sambil melangkah masuk dengan tatapan kaget tentunya.

"Ahhh~ Baekkie sudah pulang. Anak Eomma benar benar menempati janjinya. Eh kau sudah bertemu Luhan bagaiman perasaanmu setelah 4 tahun lamanya tidak melihat saudara yang orang lain bilang kembar seperti mu ini, Aish~ Eomma benar benar bingung, bagaimana mereka bisa mengira kalian ini kembar. Bahkan dia tumbuh menjadi pemuda dewasa yang imut kan Baek tidak seperti kau yang selalu tampil acak acak an." Jawab Eomma panjang lebar. Aish~~ apa apa an Eomma ini disini akulah putra kandungnya tetapi kenapa aku yang selalu dipojokkan, aku sudah lelah tidak terlalu peduli lagi dengan semuanya tanpa pikir panjang aku melangkahkan kaki ku ke arah dapur berniat mengambil segelas air putih dingin saat meminumnya tiba tiba saja..

"Hi Baek." Sapa seorang lelaki yang lebih tua 1 tahun dari ku ini, dengan kaget pula aku menyemburkan air putih yang ridak berdosa ini. Bagaimana aku bisa melupakan sosok jakung ini astaga ~

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Pandananaa
#1
Chapter 1: nice:) coba deh diksinya dikembangin lagi. pasti jadi lebih seru :)