Chapter 1

Seven Days Through Time
Please log in to read the full chapter

~+~+~

13 Juli 2012

        Taeyeon memandang jalanan dari kaca jendela mobil tanpa antusias. Hari ini Appa dan Eomma mengajaknya pergi ke pesta, padahal dia lebih suka berada di rumah. Mobil Appa memasuki sebuah gedung, dan tak lama kemudian berhenti. Terdengar suara pintu dibuka dari arah depannya. Lalu ketukan di kaca jendela mobil membuyarkan lamunannya.

        “Kau tidak mau turun, Taeyeon-ah?” tanya Appa. “Kajja! Kita sudah sampai.”

         Taeyeon memandang Appanya sambil mendesah. Dengan malas dibukanya pintu mobil.

         “Bisakah Taeyeon pulang saja?” tanya Taeyeon, setengah memohon.

          Eommanya langsung berkata dengan kesal, “Yah! Taeyeon­-ah! Kita sudah membicarakan hal ini di rumah. Acara ini penting untuk Appa.”

          Appa menyentuh pundak Taeyeon. “Appa tahu kau tidak ingin ada disini, kau tidak ingin bertemu mereka kan? Merenung diri di kamar tidak akan memperbaiki keadaan. Cepat atau lambat kau harus menghadapi mereka. Bukankah lebih cepat lebih baik?”

          “Huffft, ne Appa,” gerutu Taeyeon setelah mendengar nasehat Appanya.

 

=Taeyeon POV=

            Alasan utamaku tidak mau menghadiri pesta ini karena aku akan bertemu dengan orang-orang yang kubenci. Yah? Siapa lagi kalo bukan Baek Hyun dan Seohyun.

            Satu bulan yang lalu,

            . . .

            Hari ini tepat dimana aku dan BaekHyun merayakan tiga tahun hubungan kami. Ya, aku dan Baekhyun sudah menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih selama tiga tahun, sejak aku dan dia masih berada sekolah menengah. Pagi ini, aku belum bertemu dengannya di kampus.

            Tiba-tiba seseorang menutup mataku dari belakang,

            “Happy Aniversary, Chagiya,” suara BaekHyun mengagetkanku. Dilepaskannya tangannya dari mataku dan mencium sekilas pipi kananku. “YAH!! Byun BaekHyun! Kau gila ya? Kau hampir saja membuat jantungku copot!,” bentakku padanya. “Mianhae, Taeyeon-ah. Bagaimana kalau pukul 7 malam nanti kita makan malam bersama ya?” tanya BaekHyun. “Ah, ne-“ jawabku singkat. “Mian, aku harus segera pergi” belum sempat aku menjawab, dia sudah berlari menjauhiku. Ada apa dengannya? Tidak biasanya BaekHyun seperti itu kepadaku.

            Hari ini, aku datang ke cafe tempat favouriteku dan BaekHyun dengan tepat waktu. Tetapi, mengapa dia belum datang?. Aku pun terpaksa harus menunggunya, sambil ku pandangi kotak biru saphire yang kubawa. Pagi tadi, aku sudah menyiapkan hadiah untuk ku berikan padanya. Ting~ suara pintu terbuka. Ku lihat sosok namja tampan memasuki  cafe ini, dia pun berjalan ke arah mejaku.

            “Mianhae, aku membuatmu menunggu,” katanya dingin. Ada apa dengannya?

            “Ah, gwechanayo, aku juga barusan sampai,” kataku merendah.

            “Oh, apakah kau sudah memesan makanan?”, tanyanya. Aku hanya menggelengkan kepala. Lalu, dia memanggil pelayan dan memesankan makanan.

            “Taeyeon-ah, bagaimana perasaanmu hari ini?”

            “Hari, ini benar-benar hari istimewa, aku senang sekali. Hari tepat dimana hubungan kita menginjak tiga tahun. bagaimana dengamu?”tanyaku.

            “Nado~, tapi ada hal yang harus ku katakan kepadamu.”

            Tiba-tiba pelayan datang mengantarkan pesanan kami. Hal itu memutuskan percakapan kami.

            “Hm, apa yang ingin kau katakan?”tanyaku

            “Eh, anio. Tidak ada yang harus kukatakan. Kajja kita makan.”

            Lalu, dia mengajakku merayakan hal ini di N Seoul Tower. Anehnya malam ini BaekHyun terlihat aneh, tidak seperti biasanya.

Mungkin ini hanya perasaanku saja.

Keesokan harinya

            “Haha, arasso, arasso,” tawaku.

            Aku bercanda dengan Min Ah di kantin. “Hahaha. Eoh?? Taeyeon-ah bukankah itu pacarmu?” kata Min Ah sambil menunjuk ke arah yang ia maksud. “Eoh? Mana?”aku tak melihatnya?”. “Itu! Yang berpelukan dengan SeoHyun-ssi!”.

            APA!! Aku melihatnya! Dengan SeoHyun? Apa-apaan ini?. Aku berlari ke toilet dan menangis sejadi-jadinya. Sakit sekali, ityulah yang kurasa sekarang. Tak lama kemuadian, ponselku pun berbunyi.

My Bacoon

“Taeyeon-ah, aku mau hubungan kita berhenti sampai disini. Aku harap kau bahagia. Mianhae~”

            Ya, BaekHyun memutuu. Aku tak habis pikir mengapa BaekHyun tega melakukannya. Rasa sakit hatiku semakin parah ketika BaekHyun malah jadian dengan SeoHyun, musuh terbesarku selama ini.

=Taeyeon POV end=

~+~+~

            Hari ini SeoHyun pasti akan menghadiri pesta bersama orangtuanya. Sebagai sesama pengacara, Appa dan Eomma Taeyeon sering bertemu dengan orangtua SeoHyun, dan mereka berteman baik.

            Ak

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet