Salah Pengertian

Description

Antara menjadi anak yang patuh pada orang tua, atau menjadi anak pemberontak yang mempertahankan pendapat lalu membuktikan bahwa pilihannya benar sampai akhir.

Antara ingin melindungi, menyayangi, dan memiliki namun dihalangi oleh orang yang justru tidak punya wewenang atas itu semua.

Antara terlahir menjadi keturunan Korea atau keturunan China.

Antara rasa mencintai yang membuncah namun tidak perlu untuk mengucapkan janji suci sehidup semati dalam upacara sakral.

 

 

Warning: girl!Tao, age!switch.

Foreword

“Luhan, tolong gandeng Zitao,” perintah mama Zitao yang sudah mengandeng tangan kanan Zitao.

Luhan tersenyum pada Zitao lalu meraih tangan kiri sepupunya untuk digandeng.

Seperti Tuan Putri – seseorang yang dijaga terlalu berlebihan, tapi Zitao tidak pernah memberontak diperlakukan seperti itu, ia justru sangat suka. Digandeng dari dua arah dengan dua orang, membuatnya merasa aman berjalan di Negara yang selalu asing baginya, walau sudah enam tahun ia menetap di Seoul.

Begitu masuk La Categorie, Zitao dan dua keluarganya disambut oleh pelayan yang ramah dan langsung ditunjukkan ke arah meja yang sudah ditempati papa Zitao. Di meja itu Zitao dapat melihat papanya lalu langsung menyorotkan senyum lebar ketika bartatap mata dari kejauhan, papa Zitao tentu mebalas senyum lebar putrinya itu. Papa Zitao tidak sendirian, ada seorang laki-laki yang sepertinya sudah sangat dewasa ketimbang Luhan tapi terlihat lebih muda dari papanya.

Zitao langsung tersenyum kecil saat matanya bertemu pandang dengan laki-laki yang sedang bersama papanya. Tampan, satu kata pertama yang menggambarkan laki-laki itu di benak Zitao. Wajah tegas nan maskulin, tatapan tajam dan senyum lembut saat membalas senyum kecil Zitao. Alis tebal mengingatkan Zitao pada sebuah karakter dari game populer di salah satu jejaring sosial – angry bird? Ah, Zitao tertawa geli dalam hati melihat kemiripan laki-laki itu dengan angry bird.

Dari sudut pandang sebaliknya, laki-laki itu agak terpukau melihat Zitao, anak dari teman baik papanya ternyata masih begitu muda dan lugu. Rambutnya sangat hitam, berponi dan dikuncir dua, mengenakan gaun pendek berwana biru muda dengan corak bunga-bunga, membuat wajah Zitao bersinar. Ia memang sudah tahu bila usia Zitao masih 16 tahun, tapi karena kepintarannya Zitao akan lulus sekolah sebentar lagi. Saat Zitao sudah mendekat pada di meja mereka, ia langsung berdiri dan mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan Zitao.

Raut wajah terkejut terlihat jelas di wajah lugu Zitao, setelah berdiri ia baru menyadari bila laki-laki itu ternyata sangat tinggi, mungkin setinggi Chanyeol atau mungkin lebih tinggi lagi. Laki-laki itu mengulurkan tangannya, otomatis membuat Zitao juga mengulurkan tangannya dan tambah terkejut lagi ketika tangan laki-laki itu terasa sangat besar seperti membungkus penuh tangganya yang mungil.

“Wu Yifan,”  ujar laki-laki tinggi itu, memperkenalkan diri pada Zitao.

“Ini anakku, Zitao,” suara papa Zitao terdengar begitu bangga.

Setelah menjabat tangan, Yifan langsung menyentuh pipi Zitao. “Papamu sering kali menceritakan tentangmu, kau anak yang pintar dan manis.” Lalu yifan tersenyum.

“Terima kasih xianshengYifan,” kata Zitao malu-malu.

Yifan masih tersenyum sambil memandangi Zitao hingga pandangan matanya teralih pada anak laki-laki yang tadi menggandeng Zitao.

“Lalu ini Luhan, keponakanku. Mereka sama-sama anak tunggal, dan mereka saling mengisi peran adik-kakak yang tidak pernah mereka miliki,” jelas papa Zitao.

“Senang bertemu denganmu xiansheng Yifan,” Luhan menjabat tangan Yifan dan tersenyum.

Shushu2mu juga sering membicarakan tentangmu, kau sayang sekali pada didimu, ya?”

Kini Luhan yang mengangguk malu-malu. “Tentu saja xiansheng.

“Nah, sudah perkenalannya. Mari duduk dan kita santap makan malamnya.” Ujar papa Zitao dengan suara ramahnya.

Lalu mereka semua menyantap makan malam mereka dengan hidangan berkelas nan mewah, sambil sesekali membicarakan tentang bisnis keluarga yang difokuskan pada Luhan dan saling mengenal lebih jauh lagi antara Yifan, Zitao, dan Luhan. Seusai menyantap makan malam, Zitao dan mamanya pulang dengan Luhan seperti saat mereka datang ke La Categorie. Sedangkan papa Zitao mengantar Yifan ke hotel tempatnya menginap selama satu bulan ini.

Zitao yang duduk di kursi penumpang sendirian, tetap mengarahkan pandangannya pada jalanan dengan lampu-lampu yang menarik perhatian, tapi pikirannya masih tertinggal di La Categorie saat ia akhirnya tahu siapa Wu Yifan sebenarnya, dan apa urusannya sampai ia harus makan malam dengannya.

 

 


  1. Xiansheng - Mr. atau Tuan (Tuan Yifan)
  2. Shushu - Paman

Comments

You must be logged in to comment
Taoris_Daughter
#1
kembalilah author-nim~
teruskan fic ini :)
Celinda #2
Lanjut dong seru ni kyanya XD