Happy 16 July ! 19th

Happy 16 July ! 19th

Senja memudar oleh tinta pekat hitamnya malam, hanya tinggal hitungan jam hari akan berganti, Mungkin besok berbeda, namun pengharapanku tak pernah berbeda setiap harinya ‘esok’ harus lebih baik dari hari ini. Namun beberapa hari ini aku terlalu takut menghadapi hari esok yang akan datang, dan puncaknya adalah malam ini.

Aku berbaring di atas ranjang yang telah beberapa tahun ini menjadi tempatku melepaskan beban kehidupan dunia. Ingin rasanya aku memejamkan mata, aku lelah, terlalu lelah, tapi aku tidak ingin terlelap karena aku tak mau hari esok datang lebih cepat. Aku memandang jam analog yang terpajang diatas dinding, jarumnya seakan berputar lebih cepat dari biasa. Oh Tuhan siapkah aku menghadapi hari esok? Aku bangun melangkahkan kaki menuju benda kesayanganku, sebuah mini laptop.

Aku membuka file bertuliskan ‘dokumentasi Ah Ra’ kulihat potret diriku ketika tubuhku masih bisa di genggam oleh kedua orang tuaku, kulihat dari pelupuk mata bahagia nya orang tuaku ketika ia mencium pipiku, senyumnya seperti malaikat, wajahnya bersinar, gambar demi gambar berikutnya ketika aku pertama kali mempijakkan kakiku di bumi ini, saat rambutku perlahan mulai tumbuh panjang, ketika aku pertama kali mengabadikan diriku bersama teman-temanku, Ketika pertama kalinya aku berfoto berdua dengan teman laki-laki, Air mataku menetes di pipi, aku tersenyum, hatiku bergetar, banyak perubahan yang terjadi pada diriku dalam potret demi potret, secepat inikah waktu berlalu?

Aku lanjutkan aktivitas memandang potret diri,  ada aku memakai sebuah seragam mungil berwarna hijau, dilanjutkan merah, biru, dan yang terakhir abu-abu, potret inilah yang membuatku gusar, esok hari adalah penentuan seragam warna apa yang akan aku kenakan selanjutnya? Esok hari juga peringatan semakin berkurangnya waktuku untuk hidup di dunia ini.

Aku takut, aku takut jika esok hari berat untuk aku jalani, akan kubawa kemana alur hidupku?

Kudengar ponselku berbunyi, aku menghapus air mata yang membasahi pipi, kuatur nafasku sebelum kemudian kuangkat telponnya.

“Hallo” Ucapku.

“……” tak terdengar suara apapun di seberang sana, aku menoleh pada layar ponsel, unknown number, siapa gerangan yang menghubungiku di tepat jam 12 malam ini? Tunggu dulu aku bilang apa barusan? jam 12 malam? apakah hari benar-benar sudah berganti? Benar, waktu memang cepat berlalu.

‘ting tong’ seseorang memencet bel apartemenku..  Kulihat dari layar monitor bel, Kyungsoo?

Aku membuka pintu,

“Happy Birthdaaaaaay” teriak tiga laki-laki yang aku kenal, Chanyeol, Kyungsoo dan Baekhyun. Mereka menaburkan hiasan-hiasan kertas warna warni ke atas kepalaku kemudian mereka sedikit bergeser ke kanan, seseorang masuk ke dalam apartemenku sambil memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu

My girl turn sweet nineteen today

She’s beautiful, so beautiful

It might get rough sometimes, but I hope she keep her faith

I wish a grabbed  a chance to say to her.. life is too short so take the time and appreciated…

Semua yang tadinya berada diluar masuk ke apartemenku, baekhyun menutup pintunya.

“Saengilchukkahaeyo uri aegi” Ia melontarkan kalimat setelah menyelesaikan lagunya. Kemudian ia menyimpan gitarnya dan mendekatiku, meletakan tangannya di daguku dan perlahan menarik bibirku untuk bersentuhan dengan bibirnya, ia mengecup lembut. Pipiku merah merona dibuatnya, degub jantungku berirama sedikit lebih kuat, semua orang yang berada diruangan ini hanya mengelukan nama kami dan berkata iri.

“Ya ya ! Luheeeen hyung jangan bermesraan sekarang, hargai kami yang ada disini” pekik seorang Baekhyun sedikit mengerucutkan bibir tipisnya. Chanyeol menyerahkan kue ulang tahunku kepada namja chinguku, Luhan. “Ini Kue ulang tahunmu, Luhan Hyung peganglah.”

Luhan memegang kue ulang tahunku, “Sekarang tiup lilinya, sebelumnya lets make a wish” Ucap Chanyeol padaku. “Tunggu biar kami menyanyikan lagu ulang tahun dulu” Ujar Kyungsoo.

Happy birthday to you Happy birthday.

saranghanda uri Ah Ra saengilchukkahamnida…

Aku memejamkan mata dan berdoa ‘Ya Tuhan terimakasih atas kebahagian di tengah malam ini, terimakasih terlah membiarkan dan memberiku kesempatan hidup di dunia selama Sembilan belas tahun ini, semoga kebahagian ini berlangsung sampai tanggal ini selesai dan seterusnya, kabulkan doa yang setiap hari aku panjatkan, Lanjutkanlah studiku di Universitas yang aku inginkan, aamiin semoga orang tuaku sehat selalu dan di beri kesempatan untuk melihatku sukses Aamin’

Lalu aku meniup lilin, Luhan berujar “Semoga di ulang tahunmu ini ada kado terindah untukmu, kau lulus dipengumuman nanti sore, kau harus yakin ini, aku juga mendoakanmu! saranghae”.

                “Nado “ Ucapku padanya.

                “Kau mau kado apa dari kami?” Tanya Chanyeol.

                “Tetap disisi ku sebagai oppa, dan selalu doakan yang terbaik untukku, itu sudah lebih dari cukup oppa” Ucapku, tak terasa air mataku kembali meleleh.

                “Aw, don’t cry uri aegi, oppa akan tetap selalu bersamamu” Ucap baekhyun, menepuk pundakku dan menenang kan aku yang terisak.

                “ Jangan sedih ini hari bahagiamu! Chanyeol oppa akan memberikanmu sebuah hadiah”  Chanyeol membuka dompetnya dan memberikan sebuah voucher belanja, disambut gelak tawa dari yang lain “Ya Ya kalian semua jangan tertawa, Aku memberikan ini agar Ah ra bisa sesukahati membeli sesuatu yang ia inginkan”.

                Tuhan terimakasih atas kado pembukaan di hari ulang tahunku, semoga disetiap menitnya di hari ini semakin bertambah kado special untukku termasuk lulus dari pengumuman itu. Aamiin

Ponselku kemudian bergetar nama Appa dan eomma terlihat dilayarnya….

                ‘Selamat UlangTahun anakku yang cantik semoga cita-citamu terkabul’ Suaranya terdengar dari seberang telepon sana.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet