Compass (Lost with My Dummy Uncle)

Compass (Lost with My Dummy Uncle)

Main cast: Choi Won Hong as Kim Won Hong, and Lee Kwangsoo as Won Hong's uncle.

Support cast: Kim Ha Neul as Won Hong's mother, Kim Jongin EXO as Won Hong's big brother.

Warning: AU, typo(s), ide pasaran (maybe), inspired by Lady Antabellum - Compass, and manymore.

Genre: Family, and parody.

 

 

dedicated to IFK'S event (Drama Week -Family in Action!)

.

.

.

youngdinna presents

.

.

.

Enjoy it!

.

.

.

 

So let your heart, sweet heart

Be your compass when you're lost

And you should follow it wherever it

may go..

When it's all said and done

You can walk instead of run

Cause no matter what you'll never

be alone.. never be alone..

 

 

"Hari semakin gelap saja.. bagaimana ini?" Won Hong hanya memutar bola matanya, jengah mendengar keluhan putus asa dari sosok pria tinggi yang sedari tadi mondar-mandir seperti setrika milik ibunya. Won Hong menepuk pipinya sendiri, hari semakin gelap, dan kini banyak nyamuk yang mulai menggigiti pipi gembilnya, ia menghela nafas. Tak hanya itu saja, sudah tiga -tidak- mungkin hampir sepuluh jam lamanya ia terjebak di tengah hutan pinus bersama pria dungu yang dengan berat hati ia harus akui kalau itu pamannya sendiri.

"Tak bisakah kau berhenti mondar-mandir?! Kau membuatku makin pusing!" sebut saja Won Hong tak sopan, tapi apa daya.. dia benar-benar marah dengan pria di depannya ini. "Kalau saja kau tak mengajakku kemping, ini semua tak akan terjadi!"

"Tapi kau bilang kau bosan di rumah.."

"Rumahmu terlalu kampungan! Aku bahkan tak bisa menonton televisi, karena kau tak punya.." Won Hong menghela nafas lagi. "Kalau eomma tahu anaknya tersesat begini.. aku yakin ia tak akan memaafkanmu." Won Hong menggaruk kasar punggungnya, sepuluh jam tak mandi membuat badannya terasa lengket.

"Mwo?! Hei, aku ini pamanmu Won-ya, sopanlah sedikit!"

"Kau paman yang bodoh!"

"Mwo?! Pantas saja noona menyuruhku untuk mengajarimu, kau memang tak tahu sopan san-"

"Apa yang bisa kau ajarkan?! Kau saja tak bisa menemukan jalan keluar hutan yang katanya sudah kau masuki puluhan kali! Bodoh!" Won Hong berjongkok sambil mendekap ranselnya yang sudah kempes. Makanan yang ia bawa sudah habis, namun perutnya kembali berulah... ukh, ia lapar.

"Apa kau lapar?" Won Hong memilih diam, terlalu malas menjawab pertanyaan bodoh pamannya itu.

"Baiklah.. aku akan cari makanan.. kau tunggu di sini.." sosok Lee Kwang Soo -paman Won Hong- menghilang dari balik pepohonan, entah apa yang ia cari untuk mereka makan, Won Hong harap pamannya tidak memberinya buah atau tanaman beracun. Won Hong menghela nafas sekali lagi, kedua kakinya yang terbalut celana hipster hitam ia selonjorkan.

"Ck. Gara-gara paman bodoh itu.. hipster-ku pasti kotor.." keluh Won Hong sambil memandang sedih bagian belakang celananya yang berdebu. Ini hipster kesayangannya, ia membelinya saat tak sengaja melihat boyband favorit ibunya tampil di televisi, ia bahkan rela menghemat uang jajan untuk membeli hipster g dragon -Won Hong menyebutnya demikian- yang harganya setara dengan uang jajannya selama lima bulan.

Won Hong menopang dagunya, entah kenapa ia jadi kembali teringat pesan ibunya kemarin.

"Jadilah anak yang baik selama bersama paman Kwang Soo, Won-ya.. kau akan banyak menerima pelajaran baru darinya.."

"Pelajaran baru apanya?! Ish.."

 

***

 

"Sepertinya kita harus menginap di sini.. terlalu berbahaya bila kita pulang sekarang."

"Bermalam di sini juga berbahaya.. bagaimana kalau ada hewan buas.." ucap Won Hong pelan. Kwangsoo tersenyum jahil.

"Kau takut, eh?" Won Hong melirik dari sudut matanya, kentara jelas ejekan dari wajah konyol pamannya itu.

"Bukan aku. Aku takut kau tidak bisa mengendalikan diri."

"Aishh.. cara bicaramu terlalu dewasa untuk usiamu, Won-ya.." Won Hong hanya mendengus. Lebih baik daripada kekanakan sepertimu, pikir Won Hong. Won Hong membaringkan tubuhnya lebih dekat dengan api unggun, angin malam sedikit meniup rambut ikalnya.

"Berhenti menatapku begitu." Kwangsoo hanya cengengesan mendengar protes sang kemenakan. Won Hong kembali memejamkan matanya.

"Won-ya?"

"Hn.."

"Bagaimana kabar ayahmu?" Won Hong terdiam, enggan menjawab pertanyaan pamannya. Kwangsoo membuang nafas perlahan.

"Kau tahu? Sebenarnya aku sudah menduga akan jadi seperti ini." Won Hong mengerutkan alisnya. Kedua matanya kembali terbuka dan memfokuskan pandangannya ke arah sang paman.

"Maksudmu?" Kwangsoo menaikkan bahunya acuh.

"Dennis Oh itu orangnya daridulu tak pernah berubah.. Tak pernah jauh dari wanita sejak ia masih muda."

"Paman mengenal ayah sebelumnya?" Kwangsoo mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan Won Hong. "Lalu kenapa paman dulu tak mencegah ibuku?" Kwangsoo menghela nafas. "Paman tahu kalau sikap 'pria itu' jelek, kenapa paman membiarkan ibuku menikahinya?"

"Apa aku harus melarang ibumu jika saat itu ia tengah mengandungmu lima bulan?" Won Hong tersentak, ia tak tahu apa-apa tentang semua masalah dalam kehidupan ibunya di masa lampau.

Won Hong tak pernah mengetahui -atau ia yang terlalu acuh- penyebab ibunya tak pernah mau menyinggung masalah 'pria itu' bila ia iseng menanyakan kabarnya. Won Hong menghela nafas lagi.

"Kau tahu, Won-ya? Aku sangat membenci ayahmu."

"Kau pikir aku tidak?" Kwangsoo tersenyum. "Dialah yang membuat kehidupanku -tidak, kehidupanku dan kehidupan eomma berantakan!"

"Tapi kau begitu mirip dengannya.." Won Hong seketika menatap pamannya, Kwangsoo mengulum senyuman.

"Apa itu artinya paman membenciku juga?" Kwangsoo terkekeh, ia mengacak pelan kepala Won Hong.

"Tidak."

"Kenapa?" tuntut Won Hong.

"Mungkin kau mewarisi sebagian besar rupa ayahmu, kalian mirip.. dulu aku juga tak menyukaimu.." aku Kwangsoo. "Tapi setiap kali menatap matamu-"

"Ada apa dengan mataku?"

"Aishh.. jangan memotong pembicaraanku." keluh Kwangsoo. "Matamu itu... mirip dengan ibumu dan membuatku ingat mendiang nenekmu." Won Hong tersenyum tanpa sadar, entah kenapa ia mulai menyukai momen kebersamaannya bersama Kwangsoo.

'Dia berbeda dengan pria itu..' Won Hong tersenyum sendu. Kwangsoo memang beda dengan ayahnya. Won Hong pernah sekali bertemu dengan Dennis Oh, dia tampan, tinggi, dan berambut gelombang, seperti dirinya. Dulu, Won Hong sempat berharap, mungkin ayahnya itu akan luluh bila mengetahui dirinya sudah berusia tiga belas tahun, mungkin ayahnya akan sembuh dari kebiasaan buruknya yang suka meninggalkan rumah, dan bermain wanita. Namun sepertinya, kenyataan tak berjalan sesuai dengan harapannya. Bahkan sekarang ia dan ibunya tak tahu keberadaan ayahnya itu.

"Hei, sudahlah.. jangan menangis.." Won Hong mengusap cepat kedua matanya yang basah. "Bolehkah aku bertanya lagi, Won-ya?"

"Apa?" sahut Won Hong masih mengusap kedua matanya.

"Kau suka bernyanyi?" Won Hong menatap pamannya.

"Mengapa paman bertanya?"

"Hei, bernyanyi di depan api unggun seperti ini adalah hal yang biasa di lakukan saat kemping."

"Memang paman bisa bernyanyi?"

"Kau menantangku bocah?" Kwangsoo meraih ukulele yang melintang di punggungnya. "Akan kumainkan satu lagu yang mewakili keadaanmu dan keadaanku sekarang."

"Maksud paman tersesat?"

"Yep!" Kwangsoo mulai menyetel ukulele-nya. "Dengarkan ya?"

Won Hong tertawa pelan selama Kwangsoo bernyanyi. Bukan, ini bukan di sebabkan karena logat bahasa inggris pamannya yang berantakan. Entah efek darimana, lagu yang di nyanyikan Kwangsoo seketika membuat bocah berumur tiga belas tahun itu merasa ringan. Kesedihan tentang sang ayah seolah-olah lenyap, hanya ada rasa damai di hati bocah itu.

 

"So let your heart, sweet heart..

Be your compass when you're lost..

And you should follow it wherever it

may go..

When it's all said and done

You can walk instead of run

Cause no matter what you'll never

be alone.. never be alone.."

 

***

 

"Lainkali kalau mau kemping jangan lupa bawa kompas! Kau membuatku cemas, Won.." Jongin terus menggerutu sambil menggandeng tangan adiknya -Won Hong, Ha Neul yang ada di belakang kedua putranya hanya tersenyum.

"Mianhae noona.." ujar Kwangsoo tiba-tiba, Ha Neul hanya tersenyum menanggapi adiknya itu. "Aku sendiri melupakan barang sepenting komp-"

"Gomawoyo, Kwangsoo-ah.."

"Eh?" Ha Neul tersenyum kecil. "Kenapa noona malah berterimakasih?"

"Kau membuat Won Hong tersenyum lagi.." Ha Neul tersenyum menatap tawa Won Hong yang jauh lebih tulus dari biasanya. "Aku sangat berterimakasih.." Kwangsoo menggaruk tengkuknya sambil mengukir cengiran, ia memang tak begitu mengerti ucapan kakaknya ini, namun ia cukup memahami ucapan tersirat sarat ketulusan sang kakak.

"Aku belajar satu lagu yang bagus dari paman Kwangsoo.. kau mau dengar, hyung?"

"Uhm? Boleh saja.. mungkin bisa kupakai untuk menyatakan cinta." Jongin menyahut antusias. Won Hong tertawa lagi, ia lalu mulai menyanyikan satu bait lagu yang ia dengar dari Kwangsoo semalam, pamannya yang bodoh, pamannya yang konyol, namun di satu sisi Kwangsoo adalah sosok yang hangat, orang yang sekarang begitu Won Hong hargai juga ia sayangi.

"So let your heart, sweet heart

Be your compass when you're lost

And you should follow it wherever it

may go

When it's all said and done

You can walk instead of run

Cause no matter what you'll never

be alone.. never be alone.."

 

*FIN

 

Mind to RnR??^_^

 

Kansahamnida@youngdinna

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shin-pads
#1
Chapter 1: Aaaah~ so sweet and fluffy~

Itu ngomong2 lagunya siapa ya, yg dinyanyiin kirin???