200% sure!

Give love

[a/n: not an update, cuma edit beberapa bagian doang kok. hehe]

 

 

MINZY POV

 

"Wah!" tak henti-hentinya aku tanpa sadar bertepuk tangan seraya menonton pertandingan sepak bola. Ah, sebenarnya bukan pertandingannya yang aku perhatikan sedari tadi, melainkan pemain berambut cokelat tua bertampang chinese yang bernomor punggung 7. Terdengar peluit dibunyikan tanda pertandingan berakhir. Tampak sosok yang aku pandangi sedari tadi mengelap keringatnya, ia dikerubuni gadis-gadis yang berusaha menarik perhatiannya dengan menawarkan minuman.

"Aish, mengapa dia harus sepopuler itu? Dan apa-apaan gadis itu berani benar menyentuh mr. x-ku" gumamku sambil menggigiti kuku sambil mengamati seorang gadis menyeka keringat mr.x-ku dengan tangannya. Aku menyebut orang yang ku pandangi sedari tadi mr.x karena aku memang tidak mengetahui namanya. Ya, sedih memang terdengar aku selalu memperhatikan dari kejauhan dan bahkan menyukainya tapi tidak tau namanya.

Aku menghela nafas sambil menyandarkan punggung ke pohon yang sedari tadi aku duduki. "Hei, lihat gadis itu! Selalu nangkring di atas pohon saat jam istirahat. Bahkan aku kira ia penunggu pohon tersebut!" terdengar suara Krystal - si gadis populer menyebalkan dari kelas sebelah - menunjuk terang-terangan ke arahku. Ish, apa salahnya naik ke atas pohon? Dan apa perlu dia membuatku malu dengan menunjuk terang-terangan begitu? Dasar gadis menyebalkan.

Ah, fokus minji fokus terhadap beautiful target-mu itu! Pandanganku menyapu lapangan mencari sosok pujaanku dan gotcha! disana dia sedang bergurau dengan temannya. Oh, betapa tampannya bahkan saat berkeringat. Ap- tunggu! Jangan bilang dia melihat ke arahku. Oh Tuhan, aku harus apa? Semu merah perlahan merambat ke telingaku.

Perlahan aku menuruni pohon dan berlari secepat mungkin menuju toilet. Mencelupkan kepala ke dalam air dingin rasanya menyenangkan, untuk meredakan rasa malu yang mengakar hingga ujung rambutku mungkin. Ya, mungkin aku butuh sedikit es batu, mungkin juga lebih banyak lagi.

 

---------------------------------------------------------------------------------

 

Waktu pulang sekolah merupakan salah satu waktu terbaik dalam hidupku. Aku akan menaiki bus yang sama dengan mr.x- ku itu. Dulunya aku menaiki sepeda untuk berangkat dan pulang sekolah, namun karena aku melihat orang yang kusukai beralih menaiki bus akupun melakukan hal yang sama. Aku jadi teringat suatu kejadian dimana ban sepedaku tertusuk paku. Tadinya saat itu aku pikir akan mati kelelahan karena terpaksa pulang jalan kaki, namun ada seorang kakak kelas laki-laki yang menawarkan tumpangan ke rumah walaupun arah rumah kami berbeda. Sejak saat itu lah aku menyukai kakak kelas penyelamatku, mr.x-ku.

Aku menaiki bus dengan tempat duduk yang sama. Siang ini bus tampak penuh sesak, hanya ada beberapa kursi yang kosong. Aku jadi khawatir mr.x-ku akan beralih menaiki bus yang lain karenanya. Lamunanku terhenti ketika terasa seseorang duduk di sebelahku, refleks aku menoleh dan ohmy jantungku langsung berdetak cepat sekali. Ternyata yang duduk di sebelahku adalah si mr.x-ku!

Aku diam-diam meliriknya. Siang itu, rambut cokelat tuanya dibiarkan acak-acakan, headphone terpasang di kedua telinganya. Dia benar-benar good looking. Seakan air liur menetes dari ujung bibirku, tampangnya yang tampan itu sangat menggiurkan(?)

"hai?" ia melambaikan tangan di hadapan wajahku. Sepertinya aku tertangkap basah, ah pasti wajahku memalukan sekali saat terpaku menatapnya! Malu sekali.

"oh, ah ha-hai!" aku menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.

"hanya penasaran kenapa kau memandangiku sedari tadi. apa sisa pasta tadi ada di wajahku ya," ia mengusap ujung bibirnya yang aku anggap sangat y.

"ah, tidak kok sunbaenim!" jawabku terlalu cepat, salahkan rasa gugup sialanku ini.

Ia tertawa pelan, "sunbaenim? formal sekali. Namaku Xi Luhan, shortly Luhan."

gotcha!

"mh, Luhan-ssi? Luhan-sunbae then?"

"Terserah kau mau panggil apa. hm, sepertinya aku mengenalmu," ia seperti berpikir keras.

Oh Tuhan, aku tak percaya bisa berbicara dengan beautiful targetku selama ini! Bahkan dari dekat wajahnya jauh lebih tampan. Luhan, such a cute name for a cute guy!

"Luhan-sunbae mengenalku?" ujarku tak percaya.

"ya! ah aku mengenalmu. Kau yang terus-terusan mengamatiku itu kan? Temanku bahkan menyangka kau itu penguntit! haha. Siapa namamu?"

Sial, jadi dia sadar juga aku perhatikan. Ah, bodohnya Gong Minji tentu saja dia sadar kalau diperhatikan seperti itu.

"err. ah sunbae bagaimana, mana mungkin aku penguntit! namaku Gong Minji, tapi temanku memanggilku Minzy."

Aku melihat ke luar jendela sebentar dengan panik, "Luhan-sunbae, sepertinya aku harus turun duluan. Senang berkenalan denganmu," membungkuk sekilas kemudian buru-buru turun. Senyum lebar mengembang di wajahku. I think I have a heart attack.

 

------------------------------------------------------------

 

Rutinitas yang sama saat istirahat, menonton pertandingan sepak bola. Kali ini aku duduk di pinggir lapangan bersama penonton lainnya dan bukan di dahan pohon seperti biasanya. Aku tidak mau terlihat bodoh di depan Luhan Oppa untuk kesekian kalinya. Aku mengeratkan genggamku pada kotak bekal di pangkuanku. Tadi pagi aku repot membuat bekal makan siang untuk Luhan Oppa, ah semoga ia menyukainya!

Pertandingan selesai dengan kemenangan di pihak tim Luhan Oppa. Yeay, dia memang hebat. Ya ampun, aku terdengar seperti fans gila, eh apa memang benar ya? Aku tak terlalu peduli, yang penting aku akan memberi bekalku kepada Luhan Oppa. Aku mencari-cari sosoknya, aku bahkan menanyai beberapa rekan setimnya. Sampailah aku di belakang gedung olahraga. Terlihat sesosok laki-laki dan perempuan, tampaknya mereka bertengkar hebat. Tak lama kemudian tiba-tiba si perempuan mencium bibir laki-laki tersebut. Suasana gelap saat itu karena matahari sedang tertutup awan, tetapi ketika awan menghilang tampaklah jelas bahwa laki-laki dan perempuan tersebut adalah Luhan Oppa dan Krystal.

.

1

2

3

.

Air mata menetes dari sudut mataku.

HAHA

Mereka serasi, si tampan dan si cantik.

Tak memperdulikan apapun, aku berlari sambil mengusap air mata yang terlanjur membasahi pipiku. Tak tentu arah, aku berlari sampai dadaku sakit.

Sakit.

Apakah karena berlari sekuat itu atau apa.

Tapi rasanya sakit sekali.

 

-------------------------------------------

 

Hari-hariku kembali ke rutinitas awal. Bangun pagi-sekolah-pulang ke rumah-mengerjakan tugas-pergi tidur. Tidak ada lagi menonton pertandingan sepak bola Luhan-ssi, tidak ada lagi membuntuti Luhan-ssi, benar-benar tidak ada lagi Luhan-ssi. Seminggu ini sangat tenang, tidak ada detak jantung yang berdegup kencang, rasanya hampa.

Aku membawa sepeda seperti dulu, tak ada motivasi untuk naik bus lagi mungkin. Tidak sanggup melihat wajahnya juga, mungkin akan terbayang bayangan saat ia dan Krystal berciuman dan rasanya pasti akan sakit lagi di dadaku. Aku melompat naik sepeda dan bersiap mengayuh ketika sebuah tepukan di pundak mengagetkanku.

"Hei," aku menoleh dan jantungku berdegup kencang.

"Hei sunbaenim," sahutku singkat, tidak berniat mengobrol lebih jauh.

"Dingin sekali sikapmu, "ujarnya dengan wajah pura-pura terluka yang membuatku mau tak mau ikut tertawa juga. "Kau kemana saja? Akhir-akhir ini jarang melihatmu. Rasanya aneh saja, setiap hari biasanya ada sepasang mata memperhatikanmu sepanjang hari dan boom! suatu hari tidak ada lagi. Rasanya, hm apa ya. Hampa?" Damn, you. Luhan-ssi kenapa kau mempermainkan hatiku.

"Mau jalan-jalan? Aku bosan, aku bonceng. Sana kau duduk di belakang," ujar Luhan sambil mengambil alih. Luhan Oppa mengayuh sambil mengoceh tentang apa saja dan aku hanya tertawa. Tentang cuaca, pelajaran kimia yang membosankan, tim sepak bolanya yang berkembang pesat, bahkan tentang adik perempuannya yang cerewet. Perasaan ini tak tertahankan, meletup-letup di dalam dadaku. Aku benar-benar suka padanya.

"Eh,Oppa?"

"Ya,apa?"

"Pa-pacarmu gak marah kalo kita boncengan gini?"

Luhan Oppa tertawa pelan, "pacar apa, aku tak punya."

"Tapi waktu itu... "aku menundukan kepala dan mengeratkan genggaman di pinggang Luhan Oppa, "aku melihatmu dan Krystal yah, kau tau, berciuman."

"Ah, kau melihatnya ya?" terdengah kekehan dari mulutnya. Ia mengakuinya, tadinya aku menolak untuk percaya bahwa mereka bersama. Bodohnya aku. "Tapi aku gak pacaran dengannya." aku mendongakkan kepalaku, terkejut.

"Berciuman tapi tidak berpacaran?"

"Haha, kami sedang latihan untuk drama akhir tahun sekolah. Kenapa? Kau cemburu?" pertanyaan tersebut langsung membuat wajahku bersemu merah seperti udang rebus. "hm, sedikit." Jawabanku membuatnya tertawa makin keras. "Ya Tuhan, kau ini polos sekali. Aku suka dengan tipe seperti itu."

"eh, jadi Luhan Oppa menyukaiku!?"

"Mungkin," Luhan Oppa tertawa lepas sambil mempercepat kayuhannya membuatku memeluk pinggangnya.

Mungkin bukan saat ini, bukan hari ini, bukan minggu ini dan bulan ini. Tapi aku berharap mungkin suatu hari aku bisa merubah jawaban Luhan Oppa dari mungkin menjadi iya, dari iya menjadi tentu saja, dari tentu saja menjadi maukah kau menjadi pacarku. Sampai hari itu tiba, aku akan bersabar menantinya.

 

 

-FIN-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mairimzm #1
Chapter 1: I love stories of minzy and luhan thank you very much
winnerku #2
Chapter 1: yang ini kan? Whoa, luge knp jdi manly gitu haha like it. Minzy eonni!! Polos nian dirimu >.<
I like it! Daebak!
winnerku #3
Chapter 1: yang ini kan? Whoa, luge knp jdi manly gitu haha like it. Minzy eonni!! Polos nian dirimu >.<
I like it! Daebak!
ame112
#4
Chapter 1: Saya suka cara kamu menulis,,, saya bisa merasakan apa yang minzy rasakan,,,, tentunya karna tulisan mu yang, yang, yang luaarrr biasa daebak nya..
Dan saya terjatuh ketika membaca, luhan mengetahui jika minzy seorang penguntit,, dan tidak adakah tempat mengamati lebih baik dari pada nangkring di atas pohon.. Minzy aahh itu terlalu mencolok *nepuk pundak minzy*
Daaann,, thank you sooo much luhan like minzy in ending...
Love you,,, hug you..
~_~
ame112
#5
Yeahhh finally,,,
Ada juga yang membuat hari ku menjadi lebih baik,,
Setelah keterpurukan karna lihat berita baekhun dan taeyeon dating..
I'm in, i'm in and start to reading...
Give love and firts chapter or last chapter, end chapter 200%
Gumawooooo