recode; prologue.

Remembrance

Ponselku berdering di tengah-tengah suasana euforia liburan di sebuah taman bermain. Tanpa basa-basi (karena sudah malas melihat siapa yang menelepon), langsung saja kuangkat telepon itu dan….

 

“Halo?”

 

Aku langsung diam membeku. Suara yang sangat sering kudengar itu, kenapa bisa datang tiba-tiba, pikirku. Suara yang dulu sering membuatku jutek seperti bebek, suara yang pemiliknya selalu membuatku kesal – kenapa dia tiba-tiba meneleponku di saat seperti ini?

Dengan spontan kujawab dengan nada dingin,

 

“Kenapa?”

 

Secepat kilat, aku langsung memutus telepon itu….

 

Aku terbangun karena mimpi itu. Sebuah mimpi yang terasa sangat jarang, tapi terasa begitu nyata. Mimpi itulah yang pertama kali menyangkut seseorang yang berada di lingkungan SMA.

 

Jujur saja, aku tak pernah memikirkan orang yang ada di dalam mimpi itu. Tapi, orang itu memang agak menganggu bagiku – setiap kali dia melihat aku, dia akan menjadikanku korban ‘iseng’ entah dengan cara-carabyang simpel sekali. That’s why, setiap kali aku melihat dia, yang kulakukan adalah mengabaikannya atau meresponnya dengan nada jutek.

 

Kalian mau tahu siapa laki-laki yang kubicarakan saat ini?

 

 

Well, ini dia. Namanya Yixing, dulu kelas sophomore. Dia cukup dikenal di sekolah karena dia merupakan anak klub Basket. Tak hanya itu, dia juga anak Modern Dance dan bisa bermain gitar. Kalian boleh bilang kalau dia sangat keren, tapi menurutku dia adalah laki-laki yang cukup umum (mengingat banyak sekali tipikal anak-anak seperti ini, menurutku).

 

Aku tahu dia pertama kali semenjak class meeting basket empat tahun lalu, dan yang membuatku bisa mengingat dia sampai sekarang adalah cedera lututnya. Aneh bukan? Tapi kejadian cedera itulah yang membuatku dengan mudah mengingat anak ini.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet