woohyun - chorong;

f a l l e n

 

 

image credit to kkeuriseukim tumblr

 

"Aku pernah membencimu tanpa alasan, maka kini aku juga bisa mencintaimu tanpa alasan."

Mengenal Nam Woohyun adalah puzzle paling memusingkan yang pernah ditemui Park Chorong dalam hidupnya. Bermula dari pertemuan yang tidak disengaja dan penuh dengan kesalahpahaman, kebencian itu tumbuh secara alami dalam hati masing-masing.

"Park Chorong, jalan denganku."

Dan itu adalah salah satu hal mengapa Chorong mengutuk keberadaan Woohyun setiap hari; dia seorang lelaki yang tak punya sopan santun. Woohyun tidak mengenal kata 'tolong', 'maaf', terlebih kalimat manis seperti 'bersediakah engkau jalan denganku?'.

"Karena aku memang tidak meminta, Chorong-ah." Woohyun tertawa mendengar gerutuannya. "Aku mentitahkan dirimu untuk jalan denganku." Seringai liciknya benar-benar membuat kepala Chorong serasa direbus. "Berbahagialah, karena banyak sekali perempuan yang rela menggadaikan apa saja asal aku menitahkan mereka untuk jalan denganku."

Chorong berpikir mungkin Tuhan menciptakan seorang Nam Woohyun sejak awal adalah untuk menjadi penghuni neraka, lihatlah kesombongannya yang melebihi Qarun.

"Tidak." Akhirnya Chorong dengan tegas menolaknya.

"Kenapa tidak?"

Rasanya Chorong ingin melempar lelaki di depannya dengan kamus tebal yang ada dalam dekapannya.

Pertanyaan macam apa itu?!

"Apa aku memberimu dua pilihan Park Chorong?" Seringai menyebalkannya benar-benar membuat Chorong menggerakkan tangan untuk membuat kamus tebalnya mencium wajah Woohyun.

Atau tidak.

Dengan mudah Woohyun menangkap lengannya, mengambil alih kamus tebalnya dan mengaitkan jari-jari mereka satu sama lain.

"Aku akan mengajakmu makan di daerah Jamsil, apa kau pernah ke sana?"

*

"Aku mencintaimu karena aku membencimu, dan aku membencimu karena aku mencintaimu."

Nam Woohyun tidak pernah membiarkan Chorong membaca hatinya dengan jelas. Ia selalu mengatakan hal-hal di luar nalar manusia normal (itu karena dia memang bukan manusia normal) dan mengaburkan apa yang sebenarnya Chorong rasakan terhadap dirinya.

Aku membencinya.

"Tentu saja. Aku juga terkadang membencimu yang tidak pernah berhenti merengek saat menginginkan sesuatu."

Chorong memerah menahan malu, atau menahan marah. Dua-duanya sama saja jika ia sedang bersama Woohyun. Chorong jadi kehilangan kemampuannya untuk memastikan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.

"Aku tidak merengek!"

Yang benar saja, Park Chorong adalah perempuan elegan, dewasa, dan kekanakan bukanlah bagian dari kepribadiannya.

"Dan aku membenci sifat keras kepalamu saat kau terpojok."

Chorong bahkan tidak mengerti dirinya sendiri; bagaimana ia tetap bertahan dalam hubungan yang sangat tidak menyenangkan ini jika bertemu dengan Woohyun hanya akan mempercepat proses penuaan wajahnya.

*

"Kupikir kau membenciku?"

Dan Chorong tahu bahwa hatinya adalah pengkhianat terbesar.

"Lucu mengetahui kau masih berpikir untuk meragukan kebencianku." Sahut Chorong pedas, menekan dalam-dalam hatinya yang memberontak.

Aku benci hatiku sendiri.

Tawa Woohyun terdengar lemah kali ini. Tentu saja. Coba saja kau tertawa saat demam tinggi sedang menyerangmu, yang ada kau akan merasa lebih lelah, dan sakit.

Chorong ingat ia sempat melontarkan umpatan 'tau rasa kau!' saat Woohyun mengabari keadaannya yang sedang tidak fit lewat telpon. Dan ia berjanji tidak akan bersedia menjenguk laki-laki itu secara khusus ke kediamannya. Tetapi hatinya mengkhianatinya.

"Suaramu jelek sekali, kau sakit apa?" Tanya Chorong saat Woohyun menelponnya.

"Yeah, aku tahu memang biasanya suaraku seperti suara bernuansa nirwana."

"Woohyun, stop! Aku serius!"

Ada tawa lemah dari seberang.

"Aku demam, apa lagi memangnya? Aku bukan ajhussi-ajhussi yang memiliki komplikasi dengan kesehatan mereka karena usia yang-"

"Aku ada kelas, sudah ya."

Chorong memutuskan line telpon dengan dingin.

Siapa mengira bahwa ternyata kelas yang harus dihadirinya adalah di kediaman Woohyun?

"Kupikir kau membenciku?"

Woohyun mengulangi pertanyaan yang sama saat Chorong meletakkan sekeranjang buah di atas meja.

"Memang." Jawab Chorong pendek, mulai mengupas buah apel dan memotongnya agar mudah dimakan.

"Tapi?" Woohyun menyeringai, tahu sebenarnya ada kelanjutan kalimat dari jawaban Chorong.

Tapi aku lebih benci melihatmu dalam keadaan begini.

"Tidak ada tapi."

Saat hanya senyap yang kemudian menyelimuti keduanya, Chorong mengambil kesempatan itu untuk mempelajari Woohyun lebih dalam.

Kesempurnaan fisik Woohyun adalah anomali dari laki-laki tersebut.

Matanya selalu memancarkan sinar keceriaan namun saat kalimat-kalimat sarkastiknya telah meluncur dari mulutnya, Chorong tersadar itu bukanlah sinar keceriaan. Dia mencemooh.

Hidung dan pipinya terpasang sempurna, jika saja ia tidak mengernyitkan hidungnya lewat cara yang menyinggung saat berbicara atau lesung pipitnya muncul saat ia tersenyum mengejek.

Bibirnya (butuh waktu lama bagi Chorong untuk memberanikan diri menatap bibir itu lekat-lekat) ternyata sangat mengesankan. Sayang Woohyun hanya menggunakannya untuk seringaian menyebalkan atau senyuman menghina.

Yang ditatap sedang terlelap. Dengan nyamannya.

Chorong menghela nafas. Kesal. Tapi tidak tahu pada siapa. Mungkin Woohyun. Atau pada dirinya sendiri.

"Aku pernah membencimu tanpa alasan, maka kini aku juga bisa mencintaimu tanpa alasan."

Chorong berbisik tanpa sadar, mengulangi apa yang pernah Woohyun lontarkan padanya.

Ujung bibir Woohyun tertarik sedikit, namun hal itu lepas dari perhatian Chorong. Matanya sibuk memandang irisan apel yang sekarang berwarna kecokelatan karena yang bersangkutan bukannya mencicipinya malah tertidur.

"Aku tidak tahu apa yang salah dengan diriku." Chorong berbisik lagi pada dirinya sendiri, menggelengkan kepala penuh keheranan mendapati perasaan pedulinya terhadap Woohyun jauh lebih besar dari yang ia bayangkan. Ia beranjak dari kursinya saat suara itu menahannya.

"Itu karena kau mencintaiku."

Chorong merasa seperti remaja labil, emosinya mudah sekali terjun bebas seperti roller-coaster dengan satu kalimat dari mulut Woohyun.

Woohyun tersenyum mendapati Chorong melemparkan tatapan membunuh padanya.

Tentu saja ia tidak tidur, brengsek itu hanya mengetes kesabarannya.

"Aku membencimu." Tandas Chorong berapi-api.

"Karena kau mencintaiku." Woohyun membalasnya, masih tersenyum.

Dan senyum itu bukan senyum mengejek seperti biasa, tapi ada makna lebih di dalamnya.

Ya, Nam Woohyun tersenyum, benar-benar tersenyum dengan lesung pipitnya yang menggemaskan (stop Chorong, kau mulai tertular demamnya). Matanya memancarkan keramahan dan kehangatan yang tidak pernah Chorong dapati sebelumnya.

Duh. Chorong mengeluh. Ia belum siap untuk mengagumi keindahan fisik satu makhluk paling menjengkelkan ini.

"Kemarilah." Vokalnya lemah, namun terdengar kuat, mengintimidasi.

Chorong, kendalikan hatimu!

"Park Chorong, aku tidak memberimu pilihan." Suara Woohyun terdengar semakin mendesak. "Aku menitahkanmu untuk mendekat. Sini."

"Kau brengsek Nam Woohyun! Walaupun dalam keadaan lemah kau tidak sekalipun berujar tolong!"

Chorong menggerutu, tapi toh ia tetap mendekat. Dan senyum Woohyun semakin lebar dengan percik jenaka pada kedua matanya.

Woohyun memosisikan dirinya untuk duduk di atas kasur dan menarik Chorong ke dalam pelukannya.

Chorong terkesiap. Panasnya bukan main!

"Ya Nam Woohyun, apa kau baik-baik saja?" Desis Chorong mendapati tubuhnya sedikit terkejut dengan kontak langsung panas tinggi dari tubuh Woohyun.

Mungkin lelaki ini memang super menyebalkan, tapi demam ini juga super tinggi! Atau karena Woohyun memang ditakdirkan untuk ke neraka?

Chorong, kau gila. Tuhan memberikan kesempatan yang sama pada setiap ciptaan-Nya.

"Park Chorong, dengarkan aku." Nafas Woohyun menampar telinga Chorong dan ia bisa dengan jelas merasakan panasnya.

Chorong ingin Woohyun berhenti bicara tidak masuk akal dan istirahat, tapi ia tahu itu mustahil.

"Membencimu, mencintaimu, keduanya sama saja. Aku membencimu dan dirimu tetap akan selalu ada dalam ingatanku. Aku mencintaimu, dirimu pasti juga ada dalam ingatanku. Aku membencimu, tapi tidak selamanya kau akan merengek dengan menyebalkannya, aku mencintaimu pun belum tentu kau benar-benar akan berhenti merengek dengan menyebalkannya."

Chorong kini sudah tidak mengenali panas tubuhnya sendiri.

"Aku bukanlah laki-laki terbaik atau teromantis yang pernah kau temui, tetapi aku memahami dirimu jauh lebih baik dari dirimu sendiri."

"Yang benar saja, itu sudah keterlaluan, Nam Woohyun. Apa sebenarnya yang kau pahami tentang diriku?" Chorong melepaskan pelukan mereka dan dengan lengannya mendorong dada Woohyun yang cukup untuk membuat jarak antara tubuh mereka.

Mata mereka seketika beradu. Chorong menatapnya tak suka (kau menatapnya dengan penuh keingintahuan, Chorong-ah) sedang Woohyun masih setia dengan tatapan hangatnya.

"Kau bahkan tidak tahu kalau kau mencintaiku."

"Aku membencimu."

"Karena mencintaiku. Dan kau tidak pernah membenciku karena secara teknis kau tidak mencintaiku. Kau masih ingat tentang pernyataan itu kan?"

Mungkin sudah saatnya Chorong pasrah dengan semua teori absurd yang Woohyun jejalkan padanya. Ia sudah kehabisan akal untuk melogikakan semua perkataan Woohyun.

Dan saat bibirnya kemudian merasakan panas yang menyengat dari ciuman lembut Woohyun, Chorong berhenti mencoba mengikuti akal dan lebih menuruti hatinya.

"Aku membencimu, Nam Woohyun." Bisik Chorong di sela ciuman mereka.

"Karena kau mencintaiku." Woohyun masih tetap bertahan pada logika absurdnya.

*

Esoknya Nam Woohyun sudah terlihat sehat saat menghadiri kelas sainsnya.

"Ya Woohyun-ah! Di mana Chorong?" Yoon Bomi bertanya perihal ketidakhadiran sahabatnya pada mata kuliah bahasa.

"Dia di rumahnya, beristirahat."

"Apa?! Apa yang terjadi?! Ya, apa yang kau lakukan padanya?!"

"Tidak ada."

"Lalu kenapa dia harus beristirahat?"

"Karena demam, apa lagi?"

*

"Nam Woohyun sialan!" Chorong menggerutu dalam selimut di atas kasurnya, termometer di atas meja menunjukkan bahwa panas tubuhnya mencapai 40o C.

Ia merasa pening. Pusing. Mual.

Aku benar-benar membencimu, Nam Woohyun!

 


 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
xlovemex #1
<3
eonnifan
#2
Chapter 2: omg
i cant handle.. omg... why so cute
eonnifan
#3
Chapter 2: omg
i cant handle.. omg... why so cute
DeerLuvian #4
Chapter 2: Baru nemu ff ini ..
aaaaaaaaa~~~~~
Sweeettt bangeeetttttttt ..
Sumpah..
Meleleh bacanyaa ... :D
Good Joob Authornim buat pinkfinite lagi yaa .. :D
ndreeanny #5
Chapter 1: nam woohyun,, i've already fell in love with him
ngeselin tapi ngangenin
i miss u cheesy Nam!
airinreming #6
Chapter 1: waaa... cute couple.. the story is sooo sweeet..
NanaJungCass #7
Chapter 1: Woorong!!!! OMG my woorong feels~
Hahaha ending nya lucu...
Jerk woohyun and innocent chorong hahaha
Karakter ini emang paling cocok buat my woorong! XD
You're doing a great job authornim! :D
sourjongie #8
Chapter 2: howon-bomi.. ini ceritanya sweet banget;;;
helloimiga
#9
Chapter 2: Bomi Howonn~~ ya ampun authornim. ceritanya manis banget. ya ampun, kenapa jadi suka couple ini.. ahhh Howon-ssi :3 More HoMi please :D