First

Friendship

Oh Sehun. Jung Daeun telah mengenalnya lebih dari 15 tahun, saat keduanya menjadi tetangga di sebuah lingkungan perumahan di pinggir kota, jauh sebelum kepopuleran anak laki-laki itu menjadi nyata seperti saat ini, jauh sebelum kenyataan mengenai dan memisahkan mereka.

Sehun memiliki banyak teman, namun tiap kali dia membutuhkan sebuah sudut pandang baru, dia akan mendatangi Daeun. Dan mereka biasanya akan berdiskusi mengenai banyak hal, cita-cita dan ambisi mereka, atau hanya sekedar bergurau akan seluruh angan dan harapan naïf keduanya ketika dewasa kelak.

Ada masa dimana waktu membawa orang baru dikehidupan mereka, namun mereka selalu dapat menemukan satu sama lain dan kembali bersama hingga menjadi sepasang sahabat. Tidak ada orang yang dapat mengerti Daeun seperti Sehun, dan tidak ada orang yang paling mengerti Sehun selain Daeun.

Kelas 3 sma tidak pernah menjadi sesibuk ini untuk Sehun yang sedang menyiapkan dirinya untuk debut di salah satu agensi terbesar di Korea. Tidak banyak waktu dia habiskan di sekolah dimana dia selalu menyukai saat-saat yang dilewatkan di sekolah. Dia merindukan teman-teman kelasnya, terutaman Daeun.

Setelah hampir 2 minggu beberapa pelajaran dilewati karena jadwal rekaman, latihan menari, atau sesi foto, hari Senin itu, dia mendapatkan waktu luang untuk berada seharian di sekolah.

Bel berbunyi seolah memberi pesan jam istirahat telah dimulai, Sehun segera keluar dari kelasnya menuju kelas Daeun. Dari balik jendela kelas, Sehun melihat sosok Daeun yang masih menyalin catatan dari papan tulis. Tidak lama setelahnya, gadis itu menutup bukunya dan membereskan beberapa buku serta kertas yang berceceran di atas mejanya.

Sehun memperhatikan dari kejauhan, dan mendapati dirinya ikut tersenyum ketika Daeun tersenyum saat membaca pesan singkat darinya lalu mencari sosok yang dimaksud sebelum akhirnya mata mereka bertemu satu sama lain.

Dengan semangat sambil membawa kotak makannya, Daeun berlari menemui Sehun di depan kelas. Sehun menyambutnya dengan senyum manis yang membuat kerutan di sekitar mata kecilnya terlihat.

“Sehunaa~” Sapa Daeun ceria

“Dani! Pipimu terlihat semakin gemuk!” Kata Sehun

“Ya, hunie. Hampir 2 minggu, dan hanya itu yang bisa kau katakan padaku?” Wajah ceria Daeun berubah datar setelah mendengar kata-kata Sehun.

Tawa kecil Sehun pecah melihat reaksi Daeun yang dia sudah rindukan.

“I’m just kidding. Let’s go!” Kata Sehun meraih bahu Daeun lalu berjalan menuju taman belakang sekolah, tempat favorit mereka.

“Jadi persiapan debutmu sudah beres?” Kata Daeun sambil sibuk mengeluarkan sandwich daging asap untuk dibagi berdua dengan Sehun.

Sehun jarang membawa makan siang, dan dia juga tidak menyukai keramaian di kafetaria, karena itulah Daeun sering membawa dua porsi makan siang, untuknya dan untuk Sehun.

Laki-laki itu mengangguk singkat lalu meraih potongan sandwich yang diulurkan padanya.

“Kau sangat beruntung Sehunie!” Kata Daeun sambil menggigit roti lapisnya.

Sehun mendengarkan Daeun lalu mengangguk mengamini kata-kata sahabatnya itu.

“Segeralah debut, nanti kita bisa bertemu di panggung siaran!” Katanya singkat

Daeun mengangguk mantap, “Doakan aku, oke?!”

“Oke!”

“Dan kau tidak boleh melupakan aku!”

“Tidak akan pernah!”

“Yakin?” Mata Daeun menyipit seolah tidak yakin pada jawaban Sehun

“Yakin!” jawabnya singkat.

“Janji?!” Daeun mengulurkan kelingking kecilnya kehadapan Sehun.

Laki-laki itu melihat jemari di hadapannya lalu matanya berpindah ke wajah Daeun “Janji!” Katanya setelah melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Daeun.

-------

Minggu kedua di bulan Februari merupakan minggu kelulusan bagi pelajar sekolah menengah atas. Hari yang sudah ditunggu oleh sebagian besar pelajar yang akhirnya berhasil melewati 3 tahun belajar yang melelahkan tapi juga menyenangkan untuk dihabiskan.

Meski hari sangat dingin, tidak mengurangi suasana keceriaan di ruang pertemuan yang dipenuhi pelajar tingkat akhir.

Daeun terlihat duduk sambil tertawa kecil memperhatikan teman-teman wanitanya bergurau. Wajah putihnya terlihat pucat karena udara dingin. Sesekali matanya bergerak ke seluruh ruangan mencari sosok seseorang.

Will he make it? Tanyanya dalam hati.

“Daeunie, kau kenapa?” Tanya Seyeon salah satu teman wanitanya pada Daeun yang terlihat tenggelam dalam lamunan.

Daeun menggeleng singkat padanya lalu kembali menyimak percakapan teman-teman wanitanya.

Hampir setengah jam upacara kelulusan dimulai, telepon genggam Daeun bergetar dalam kantung seragamnya. Sebuah panggilan telpon dari sebuah nomor yang tidak ketahui.

“Dani” sebuah suara terdengar segera setelah Daeun menerima panggilan.

“Sehuna?” Daeun mengenali suara tersebut.

“Dani, kau duduk dimana?”

“Yah, Sehuna. Kau dimana? Aku duduk di baris ketiga tidak jauh dari pintu masuk” Ucap Daeun sambil memperhatikan tiap sudut mencari  sosok Sehun.

“Oke, Aku sudah melihatmu!” Sehun berkata lalu mengakhiri panggilan.

Daeun belum dapat melihat sosoknya, matanya masih terus mencari sampai akhirnya mendarat pada seseorang di pintu masuk selatan. Laki-laki itu mengenakan coat hitam menutupi seragam, kulitnya pucat akibat udara dingin. Daeun hampir tidak dapat mengenalinya karena rambutnya telah berganti model.

Sehun berjalan mendekatinya lalu duduk di sampingnya, di tempat yang telah disisakan Daeun untuknya.

“Sehuna. Your hair?!” Daeun masih tampak terpesona. Bukan hanya karena rambut cokelat sehun yang berpotongan dewasa, juga karena wajahnya yang terlihat lebih tampan.

“Ah, apakah buruk? Kau tidak menyukainya?” Sehun mengusap rambutnya dengan ekspresi penyesalan.

“Eh. Tidak. Aku menyukainya. Sangat cocok untukmu!” Daeun segera memperbaiki nada bicaranya dan menunjukan senyumnya membuat anak laki-laki itu tersipu. Dibalik ketampanan yang dimiliki Sehun, sehun hanyalah seorang laki-laki pemalu.

Pidato dari perwakilan guru ataupun kepala sekolah nampak tidak penting lagi untuk Daeun dan Sehun. Mereka sering kedapatan tertawa saat membuka lembar demi lembar buku tahunan milik Daeun yang dipinjamkannya pada Sehun.

Seusai upacara kelulusan berakhir, banyak gadis tampak berfoto dengan Sehun, namun Daeun tidak mempermasalahkannya, sudah biasa baginya melihat hal seperti itu mengingat Sehun merupakan salah satu yang popular di sekolah, apalagi dia sudah menjadi selebritis sekarang.

Daeun memperhatikan jam tangannya, sudah siang, dan dia harus pulang. Dia mencari Sehun untuk bertanya apakah dia akan ikut pulang bersamanya.

“Tidak bisa Dani-ah! Aku setelah ini harus pergi untuk latihan. Kau pulanglah lebih dulu!” Kata Sehun yang ditemuinya di loby sekolah setelah berfoto bersama teman-temannya.

“Oh. Okay. Take care, Hunie!” Daeun berkata singkat. Raut wajahnya tersirat sedikit kekecewaan.

Ada rasa sedih mengingat mulai dari sekarang, mereka tidak akan pernah lagi menghabiskan makan siang bersama, tidak akan sering bertemu dan bercanda, tidak akan pernah jalan atau naik bis bersama sepulang sekolah. Kekhawatiran akan persahabatan mereka yang pasti akan berubah setelah kelulusan mulai memenuhi kepalanya membuat dadanya sedikit sesak.

Daeun berjalan perlahan menuju gerbang sekolah sebelum dihentikan oleh sebuah panggilan di belakangnnya.

“Daniah!”

Daeun tersentak lalu menengok kearah suara tersebut. Sosok Sehun terlihat berlari menujunya.

“Here!” Kata Sehun sambil mengulurkan sebuah buket bunga berwarna kombinasi merah muda dan putih.

“Huh?” Daeun nampak bingung, menatap bergantian kearah Sehun dan buket bunga.

“Aku tidak sempat membelikanmu hadiah kelulusan. Sebagai gantinya, aku hanya bisa menyiapkan ini. I’m sorry” Kata Sehun sambil menggaruk kepalanya.

Udara dingin yang dapat dirasakan Daeun seolah terganti dengan kehangatan dari kebaikan yang Sehun berikan padanya saat itu.

Daeun tersenyum dari kata-kata yang diucapkan Sehun. Singkat namun baginya, sangat bermakna. Daeun tidak butuh kata-kata yang kebanyakan hanya sebuah omong kosong, dan dia senang bahwa sahabatnya mengerti akan hal tersebut dan memilih sebuah buket bunga sebagai medianya untuk berbicara.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
angelily95
#1
Chapter 1: That's the end??

Hi, I am a malaysian. I was surfing daeunxSehun fic and I found your. You write it so well. :) good job.