Treasure [ Chapter 5 ]

Treasure [ Chapter 1 ]

T.O.P POV

Aku duduk di depan tenda Kang bersaudara. Kulihat sekeliling. Bagaimana aku dan Bom bisa melanjutkan perjalanan? Mobil safari yang Bom temukan rusak dan kutinggalkan begitu saja di tengah gurun. Jika aku kembali ke sana, aku mungkin akan kembali ke sini dalam keadaan tak jauh berbeda dari sebelumnya. Lagipula, Bom ternyata mudah lelah. Aku tidak mau membuat dia pucat dan tak sadarkan diri lagi. Aku melamun sampai aku dikagetkan oleh Daesung.

"Ada apa? Tenang, Bom sudah sadar. Sekarang dia sedang makan bersama Minji." Daesung duduk di sampingku. Mungkin dia dapat membantuku.

"Kau punya kendaraan? Kami harus melanjutkan perjalanan."

"Ada. Kami punya beberapa kuda."

"Boleh kupakai satu? Kumohon. Kami tak mungkin jalan kaki. Bom mudah lelah."

"Mungkin kalau barter bisa." kukeluarkan dompet dari saku celanaku dan menunjukkan beberapa lembar uang ribuan pada Daesung. Namun Daesung menggeleng.

"Kami tak pakai uang. Kami melakukan barter. Mungkin jika kau punya beberapa ekor kambing atau banyak bahan pokok, akan kuberikan kau kuda."

Aku mendecak kesal. Sialan. Mau dapat kambing darimana?! Sekilas kudengar suara tawa dari dalam tenda. Suara Bom.

Park Bom, tolong aku. Tolong perjalanan kita.

***

Bom POV

Aku dan Minji tertawa bersama. Sesekali kuperhatikan wajahnya. Dia sangat manis dan sangat mirip dengan kakaknya, Daesung. Sayang dia hanya manusia virtual dari simulator.

"Rambut unnie bagus sekali. Kukepang ya?" aku mengangguk dan Minji mulai mengepang rambutku. Sesekali dia menyisirnya agar mudah diatur. Kukeluarkan peralatan make-up dan mulai memoles wajahku yang terlihat pucat. Aku jelek sekali, batinku. Aku memakai bedak dan mengoleskan pemerah bibir. Minji berhenti mengepang rambutku.

"Kenapa berhenti? Sudah selesai?" aku membalikkan badan dan melihat Minji memperhatikanku lekat-lekat. Kepangannya masih setengah jadi.

"Itu apa? Unnie jadi makin cantik setelah memakainya." Minji berbicara sambil menunjuk peralatan make-up milikku. Aku tersenyum.

"Ini namanya make-up. Minji mau coba?" Minji mengangguk antusias. Kudandani wajah Minji. Kupertegas garis matanya dan kupakaikan lipgloss agar bibirnya mengkilap. Kutunjukkan cermin.

"Lihat. Minji juga jadi makin manis." Minji sekali lagi mengangguk kemudian memelukku. Sekilas kulihat Seunghyun sedang berbicara dengan Daesung. Mungkin soal kendaraan, karena hanya itulah yang kami butuhkan saat ini. Tiba-tiba sebuah ide melintas di benakku.

"Minji, kalau kuberikan peralatan ini untukmu, bagaimana?" Minji langsung melepas pelukannya dan menatapku.

"Jinjja?!"

"Tentu! Tapi, bujuk kakakmu agar memberikan kendaraan pada Seunghyun, ya?"

***

Mengendarai seekor kuda memang harus dilakukan oleh seorang ahli! Badanku melonjak-lonjak karena Seunghyun kebingungan bagaimana mengendalikan kuda yang diberikan oleh Daesung. Padahal ini adalah kuda paling jinak dan paling mudah diatur menurut Daesung.

"Seunghyun! Pelan-pelan. Badanku sakit, jangan suruh kudanya berlari. Lagipula, kata Minji daratan baru sudah dekat." aku menepuk bahu Seunghyun. Laju kuda semakin melambat.

"Hm, ngomong-ngomong, terimakasih. Kalau kamu tidak membujuk Minji mungkin kita akan jalan kaki lagi." Seunghyun berbicara sambil terus fokus mengendalikan kuda. Pipiku tiba-tiba menjadi panas. Ini adalah ucapan terimakasih paling manis yang pernah diucapkan Seunghyun selama kami menjadi teman perjalanan. 

"Sama-sama. Kamu juga tidak perlu khawatir. Aku sudah sehat, kamu tidak perlu panik lagi."

"Nae. Aku mau menunggang kuda ini dengan cepat sekarang, aku sudah tahu caranya. Jadi, pegangan yang erat." Seunghyun tiba-tiba menarik tanganku menuju pinggangnya dan mulai menunggang dengan cepat. Tanpa sadar kueratkan peganganku pada pinggang Seunghyun. Eh, tunggu dulu.

Ini berarti aku memeluk Seunghyun dari belakang...

Kucoba untuk melepaskan pelukanku, namun Seunghyun menahannya.

"Jangan dilepas. Nanti kamu jatuh." aku mengangguk dan menyembunyikan wajahku di punggung Seunghyun. Samar-samar tercium wangi dari eau de cologne yang dia pakai. Wanginya sangat maskulin. Kurasakan hawa teduh di sekitarku. Kudongakkan kepalaku. Kulihat pepohonan hijau. Tidak ada hamparan pasir lagi di sekitarku. Ini daratan baru!

"Kita sudah ada di daratan baru!!~~" aku berteriak kencang. Seunghyun mendengus mendengar teriakanku yang tepat di telinganya. Kuda pun berhenti di depan sebuah sungai yang lebar.

"Ini sungai yang harus kita sebrangi. Sebaiknya kita bermalam di sini saja. Aku akan membuat rakit untuk ke sana." Seunghyun menunjuk sungai. Riak-riaknya sedikit membuatku takut.

"Kamu bisa membuat rakitnya, kan?"

"Sure, but please can you release your hand from my body? I know I'm hugable but not now." aku segera melepaskan pelukanku. Seunghyun tertawa. Tawanya sangat renyah dan membuatku semakin malu. Kurasakan wajahku memerah. Aku langsung turun dari kuda dan pergi mencari kayu untuk bahan membuat api nanti malam.

***

Seunhyun terus mengikat kayu yang dia temukan di sekitar dan mengikatnya dengan rotan, tanpa memedulikan makanan yang sudah kusiaopkan sedari tadi. Semuanya dari bekal yang kubawa. Sosis dan jagung bakar serta mi cup. 

"Makan dulu. Mi cupnya nanti dingin dan tak enak." aku menyodorkan mi cup untuk kesekian kalinya pada Seunghyun. Akhirnya dia memakan mi cup tersebut meski tetap mengerjakan rakit yang sudah dia janjikan padaku.

Kuperhatikan Seunghyun diam-diam. Dia sudah membantu banyak hari ini. Membawa mobil, mengurusku sampai marah-marah di tenda Kang bersaudara, menunggang kuda, menyalakan api dan sekarang membuat rakit yang akan kami gunakan besok untuk menyeberangi sungai. Terkadang aku merasa jadi teman perjalanan yang tidak berguna. Aku hanya merepotkan Seunghyun. Hal yang bisa kulakukan hanyalah menemukan benda dan membuat makanan.

"Jangan perhatikan aku begitu. Aku tahu aku ini tampan. Kau ingin dipeluk atau bagaimana?" Seunghyun mengagetkanku yang sedang memerhatikannya. Menyebalkan. 

"Siapa yang ingin dipeluk?! A-aku hanya melihatmu bekerja!" aku membalikkan badan. Kurasakan pipiku memanas dan memerah. 

"Dasar aneh. Kalau mau juga tidak apa-apa. Aku dengan senang hati akan melakukannya." Seunghyun menghampiriku sambil memakan mi cupnya.

"Enak saja. Sudah sana selesaikan rakitnya!" aku memalingkan wajah agar Seunghyun tak tahu kalau wajahku memerahku.

"Sebentar, aku lelah. Tak terasa misi kita sudah hampir selesai. Kita akan segera keluar dari simulator ini."

"Dan nanti Choi Seunghyun akan melupakan Park Bom si wanita aneh kan? Akan terus jadi rapper kampus, akan terus populer, akan terus dikerubungi orang-orang sedangkan Park Bom akan terus sendiri, akan terus makan di pojok kafeteria dan diam di perpustakaan. Hanya simulator ini yang bisa membuat kita setidaknya duduk bersebelahan begini." aku refleks menutup mulutku. Park Bom bodoh! Seunghyun akan tahu semuanya kalau begini!

"Apa maksudmu?"

"Lupakan saja. Aku mau tidur."

 

 

To be continued....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lalita25 #1
Chapter 6: Yaampun endingnya kocak abis =)))))
Menghibur banget :D
Mm, boleh kasih beberapa komentar? Maaf ya kalo kesannya sombong bin sotoy, hehe.
Pas di awal kayaknya gak dijelasin dongwook bisa utang banyak gitu gmn caranya, sebagai adik yg baik, harusnya tabi menyelidiki dulu baru bayar utang.
Bagian perjalanannya kurang seru, harus banyakin baca percy jackson biar makin jos bikin cerita genre kyk gini. Krn scene banyak terjadi di perjalanan, mungkin cerita pas perjalannya bisa dibikin lebih rinci. Jadi biar kesannya gak lompat langsung gitu, ada prosesnya.
Scene romantisnya udah dapet bgt loh, aku senyum senyum creepy pas baca =)) jgn2 kamu di dunia nyata orangnya romantis ya? Makannya kalo nyeritain adegan romantis dapet bgt.

Overall, ceritanya kece abis. Tiap chapter selalu nagih buat mencet "next". Good job authornim :)
lalita25 #2
Chapter 1: Interesting plot! Yaampun aku ngerasa aneh komen pake bahasa padahal biasanya pake bahasa inggris ><
Bagus ceritanya, lanjuuut ke chapter selanjutnya :D
ToshiFumi
#3
Kenapa chapter satu diletak di foreword? O.O
aestigmatism
#4
Chapter 6: wkakakak endingnya seru+kocak abis author! ampe ketawa2 sendiri XD good job good job~

next fanfic ya thor :DD
auroramikaela #5
Chapter 6: EndingNy kocak bin ajaib author......hahahahahaha
Good job....

Ditunggu cerita yg LaenNy.... Semangat....
auroramikaela #6
Chapter 5: Ayooooo udah mulai ada rasa ya.....hehehehe
aestigmatism
#7
Chapter 5: omg TOP meluk Bom selama Bom tidur?! btw author-nim, nae yeojachinguga doeejullae artinya apa? maaf gaterlalu ngerti bhs korea ㅡㅡ)"
aestigmatism
#8
Chapter 4: wkwkwk Bom mah emg udah cantik kalo didandanin pasti makin cantik :DD
auroramikaela #9
Chapter 4: Aduh Park Bom keceplosan deh..... heheheheheh
aestigmatism
#10
Chapter 3: sosweetnya TOP XDD update soon update soon!!! :))