Sepotong Hati yang Baru

This is Love (One-Shot Collection)
Please Subscribe to read the full chapter

Maaf untuk typo-nya “Happy reading”

 

 

 

“Maafkan aku” kata Nichkhun lirih.

 

Aku masih menundukkan kepalaku semakin dalam.

 

“Sungguh, aku minta maaf. Tolong jangan seperti ini.” Kali ini Nichkhun menggenggam tanganku erat.

 

Justru dengan dia menggenggam tanganku, membuat hatiku semakin sakit. Aku tak mungkin bisa mendapatkan genggaman itu lagi. Genggaman yang selalu menguatkanku, meyakinkanku dan sekarang menyadarkanku, kali ini berbeda.

 

“Kau baik-baik saja? Tolong berhentilah menangis. Kau boleh memakiku, kau boleh memukulku. Asalkan kau berhenti menangis.” Nichkhun mencoba melihat wajahku yang masih menunduk dalam.

 

Sungguh, aku tidak baik baik saja. Bagaimana bisa ini terlihat baik-baik saja. Apakah kau tidak dapat melihat dengan jelas? Aku tertunduk menangis kelu. Air mataku tak dapat ku cegah lagi. Kau seharusnya sudah paham, ini terlalu menyakitkan untukku, bahkan ini dapat membunuhku.

 

“Woo, bicaralah! Jangan seperti ini.”

 

“Kau ingin mendengar apa dariku?” Kali ini kuberanikan diri menatap matanya. Mata yang dulu hanya untuk melihatku, mata yang dulu hanya mengagumiku, mata yang dulu hanya menangis saat aku terluka, mata yang dulu hanya menangis saat aku bahagia. Yang sekarang sudah tak kumiliki lagi. “Apakah jika aku memintamu untuk tidak meninggalkanku, kau mampu untuk melakukannya?”

 

“Maafkan aku.” Nichkhun menggigit bibirnya dan  menunduk, tak berani menatapku lagi, dia ikut menangis.

 

“Pergilah!” Satu kata terakhir yang mampu kuucapkan pada Nichkhun. Dia menggelengkan kepalanya dan lagi mengucapkan kata yang sama, yang membuatku muak, maafkan aku.

 

Apa dengan kata maaf semua akan baik-baik saja. Bahkan jika ribuan kali dia mengucapkannya, hatiku tetap sakit, sesak didadaku tak berkurang, air mataku tak berhenti, ribuan jarum masih bersarang di jantungkku.

Aku tak berlebihan, tapi itulah yang aku rasakan saat ini, aku seperti terjatuh dalam palung samudera yang terdalam. Jika itu memungkinkan terjadi, maka aku akan membiarkan diriku tenggelam. Biarlah air yang mengisi rongga dadaku, sampai aku tak bernafas lagi, maka dengan begitu aku tidak dapat merasakan sakit yang menikam tubuhku ini.

 

Aku menarik tanganku dari genggamannya dengan paksa. Air mata masih mengalir deras dari mataku. Aku tak peduli dengan tatapan orang-orang di restoran yang menatapku iba atau mungkin terganggu dengan isakanku yang mulai tersengal. Aku menarik nafasku dalam dan mengeluarkan perlahan, memilih kata yang tepat yang mampu membuatnya pergi saat ini juga. Aku tak mampu berhadapan dengannya lebih lama lagi, sungguh ini terlalu menyakitkan.

 

“Khun, aku sudah memaafkanmu. Aku tidak mungkin memaksamu untuk tetap berada disampingku, jika sudah jauh-jauh hari wanita itu telah menggantikanku dalam hatimu. Aku sudah lelah, untuk meyakinkan hatiku agar tetap tegar. Aku lelah untuk berusaha membuatmu tak berpaling dariku. Bohong, jika sekarang aku telah rela melepasmu. Bohong, jika sekarang aku tak ingin membunuh wanitamu itu, agar kau tetap bersamaku. Tapi percayalah, aku akan berusaha semampuku untuk menerima kenyataan ini. Kenyataan bahwa bukan aku lagi yang bisa membuatmu bahagia, tapi wanita itu. Jadi sekarang aku minta, pergilah! Dan tenanglah, aku juga akan bahagia.” Aku mencoba menghapus air mataku dan sekuat mungkin menarik bibirku untuk memberikan senyumanku.

 

Aku melihat Nichkhun menganggukkan kepalanya, kemudian dia perlahan bangkit dari kursinya, menatapku dalam diam dengan matanya yang berkaca-kaca. Kemudian dia membalikkan badannya dan melangkah pergi, meninggalkanku. Benar-benar meninggalkanku.

 

Kalian tau, rasanya aku ingin berteriak sekencang mungkin ‘JANGAN PERGI’ bahkan aku tak perduli jika pita suaraku sampai rusak, asalkan Nichkhun tidak pergi. Rasanya aku ingin berlari mengejarnya dan menahannya ‘Jangan Tinggalkan Aku, Karena Aku Bisa Mati Saat Ini Juga’ bahkan aku tak peduli jika aku harus berlari diatas pecahan kaca, asal Nichkhun tidak meninggalkan aku.

 

Tapi aku masih tak bergerak dalam kursi yang kududuki sejak satu jam yang lalu. Energiku habis oleh air mata yang tak kunjung berhenti. Tubuhku melemas, tak kuat menahan ratusan kilogram beban yang ditimpakan ke kepalaku. Dengan sisa tenaga yang kupunya, aku menghubungi seseorang untuk menjemputku. Aku tak mampu berjalan lagi, bahkan satu centipun untuk melangkah pulang.

 

Aku masih ingat betul. Satu tahun yang lalu, ditempat yang sama ini, kau adalah Nichkhun yang membuatku menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini. Bagaimana tidak, Nichkhun menyulap restoran ini menjadi tempat yang dipenuhi ratusan lilin kecil dengan bunga sebagai penghiasnya dan tentunya hanya aku dan Nichkhun sebagai pengunjungnya. Dan Nichkhun mengucapka kata yang mampu membuatku menangis terharu. Jika kau jadi aku, mungkin kau akan terbang kebulan saat itu juga. Aku tidak berlebihan, tapi itulah yang aku rasaan saat dia melamarku dan menyematkan cincin batu bulan di jari manisku.

 

Saat seorang datang dan menepuk bahuku. Aku tersadar bahwa tempat ini sudah menjadi padang pasir yang menebarkan debu penuh kesedihan. Aku hanya tersenyum miris melihat cincin yang masih terpasang manis di jariku. Kemudian aku hanya pasrah saat seseorang menuntunku untuk meninggalkan tempat ini.

 

*** 

 

 

 

 

“Bangunlah, kau harus makan. Air matamu tak akan membuatmu kenyang.” Kata Minjun hyung  yang entah sudah puluhan kali menyuruhku makan. Aku bosan mendengarnya untuk makan, untuk bangun, untuk berhenti menangis, untuk bersabar, dan untuk melupakan Nichkhun. Hei, gampang sekali dia bicara seperti itu. Tanpa Minjun hyung bilang pun, aku ingin makan, aku ingin berhenti menangis, aku ingin bersabar, aku juga ingin melupakan Nichkhun.

 

Minjun hyung tak tahu, bagaimana rasa sakit yang bersarang dalam dadaku mampu melenyapkan selera makanku, mampu membuat mataku terus berair, dan mampu membuat otakku terus bertanya kenapa dan kenapa? Kenapa  aku harus bertemu dengan Nichkhun jika aku harus berpisah dengannya? Kenapa aku harus menerima cintanya jika dia sekarang memberikan hatinya pada wanitanya? Ya, pertanyaan ini untukku. Bukan untuk orang lain, bukan untuk Nichkhun. Bukan untuk Tuhan. Otakku masih belum bisa berfikir rasional untuk mencari jawabannya. Dan aku sendiri tidak yakin, akan mencari jawabannya atau tidak.

***

 

 

 

 

“Astaga Woo, tubuhmu panas sekali” kata Minjun hyung yang baru pulang dari kerjanya dan langsung melihat kondisiku yang masih terbaring ditempat tidurnya sejak dua hari yang lalu.. “Ayo, kita kerumah sakit.”

 

Aku hanya menggelengkan kepalaku lemah dengan mata terpejam.

 

“Kau jangan keras kepala. Kau sudah tidak mau makan. Hanya menangis saja. Dan sekarang lihat hasilnya kau sakit! Sekarang kita kerumah sakit atau aku akan menghubungi orangtuamu sekarang juga.”

 

“Tidak hyung. Jangan hubungi orang tuaku. Sungguh, aku tidak ingin kerumah sakit. Aku hanya lelah. Aku akan tidur dan besok akan membaik.” Kali ini, aku membuka mataku dengan mata berkaca-kaca menatap Minjun hyung, memohon padanya untuk tidak membawaku kerumah sakit. Aku merasa, biarlahkanlah aku sakit, biarlahkanlah aku seperti ini atau lebih jelasnya biarlakanlah aku mati, agar aku tak dapat merasakan rasa sesak yang sulit membuatku bernafas.

 

“Astaga, rasanya aku ingin membunuh Nichkhun sekarang juga. Dan kau bilang apa tadi, tidur!! Kau bahkan hanya tertidur beberapa jam saat kau sudah lelah menangis. Oke aku tidak akan membawamu kerumah sakit, tapi aku akan menghubungi dokter untuk kesini. Jika kau masih menolak, aku akan tetap menghubungi orang tuamu.” Tegas Minjun hyung padaku. Aku hanya mengangguk lemah mengiyakan dan memejamkan mataku kembali, membiarkan air mataku yang tak bosan untuk membasahi bantal ini.

 

***

 

 

 

 

Kondisi tubuhku cukup membaik, dokter telah memeriksaku dan memberikan resep serta menyuruh istirahat yang banyak. Minjun hyung merawatku dengan baik, dia berhasil memaksaku untuk makan dan obat yang diberikannya berhasil membuatku tertidur cukup lama. Tapi tetap saja, keadaan hatiku tak membaik. Masih buruk, seburuk rupa nenek sihir yang menakutkan. Aku justru bermimpi dalam tidurku, mimpi yang semakin membuatku tersiksa, mimpi Nichkhun yang pergi meninggalkankku. Mimpi yang sudah menjadi kenyataan beberapa hari yang lalu.

 

Saat aku terbangun dari mimpi yang sama, aku menghela nafas panjang dan melihat jam digital di atas nakas yang sudah menunjukkan sore hari. Minjun hyung belum pulang dari kerjanya. Aku bangkit dari tidurku, mencari ponselku dalam laci nakas yang masih dalam kondisi yang sama, ya aku menonaktifkan ponselku sejak kejadian itu. Aku berjalan keluar kamar, meninggalkan pesan singkat diatas kertas-yang berisi bahwa aku sudah sehat dan ucapan terimma kasihku- dan aku tempelkan di kulkas yang berada didapur kecilnya, sekaligus meneguk beberapa air yang dapat menghilangkan rasa hausku. Setelah itu, aku pergi meninggalkan apartemen Minjun hyung, kembali ketempatku.

***

 

 

 

 

Adalah kesalahan besar jika aku memutuskan pulang ke apartemenku. Aku justru bersimpuh menangis dibalik pintu, tepat saat aku membuka pintu dan menutupnya kembali. Semua masih terekam jelas dalam memori otakku akan kenangan indah yang kami buat bersama. Bagaimana saat kami masih didalam lift, menunggu untuk sampai di lantai dua belas. Saat tidak ada orang, Nichkhun akan memelukku bahkan tak segan-segan menciumku, dia bilang dia rindu padaku karena seharian dia harus berkutat dengan jadwal syutingnya atau pemotretan.

 

Bahkan dia akan menggendongku di lorong apartemen. Dia bilang dia tidak ingin aku tambah lelah jika aku harus berjalan lagi karena seharian sibuk dengan studio danceku. Dan saat aku membuka pintu tadi dan segera menutupnya, tubuhku langsung melemas. Aku masih ingat dengan jelas didalam apartemen ini, disetiap sudut ruangan ini, ada banyak hal kenangan manis yang aku pernah lakukan dengannya.

 

Jika aku menceritakan itu padamu, mungkin sehari semalam tak akan cukup, bahkan sebulan atau mungkin setahun. Kau mungkin akan bosan mendengarnya, kau mungkin akan tertidur, atau bahkan kau mungkin akan pergi meninggalkankku dan kau akan berteriak pada semua orang ‘Wooyoung gila’.

 

Ya, aku sudah gila. Gila akan kenangan-kenangan yang sudah aku ukir selama empat tahun ini dengan Nichkhun. Satu pertanyaan besar kembali muncul dalam otakku. Sanggupkah aku tanpa Nichkhun? Dan sedetik kemudian aku menjawabnya Nichkhun adalah duniaku, jika duniaku meninggalkanku maka tak ada tempat lagi untukku berpijak kecuali langit, ya itu artinya aku harus mati.

 

Apakah aku terlihat konyol dengan pemikiran seperti itu? Tidak, karena cinta memang irasional, sulit untuk dimengerti, sulit untuk dijelaskan, sehingga kau takkan mengerti kenapa aku berfikir sebodoh ini.

 

Aku tak perduli lagi dengan kata-kata bodoh yang ku ucapkan terakhir kali dengan Nichkhun bahwa aku juga akan bahagia setelah ia pergi. Itu mustahil, bagaimana aku bisa bahagia jika sumber kebahagiaanku adalah Nichkhun.

 

Tapi aku berusaha berfikir keras, apa ada hal lain yang bisa membuatku bahagia? Keluargaku, ya mereka. Setidaknya, mereka menjadi  alasanku untuk tidak bertindak konyol - bunuh diri - saat ini.

 

 

*** 

 

 

 

Enam bulan sudah berlalu. Aku masih hidup saat ini. Aku heran, kenapa aku bisa bertahan selama itu. Karena aku selalu makan dan minum. Hah! Ini tidak lucu. Ini karena Minjun hyung, Chansung dan Junho selalu menemaniku. Mereka tak pernah bosan menghiburku, mereka tak pernah bosan menyemangatiku, dan tak pernah bosan membersihkan rumahku yang selalu aku kotori dengan sampah sisa makanan setiap harinya. Serta tak bosan membelikan makanan dan eskrim yang selalu memenuhi kulkasku.

 

Kalian tau, aku sudah tidak bekerja lagi distudio danceku, studioku sudah dirawat dengan baik oleh Junho dan Chansung. Aku jusrtu menyibukkan diri setiap hari melihat tv dengan Nichkhun dan wanitanya itu wara-wiri menghiasi layar kaca itu. Oh, pantas saja Nichkhun meninggalkan aku. Wanitanya cantik, bisa jadi dia adalah seorang peri yang ditakdirkan untuk menjaga Nichkhun. Sedangkan aku, hanya seorang pria yang tak bisa memberikan kebahagian untuknya.

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
classiccheese #1
new story pleaseee authornimmm
LenkaChakhi
#2
Chapter 12: . Oh astaga :-D hahaha :-D , kasian Fei eomma punya dua anak yg kayak gitu ? :-D khun yg tergila" ama woo , ampe pelajaran ajah di kait kaitin :-| oh god khun ? Mau di taro muka angelic mu :-> , jackson lg adik khun , kecil" oh lebih parah dia ? Sbr fei eomma ! . Buat author . Kalo update lg kash tau LENKA yah ! Awas aja kalo kagak *sambitgolokni .
adeumi
#3
Chapter 14: udah thornim kau lanjut aja buat oneshoot terus biar kita para readers puas bacanya hehehe ..
aku suka semua oneshoot disini karna kebanyakan khun kau buat menderita karna jatuh cinta pada woobaby kekeke ..

lanjut terus ya thor, aku menantii ~~
jangwooyoung0730
#4
Chapter 14: buahahahahahaaaahaaahahaaaaa suka banget dah lihat khun gila. Kenapa ga jadi sama mark aja woo nya? huhuhuhuuuu. kan seru. pasangan baru. andai aja,masih bisa lihat moment mereka. Hahaha udah ga mungkin ada moment ky lagi kali ya? oiya lupa, semuanya udah berubah. lupaaaaaa.. hahah kan ky cuma fiksi. huahahahahaha. terlalu lama di fiksi begini, ga bisa bangun, sulit. hahahha.

aku juga suka potongan rambut woo yg baru. hehehe . mau fakum lagi juga nih author aku jadi reader nya. hehehe . paling kalo author update aku mampir kesini. makanya kao author update kasih tau ya.. huhuhu.

terlalu sulit buat jadi fans lagi. annyeong authornim. :-)
terus berkarya ya author kecil, hehehe. kalo udahl ada karya baru, kasih tau aku. author hebat.

oiya sebenernya sedih pas tau author ga bakal buat oneshot. tapi yah, itu pilihan author. fighting buat urusannya. ingatu authornim, kalo ada update, kasih tau :-)

eyy ini yesong toh yg minta? Hahaha ini mahl isi hati yesong kali yg kangen sama ky. ngaku aja ngakuuuu. hahahaha.
ada jackbam nya juga. Hahaha aku kira jackbum. Hahaha.
nha4woo_nha
#5
Chapter 14: ohhh god khun hidupmu bnr2 d takdirkan utuk Jang Wooyoung hahahaha xD
tpi siapa sih yg ga tergila sm Wooby yg super duper cute xD
love...love... this story ^^
Thanks Author~nim sangat menghibur ^^
khunyoungyes
#6
Chapter 14: ahahahaha konyol banget nichkhun xD bisa2 pelajaran dihubung2in sama wooyoung xD jackbam!!!! hahaha jackson kecil2 cabe rawit yeeee eh tp khun dulunya juga udah berani sih nyium wooyoung kkk. waaahhh ternyata khunyoung LDRan 7th yah. dr kelas 4 sampe kelas 11 yak? eh bener gk sih xD nichkhun ihhh udah berani nyentuh2 wooyoung ternyata. kasian fei eomma xD gk kebayang fotonya wooyoung yg 2m persegi itu waawwww khun gila wooyoung banget yah xDDDD bagus ra...
hwootestjang #7
Chapter 14: Ahahahahhahahaha.... khun... teruk banget..
2pm_4ever #8
Chapter 14: Huahaaahaaa....!!!
Akhirnya si bucky ada yg nyaingin loh!!!
Uuuhhh....bahagianya aku la la la la

Kl biasany si bucky yg jd prince-nya , skrg
aku setujuuu bgt kalo si mark yg nyaingin bucky#tawaevil

Pesona jang wooyoung emang gak bisa di remehkan.
Boleh juga tuh woo sama mark kkkkk
Tapi aku lebih siiippp kl ma si kucing ijo taec huahahah

Thor, ceritanya kocak bgt , lagi yaaaa...!!!!
TikaChan
#9
Chapter 14: hahaha aigoo Nichkhun hahaha
ademonica #10
Chapter 14: Kereeen thor hehehe

Meski woobaby cuma muncul sedikit disini ..
Kkkk adiknya khun jahil juga hehe