Click

Click

Kedua kaki itu ditekuk. Lelah berdiri. Lututnya dijadikan sebagai sandaran kepala. Kedua tangannya merengkuh kakinya yang sudah satu jam berdiri. Tas punggungnya yang tadi pagi terasa ringan berubah menjadi beban yang berat.

Tubuh kecil itu berjongkok dipinggir jalan. Menunggu bus yang tak kunjung datang. Ditemani semilir angin dari kendaraan jalanan. Ah, lama sekali menunggu bus.

Mata kecil itu perlahan-lahan terkatup. Menutup perlahan. Sudah tidak kuat lagi kelopak matanya menyangga kantuk. Sudah satu jam ia menunggu. Apa salahnya tidur sebentar saja. Dan ketika gendang telinganya mendengar suara bus rongsok, ia akan bangun. Tenang. Ia akan bangun.

Tenang saja ~

 

Hanya tidur…..untuk sebentar.

Cho-chogiyo, Park Chorong-ssi..”

Mata Chorong perlahan-lahan terbuka. Dengan kesadaran yang masih belum utuh. Chorong memaksa kepalanya untuk berdiri tegak. Kemudian mulai berputar mencari orang yang membangunkannya.

Seorang laki-laki berjongkok disamping Chorong dengan raut khawatir. Melihat Chorong sudah mulai bangun, ia menggerakkan tubuhnya untuk berdiri. Laki-laki itu tubuhnya lebih tinggi 10cm dari Chorong. Memakai topi, tas ransel berwarna oranye, dan jam tangan digital berwarna hitam. Sepatunya berwarna hitam dan talinya terikat rapi.

Dahi Chorong berkerut ketika menemukan sosok itu.

“Eungh? Kau siapa?”. Pertanyaan polos.

Chorong mengerjap. Kemudian merenggangkan tubuhnya. Karena penglihatannya masih buram, ia gerakkan kedua tangan untuk mengucek matanya.

Kretek kretek.

Ada suara yang keluar saat Chorong memiringkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.

Chorong menghidup udara. Ah segar sekali setelah tidur sebentar. Chorong mengulum senyum simpul kemudian menengok ketikungan jalanan. Wah, busnya belum datang ya.

Melihat anak yang dibangunkan tidak buru-buru menyadari kehadirannya. Anak itu -Luhan menepuk bahu Chorong pelan.

“Hei.. “

Chorong -dengan polos menoleh kearah si pemukul bahu. Pyar. Wajah senyumnya berubah menjadi wajah kaget. Nafas gadis itu jadi tertahan.

Berdiri seseorang di depannya. Yang sudah tiga minggu ini dicarinya ketika ia tidak ada, tetapi ketika seseorang ini muncul Chorong lebih memilih bersembunyi dan mengintipnya dari kejauhan.

Seseorang dengan tas oranye, selalu memakai topi sekolah, dengan tali sepatu rapi.

Xi ..

Luhan.

“e..eh?” Otak Chorong tidak bekerja dengan baik.

Sosok itu tersenyum geli. “Kau ketiduran? Atau sengaja tidur?” tanyanya.

Chorong tersenyum canggung. “Ya .. begitulah. Sudah satu jam lebih aku menunggu,” dalam hati Chorong meruntuki dirinya. Bagaimana bisa seorang gadis tertidur dipinggir jalan -dengan posisi berjongkok dibangunkan seorang pangeran seperti Luhan, lagi? Dia pasti salah makanan tadi pagi.

Tidak. Tidak. Itu tidak penting, yang paling penting sekarang adalah apa yang pangeranBeijing ini pikirkan tentang dia. Chorong tidak tahu apa yang Luhan pikirkan.

Tapi,pasti buruk, pasti sesuatu yang buruk, pasti!

“Satu jam?! Kau bercanda?” tanya Luhan tak percaya. Chorong mengangguk. Luhan melotot dengan khawatir, “gwaenchana?”

n-ne?” Chorong tak percaya ini! Luhan menyanyakan keadaannya. “Um, um.” Chorong mngangguk. Dalam hati, Chorong merasa sangat girang sekali.

Luhan melihat jam tangannya, “Sudah jam tujuh. Kau bilang sudah menunggu satu jam lebih.. tck, kenapa tidak menunggu disekolah saja? Kau kan bisa duduk di warung Ahn Ahjumma. Daripada tidur berjongkok dipinggir jalan seperti tadi. Kau harus ingat kalau kau seorang gadis.” omel Luhan.

Apakah Chorong tidak salah dengar? Romantisnyaaa. Luhan terdengar sedang memperhatikan dirinya. Perasaan Chorong terbang ke angkasa.

Chorong menunduk, melihat sepatunya. Kemudian tersenyum diam-diam.

Dddrt dddrrt.

Luhan merogoh saku celananya. Dikeluarkannya ponsel bercasing hitam dengan garis merah miliknya. Chorong terlihat baru dengan benda elektronik itu. Setahunya, ponsel Luhan berwarna silver.

“Halo?” Luhan terlihat berfokus dengan seseorang yang bicara diseberang.

Kemudian matanya bergerak melihat Chorong. “Sebentar ya!” katanya lirih. “Ya, ya, aku masih disini” Luhan bergerak menjauh.

Chorong kembali tersenyum. Sekali lagi, ini pemandangan langka melihat Luhan berbicara ditelepon. Seandainya Chorong adalah orang yang berbicara dengan Luhan ditelepon.

Chorong mengeluarkan sapu tangan berwarna green-teal miliknya. Dibukanya lipatan kain yang berbau harum itu. Kemudian dilipat lagi dengan rapi dan digenggam rapat-rapat. Terdapat sebaris nomor telepon disana. Yang ia dapatkan setelah memohon-mohon kepada Xiumin -teman sekelas Luhan yang juga satu akademi hapkido dengan Chorong.

Chorong tersenyum lebih manis. Nanti sesampainya ia di rumah. Chorong akan menghubunginya. Tak lama kemudian, Luhan selesai menelpon ketika sebuah bus rongsok berwarna hijau mulai terlihat.

Dan seperti dugaan Chorong. Dia -Luhan adalah seorang lelaki santun. Ia menyuruh Chorong untuk naik duluan. Manisnya!

Sebuah sambungan telepon terhubung ..

Tuut  tuuut 

Brak.

Chorong menutup teleponnya lagi.

Setelah berunding dengan -entah siapa, gelisah ke sana kemari. Chorong kembali memutuskan memencet nomer telepon itu. Kosong .. satu … nol ..

“Nuna!”

Chorong terlonjak kaget. “Oe! Jangan mengagetkanku! Kau ingin kubanting dengan jurus yang baru aku pelajari kemarin, hah?!”

Adek laki-lakinya -Chanyeol memasang wajah kecut. “Sampai kapan kau akan menelpon-dan-menutup menelpon-menutup seperti itu?” katanya sambil menunjuk telepon rumah. Mengabaikan ancaman palsu barusan. Setahunya kemarin, nunanya tidak datang ke pelatihan hapkido.

“Hehe. Aku juga tidak tahu. Sudah sana, jangan menganggu. Ini urusan orang dewasa. Hush hush..” Chorong menggurak adeknya pergi. Tetapi Chanyeol malah tidak bergeming.

“Kenapa tidak pakai ponsel saja sih? Aku harus menghubungi Bom-eh Jongdae saat ini juga!” katanya.

Chorong tersenyum. Mereka pasangan kakak-adik yang kompak. Chorong sedang jatuh kepada seseorang .. dan begitupula dongsaengnya. Chorong tahu, Chanyeol bermaksud menelpon anak baru di akademi hapkido ayahnya. Yoon Bomi.

Chorong gelisah. Ia juga ingin menghubungi lewat ponselnya. Tetapi .. Chorong masih belum berani. Akhirnya dipilihlah keputusan yang paling berat.

“Baiklah.. kau bisa menggunakan ponselku.” Kata Chorong setengah hati. “Jadi sana, pergi pergi!”

Setelah Chanyeol pergi .. Chorong akhirnya menelpon lagi. Sebelum matanya bergerak memencet nomor yang sudah ia hafal diluar kepalanya, Chorong melihat arah jarum jam. Sudah dua jam dia seperti ini. Mungkin .. sudah waktunya dia berbicara.

Tetapi Luhan .. apakah dia tidak kesal karena terus menerus ia miscall?

Chorong mengangkat bahunya. Yang paling penting saat ini adalah menelponnya.

Tok tok tok tok
Ketukan yang dihasilkan pintu kamar Chorong tidak berhasil membuat sipenghuni kamar beranjak untuk membukakan pintu. Sedari tadi, Ibu dan adik laki-lakinya berdiri di depan pintu merundingkan apa yang terjadi padanya sambil terus mengetuk pintu.

“Apa yang terjadi padanya?” tanya sang Ibu.

Chanyeol mengangkat bahu dengan kedua tangannya. “Tidak tahu. Wajahnya terlihat aneh setelah berbicara ditelepon tadi.” Bisik anak kelas 4 SD itu.
Ibu merasa khawatir. Tangannya kembali mengepal untuk mengetuk pintu.

“Chorong? Nak?”

“Aku tidak apa-apa bu.. aku ingin tidur. Aku tidak lapar.” Jawab Chorong dari balik selimut dengan mata terpejam rapat.

Setelah mendengar suara langkah kaki menjauh dari pintu kamarnya. Kedua kelopak itu membuka perlahan.

Ia terlanjur jatuh ..

Dan seharusnya Chorong tahu ..

Jatuh itu selalu sakit ..

Dan jatuh cinta ..

Pada akhirnya tetap membuatnya merasakan sakit ..

Tuut tuut tuut

Hati Chorong berdebar kencang. Tangannya mengepal kuat. Ayo ayo, bertahan, jangan tutup teleponnya.

Tuut, bunyi telepon diangkat. Chorong berteriak girang dalam hati.

“Halo? Halo? Maaf, ini siapa ya?”

Mata Chorong melebar. Terkejut. Kemudian tatapannya hampa. Kepalan tangannya perlahan melemah.

Kemudian jari-jarinya mulai bergerak gelisah.

Seorang perempuan mengangkat telepon Luhan.

Saudaranya? Mungkinkah? Tetapi setahunya, Luhan hanya memiliki saudara laki-laki. Apakah saudara sepupu?

Atau mungkin .. ya, mungkin saudara sepupunya.

Suara diseberang kembali terdengar.

“Halo? Maaf ini siapa, ya? Eung .. 서주현 입니다. Ponsel Luhan sedang saya bawa. Jadi kalau ada perlu dengan Luhan, silahkan bicara nanti akan saya sampaikan.”

Hati Chorong mencelos.

Seohyun? Apakah mereka bertukar nomor telepon?

Banyak pertanyaan mengambang dikepala Chorong.

“Oh. Eung, k-kau membawa ponsel Luhan?” tanya Chorong semanis mungkin.

“Ini Chorong, ya?”

Mengapa dengan cepat Seohyun dapat mengetahui dirinya?

“i..iya,”

“Iya. Kami mulai berani bertukar ponsel. Hihi. Jangan katakan pada siapa pun!” suaranya terdengar girang, sementara Chorong kehilangan kata-kata sendiri, “ah! jadi, ada apa? Pesanmu akan ku sampaikan pada Luhan nanti!”

Chorong menelan ludah. Ternyata benar.

Chorong meremas kuat ujung roknya.

Chorong berniat langsung menutup percakapannya dengan Seohyun. Tetapi ia urungkan mengingat ulah bodohnya sedari tadi yang melakukan miscall berkali-kali.

“Ahm, tolong sampaikan pada Luhan a-aku tertarik untuk ikut club sepak bola ditempatnya. Maaf jika tadi menganggu.. aak-”

“Club sepak bola…?”

Chorong menyadari kebodohannya.”Ah! Maksudku adikku! Hahahaha.”  ”Iya, adikku. Maksudku adikku. Eum. T-tolong sampaikan ya.. Chanyeol ingin mendaftar di sana.” suara Chorong melemah

“Apakah hanya itu?”tanya Seohyun.

Tentu saja tidak. Ia ingin mendengar suara Luhan  dari telepon. Ia hanya ingin mendengar suara Luhan dari telepon.

B-bukan suara seorang wanita.

Chorong menggeleng”Ya, hanya itu. Adikku sangat ingin ikut tetapi masih ragu. Ah. Sebaiknya mungkin tidak usah ya? Ahahaha. Maaf menganggu.”

Klik. Suara telepon ditutup.

Kemudian perlahan disusul dengan gerakan kelopak mata menutup.

Kemudian bulir bening.

Klik. Suara retakan hati.

[][][]

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
pinkeuro #1
Chapter 2: sequel sequel :)
adellakrs
#2
Chapter 2: Hah jadi.... tadi.. one shot? Sequel inimah fix banget
LuRong_ship #3
Chapter 2: Setuju.... Tapi endingnya nanti Luhan ama Chorong ya.
Sehooney
#4
Chapter 2: setujuu tapi aku berharap semoga chorong sama luhann ^o^
crazy4xiu
#5
Chapter 2: 100% agreeeee!!! make it as soon as possible author-nim. i'l waiting for the sequel. and please... lurong story xD
riyu_rinho
#6
Chapter 2: setujuuuuuu!
make it LuRong please!
taohzt81
#7
Oh~~~ Maaaaaay~~~~~~~~