Love is you

Description

Hai kawan,

Kenalkan nama aku, o hani. Seorang wanita muda berumur 20 tahun yang baru saja menjadi mahasiswa di universitas yang tidak terlalu terkenal di Seoul, Korea Selatan. Aku datang ke ibukota Korea Selatan ini untuk menuntut ilmu sekaligus untuk mencari pekerjaan sampingan untuk menyambung hidupku setelah lulus SMA. Aku akan tinggal di sini sendirian, kedua orang tuaku tinggal di desa yang jauh dari pusat kota Seoul.

Sebenarnya, kata Ayah. Dia mempunyai seorang kakak laki-laki yang sukses hidupnya di sini. Tujuanku, aku ingin bertemu dengan pamanku yang katanya mempunyai seorang anak yang seumuran dengannya. Sekaligus, aku ingin pamanku merawatku selama aku kuliah sampai aku lulus dengan bangga.

 

Foreword

Akhirnya, Oh Hani sampai di stasiun kota. Sambil menarik kopernya yang besar dan menjinjing tas yang begitu berat. Dia berhenti, kemudian ia menghapus keringat di dahinya.

"Huh, kota ini ternyata sangat sibuk dibandingkan apa yang aku telah banyangkan."

Lalu ia menuju ke sebuah mesin minuman yang berada di dekat kursi penunggu. Ia merogoh kantung jaketnya demi mencari uang koin yang cukup untuk membeli sebuah minuman soda. Saat dia mencoba untuk membukanya. Tiba-tiba minuman itu terpencar yang membuat basah tubuhnya dan tak dikira, dia menabrak seorang pria yang seumuran dengannya.

"Astaga. Bajuku, basah. Kau harus bertanggung jawab mengenai kejadian ini." Dia mendorong badanku jauh sehingga isi minuman itu tumpah semua ke bajunya.

"Maafkan aku, tuan. Akan ku bersihkan pakaianmu." Oh Hani mengambil sapu tangannya kemudian mengelapnya.

"Lain kali. Kau harus berjalan dengan benar. Jangan banyak melamun." Kata terakhir yang di keluarkannya kemudian dia pergi meninggalkannya dengan sinis.

Diapun segera memungut sapu tangannya yang sempat terinjak-injaknya. Kemudian dia berjalan menuju pemberhentian bus kota yang tak jauh.

 

Akhirnya, aku tiba di depan rumah pamannya yang diberitahui ayah. Aku segera menekan bel rumah tersebut. Selang beberapa lama, seorang wanita tua membukakan pintu pagar.

Sambil menatap dengan aneh, dia berkata. "Ngomong-ngomong, anda ini siapa?"

Kemudian, ia mengambil kertas yang diberikan ayahnya dan menunjukkan kertas itu. "Aku ini, Oh Hani. Anak dari Bapak Oh. Bisakah aku masuk untuk bertemu dengan Pamanku?"

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet