Adolescent Intentions

Adolescent Intentions [Indonesian]

 

 

Disclaimer: I don't own anything.Except the translation
Story belongs to sleeplessbeauty9. 

 


 

"Baekhyun,bumi pada Baekhyun!"

 

 

Baekhyun yang sedang tertidur mengangkat kepalanya, menatap ke sekitanya seperti anak anjing yang ketakutan ketika mendengar namanya di panggil dan bahunya yang tepuk. Dia dapat melihat teman-temannya, Jongin, Yixing, dan Sehun berdiri di dekat mejanya.

"Jesus,kau membuatku takut." Ucapnya,sedikit lega saat ia menggosok matanya yang lelah ,. "Apa yang kalian inginkan?

 

"Dude, kau ketinggalan berita!" Ucap Jongin semangat, menempatkan tangannya di meja Baekhyun. "Kelas 2 berkelahi hari ini saat makan siang tadi. Dan itu cukup brutal. "

 

"Mereka bertengkar lagi?" Mulut Baekhyun menganga. "Dammit, kenapa aku selalu ketinggalan berita bagus?"

 

"Mungkin karena kau melewatkan makan siang dan makan di atap?" Jawab Sehun.

 

"Maaf aku hanya ingin memakan makan siang ku dengan tenang.Sekarang,ayo ceritakan padaku apa yang terjadi?"

 

"Para guru tidak mengatakan apa-apa." Ucap Jongin saat ia duduk di atas meja Baekhyun, dengan salah satu kaki yang menyangga sikunya sedangkan yang lainnya ia biarkan menggantung. "Dari yang aku lihat tadi dua orang tengah berkelahi di tanah. Kris dan para guru bergegas untuk menghentikan nya. Kris kesal. Mereka yang terlibat perkelahian diskors selama seminggu. "

 

"Yixing,apakah kau tahu siapa orang itu?" Tanya Baekhyun.

 

Yixing menggeleng. "Tidak, aku hanya melihat apa yang Jongin dan Sehun lihat. Yang ku dengar adalah bahwa Kris tidak senang sama sekali. Dia dan wakil presiden, Joonmyeon, berusaha untuk menjaga agar berita perkelahian itu tidak semakin menyebar . "

 

"Tentu saja Kris tidak akan membiarkan berita ini menyebar." Jongin menyela, "Pantat nya yang ketat itu tidak akan dapat bersenang-senang di sini. God, berada di antara semua-anak-anak sekolah itu menyebalkan. "

 

"Aku tidak akan bicara seperti itu tentang Kris, Jongin," ucap Baekhyun, "Kepala sekolah adalah ayahnya,dan semuanya."

 

"Whatever,dia bisa mencium pantatku.Hanya karena dia adalah presiden council dan anak kepala sekolah tidak bisa membuatnya lebih baik dari pada kita semua"

 

"Anyway," Yixing menghela nafas dan mengganti topik, "Kita sebaiknya hang out saat sepulang sekolah. Baekhyun,mari kita menonton film baru yang ingin kau lihat . "

 

"Yeah, itu akan menyenangkan." Tambah Sehun.

 

Baekhyun mengerang "Aku tidak bisa."Aku harus mengulang kembali ujian matematika setelah sekolah selesai.Aku telah gagal"

 

"Itu benar. Kau seharusnya membiarkan ku membantu mu. " Ucap Yixing ," Kau akan melakukannya lebih baik. "

 

"Yeah benar, mencoba untuk mengajari ku matematika adalah sama saja seperti mencoba untuk mengajarkan Jongin bagaimana bicara bahasa Inggris."

 

Anak-anak itu tertawa saat melihat Jongin cemberut, "Hei, pada akhirnya aku akan tetap belajar. Aku hanya perlu menemukan motivasi untuk melakukannya terlebih dahulu. "

 

Bel sekolah terdengar nyaring pertanda kelas akan dimulai. Para siswa berebut kembali ke tempat duduk mereka saat guru mulai masuk. "Baiklah kelas, kembali ke kursi kalian." Ucap sang guru seraya berjalan ke meja nya dan menempatkan tumpukan kertas ke bawah dengan bunyi yang berat. "Aku tahu semua orang gempar tentang perkelahian yang terjadi sebelum siang tadi, tapi— "

 

"Mr. Choi, bisa anda ceritakan tentang perkelahian itu? "Seorang siswa bertanya sambil mengangkat tangannya.

 

"Yeah, kenapa tidak ada orang membicarakan tentang hal itu?" Tanya siswa lainnya.

 

"Guru tidak seharusnya membicarakan hal itu dengan para siswa. Mari kita lupakan dan—"

 

"Saya mendengar itu di mulai dari seorang murid laki-laki lain." Teriak Seorang siswa. Gosip mulai menyebar di dalam kelas. "Bagaimana keadaan siswa itu?"

 

"Satu satu dari mereka yang mendapat pukulan. Harus di larikan ke rumah sakit! "

 

"Perkelahian ini melibatkan orang yang sama seperti perkelahian terakhir. Siapa namanya? "

 

"Ku dengar Kris hyung adalah satu-satunya orang yang bisa menghentikan mereka. Bahkan guru pun tidak bisa menarik orang itu dari dia. "

 

"Anak-anak, cukup," teriak sang guru. "Aku tidak ingin mendengar lagi tentang perkelahian itu! Apakah itu bisa dimengerti? "

 

"Ya,Mr.Choi." Teriak para siswa serempak.

 

"Byun Baekhyun," ucap sang guru, mata Baekhyun melirik ke arahnya. Mereka saling menatap untuk sekian detik, Baekhyun merasa mata seluruh kelas menatap ke arahnya, dan kemudian guru berpaling. "Hanya ... Hindarilah masalah,benarkan?"

 

Baekhyun mengangguk akan tetapi ia merasa ada yang aneh dengan pernyataan itu. Menghindari masalah? Pikirnya,menaruh sikunya di meja dan menaruh kepalanya di atas tangannya. Kenapa dia harus bicara seperti itu padaku? Aku tidak terlibat dalam perkelahian atau apapun,apa yang terjadi padanya? ia mengangkat bahu, dan ketika guru memulai pelajaran, Baekhyun merasa tidak mungkin untuk menjaga agar matanya tetap terbuka, keinginan untuk tidur terasa lebih kuat saat ia kembali menguap.

 

 

 Whatever,tidak ada hubungannya denganku.

 

 

***

 

"Kenapa matematika harus begitu sulit?" Baekhyun mengeluh pada salah satu pelajaran tertentu, meraih ranselnya dari loker dan membantingnya saat menutup; suara keras menggema di lorong kosong.Kesunyian yang ada membuatnya merasa tidak nyaman dan takut, sehingga ia memilih untuk bicara sendiri untuk meringankan pikirannya.

"Mungkin aku harus meminta Yixing untuk membantu ku? Nah ..., "ia menggaruk bagian belakang kepalanya keluar dari pintu besar sekolah , Baekhyun berhenti saat ia membukanya.

 

Mendongak, ia melihat awan abu-abu yang mulai gelap .Ragu-ragu. Ini terlihat menyedihkan untuk seorang anak berusia tujuh belas tahun karena takut akan badai,tapi apa boleh buat,Baekhyun memang takut. Dia selalu takut dengan badai sejak dia masih kecil.

 

"Sialan, aku seharusnya memeriksa cuaca pagi ini sebelum aku pergi." Akhirnya Baekhyun segera berjalan agar bisa pulang dengan cepat, hujan mulai turun. Baekhyun melepas jaket seragam sekolah hitamnya dan memegangnya di atas kepala saat ia berjalan. Baekhyun melihat toko terdekat yang terlihat nyaman dan mempercepat langkah; hujan yang tidak begitu lebat itu cukup membuatnya basah. Ia membuka pintu dan bel berdenting, memberitahu petugas atas kehadiran Baekhyun.

 

"Selamat datang." Kasir tersenyum cerah pada Baekhyun. "Ada yang bisa saya bantu?"

 

"Apakah ... apakah anda memiliki payung?" Baekhyun membenahi celana, terengah-engah karena berlari. "M-Meskipun sepertinya tidak akan jauh berbeda dari sebelumnya." Baekhyun tertawa, sehingga membuat si kasir ikut tersenyum.

 

"Kami seharusnya memiliki beberapa di arah belakang toko." Kasir menunjuk ke arah belakang saat ia bicara.

 

"Terima kasih." Baekhyun berjalan ke bagian belakang toko mencari payung. Dia mengambil satu, salah satu yang berwarna bening. Dia juga meraih sekantong keripik, soda, dan majalah terbaru dari Shonen Jump! dan kemudian membawa barang-barang yang di belinya ke depan untuk membayar.

 

Baekhyun membayar barangnya, membungkuk sedikit saat kasir memberikan kantong plastik, dan keluar toko. Dia dengan cepat membuka payung di atas menutupi kepalanya . Dia mulai membuka tas dan mengambil iPod-nya, berharap dengan mendengar musik bisa mengalihkan perhatiannya dari hujan dan guntur. Baekhyun menaruh earbud kecil berwarna hitam itu di telinganya dan kembali berjalan menuju rumah.

 

Aku ingin tahu apa yang akan di buat ibu untuk makan malam. Pikirnya. Semoga saja sesuatu yang enak.

 

Baekhyun melirik ke arah iPod-nya, scrolling mencari lagu yang ingin di dengar pada saat itu. Berjalan tanpa tujuan di jalan, terlalu asik dengan iPod, dia berputar dan tidak melihat orang yang ada di depannya.

 

Kedua badan bertabrakan, dada yang satu bertemu dengan dada lainnya. Terlalu kuat tabrakan itu membuat Baekhyun mundur ke belakang, menjatuhkan payung dan earbud lepas dari telinganya, jatuh ke tanah.

 

"Maafkan aku . Apakah kau baik-baik saja? "Sebuah suara berat bertanya khawatir.

 

Baekhyun mendongak melihat tangan yang terulur untuk membantunya; matanya entah bagaimana tidak pernah lepas dari tangan yang terulur itu. "Yeah, aku baik-baik saja," gumamnya seraya berdiri. Baekhyun merasakan ada sedikit sengatan halus di sepanjang tangannya. "Aku seharusnya lebih memperhatikan kemana aku berjalan."

 

"Tidak ini salahku." Ucap Suara itu, "Aku lah yang telah menabrakmu."

 

Baekhyun mengambil payung dan iPod, tapi ketika ia melihat ke bawah payung dan Ipod nya tidak ada di tanah. Dia segera melihat sekitar berusaha untuk menemukan barangnya. Tiba-tiba ia merasa hujan berhenti menerpa tubuhnya dan mendongak. Payung nya sudah berada di atas kepalanya.Matanya mendelik pada anak yang telah bertabrakan dengannya melihat iPod nya ada di tangan anak itu, beserta earbud, dan Baekhyun akhirnya menatap wajahnya.

 

"Ini." Anak itu tersenyum lebar.

 

Baekhyun tidak bisa berbuat apa-apa dan berpikir kalau senyum anak itu manis. Ia melihat luka di bibir bawahnya, pipinya terlihat memar, dan buku-buku jarinya terlihat bengkak.Dia mengenakan seragam sekolah yang sama seperti miliknya yang sudah basah kuyup oleh hujan. Rambutnya yang berwarna cokelat basah, poninya menempel di dahinya karena tetesan air, dan ia melihat bahunya sedikit bergetar. Dia lebih tinggi dari pada Baekhyun mengingatkannya pada...

 

Dan pada saat itu, Baekhyun menyadari siapa anak itu.

 

“Park Chanyeol?”

 

"Oh, kau ingat aku?" Dengan senyum yang tidak pernah pudar, tetapi tampaknya terlihat lebih lebar dan suaranya terdengar bersemangat.

 

"Yeah, kita berada di tingkat yang sama." Baekhyun meraih iPod-nya dari tangan Chanyeol dan menaruhnya ke dalam tas sekolahnya. "Aku belum pernah melihatmu sejak kita masuk SMA."

 

Chanyeol tertawa, "Yeah, kita selalu berada di kelas yang berbeda setelah kita masuk SMA."

 

"Bagaimana kabarmu?" Tanyanya, merasa senang ia berlari ke arah teman sekelas nya yang sudah lama tidak bicara dengannya.

 

"Oh, baik," dia menggaruk pipi nya yang memar, "Terus terang, tidak begitu baik. Aku baru saja di usir dari rumah dan — "

 

"Kau di usir?" Mata Baekhyun melebar.

 

"Yeah, aku yakin kau pernah mendengar tentang perkelahian yang terjadi di sekolah hari ini?" Chanyeol melihat Baekhyun yang terus mengangguk, "Aku terlibat, dan ketika sekolah menelepon orang tua ku dan mengatakan kepada mereka tentang perkelahian itu, mereka mengusir ku dari rumah saat aku tiba. "

 

"Itu mengerikan." Baekhyun merasa marah pada apa yang baru saja didengarnya. Orang tua seharusnya mengasihi dan mendukung anak-anak mereka, tidak meninggalkan mereka dan melemparkan mereka keluar begitu saja ketika mereka melakukan sesuatu yang salah. "Orang tua seperti apa yang melakukan hal itu?"

 

"Orang tua ku." Chanyeol mengangkat bahu dan Baekhyun mengernyit pada apa yang baru saja ia katakan. Dia mungkin tersinggung atau menyakiti Chanyeol dengan apa yang baru saja ia katakan, ingin rasanya ia menarik kembali perkataannya, tapi sebelum ia melakukannya, Chanyeol memberikan payung yang sejak tadi berada di tangannya. "Pokoknya, maaf karena telah menabrakmu," Chanyeol tersenyum dan berbalik untuk pergi, "Ku harap kapan-kapan aku bisa melihatmu di sekolah ."

 

Baekhyun menatap Chanyeol yang mulai berjalan. Ia melihat bahu Chanyeol yang sedikit gemetar , mungkin karena dingin yang menusuk hingga ke tulang, punggungnya terlihat kesepian, dan Baekhyun tidak yakin apa yang terjadi saat ia memanggilnya.

 

"Chanyeol, tunggu!"

 

Chanyeol berhenti dan berbalik, tampak terkejut. Baekhyun tidak harus berteriak. Dia tidak terlalu jauh berjalan.

 

Tiba-tiba merasa malu Baekhyun menatap batu jalanan. "A-Apakah kau punya tempat untuk pergi?"

 

 

"Tidak," Chanyeol tertawa.

 

Sebuah rasa sakit yang aneh melanda hati Baekhyun ketika ia mendengarnya. Ia akan merasa jahat jika meninggalkan Chanyeol berjalan sendirian di tengah hujan seolah-olah dia adalah anjing kecil yang mencoba mencari tempat berlindung. Mereka bukan teman, hanya teman sekelas, tapi dalam pikiran Baekhyun, hal benar yang harus dilakukannya sekarang adalah membantu teman sekelasnya itu.

 

"Apakah kau, um, mau ikut ke rumah ku sampai kau menemukan tempat untuk tinggal?" Baekhyun menunjuk ke arah rumahnya. "Rumah ku tidak jauh dari sini. Kau dapat mengeringkan tubuh di sana hingga kau menemukan— "ia berhenti, terkejut dengan pelukan tiba-tiba yang di berikan Chanyeol, membuat Baekhyun kembali menjatuhkan payungnya.

 

Pakaian mereka basah dan dingin, tapi Baekhyun merasakan kehangatan yang berasal dari tubuh Chanyeol menjalar ke dalam tubuhnya. Keanehan dari pelukan itu membuat Baekhyun tidak nyaman, tetapi ia merasakan bahwa ini menyenangkan dengan cara yang tidak bisa di deskripsikan.

 

"Sungguh?" Suara Chanyeol terdengar rendah, nyaris berbisik, terdengar lelah karena baru beberapa saat yang lalu terdengar sangat bertenaga . "Apakah kau yakin ini tidak apa-apa?"

 

"Y-yeah, aku tidak apa-apa dengan itu." Baekhyun depat merasakan lengan Chanyeol meremasnya sedikit lebih keras sebelum ia menarik diri, senyum cerah kembali di wajahnya.

 

"Terima kasih banyak." Chanyeol menunduk untuk mengambil payung dan sekali lagi menaruhnya kembali di atas kepala mereka.

"Aku bisa membawa itu." Ucap Baekhyun, "Kau tidak perlu untuk—"

 

"Kau lebih pendek dari ku sehingga ini akan membuatmu lelah untuk menahannya di atas kepalaku." Chanyeol tersenyum, dan sekarang Baekhyun tidak bisa berbuat apa-apa tetapi berpikir senyumnya nya sangat menyenangkan. "Silahkan tunjukkan jalan, Baekhyun."

 

Mereka berjalan dalam diam selama satu menit, keduanya tidak tahu apa yang harus dibicarakan. Baekhyun merasa canggung karena mereka berdua benar-benar tidak mengenal sama lain lebih jauh. Satu-satunya hal yang Baekhyun benar-benar tahu tentang Chanyeol adalah bahwa mereka berada di tingkat yang sama tapi dia beberapa bulan lebih muda dari nya. Untuk memecah keheningan, Baekhyun mengatakan hal pertama yang bisa ia pikirkan.

 

"Jadi, perkelahian di sekolah tadi tentang apa?"

 

Chanyeol berhenti berjalan, Baekhyun berhenti sekian detik setelahnya, dan menatap Baekhyun. "Apa saja yang sudah kau ketahui tentang hal itu?"

 

"Yang ku tahu adalah perkalian itu terjadi saat kalian makan siang, orang yang terlibat diskors, dan hanya Kris yang bisa menghentikan perkelahian. Tidak ada yang tahu apa sebenarnya alasan di balik itu. "

 

Chanyeol hanya menatap kepala, tidak bisa melihat Baekhyun. "Yeah, ku rasa itu tergantung, tapi semua itu  setimpal.

 

Baekhyun melihat pegangan Chanyeol pada payung mengencang, buku-buku jari berubah menjadi putih. "Kau memukul dua orang sekaligus?"

 

"Yeah, aku tidak akan mengatakan aku memukuli mereka. Mereka telah keluar batas dengan apa yang telah mereka katakan jadi aku hanya kembali menempatkan mereka di tempatnya. "

 

"Holy crap," Baekhyun menjadi tidak yakin karena meminta Chanyeol untuk datang. Chanyeol tampak seperti pria yang dengan mudah nya bisa pergi dan kembali, tetapi kenyataan bahwa ia memukuli dua orang dan mengirim satu ke rumah sakit membuatnya mempertanyakan anak yang lebih tinggi itu. "Tentang apa semua itu?"

 

Chanyeol mendesah dan menatap mata Baekhyun. "Ini semua tentangmu, Baekhyun." 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
BaekSung
eoh? I was forget for update this story lol,oke i promise next chapter on next week :D

Comments

You must be logged in to comment
baekdeer #1
Chapter 1: please update soon thor ^^
baekhyunlove599 #2
Translateny bgus kok, mudah m pahami. D tunggu updateny thor.
parkHyunIn #3
adduuuh cepat nihh update fast :)
masih banyak pertanyaan yang muncuk dipikiran ini.. mohon sgr update ya thor :D dan menurutku translatenya bagus kok :)
chintyabacon88 #4
Chapter 1: ini diulang lgi ya kak :D gpp siih xD
kmren nge cek di author nya jg gtu xD
keep writing kak
itu td klo ga tnda ptik,koma ato titik ad yg belibet xD tpi gpp
di baikin di depanny xD
transnya udh bgus kok :D
ngulang bca dr chap pertama itu something xD
wenanda #5
Chapter 19: Please next chapter... hehehe
RiLulu #6
Chapter 19: Aah, i like it..
Please update next chapter.. Faster...
lovedio #7
Chapter 19: aaaa ngga sabar nuggu next chapt
seru bingits !
fitryiifan #8
Chapter 1: anyeong reader baru izin gabung ya...
parkdoby
#9
Chapter 19: next chap ne thor! aq melting bacanya >_< romantis bgt aaaaa
kimharra #10
Chapter 16: Baca side story'y.. Gw suka ceritanya kaisoo disini.. Dan kai jadi cowok 'baik' :)