IaDA - chapter 1
I am D’Artagnan
Oktober 2010
Waktu menunjukkan pukul 5 sore ketika para pemain drama musikal Three Muskeeter bersiap untuk berlatih peran. Beberapa di antara mereka termasuk Kyuhyun, sudah berlatih untuk adegan pedang sejak jam 10 pagi. Meski keringat sudah membasahi tubuhnya, magnae Super Junior itu sangat bersemangat. Ini hari pertama mereka berlatih, dan saat ini pertama kalinya mereka akan berakting. Kyuhyun mempelajari naskah di tangannya dengan hati-hati, mengingat semua rincian adegan.
Ketika gilirannya tiba, Kyuhyun melangkah ke posisi yang ditentukan dan tersenyum gembira, membayangkan ia tengah bertemu sang appa untuk mengutarakan cita-citanya.
“Abeoji, aku akan menjadi seorang musketeer.” Kyuhyun mengembangkan kedua tangannya. “Aku akan menunjukkan kepada dunia, bahwa Anda benar, abeoji.”
“Ulangi.”
Mata Kyuhyun mengerjap ketika kata-kata itu menyentuh gendang telinganya. Sang sutradara memberi kode dengan tangan, membuatnya paham bahwa telinganya tidak salah dengar. Kyuhyun kembali ke tepi panggung, membaca naskahnya sejenak kalau-kalau ada yang ia lupakan, dan kembali muncul dengan senyum lebar ke posisi yang ditentukan.
“Abeoji, aku akan menjadi seorang muske...”
“Suaramu kurang keras, Kyuhyun sshi.” Sang sutradara memandangnya dengan wajah serius. “Kau tidak melakukan jumpa fans atau variety show, tetapi kau berada di panggung drama musikal. Keraskan suaramu dan tunjukan ekspresi yang lebih jelas.”
Kyuhyun mengangguk. Untuk kedua kalinya ia kembali ke tepi panggung.
“Abeoji, aku akan menjadi seorang musketeer!” Kyuhyun berkata dengan lantang. “Aku akan menunjukkan…”
“Kurang ekspresi. Lebih semangat lagi.”
Kali ini Kyuhyun memasuki panggung dengan langkah cepat dan wajah yang lebih gembira. “Abeoji, aku akan menjadi seo….”
“Ulangi! Kau belum memasukan emosi ke dalam adegan itu.”
Kyuhyun memandang sang sutradara dengan bingung. Suara bisik-bisik mulai terdengar di sekitarnya. Dengan gugup ia kembali ke tepi panggung, menarik napas dalam-dalam, dan kembali masuk dengan wajah yang lebih bersemangat.
“Abeoji, aku akan menjadi seorang musketeer!”
“Ulangi!”
Kyuhyun tak percaya dengan pendengarannya. Sekali lagi ia kembali ke tepi panggung, lalu masuk dan mengucapkan kalimat bagiannya.
“ULANGI!”
Lagi-lagi kata itu yang Kyuhyun dengar. Bukan sekali dua kali lagi, namun hingga satu jam kemudian, Kyuhyun masih berkutat di kalimat pertamanya tersebut. Tak satu pun yang mendapat persetujuan dari sang sutradara. Semakin lama Kyuhyun semakin bingung dan kacau.
“Ya! Kau!” Seorang pemain berteriak keras kepadanya.
“Aigoo, dia parah sekali!”
“Ck, sampai kapan kita menunggunya untuk berlatih?!”
“Dia benar-benar tidak bisa berakting.”
“Mungkin drama musikal tidak cocok untuknya!”
Kalimat-kalimat yang mengandung umpatan, kemarahan dan kekesalan, berhamburan di sekitarnya. Kyuhyun hanya bisa tertunduk, kembali ke tepi panggung dan membaca naskahnya dengan tangan yang semakin gemetar. Keringat dingin sudah muncul sejak tadi. Pikirannya menjadi buntu. Ia merasa semua yang tertulis dalam naskah sudah dilakukannya dengan tepat.
Kenapa? Apa yang salah?
Kyuhyun mencoba menghalau perasaan kalutnya dan kembali masuki panggung.
“ABEOJI, AKU AKAN MENJADI SEORANG MUSKETEER!” seru Kyuhyun keras. Ekspresi ceria sudah mulai hilang dari wajahnya. Ia berdiri seperti seseorang yang berteriak putus asa.
Seruan marah kembali bermunculan, kali ini benar-benar jelas dan terang-terangan. Kyuhyun tidak sanggup melanjutkan kalimat. Kertas naskah terjatuh dari jemarinya yang lemas. Ia tengah membungkuk untuk mengambil kertas-kertas itu saat sang sutradara mendekatinya. Kyuhyun bergegas berdiri. Wajahnya merah menahan malu. Ia merasa benar-benar mengacaukan latihan.
“Kyuhyun sshi, dalam adegan ini, kau harus menunjukkan lonjakan emosi.”
Lonjakan emosi? Kenapa? Bukankah itu percakapan seorang anak kepada appa-nya? Kenapa aku harus menunjukkan emosi untuk percakapan seperti itu?
Kyuhyun memandang sang sutradara dengan bingung. Ia hanya terdiam bahunya ditepuk dengan lintingan kertas naskah yang jauh lebih tebal dari miliknya.
“Dalam drama musikal ini, kau adalah D’Artagnan. Selama dirimu masih Cho Kyuhyun, aku akan selalu memintamu mengulangi adegan tadi. Mengerti?” Sang sutradara mengedarkan matanya kepada para pemain yang lain. “Kita lewati bagian Kyuhyun sshi. Kita akan berlatih scene ke….”
Kyuhyun tidak mendengar lagi kalimat
Comments