The Siren's Cry [Indonesian Translation]

Description

Dunia mistik oleh Hans Christian Andersen memboyong tepi laut dari dunia nyata pada zaman modern ini, fan-fictional (fiksi-penggemar) kembali membayangkan "The Little Mermaid (Putri Duyung Kecil)" diperankan oleh Zhang Yixing.

Setelah terjebak dalam liang bersama kedua musiknya dan kehidupan-cintanya selama sekitar satu tahun, rutinitas kehidupan Yixing yang tidak elok itu terguncang, secara harfiah, karena sebuah gempa 7,0 skala richter dan dampak yang dihasilkan. Namun gelombang besar dan bangunan-bangunan yang runtuh bukan satu-satunya bencana yang membawa ke kota pesisir ini; ketika membantu dengan upaya pertolongan pada tumpahan minyak, Yixing dan teman-temannya menemukan seorang gadis aneh tertangkap di dalam kotoran dan sisa reruntuhan, dan mereka segera mengetahui bahwa mereka telah menyelamatkan seorang putri duyung tanpa nama bersama dengan beberapa masalah yang diciptakan olehnya sendiri. "Jinyu" hanya memiliki satu tahun untuk menemukan pangerannya, membuatnya jatuh cinta padanya, dan mematahkan mantranya. Antara menghindari para ilmuwan jahat dan belajar berjalan dengan kaki, ia akan membutuhkan bantuannya Yixing apabila ia tidak ingin berubah menjadi buih.

 

 


mulai tanggal: 22 Juni 2013 | selesai: 26 November 2013 (Cerita Original)



mulai tanggal: 18 Januari 2014 | selesai: - (Cerita Terjemahan)


 

 

Komentar Penulis:

Cerita ini terinspirasi oleh lagunya EXO "Baby Don't Cry", berdasarkan dari cerita dongeng asli "The Little Mermaid" oleh Hans Christian Andersen. Setelah hampir dua tahun perencanaan dan penulisan dan menerima banyak dukungan kasih dari teman-teman dan penggemar-teman, aku akhirnya memutuskan untuk menulisnya. Aku melemparkan beberapa di dalam dari dokumenter "Mermaids: The Body Found (Putri Duyung: Penemuan Tubuh)". Aku menyangkal kepemilikan pada Zhang Yixing, Lu Han, Do Kyungsoo, Park Chanyeol, Victoria Song, Nichkhun Horvejkul, para anggota EXO, dan lain-lain.

Sembari melakukan penelitian untuk cerita ini, aku belajar banyak mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan seperti tumpahan minyak, penangkapan ikan yang berlebihan, pemanasan global, hal yang membahayakan, dan lain-lain. Demikian, aku mengambil kesempatan ini untuk menyebarkan sedikit pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan dengan memasukkan tips-tips hijau pada akhir setiap bab! Terima kasih, semua, telah datang untuk membaca!

► Judul :

Aku sering kali mendapati pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa aku mengubah judul dari "Goldfish Girl (Gadis Ikan Mas)" menjadi "The Siren's Cry (Tangisan Peri Laut)". Aku mengubah judulnya karena aku merasa bahwa, meskipun "Goldfish Girl (Gadis Ikan Mas)" pendek dan manis, namun itu sama sekali tidak terkait dengan baik dengan "Baby Don't Cry (Sayang Jangan Menangis)" yang sebagai inspirasi itu. "The Siren's Cry (Tangisan Peri Laut)" mengarah pada lagu (melalui "cry (Menangis)" sambil membawa ciri khas sendiri yang unik dan secara halus mengungkapkan tema fantasi yang menyeluruh melalui kata "siren (Peri Laut)".

 


*Gulir ke bawah untuk Kredit Grafis, dan tautan tambahan


 

Foreword

"Ketika malam yang gelap ini menjadi cerah kembali
Bertingkah saja seperti itu tak pernah terjadi.
Aku mencintaimu bahkan lebih dari pasangan kekasih yang saling mencintai...
Gelombang-gelombang ini memukul jantungku hingga berkeping-keping, dan berhenti
Di malam ketika badai angin mengamuk.
Ku berharap kisah kita memiliki sebuah bagian akhir."

EXO-M Baby Don't Cry

 

Putri duyung kecil itu belum berencana untuk berkelana begitu jauh dari rumah, rupaya saat itu sedang hiruk-pikuk malam di atas laut. Sebuah badai bergemuruh di dalam awan-awan gelap yang ada di atas kepala. Arus badai itu kuat, dan perairan berwarna hitam, dan segera, ia menemukan dirinya tersesat di tengah-tengah sebuah ceruk berbatu di mana ombak sedang menghantam. Dalam keadaan gelap gulita, jantungnya berdebar-debar di dadanya. Ia belum pernah berada di dekat tepi laut; sepanjang hidupnya ia tidak mendengar apa-apa tetapi mendengar cerita yang menyeramkan tentang tempat yang mengerikan, di mana makhluk-makhluk berkaki dua yang menjijikan dibunuh dan dikuasai atas segala hal, menarik makhluk-makhluk seperti dirinya itu dikeluarkan dari air dan memanggang mereka di atas api.

Ini dekat dengan tepi laut, ia tidak menginginkan apa-apa namun menginginkan untuk tetap diam dan menyembunyikan dirinya di dalam kegelapan laut, jauh dari makhluk-makhluk busuk itu. Akan tetapi ia telah berenang berjam-jam, dan ia merasa lapar dan lelah, dan ia perlu tidur; ia memerlukan udara. Dari kejauhan, ceruk itu, dengan bebatuan yang menjulang tinggi dan turunan tajam tampak seperti sebuah tempat yang bagus untuk bersembunyi sembari ia beristirahat. Merenangi ke tepian batu, ia meraih ke atas pinggiran yang sempit dan menarik dirinya sendiri ke atasnya. Membiarkan ekornya berada di atas air, putri duyung kecil itu menyandarkan kepalanya pada batu, mengatur napasnya.

Selama beberapa menit, ia menenangkan diri, bersyukur akhirnya beristirahat. Tetapi secara tiba-tiba, sebuah cahaya di sudut matanya menarik perhatiannya. Pada awalnya, ia berpikir bahwa itu adalah bulan, namun sebuah bayangan hitam membuatnya mengambil napas dalam-dalam. Bagian atas setengah dari sosok itu mirip seekor duyung seperti dirinya, akan tetapi bukannya ekor, ia melihat dua kaki panjang, pelengkapnya berdaging melekat dari tubuhnya; ia menjadi ketakutan.

Sosok manusia! Pikirnya, menjadi panik dan langsung menyelam kembali ke dalam air. Insting pertamanya telah menyuruh langsung berenang kembali ke rumah. Namun rasa sakit di tulangnya menetap sekali lagi, dan ia tahu bahwa ia harus bersembunyi sepanjang malam. Menemukan sebuah batu gelap, ia menentukan bahwa itu adalah sebuah tempat yang cocok untuk bersembunyi. Secara langsung di bawah manusia itu, itu tak mungkin baginya untuk melihatnya. Ia menarik paksa dirinya sendiri ke atas batu kembali, berhati-hati bersembunyi di balik batu yang lebih tinggi; ia memerhatikan manusia itu dengan teliti.

Itu merupakan seorang manusia laki-laki, ia pastikan. Tubuh bagian atasnya mempunyai kualitas maskulin yang sama dengan yang ditemukan pada laki-laki dari spesiesnya, namun wajahnya lebih sulit untuk dilihat. Matanya bersusah payah untuk melihat lebih baik, putri duyung kecil ini menjadi semakin bertambah tertarik dengan manusia laki-laki misterius itu. Ia menggunakan kedua tangannya untuk bersandar pada pagar batu putih dari bertengger nya di atas laut, dan ia tampaknya memeriksa dengan cepat lautan. Ia tidak bisa namun, mencari tahu apa yang sedang ia cari. Ia secara tiba-tiba mengangkat tangannya menuju wajahnya, sebuah cahaya terang muncul bersinar, menerangi wajahnya. Ia segera mengetahui bahwa cahaya itu berasal dari sesuatu yang kecil, perangkat datar yang ia pegang di tangannya.

Sang putri duyung terkesiap melihat wajahnya: ia tampak indah. Dengan mata yang besar, jernih dan seulas senyuman yang lembut di bibirnya, ia bisa saja seekor pangeran duyung jika ia hidup di bawah laut bersama orang-orang nya. Sebagaimana makhluk yang tampan pastinya telah menjadi seorang pangeran berwujud manusia pula. Ia menginginkan, secara tiba-tiba, untuk mengetahui semua tentangnya; ia menginginkan, secara tiba-tiba, untuk melihatnya lebih dekat dan menyentuh wajahnya dan mendengarnya berbicara dengannya. Ia menempatkan tangannya di dadanya, mau untuk menenangkan diri atau memberikan tempat persembunyiannya pula.

Laki-laki itu meletakkan sesuatu yang kecil, perangkat yang memberikan-cahaya di atas pagar, dan ia bertumbu diatasnya dengan sikunya, adakalanya menyentuh itu dengan jarinya. Suara perempuan kemudian memanggilnya dari dalam – "Luhan!" dan ia berbalik untuk memanggil kembali:

"Aku segera ke sana!" teriaknya, dan jantungnya putri duyung itu tampak membengkak bahkan lebih karena mendengar suaranya. Ketika ia berbalik ke perangkat kecil itu, kiranya, tangannya tak sengaja menabrak itu, dan bersama umpatan yang ia sampaikan benda itu melayang turun ke dalam ceruk berair.

Putri duyung kecil itu menyaksikan dengan penuh perhatian ketika sesuatu yang kecil itu, perangkat yang menyala jatuh ke dalam air. Lupa bahwa ia seharusnya bersembunyi, secara tiba-tiba, ia menyelam kembali ke dalam air dan langsung berenang ke arah itu. Itu mendarat pada sepotong batu datar di bawah pagarnya manusia, di mana ombak sedang melemah. Melihat itu, putri duyung kecil itu meraihnya dan mengambil perangkat milik laki-laki itu ke genggaman tangannya. Itu berwarna hitam, persegi panjang, dan datar. Itu pas secara nyaman di atas telapak tangannya, walaupun bagian permukaannya itu keras dan retak. Itu memiliki sebuah tombol lingkaran di salah satu ujungnya. Menekan itu, namun, itu tak akan lagi menyala. Bagaimana itu bisa terjadi?

Meluncur kembali ke dalam air, ia mendongak sekali lagi pada cahaya dari kediaman laki-laki itu, tetapi ia sudah tak ada lagi disana. Sedikit kecewa pada kepergiannya, putri duyung itu mengalihkan perhatiannya kembali ke perangkat datar yang kecil itu. Itu merefleksikan bulan, dan dari bagian permukaan yang retak itu ia dapat melihat bayangannya sendiri. Tersenyum pada barang berharga yang terbaru miliknya, ia merasa kekuatan yang diperbarui kembali padanya. Merasakan pusing dan mabuk cinta, ia menyelam kembali ke dalam air bersama dengan perangkat hitam yang aman berada di tangannya, bersemangat untuk pertemuan selanjutnya dengan pangeran berwujud manusia itu.


{ bersambung }


 

 

► Kredit Grafis :

polaris- pada "Spectralight" EXO Graphic Shop untuk poster yang indah dan latar belakang. Untuk sebuah pekerjaan poster EXO yang profesional, kunjungilah tokonya dan buatlah permintaanmu hari ini! Aku sangat merekomendasikan toko-toko dan grafis-grafisnya!
→Grafis-grafis baru telah diminta

► Tautan :

Tautan Unduh Versi PDF [cerita lengkap] (English original story)

 

 


 

Tips Hijau!

Bila kalian tinggal di sebuah rumah depan pantai atau bila kalian pernah mendapatkan berbagai kesempatan ini, bantu penyu selama musim bersarang dan menetas dengan mematikan lampu putih di luar rumah pada malam hari atau menutupinya dengan kertas kaca merah. Penyu menggunakan cahaya bulan untuk kembali ke lautan dan menjadi bingung oleh cahaya putih terang lain, namun kurang terganggu oleh cahaya merah. Bersarang dan menetas secara khusus berlangsung bulan Juni sampai bulan November.

 

 

 

 

 

 


 

Everyone this is my Indonesian translation of "The Siren's Cry" story. Hope you enjoy this translation. 

 

To read the original story by thecafewriter : The Siren's Cry (Just click the title).

PLEASE SUPPORT AND SUBSCRIBE THE ORIGINAL AUTHOR THECAFEWRITER. 

 

 

 

 


 

I DIDN'T DO ANYTHING JUST TRANSLATING IN INDONESIAN, THIS STORY BELONGS TO THE ORIGINAL AUTHOR. PICTURE AND GIFS USED AREN'T MINE, CREDITS TO THE OWNERS. PLEASE DON'T PLAGIARISM, COPY, or PRINT. AND I'VE OBTAINED PERMISSION FROM THE ORIGINAL AUTHOR.

Comments

You must be logged in to comment
nadiahairul #1
Chapter 1: Thank you ^^
Kinanthi #2
penasaran . penasaran . penasaran . apakah mereka bertemu lagi ?
Nenunazel #3
Chapter 1: oh thanks so much to translate this ff .. since my english was not good enough to read and understand the original ver .. ini masih berlanjut kah ??