I'm goin crazy

I'm going crazy

 

Malam yang indah, seorang gadis manis berkulit putih seputih salju duduk di sudut balkon apartemennya sambil mengapit kedua kakinya dengan tatapan kosong kearah langit, tiupan angin malam menerpa wajah dan memainkan tiap helai rambut, tapi ia tidak peduli, ia tetap memandang langit dengan tatapan kosong.

drrrt, drrrrttt, drrrtt~

Getar ponsel membuyarkan lamunannya, ia segera meraih ponsel yang ada didekatnya, setelah melihat nama penelpon beberapa saat kemudian gadis tersebut mengangkat panggilan tersebut.

“yoboseyo” ujarnya datar.

“myeonnie, liat channel xxx sekarang. ppali ppali!!”ujar suara diseberang tak sabar.

“waeyo, baek-ah?”ujarnya masih datar, namun segera keruang tengah dan segera menghidupkan televisi dan menggantinya dengan channel yang diperintahkan si penelpon tersebut.

“sudah lihat saja!”ujar penelpon seakan ingin membuat gadis tersebut penasaran.

Tuuuuuuut, nada dari seberang menandakan sang penelpon telah mematikan teleponnya. Gadis tersebut menghela nafas dan memperhatikan televisinya. Nampak seorang pria yang dikawal oleh bebarapa orang disampingnya berjalan kearah meja yang sepertinya sudah disiapkan sebelumnya. Gadis itu terbelalak melihat pria tersebut, ia mengenal pria tersebut, tidak, bahkan ia sangat mengenalnya. Ia memperhatikan setiap kalimat, ah bukan, setiap kata yang keluar dari mulut pria itu.

“………dan mengenai berita yang tersebar melalui media belakangan ini, memang benar, saya dan Kim Joonmyeon-sshi memang dekat, dan…..”

Pria itu menggantung kata-katanya, terlihat ia menghela nafas sejenak, kemudian kembali melihat kearah kamera. Gadis tersebut terlihat semakin tengang, matanya tak berkedip memperhatikan siaran televisi yang disiarkan secara live tersebut.

“….dan semua kabar yang tersebar itu adalah benar, kami memang telah menjalin hubungan…kami memang telah berpacaran selama 2 tahun belakangan ini. Kami memang sengaja merahasiakan hal ini selama ini. Dan saya meminta maaf kepada semua penggemar atas ketidaknyamanan berita ini, dan saya berharap kalian semua dapat mendukung hubungan kami. Hmmm.  Aku, aku mencintainya, aku benar-benar mencintainya”

Bulir air mata mengalir dipipi mulus gadis tersebut, ia menutup mulutnya dengan kedua tangan. Ia benar-benar tak menyangka pria tersebut akan berkata seperti itu. Airmatanya mengalir semakin deras, ia tidak dapat mendeskripsikan perasaannya saat ini, yang jelas ia merasa senang dengan pengakuan pria tersebut.

“…dan untuk joonmyeon-sshi yang mungkin menonton acara ini……. “pria itu kembali menghela nafas, kemudian melanjutkan kalimatnya.

“myeonnie, mianhae. Can I have one more chance? I love u.”

Pria itu berdiri kemudian membukuk hormat dan berjalan menuju pintu keluar diikuti oleh bebarapa pengawal serta para pencari berita yang seolah ingin menyerangnya dengan beribu pertanyaan. Pria tersebut segera ‘diselamatkan’ oleh para pengawalnya dan kemudian hilang. Tangis gadis itu semakin kencang, ia tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak menangis.

“I love u too”ujarnya sangat pelan.

XXX

 

_Flashback_

Yifan memejamkan matanya, sementara beberapa orang sibuk merapikan bajunya, menambah sedikit bedak dimukanya dan mengatur rambutnya. Drrrrrt, drrrrtt. Ia membuka matanya dan mengambil ponsel dari sakunya, melihatnya sebentar, kemudian membaca pesan yang masuk dengan cepat dan segera menaruhnya lagi ke dalam kantong, tanpa membalas pesan tersebut.

Drrrrrrt, drrrrtt, drrrrt, ponselnya kembali bergetar, ia kembali mengambil ponselnya. Kali ini sebuah telpon. Ia segera mengangkatnya begitu mengetahui siapa yang menelpon.

“yoboseyo”

“jadi?”ujar suara dari seberang dengan nada manja.

“aku sedang sibuk myeon, schedule ku banyak untuk hari ini”jawabnya.

“tapi yifan...”kali ini dengan nada sedikit memelas.

“sudah ya, aku sibuk”ujarnya kemudian mematikan telponnya.

Sementara di tempat lain, seorang gadis sibuk membaca script diatas sebuah van sambil terlihat sedang menelpon seseorang.

“yoboseoyo”suara dari seberang.

“jadi?”ujar joonmyeon itu manja.

“aku sedang sibuk myeon, schedule ku banyak untuk hari ini”

“tapi yifan….”ujarnya kali ini dengan sedikit memelas.

“sudah ya, aku sibuk”ujar suara dari seberang. Kemudian terdengar bunyi tuuuuuut.

“yoboseyo, yoboseyo, yoboseo?”

Joonmyeon menatap layar ponselnya dengan tatapan sedih. Ia hampir menangis, namun ia menahan airmatanya agar tidak jatuh dan merusak make-upnya.

“Joonmyeon-aa, sutradara memanggilmu, cepat temui dia”ujar seseorang berteriak.

“ne onnie, sebentar”ia mengatur nafasnyanya, kemudian memasang tampang seceria mungkin dan membuka pintu van dan keluar.

“cepat~”

“ne”ujarnya sambil mengikuti orang tersebut.

XXX

 

Joonmyeon melirik jam tangannya, ia mendengus kesal. Bukan hanya sekali ini, tapi sudah sering dan bahkan sangat sering terjadi seperti ini. Joonmyeon melirik keadaan sekitarnya, ia sedikit bergidik ngeri, bagaimana tidak, di malam seperti ini ia menunggu seseorang yang tidak tahu kapan akan datang dan hanya diterangi lampu jalan yang agak remang. Tapi Joonmyeon tidak punya pilihan lain, jika bertemu di tempat umum akan diketahui para pencari berita yang tidak bertanggung jawab dan bagaimana kalau penggemar tahu?

Sebenarnya ia tidak terlalu memusingkan tentang karirnya yang akan hancur jika suatu saat hubungannya yang sembunyi-sembunyi itu diketahui penggemar, bahkan ia tidak peduli meskipun ia tidak menjadi artis lagi, atau bahkan mempunyai antifans sekalipun. Yang dikhawatikannya hanyalah karir orang dicintainya, Joonmyeon tau bahwa kekasihnya ini baru saja ‘go internasional’, jika dia tertangkap mempunyai kekasih maka kemungkinan terburukya adalah ditinggalkan fans dan mempunyai banyak antifans, dan karir yang dirintisnya dengan susah payah akan hancur begitu saja.

Bukan munafik, sebenarnya Joonmyeon ingin memilikinya seutuhnya, ia ingin semua waktu yang dimiliki kekasihnya hanya diluangkan khusus untuknya. Ia sudah sangat lelah dengan hubungan seperti ini, ia lelah jika hanya untuk bertemu kekasihnya saja harus sembunyi-sembunyi seperti ini. tapi Joonmyeon sadar bahwa ia dan kekasihnya adalah public figure yang tidak mungkin melakukan apa saja yang ia mau didepan semua orang.

Joonmyeon kembali melirik jam tangannya, pukul 11.28 KST. Sudah satu jam berlalu. Mulai muncul pikiran-pikiran aneh di otak Joonmyeon, bagaimana kalau seandainya dia tidak datang? Bagaimana kalau terjadi sesuatu padanya? Ah, tidak, dia akan baik-baik saja, pikir Joonmyeon. Dan yang mengerikan adalah, bagaimana jika ada orang yang mabuk yang lewat sini?

Tap, tap, suara langkah kaki terdengar jelas. Joonmyeon segera menoleh kearah suara berasal, takut kalau-kalau apa yang ia takutkan terjadi. Tapi setelah tau siapa yang datang ia kembali mebuang mukanya. Seseorang berjalan mendekati Joonmyeon dengan nafas yang tak beraturan, seperti habis berlari.

“kau telat!”ujar Joonmyeon sedikit ketus setelah orang itu sampai dihadapannya.

“hah! schedule ku sangat padat”

“tapi aku menunggumu sudah sangat lama”

“kau sudah tau kan schedule ku sangat padat belakangan ini”

“aku tau tapi setidaknya ka menel…”

“ah, sudahlah, aku minum sedikit tadi”

“dengan siapa?”

“hyung”

“hyung? Dengan managermu?”

“ne, aku sudah janji mentraktirnya”

“huh, good, lalu janji kita tidak ada apa-apanya?”

XXX

 

Joonmyeon kembali meneguk americano-nya, sesekali ia memperhatikan pria yang makan dengan lahap di hadapannya. Hari ini adalah hari special mereka, tapi sepertinya pria tersebut seperti lebih ‘mementingkan’ makanannya daripada Joonmyeon.

apa dia lupa hari ini?’ ‘ah, dia boleh melupakan hari valentine, tapi tidak untuk hari ini’ batin Joonmyeon.

Dia terlihat sedikit agak kesal, tetapi berusaha menyembunyikan kekesalannya. Mereka sudah setengah jam disini hanya dalam keadaan diam. Dalam hati Joonmyeon berharap kalau ini hanya upaya kekasihnya untuk mengerjainya dan memberikan surprise pada hari ini, meski ia tau kenyataannya tidak seperti itu.

“ apa begitu enak?”Tanya Joonmyeon dengan suara yang di buat seceria mungkin.

“hmmmmm…”pria itu masih konsentrasi dengan makanannya.

“yifan, apa kau tau ini hari apa?”

“kamis kan?”jawab pria itu seadanya.

“tebak, apa yang special dihari ini”

“molla~”

“ini, hari ini anniversary kita yang kedua”

“ha???”

“sudahlah, makan saja!”ujar Joonmyeon ketus.

XXX

 

Joonmyeon tersenyum senang, dia berjalan disamping kekasihnya. Malam sudah begitu larut, dan cuaca sedikit tidak baik, sehingga para penduduk kota seoul malas untuk keluar rumah dan jalanan kota seoul terlihat sepi. Suasana  seperti ini sangat bagus menurut Joonmyeon, meskipun dingin dan sedikit gerimis, setidaknya pada saat ini dia bisa berjalan dengan bebas bersama kekasihnya.

Joonmyeon melingkarkan tangannya di tangan Yifan yang sedang memengang payung dengan pura-pura melihat kelangit, seolah-olah hal itu adalah refleks. Yifan tersenyum tipis melihat tangan Joonmyeon yang sekarang sudah melingkar di tangannya. Untuk beberapa saat mereka menikmati keadaan tersebut.

Yifan melihat beberapa orang berjalan mendekati mereka dari arah berlawan. Ia sedikit cemas karena mereka berdua tidak sedang menyamar saat ini. Perlahan Yifan melepaskan tangan Joonmyeon dari tanganya, dan membuang muka agar orang-orang tersebut tidak melihat wajahnya. Joonmyeon yang kaget mendapat perlakuan tersebut diam dan menatap yifan dengan tatapan kesal. Yifan menyadari Joonmyeon tidak berjalan disampingnya, ia pun menoleh kebelakang untuk melihat Joonmyeon. Sedangkan Joonmyeon dengan wajah kesal menatap kearahnya.

XXX

 

Joonmyeon berkonsentrasi menyetir sambil sesekali melirik pria yang berada disebelahnya yang bersikap tak acuh dengan memakai earphone ditelinganya, dan berpura-pura tidur.

‘huh, haruskah aku yang menyetir?’bathin Joonmyeon kesal.

 Jujur saja, ia sudah lelah dengan semua ini. Ia lelah tidak mendapatkan perhatian dari kekasihnya sendiri, dia lelah selalu diacuhkan kekasihnya, ia lelah selalu bersembunyi seperti ini, ia lelah dengan hubungan ini, benar-benar sudah lelah. Tapi ia tetap bertahan demi pria itu, dia benar-benar mencintainya.

“Yifan, hari ini kita kemana?”pria tersebut masih diam dan tak acuh.

“ya!”

“Yifan?” Joonmyeon mulai gerah dan menanggalkan earphone pria tersebut, ketara sekali wajah kesal pria tersebut saat Joonmyeon menanggalkan earphonenya.

“kita kemana kataku”

“ah, mollasso, terserah kau saja aku lelah”

“haruskah selalu aku yang menentukan? Ya! sesekali kau juga harus menentukan kita kemana”

“molla”

“molla? Bisa kah kau tidak berkata molla?”

“terserahlah, aku lelah”

“lelah????”

Joonmyeon mulai kesal, ia menghempaskan nafasnya dan menggigit bibirnya berusaha menahan amarahnya.

“Ya! kau pikir schedule mu saja yang padat, schedule ku juga padat. Aku  juga lelah.”

“lalu mengapa memaksaku pergi?”

“MEMAKSA???”nada Joonmyeon mulai meninggi, ia benar-benar kesal dan marah.

Joonmyeon menambah laju kecepatan mobilnya, diliriknya pria disebelahnya yang sekarang tertidur pulas, Joonmyeon makin kesal, ia sudah tidak bisa meredam amarahnya sekarang. Kemudian ia melihat tumpukan kardus sampah yang berada di tepi jalan yang belum sempat diambil petugas kebersihan, tanpa berpikir panjang Joonmyeon segera menabrakan mobilnya ketumpukan sampah tersebut dan menimbulkan dentuman yang sangat keras sehingga menyebabkan pria itu terbangun. Pria itu terlihat sangat kesal, tetapi Joonmyeon terlihat lebih kesal lagi. Joonmyeon segera meraih tasnya, dan keluar dari mobil itu, begitupula dengan pria tersebut.

“ya! Kau sudah gila????”ujar pria itu setengah berteriak sambil mengejar Joonmyeon. Joonmyeon membalikkan badannya menghadap kepria tersebut.

“iya, aku sudah gila!”ujar Joonmyeon ketus. Dan kembali berjalan meninggalkan  pria tersebut. Pria itu terlihat frustasi dan segera mengejar Joonmyeon.

XXX

 

 “ya! Kita bisa bicara baik-baik!”ujar yifan setelah berhasil menahan Joonmyeon.

“heh? Baik-baik? Bicara denganmu membuatku kesal Yifan, aku rasa kita tidak perlu bicara lagi!”ujar Joonmyeon ketus.

“sudahlah, aku pergi, kau tidak ingin kan penggemarmu melihat hal ini! jadi pulanglah!” Joonmyeon melepaskan genggaman yifan secara paksa danberjalan meninggalkan yifan. Sementara yifan hanya dapat pasrah menatap kepergian Joonmyeon.

XXX

 

Joonmyeon melangkahkan kakinya keluar dari gedung yang belum selesai di bangun itu, tetapi seseorang menariknya kembali ke dalam, ia berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman orang itu.

“YA! Kau tidak bisa seperti itu, pikirkan juga perasaanku!”ujarnya.

“PERASAAN???? Lalu bagaimana dengan perasaanku? Apa kau pernah memikirkannya? Kau tau aku lelah! Aku lelah karenamu! Aku lelah karea harus bersembunyi seperti ini!”

Yifan mendorong Joonmyeon ke tembok. Joonmyeon dapat melihat kemarahan yang tersirat dimata Yifan. Joonmyeon menatap Yifan diam.

“YA! Kau tau, aku juga lelah bersembunyi seperti ini, tapi jika tidak seperti ini penggemar diluar sana akan membencimu, mereka akan menjadi anti-mu. Dan juga, kau tau impianku selama ini. Aku sedikit lagi bisa meraihnya. Itu obsesiku, dan kau tau itu!!!”bentak Yifan. Joonmyeon tidak bisa menahan airmatanya, airmatanya keluar begitu saja seiring dengan bentakan Yifan. Joonmyeon  menatap Yifan dengan tatapan kosong.

Klik, seberkas cahaya menerpa mereka. Yifan yang seketika sadar langung menarik Joonmyeon masuk dan mencoba mencari tempat persembunyian di dalam gedung tersebut.

XXX

_Flashback End_

 

Yifan berhenti sebentar di sebuah toko bunga yang dilihatnya dijalan sebelum benar-benar menemui Joonmyeon di apartemennya. Ia memasang topi dan kacamata hitam sebagai alat penyamaran dan berharap sang penjaga toko tidak menyadari bahwa itu adalah dia. Karena memang sangat sulit bagi seorang artis sepertinya berada didepan umum secara tiba-tiba seperti ini.

“annyeonghaseyo”sapa seorang pria yang bekerja sebagai pramuniaga ditoko tersebut saat Yifan memasuki toko itu.

“annyeong”

“ada yang bisa saya bantu”ujar pramuniaga itu mengikuti Yifan yang berjalan kearah bunga mawar. Sang pramuniaga dengan cekatan menjelaskan arti dan mana yang terkandung dalam masing-masing warna bunga mawar dan arti dibalik jumlah yang yang diberikan. Yifan tersenyum sekilas.

“kalau begitu berikan 4 ikat mawar putih dan 4 ikat mawar kuning.”ujar Yifan.

“ne”dengan cekatan pramuniaga tersebut merangkai pesanan Yifan, agar terlihat lebih cantik. Tiba-tiba terlintas sebuah ide di otak Yifan. Ia tersenyum dan melirik kearah pramuniaga.

“chogiyo ….”

“ne” ujar si pramuniaga yang kembali melihat Yifan ditengah-tengah pekerjaannya.

Yifan mengisyaratkan agar pramuniaga itu mendekatkan telinganya kearah Yifan. Yifan membisikkan sesuatu ketelinga pramuniaga tersebut. Pramuniaga tersebut sedikit kaget tapi akhirnya mengangguk mengerti.

XXX

 

Ting tong~

Bunyi bel memecah kesunyian diapartemen mewah di sebuah distrik di kawasan seoul. Joonmyeon terbangun, televisi masih hidup. Ia lupa mematikannya semalam dan tertidur diatas sofa karena lelah menangis. Joonmyeon melihat kearah jam dinding, jam 09.37 KST. Ia mendengus sedikit kemudian meregangkan otot-ototnya dan memukul-mukul bahunya pelan.

Ting tong~

Bunyi bel itu terdengar lagi.

“ne~”ujarnya sedikit berteriak. Dengan malas-malasan Joonmyeon beranjak menuju pintu depan, sebelumnya ia melihat siapa yang datang dari monitor yang ada didekat pintu. Pengantar bunga? Siapa yang memberinya bunga? Bahkan Yifan jarang memberinya bunga. Ah, mungkin saja dari fans. Ia membuka pintu dengan malas. 11 tangkai bunga mawar merah sudah ada hadapannya ketika ia membuka pintu. Ia menerima bunga itu, dan kemudian menutup pintu. Tidak ada nama pengirimnya. ‘apa ini stalker?’ bathin Joonmyeon. Ia bergidik ngeri.

Ting tong~

Bunyi bel terdengar lagi. Joonmyeon melirik kearah monitor. ‘pengantar bunga lagi?’. Kemudian ia membukakan pintu. Kali ini 11 tangkai bunga mawar putih, ia menerima bunga itu dan ia kembali menerimanya. Lagi-lagi tidak ada pengirimnya.

Ting tong~

Bel kembali berbunyi saat ia memasuki ruang tengah dengan dua buket bunga itu. Ia meletakkan bunga itu diatas sofa dan kembali untuk membuka pintu. Kali ini 8 tangkai bunga mawar kuning dan putih. Kali ini pengantar bunga itu tetap berdiri di hadapan Joonmyeon saat ia akan menutup pintu apartemennya. Ia bingung. Kemudian pria itu mengeluarkan apel merah dari sakunya, dan memberikannya pada Joonmyeon. Joonmyeon yang sekarang mengetahui siapa pria itu memalingkan mukanya.

“kau pikir aku akan memaafkanmu dengan apel ini?”ujarnya pelan, namun terukir senyum kecil dibibirnya.

“tidak suka bunganya?”ujar pria yang ternyata adalah Yifan itu pelan. Joonmyeon hanya membalasnya dengan senyum tipis. Kemudian ia mengeluarkan sapu tangan merah dan kelurlah setangkai mawar merah dari sapu tangan tersebut, dan memberikannya pada Joonmyeon. Joonmyeon kembali tersenyum.

“lalu darimana kau belajar sulap?”

“yixing, dia mengajariku banyak hal”

“dia memang pria yang manis’”

“hey, bagaimana denganku?”

Joonmyeon hanya tersenyum menanggapi pria yang kini ada dihadapannya, dan berjalan menuju keruang tengah. Tapi kemudian ia kembali melirik ke arah Yifan.

“kau tidak mau masuk?”tanya Joonmyeon kemudian. Yifan tersenyum manis dan berjalan kearah Joonmyeon berdiri.

“I love you”ujar Yifan pelan di telinga Joonmyeon.

“me too”balas Joonmyeon cepat.

Yifan mendekatkan wajahnya ke wajah Joonmyeon. Joonmyeon dengan cepat memejamkan matanya. Yifan tersenyum dan mebersihkan kotoran mata yang masih menepel disudut mata Joonmyeon. Joonmyeon mebuka matanya.

“babe, kau baru bangun ya?”ujar pria itu sambil menahan tawanya.

Joonmyeon yang malu melempar bunga yang ada dipangkuannya ke dada Yifan, dan kemudian berjalan ke ruang tengah. Ia malu dan sedikit kesal karena Yifan telah merusak suasana.

“kau merusak suasana!”ujarnya sedikit berteriak.

Yifan hanya tertawa kecil sambil mengikuti Joonmyeon ke ruang tengah.

XXX

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ephemeral24
2410 streak #1
Chapter 1: Yifan was an , but since Jun decided to forgive him... then we're all good!
Yifan sure is lucky he was given a second chance!

anyway, the end was so funny and cute! HAHAHAHAHA
hyunalee
#2
Hehehe.. Sebenernya ini ff lama.. cuman karakter nya aku ganti krisho..
JunMaWu2 #3
Chapter 1: ow, so~~~ sweet~~~ banget thor^^
guylian #4
Chapter 1: Udahan ya ? Ffnya sweet deh walopun songfict................ Daebakk thor!