A Letter From Heaven (Oneshoot Version)

Description

First FF yang aku Post di Asianfanfics.com

Happy Reading!! :3

Foreword

A Letter From Heaven

 

Cast     :

- Kim Jongin a.k.a Kai

- Winter Lee

- Lee Donghae

- Other EXO member

Lenght             : Oneshot, 2761 words with author’s note

Genre              : Romance, Sad, Fantasy

Rating             : PG-15

Author             : La, (Larasati Embun Putri a.k.a @Larasati_2635)

Disclaimer      : FF ini sepenuhnya milik saya. Apabila ada kesamaan nama tokoh, alur cerita, dll. Itu merupakan suatu ke-tidak sengajaan belaka.

Summary        : Surat ini, surat dari malaikatku yang berada di surga.


*Kai’s Point Of View*.

#Flashback#

Malam itu, malam tepat di mana tragedi mengenaskan itu terjadi. Tragedi saat sepasang insan manusia tertabrak oleh sebuah truk yang hampir menewaskan kedua insan tersebut. Tragedi yang hanya disebabkan oleh kesalahpahaman semata. Dan itu semua adalah salah dari pihak pria. Ya itu semua adalah salahku. Salah dari seorang Kim Jongin. Tidak lama setelah peristiwa itu terjadi, aku mendengar dengan samar - samar suara ambulance dan setelah itu, semuanya terlihat gelap.

            Aku mulai membuka mataku dan merasakan sakit yang teramat sangat di bagian kepalaku. Aku mulai membiasakan mataku dengan sinar lampu ruangan ini. Aku mencoba untuk duduk dan mengingat – ingat di mana aku sekarang berada. Dinding dengan cat berwarna putih,  perban di kepalaku, dan ruangan berbau obat – obatan. Rumah sakit. Aku berusaha mengingat – ingat bagaimana bisa aku sampai di tempat ini. Sepertinya semalam.. Winter! Aku mencoba bangun dan berdiri. Aku mulai berjalan menuju bagian informasi dan menanyakan di mana kamar Winter. Aku segera berjalan ke ruangan itu. Seperti yang kuperkirakan, kamar Winter kosong. Hanya ada barang – barang rumah sakit, peralatan medis, dan Winter seorang. Aku dapat memakluminya. Dia pernah memberitahuku kalau dia itu sebenarnya anak yatim piatu. Winter sekarang sedang koma. Aku tahu dari suster yang aku tanyai tadi. Kata suster itu, Winter koma setelah dia mengalami kejadian naas yang sama sekali bukan kesalahannya itu. Aku mengambil kursi lalu duduk di samping ranjang Winter sambil terus memegang tangannya yang sedingin es itu, dan berusaha untuk menghangatkannya. Jujur, aku tidak tahu harus berkata apa lagi. Salahku sudah terlalu besar untuknya. Tidak terasa, aku mulai mengantuk dan tertidur di sebelah ranjang Winter.

*Author Point Of View*

Seakan mendengar suara hati Kai, meluncurlah satu tetes kristal bening dari sudut mata Winter yang sebenarnya sudah sadar dari koma beberapa menit yang lalu. Perlahan namun pasti, Winter membuka matanya tanpa berniat membangunkan Kai. Winter menangis dalam diam. Mau tak mau, bahu Winter bergetar walau sedikit. Dan itu sukses membangunkan namja yang sedang terlihat sedang tertidur di sampingnya. Kai mencoba membuka matanya dan melihat gadisnya yang sedang menangis. Tangan Kai terulur untuk menghapus jejak air mata di pipi tirus Winter.

“Uljima” bisik Kai pelan.

Setelah itu hening. Mereka berdua saling menatap. Mencoba berbicara lewat kedua bola mata masing – masing sebelum Kai membuka mulutnya.

“Winter.. Mianhae. Jeongmal mianhae” bisik Kai sangat pelan.

“Tidak Kai.. Ini bukan salahmu. Ini salahku. Aku terlalu emosi saat itu” balas Winter.

“Tidak. Ini semua se..”

“Sstt.. Jangan bicara apapun lagi” bisik Winter sembari menempelkan jarinya ke bibir Kai.

“Winter.. Tanganmu.. Kenapa sangat dingin?” ujar Kai cemas sambil menggenggam tangan Winter.

“Mungkin karena sesuai dengan namaku” balas Winter berniat untuk bercanda.

“Aku sedang tidak main – main Winter” ucap Kai serius.

“Oke. Aku kedinginan. Bisa tolong matikan AC-nya?” pinta Winter.

“Baiklah” ujar Kai sambil mematikan AC.

“Merasa lebih baik?”

“Hm.. Much better”

“Lebih baik mana dengan ini?” tiba – tiba, Kai langsung memeluk tubuh Winter.

“Kai.. Lepaskan. Sesak”

“Biarkan saja.. Biarkan seperti ini Winter”

Tanpa diperintah, air mata Kai meluncur dengan sendirinya di bahu Winter dan membuat baju Winter sedikit basah.

“Kai.. Kamu menangis?”

“Aku.. Aku takut Winter”

“Takut kenapa?”

“Aku takut.. Aku takut kehilanganmu” jawab Kai sambil terus terisak.

Winter menarik bahu Kai dan menatapnya matanya sebentar.

“Jonginnie, I’m here. Aku tidak akan kemana – mana. Aku tetap di sini. Inside your heart”

“Winter.. Apakah kamu mau berjanji padaku?”

“Janji apa?”

“Kamu harus tetap hidup sampai aku mati. Ara?”

“Jonginnie, kamu bicara apa?”

“Aku tahu kamu sakit. Wajahmu sangat pucat sekarang”

“Aku tidak sakit Kai. Aku hanya sedikit lelah. Aku ingin tidur Kai. Tolong bangunkan aku jika aku masih hidup besok pagi ya Kai?” ucap Winter sambil menutupkan matanya.

“Winter! Bangun! Aku tidak ingin melihatmu mati!”

“Aku masih hidup Kai. Tetapi aku tidak yakin masih diberi kesempatan hidup besok Kai. Aku hanya lelah. Tidak bolehkah aku tidur?”

“Tapi bukalah matamu besok untukku”

“Aku tidak bisa berjanji”

“Kamu harus bisa Winter. Kamu harus kuat”

“Akan aku usahakan Kai” jawab Winter sambil tersenyum lemah.

“Sekarang, kembalilah ke kamarmu Kai. Kamu masih sakit. Dan aku juga butuh istirahat. Jangan khawatirkan aku. Selamat malam Kai” ucap Winter.

“Selamat malam.. Winter..” jawab Kai sambil keluar dari kamar Winter dan menutup pintunya dengan pelan.

Tanpa Kai tahu, di dalam kamar Winter, Winter belum sepenuhnya tidur. Dia sedang menangis sekarang. Menangis karena ada suatu penyakit yang menggerogoti tubuhnya yang menyebabkan tubuhnya menjadi sangat lemah. Tetapi bukan itu yang menyebabkan Winter menitikkan air matanya saat ini. Melainkan karena Kai. Winter tahu bahwa sebentar lagi dirinya akan dibawa menuju surga. Winter merasa bahwa dirinya belum siap untuk meningalkan orang yang dicintainya. Winter tahu karena setelah koma, di samping Winter sudah ada sesosok malaikat tampan yang selalu siap mengantarkan dirinya ke surga. Malaikat itu.. kakaknya sendiri. Lee Donghae. Sama seperti Winter, Donghae mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya sendiri dan menyebabkan dia menuju ke surga dan berubah menjadi malaikat penjemput nyawa.

~SKIP~

*Kai’s Point Of View*

Argh!! Kenapa aku tidak bisa tidur dan terus memikirkan Winter? Ada yang tidak beres dengannya! Pasti!

Aku segera berjalan keluar kamarku dan berlari kecil menuju kamar Winter. Aku mengkha.. Bukan bukan. Aku sangat mengkhawatirkannya. Ya. Kau bisa menyebutku terlalu berlebihan atau apalah namanya. Tetapi memang itu kenyataannya. Sesampainya di depan kamar Winter, aku langsung memutar kenop pintu yang kurasa juga diputar dari dalam. Setelah terbuka ternyata orang itu

“Winter?”

“Kai?”

“Sedang apa kamu di sini?” tanya Winter.

“Hanya... Mengkhawatirkanmu saja. Kamu? Kamu mau kemana? Lalu, kenapa kamu berdandan?”

“Nae? Aku.. Ee.. Aku hanya mau ke taman saja. Kenapa?”

Ke taman?? Mwo? Dia bisa tambah sakit kalau ke taman malam – malam. Batin ku.

“Ke.. Taman? Untuk apa malam – malam ke taman? Kamu bisa kedinginan Winter-ya”

“Aku tidak akan sakit lagi Kai.. Percayalah”

Tidak akan sakit lagi? Apa maksudnya?

Aku dan Winter terdiam cukup lama. Sampai Winter berbicara kepadaku

“Jonginnie, aku mau ke taman dulu. Permisi”

“Wait! Aku ikut”

“Untuk apa?”

“Hanya ingin menjagamu. Itu saja”

“Hhh.. Oke. Kamu boleh ikut”

Dan kami berdua berjalan menuju ke taman bunga sakura tanpa pembicaraan sedikitpun. Sesampainya di taman, kami langsung menuju sebuah bangku yang hanya cukup diduduki dua orang saja. Aku sedikit membersihkan bangku itu. Kami berdua duduk dan terdiam selama beberapa menit. Aku yang memang tipe orang gampang bosan langsung bertanya kepadanya.

“Winter”

“Hm?”

“Sebenarnya, untuk apa kamu pergi ke sini? Aku tahu kau pasti memiliki alasan tersendiri”

“E.. e.. A.. Aku.. Aku...”

“Aku apa?”

Setelah aku memaksanya untuk memberitahu, kulihat dia mulai menitikkan kembali air matanya. Sebenarnya.. Ada apa ini? Apa aku salah bicara?

“Winter.. Uljima..”

“Tidak Kai.. Kau tidak tahu apa yang terjadi.. Hiks..”

“Sebenarnya, apa yang terjadi? Ceritakan saja padaku Winter”

Tiba – tiba, Winter langsung memeluk tubuhku dan menangis di dadaku. Refleks, aku langsung memeluk tubuhnya dan membelai halus rambutnya.

“Mianhae Kai.. Hiks.. Mianhae”

“Ada apa Winter?” bisikku sangat lembut.

“Kai.. Maafkan aku.. Hiks.. Aku tidak bisa memenuhi janjimu”

Janji? Janji apa? Jangan – jangan..

“Janji apa Winter?”

“Janji yang tadi kau ucapkan saat.. Hiks.. Akan meninggalkan ruanganku.. Hiks.. Tuhan berkata lain Kai.. Aku.. Hiks.. Tidak bisa hidup lebih lama lagi”

“Winter.. Jangan berkata seperti itu.. Aku yakin kamu masih bisa bertahan”

Perlahan, air mataku mulai turun dan membasahi pipiku.

“Aku tidak bisa Kai.. Hiks.. Kau benar Kai.. Aku sakit. Dan aku tidak diberi kekuatan lebih untuk melanjutkan hidupku”

“Tolong.. Bertahanlah untukku sehari saja”

“Aku tidak bisa Kai.. Mianhae”

Dia melepaskan pelukannya. Dan kulihat bibirnya mulai membiru.

“Winter, kau kedinginan? Kamu.. kenapa tidak memakai baju hangat?”

“Aku hanya ingin memakai baju ini Kai”

“Aku ingin bertemu dengan Tuhan. Maka dari itu, aku berdandan dan tidak memakai jaket” lanjutnya.

“Umm.. Kai, kurasa, ini waktuku untuk pergi”

“Tunggu!”

*Author Point Of View*

Setelah itu, Kai langsung dengan cepat mencium bibir Winter yang sangat dingin itu. Menyalurkan kehangatan dan cinta. Ciuman itu tanpa nafsu sedikitpun. Ciuman yang sangat lembut. Dan saat itu juga, Winter berbicara dengan Donghae –kakaknya- yang ternyata sudah ada di belakang Kai. Yang tentu saja tidak terdengar oleh Kai.

‘Oppa, aku sudah siap’

Winter memejamkan matanya saat jiwanya keluar dari raganya. Dia berbisik.

“Saranghae Kim Jong In”

Dan bertepatan dengan meninggalnya Winter, Kai melepaskan ciumannya dan melihat raga Winter yang sudah tidak bernyawa. Entah takdir atau apa, malam itu, tepat pada detik itu, salju mulai turun dan menandakan musim dingin telah tiba.

#Flashback Off#

*Kai’s Point Of View*

Aku membuka surat itu dan membacanya perlahan – lahan. Baru sedikit aku membacanya, tiba – tiba semua hyungku datang dan bertanya kepadaku.

“Surat dari siapa Kai?” tanya Kris hyung.

“Ini.. Dari Winter”

“Winter? Dia kan sudah meninggal” sahut D.O hyung.

“I don’t know. Tapi ini benar benar dari dia. Aku akan membacanya”

 

From   : Winter Lee in Heaven

To        : All EXO member kecuali Kai

Annyeong oppadeul! Ini aku, Winter. Kalian jangan takut. Aku memang sudah meninggal dan aku ada di surga bersama eomma, appa, dan oppaku. Oh iya, bagaimana kabar kalian semua? Aku di surga baik. Bahkan sangat baik! Oppa, di surga itu enak lho! Kalian bisa melakukan apa saja yang kalian mau di sini! Oppa, aku selalu melihat kalian dari atas sini. Jadi, kalau oppadeul kangen sama aku, kalian bisa liat ke langit. Mungkin, kalian nggak bisa liat aku, tapi aku bisa melihat kalian. Kalian rupanya sedang sibuk ya. Maaf kalau aku merepotkan kalian. Oh iya, aku sekarang menjadi malaikat seperti oppaku! Jadi, kalau kalian besok meninggal, aku akan ada di sisi kalian untuk menjemput nyawa kalian. Itupun kalau aku dapat jatah mengambil nyawa kalian. Tapi, oppadeul jangan bunuh diri ya. Soalnya, bunuh diri itu dosa! Eh, kalian sudah kenal oppaku belum? Namanya Lee Donghae. Dia itu tampan dan baik sekali! Oppadeul, bolehkah aku bertanya sesuatu kepada kalian?

First, to Kris gege. Gege, kulihat gege adalah leader yang baik untuk member EXO yang lain. Pertahankan itu ya ge! Kalau ada yang nakal jangan dimarahi. Lebih baik dinasehati dulu. Aku lihat dari surga kalau gege lebih mudah marah akhir – akhir ini. Apa gege ada masalah? Ceritakan padaku ne? Aku akan selalu mendengarkan masalah – masalahmu dari atas sini. I Love You gege!!

Yang kedua, buat D.O oppa. Annyeong oppa!! Oppa! Aku rindu dengan masakan oppa! Sudah lama aku tidak makan makananmu di sini. Kapan – kapan, aku akan mampir ke dorm EXO dan memakan masakanmu sampai perutku kenyang!! Hahahaha! Tapi, kalau aku main ke sana, jangan kaget ne? Aku sekarang mempunyai sayap putih di belakang tubuhku. Pokoknya aku kangen sama oppa! Oppa! Saranghae!!

Selanjutnya, buat Sehunna. Hello Sehunna! Bagaimana sekolahmu? Aku melihatmu dari sini kau jarang belajar ya? Main game terus! Kalau kamu main terus, bagaimana sekolahmu? Jangan malas lagi ne? Saranghae Sehunna!

Fourth, buat My Beauty Luhan Gege. Halo gege!! Bagaimana kabarmu? Apakah gege masih cantik seperti dulu? Oh iya! Gege, aku ingin kembali ke bumi dan membeli bubbletea denganmu dan dengan Sehun! Aku belum pernah mencoba yang rasa mint. Aku ingin mencobanya! Tapi, kalau aku turun ke bumi, nanti semua orang bakal heboh membicarakanku. Mungkin udah segini dulu dari aku buat gege. Wo ai ni!!

Ini buat Baekhyun oppa. Hello oppa!! Oppa, aku ingin berduet dengamnu lagi! I miss your voice oppa-ya! Oppa, apa oppa masih memakai eyeliner? Hahaha! ^^ Saranghae baekkie oppa~!

Next, buat Yixing gege. Gege-yaa!!! I miss u so much!! Gege, ajari aku dance lagi! Gege apa kabar? Semoga baik – baik aja ya! Bogoshippoyo!!

For EXO’s Happy Virus Chanyeol oppa!! Annyeong oppa!! I miss your big laugh! Aku rindu tertawa bersamamu dan EXO member yang lain! Love!

Umm.. Mianhae kalau tidak semua member aku kirimi salam. Pokoknya, aku rindu oppadeul semua!! Saranghae!! Semoga besok kita akan bertemu di surga ne? Oh iya, Kai, bukalah kotak putih kecil yang juga kukirimkan tadi ne? That’s privacy! Jadi, member EXO yang lain jangan sampai tahu! Saranghae! ^^

With Love,

Winter Lee

 

Dan, semua hyungku langsung menoleh ke arahku.

“Mwoya?”

“Apa isi kotak itu Kai?” kata Luhan hyung sambil mencolek daguku.

“Yaaakk!! Yak!! Bahkan aku sendiri belum tahu apa isinya hyung!”

“Kalau sudah tahu cepat beritahu kita ne?” ucap Suho hyung sambil mengerlingkan sebelah matanya.

“Hey! Apa apaan kalian ini? Winter sudah bilang kalau ini privasi!”

“Aisshh.. Sudahlah.. Aku mau masuk ke kamarku dulu”

Aku masuk ke kamarku dan D.O –teman sekamar ku- dan mulai membuka kotak putih yang diberikan Winter kepadaku. Aku menemukan selembar surat, beberapa fotoku dan fotonya, serta beberapa biji bunga.

From   : Winter

To        : Kai

            Annyeong Kai! Eh, aku harus memanggilmu apa? Kai atau Jongin.. Atau Jonginnie saja? Ah! Aku akan memanggilmu Jonginnie saja! Umm.. Jonginnie, bagaimana kabarmu? Tidak terasa sudah 1 tahun kita tidak bertemu ya? Apa kamu masih mengingatmu? Jangan – jangan kau lupa denganku ya?

            ‘Mana mugkin aku bisa melupakan malaikatku.. Aku selalu mengingatmu Winter. Selalu’

            Eh, iya Jonginnie.. Tolong kembalilah menjadi Kim Jong In yang dulu lagi! Aku melihatmu selalu menangis saat malam hari dan mendongakkan kepalamu ke langit. Kamu menjadi lebih dingin, pendiam, dan tertutup kepada semua hyungmu. Kenapa? Apa karena aku? Mianhae.. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi karena aku sudah berjanji kepada oppaku. Dan kalaupun aku masih bisa bertahan, aku akan lebih tersiksa. Aku sakit gegar otak semenjak kecelakaan itu. Kekeke~ aku seperti sok tahu ya! Memangnya kenapa kamu jadi berubah nae Jonginnie?

‘Kamu benar Winter.. Semenjak kamu meninggal, aku berubah. Bahkan aku masih belum bisa melupakanmu hahaha!’ aku membaca surat itu sambil tersenyum pahit.

Jonginnie, apa kamu sudah menemukan penggantiku? Ah! Aku ingin melihatmu dan yeoja itu berdiri di altar dan mengucapkan janji suci kalian. Aku juga ingin melihatmu memiliki anak dan cucu yang banyak! Kalau kamu sudah menemukannya, cerita padaku ya? Ceritalah saat malam hari saja. Kalau siang, nanti dikira kamu jadi orang yang tidak waras lagi hihihi~ ^^

‘Hah! Yang benar saja! Melupakanmu saja tidak bisa.. Bagaimana mau mencari penggantimu eoh?’

Jonginnie! Di surga itu enak lho! Kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau! Semoga kita bisa bertemu di sini bersama dengan keluargamu besok ya? Aku tidak sabar melihat anak – anakmu besok!

Oh iya, di surga juga ada bunga kesukaanku! Yepp! Bunga mawar! Bahkan bunga mawar di sini bermacam – macam warnanya. Ada juga mawar yang berwarna biru! Kamu tahu beberapa biji bunga yang ada di kotak putih ini? Itu adalah bibit bunga mawar biru. Tanamlah. Bunga itu akan tumbuh lebih cepat daripada bunga biasa di bumi. Dalam seminggu, tanaman itu sudah berbunga. Jangan lupa setiap hari disiram, diberi pupuk, dan ditempatkan di tempat yang terkena sinar matahari ne? Bunga itu kalau tidak dirawat akan berubah warnanya secara perlahan menjadi putih. Seperti bunga mawar pada umumnya di bumi. Bunga mawar itu juga tidak akan mati. Sekalipun kamu memotongnya sampai batang, kalau akar bunga itu masih ada, bunga itu tidak akan mati.

Mungkin sudah dulu suratku ini. Jonginnie, kamu ingat hari apa ini? Kekeke~ Aku akan menunggumu di taman pohon sakura! See you there! Saranghae~!

Love

Lee Winter

 

Taman pohon sakura. Tempatku dan dia bertemu terakhir sebelum dia meninggal. Dan ini adalah.. Hari ulang tahunnya!!

            Aku langsung berlari dan menyambar syal serta memakai sepatuku dan berlari menuju taman pohon sakura yang sudah dia janjikan tadi. Kudengar beberapa hyungku berusaha mencegahku. Semuanya tidak kugubris sama sekali dan meneruskan untuk berlari menuju taman pohon sakura.

~SKIP~

            Dia sudah ada di hadapanku sekarang. Lee Winter. Orang yang telah kutunggu selama setahun ini. Dan dia.. Cantik.. Cantik sekali dengan gaun putih selututnya. And she just.. Wow!

            “Halo Jonginnie! Sudah lama tidak bertemu ya?”

Dan aku langsung memeluknya. Aku rindu. Sangat rindu dengannya.

            “Saranghae Lee Winter.. Saengil chukkae hamnida”

            “Nado Jonginnie.. Gomawo”

            “Jonginnie, setelah ini, aku tidak akan bisa ke bumi lagi kecuali kalau aku mempunyai tugas untuk menjemput nyawa manusia. Aku akan menemanimu dari surga. Jonginnie, sepertinya ini sudah waktuku untuk kembali ke surga. Semoga kita bisa bertemu di surga ya?”

            “Apakah kamu tidak bisa lebih lama lagi di sini?”

            “Tidak. Aku tidak bisa”

            “Kalau begitu, izinkan aku ikut denganmu”

            “Mianhae Jongin. Ini belum waktumu. Aku harus kembali sekarang”

            “Winter! Wait!”

Dan tepat saat itu juga, Winter mulai melebarkan sayap putihnya dan terbang menuju surga. Aku melihat ke atas awan dan kulihat ada seorang namja –yang kuyakin itu adalah oppanya Winter- dan terbang bersama. Dan kurasakan ada angin yang berhembus pelan sambil membisikkan

            “Saranghae Kim Jong In”

Setelah itu, kulihat langit mulai menjatuhkan kristal – kristal beku yang menandakan bahwa musim dingin telah tiba seakan mengantar kepergian Winter ke surga.

-End-

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet