Nothing Ever Lasts Forever

Unfamiliar Feeling of Familiar Loneliness (Indonesia Ver.)

There's a room where the light won't find you
Holding hands while the walls come tumbling down
When they do, I'll be right behind you
So glad we've almost made it
So sad they had to fade it
Everybody wants to rule the world

-2PM-

Ketika seseorang bermimpi indah, mereka tidak ingin bangun. Karena mimpi indah membuat orang senang dan kebahagiaan itu akan terus berlanjut bahkan setelah mereka bangun. Orang itu akan bangun dengan senyum bahagia, (jika mimpinya tidak bagus, tentu saja itu bisa menjadi hal berbeda) melihat sekeliling untuk memastikan mimpinya sudah selesai dan menutup matanya dengan harapan bisa mengingat mimpi indah itu lagi. Sayangnya, orang itu tidak akan pernah mengingatnya, tidak semuanya, dan dia akan selalu berusaha untuk mengingat lebih, tetapi awan mimpi itu tidak pernah meninggalkan badannya dan sampai ia benar-benar terbangun, awan itu akan tetap tinggal.

Junho berharap mimpinya juga seperti itu. Mungkin ia bisa menyelesaikan lagunya dengan bantuan dari mimpinya.

Tetapi ia tidak.

Mimpinya mengandung kenyataan didalamnya. Pandangan dingin dari teman-temannya nyata. Tangan Wooyoung yang memukul wajahnya bahkan lebih nyata. Tetapi hal paling nyata dalam mimpinya adalah bagaimana member lainnya menghilang secara perlahan.

Terasa begitu nyata.

Pertama, Taecyeon. Laki-laki berbadan besar itu melihatnya dengan tatapan sedih dan menyesal, bibirnya bergerak tetapi Junho tidak bisa mendengar satu kata pun. Wajahnya berubah lebih terang dan kecil di setiap gerakan bibirnya, sebelum akhirnya ia menjadi transparan, tak bisa dijangkau oleh Junho.

Kemudian Chansung. Matanya yang besar berair, tetapi marah. Api dan air, kolaborasi keduanya membuat hati Junho terluka. Maknae itu, dongsaeng satu-satunya di grup berteriak, kata-katanya hampir mengenai telinganya tetapi ia tidak bisa menangkap mereka. Jadi ia mengangkat tangannya, takut bila sang maknae akan meninggalkannya, seperti yang Taecyeon lakukan, namun sekali ia menyentuh wajah Chansung, Chansung berubah menjadi debu dan terbang meninggalkannya.

Orang ketiga yang muncul adalah Wooyoung. Ia duduk di depan Junho, dengan mata membesar dan bibir yang gemetar. Kenapa? Junho tidak bisa mendengar suara Wooyoung dan Junho takut untuk mendengarkannya, berpikir jika ia menyentuhnya Wooyoung akan terbakar atau meleleh, jadi ia mundur ke belakang, Wooyoung berubah menjadi lebih kecil dan bibirnya berhenti bergetar. Junho merasakan pipi kanannya terbakar, dalam bentuk tangan manusia dan ia menutup matanya. Ketika ia membukanya, Wooyoung tidak ada disana lagi.

Lalu ia memukul Nichkhun. Ia merasakan tangan protektif Nichkhun menyentuh pundaknya, memutar balik badannya untuk melihat wajahnya. Sorot matanya menunjukkan kepedulian, tidak seperti member lainnya, dan Junho ingin bergantung padanya, mempercayainya, tetapi cara bagaimana teman-temannya yang lain pergi meninggalkannya dan menghilang hanya dengan sentuhan darinya membuat Junho melompat kebelakang dan lari menjauh. Teriakan namanya terdengar begitu jelas di telinganya kali ini, tetapi terdengar begitu jauh dan menakutkan.

Lalu ada Junsu. Junho berhenti saat ia melihat hyungnya. Member yang lebih tua itu memandangnya dengan matanya yang gelap, mengamati wajahnya. Ia terasa nyata, ia terasa kokoh dan kuat, seolah ia tidak akan pernah menghilang, sepertinya sentuhan Junho tidak akan berdampak apapun baginya dan ia membuka tangannya, memohon Junho untuk datang dan percaya padanya, tetapi ia mendengar isak tangis dari dirinya sendiri, memutar kepalanya menjauh dari Junsu. Kau akan pergi, sama seperti mereka. Suaranya sendiri terdengar berbeda bagi Junho, tetapi Junsu tidak bergerak. Ia tetap memandang Junho, menunggunya. Aku tidak percaya padamu, aku tidak bisa mempercayaimu, kau akan pergi, kamu akan membenciku seperti mereka. Sekali aku lengah, kau akan menyakitiku juga! Ia tidak bisa mendengar apa yang telah ia katakan, tetapi ia merasakan bibirnya bergerak sampai rahangnya sakit dan berhenti berbicara lalu melihat kearah Junsu. Junsu masih tidak bergerak, tetapi tatapan matanya menunjukkan begitu banyak perasaan sakit sehingga Junho hampir merasa bersalah. Tetapi bayangan yang lain menghilang memaksanya untuk tidak merasa bersalah, dan ia berpaling dari pandangan didepannya, tetap melihat ke belakangnya dengan keras kepala, sampai Junsu menurunkan tangannya dan berkata pelan, kata-kata itu terdengar begitu keras di telinga Junho sampai-sampai ia merasakan sakit kepala. Kau baru saja kehilangan kesempatanmu. Dengan itu, Junsu berbalik, berjalan menuju kegelapan, jauh dari Junho dan teriakannya. Junho terjatuh dengan posisi berlutut sambil menangis, dan menangis, lalu menangis lebih keras...

-2PM-

Beginilah bagaimana Junho terbangun; dengan wajah yang basah dan tubuh yang gemetar, rahangnya terasa sakit, tenggorokannya kering, sakit kepala membuatnya pusing, jemarinya mencengkram selimutnya begitu kuat, badannya berkeringat banyak dan ia seperti kehabisan nafas, kegelapan yang menakutkan seperti menertawainya.

Junho terdiam beberapa saat untuk menenangkan dirinya. Ia menyibak selimutnya dan menyentuh pipinya dengan tangannya yang gemetar, menghapus air matanya. Ketika nafasnya lebih stabil, ia bangun dan menemukan kaos putihnya basah karena keringat. Ia memejamkan matanya, berdoa supaya sakit kepalanya menghilang, lalu ia berjalan menuju pintu, tangannya yang masih gemetar memegang gagang pintu dan membukanya perlahan. Kakinya membawanya ke kamar mandi, dimana Junho mengganti pakaiannya dan membasuh mukanya dengan air dingin. Bau keringat dan ketakutannya terasa begitu kuat, jadi ia memutuskan untuk mandi, membiarkan air hangat menenangkan otot-ototnya dan juga batinnya.

Mimpi buruk itu terasa begitu nyata untuk ditangani.

Bagaimana hyung-hyungnya pergi, satu per-satu, meninggalkannya sendirian dalam kegelapan tiada akhir membuatnya mengutuk dirinya sendiri dan melayangkan tinjunya pada dinding kamar mandi. Tangannya terasa perih tetapi Junho tidak peduli, ia menyenderkan kepalanya di dinding yang dingin dan bernafas dalam-dalam.

Ia kehilangan mereka secara nyata. Selama ini sebagian dari dirinya tahu, tetapi bagian lain dari dirinya yang buruk tidak mengizinkannya untuk jujur dan terus terang selama ini. Bagian itu mungkin tahu hal ini akan terjadi, Junho berpikir masam. Tetapi ia masih terus membiarkan bagian itu menguasai dirinya, mengubah kelakuannya, menutupi kemampuan pengamatannya dengan debu tebal, debu yang mengabaikan.

Junho berpikir dirinya menjadi aneh. Ini terdengar aneh, ia tahu itu, tetapi begitulah situasi dalam dirinya. Dirinya didalam tubuhnya, jiwanya, tidak sesuai dengan dia dari luar. Junho tidak tahu kapan hal itu mulai terjadi, tetapi ia tahu ia harus menghentikannya secepat mungkin.

Karena ia telah berada dalam kegelapan sebelumnya dan percayalah, itu bukan tempat dimana kau ingin kembali.

Jadi ketika Junho keluar dari kamar mandi, dengan pakaian lengkap dan menetapkan pikirannya, ia mengambil nafas panjang dan menenangkan dirinya dari rasa panik. Hyungnya akan memaafkannya jika ia memutuskan untuk meminta maaf. Ia yakin itu. Ia sangat yakin.

Karena orang pertama yang meninggalkan Junho adalah Taecyeon, ia memutuskan untuk meminta maaf pertamanya dari the giant beast.

Namun saat ia memasuki ruangan Taecyeon, ia tahu itu bukan ide yang bagus.

"Keluar," Kata Taecyeon kasar, sambil mengcengkram buku yang sedang ia pegang begitu keras sampai-sampai halamanya mengeluarkan bunyi. Junho tidak bergerak kemudian ia membuka mulutnya hendak mengatakan apa yang hendak ia katakan, tetapi ia tidak punya waktu ketika Taecyeon melanjutkan kata-katanya. "Aku tidak mau berbicara denganmu. Aku tidak ingin apapun darimu. Kau hanyalah orang brengsek egois yang membuat semuanya berantakan dan menyedihkan. Kita semua baik, 2PM baik-baik saja sebelum kau datang mengacaukannya dan berkata kau lelah dengan semua kebiasaan kami, berkata kau ingin menghabiskan waktu lebih untuk member dari grup lain. Aku tidak berkata apapun tentang ini, ini keputusanmu sendiri, tetapi kau tidak bisa datang padaku dan mengatakan betapa buruknya aku saat membuat musik, atau bagaimana aku tidak bisa belajar gerakan dance dengan mudah. Kau tidak bisa bertingkah seolah kau lebih baik dari kami."

Wow, itu persis dengan apa yang kukatakan pada Wooyoung.

"Aku datang untuk memberitahumu sesuatu yang penting," Ucap Junho, dengan kemarahan yang terbentuk dalam dirinya. Ia merasa dalam mode menyerang, ia tidak bermaksud begitu. Ia hanya mengganggu, seperti yang Jo Kwon pikirkan tentangnya. Mungkin ia telah mengganggu laki-laki besar ini sedikit lebih banyak, tetapi Taecyeon juga mengganggunya! Itu terlihat cukup adil. "Tetapi sejak kau memutuskan menjadi brengsek aku berubah pikiran." Ia berbalik pergi, untuk meninggalkan laki-laki dan kemarahannya yang tidak terkontrol lalu membiarkannya menghilang tetapi Taecyeon berdiri dan mencengkram lengannya begitu kuat. Ia membalikkan dirinya untuk melihat wajahnya dan Junho menoleh kebelakang dengan kemarahan dimatanya. Ia tahu tingginya tidak bisa dibandingkan dengan Taecyeon dan ia tidak punya otot seperti Taecyeon, tetapi ia tidak akan menyerah dengan mudah.

"Aku brengsek?" Ucap Taecyeon, suaranya meningkat cepat dan Junho merasa ketakutan yang tiba-tiba muncul didalam dirinya. "Aku BUKAN seorang yang brengsek! Aku tidak menghina teman-temanku, atau menyakiti mereka! Aku peduli tentang mereka! Aku peduli tentang saudara-saudaraku. Tidak seperti kau!" Taecyeon berteriak sekarang dan Junho mencoba untuk melepaskan tangan Taecyeon, tetapi Taecyeon mendorongnya ke dinding dan Junho merasakan punggungnya menghantam dinding dengan keras. Taecyeon kembali berteriak. "Kau egois dan brengsek yang tidak pernah peduli dengan teman-temanmu! Kau tidak peduli pada orang lain; Satu-satunya hal yang kau pedulikan adalah dirimu yang brengsek. Bahkan jika kami mati di depanmu, itu tidak akan menimbulkan efek bagimu kecuali kau juga ikut mati. Kau mencintai dirimu terlalu banyak untuk melihat kami bertahan dalam rasa sakit, kau hanya melindungi dirimu sendiri dari berbagai bahaya yang datang mendekatimu, lalu kau meninggalkan kami keluar. Kau brengsek tidak tahu bersyukur! Kau tidak pantas menjadi bagian dari 2PM! Kau tidak pantas menjadi saudaraku!"

Junho melihat pintu terbuka dan member lainnya masuk kedalam ruangan tetapi ia tidak peduli saat itu. Ia tidak peduli hinaan apa yang Taecyeon katakan padanya, ia hanya tahu ia mengatupkan rahangnya begitu keras sehingga menyakitinya. Giginya terluka dan rasa sakit kepala kembali dalam beberapa detik. Ia memandang kearah Taecyeon, melihat ekspresi marah di wajah temannya itu dan ia merasakan matanya terbakar oleh air mata. Taecyeon akhirnya berhenti berteriak saat ia melihat air mata membasahi mata Junho, tetapi ia tidak berhenti berbicara. Lebih dari itu, suaranya berubah menjadi tajam.

"Sekarang, jangan menangis dihadapanku dan membuatku terlihat seperti laki-laki yang buruk, lagi," Kata Taecyeon, mendekatkan dirinya pada Junho. Junho memejamkan matanya saat ia merasakan nafas hyungnya di kulitnya dan setetes air mata jatuh meninggalkan pelupuk matanya. "Jangan menangis," Suara Taecyeon sedikit lebih tenang, tetapi kemarahan dalam suaranya belum menghilang. Junho membuka matanya dan melihat kedalam mata Taecyeon.

"Jika kau," Kata Junho dalam suara pelan yang ia sendiri tidak bisa percayai itu dirinya. "Tidak ingin aku untuk menjadi saudaramu lagi," Setiap kata lebih menyakiti Junho, tetapi kali ini serius, mata Taecyeon tidak akan pernah berbohong dan satu-satunya yang mereka milika adalah tatapan dingin; ini bukanlah permainan lagi. "Aku tidak akan." Lalu Junho membiarkan tetesan air matanya yang kedua turun dan bergabung dengan yang pertama, sebelum ia mendorong tangannya terbebas dari cengkraman Taecyeon dan berjalan ke pintu. Kakinya tidak gemetar, ia menegakkan punggungnya, tetapi ketika ia memasuki kamarnya dan mengunci pintu, ia mulai menangis.

Ini diluar kendalinya saat ini.

Ia benar-benar brengsek.

Dan ia terus menangis di lantai kamarnya, sendirian, di tengah-tengah kegelapan, tempat yang ia tahu begitu baik, tempat dimana ia mulai berpikir itu sebagai rumah.

-2PM-

Member lainnya memandang Taecyeon, yang masih melihat kearah pintu meskipun Junho sudah tidak berada disana lagi, dan mereka semua terkejut. Suara teriakan membuat mereka berlari menuju kamar Taecyeon dan pemandangan disana tidak bagus.

"Taec," Ucap Junsu, dalam suara yang bijak. Taecyeon mengerjap beberapa kali dan melihat kearah Junsu.

"Aku tidak bermaksud sekasar itu padanya."

"Aku tahu."

"Aku hanya begitu marah..."

"Aku tahu perasaanmu," Kata Junsu sedih. "Tetapi itu tidak akan mengubah apapun. Junho tidak diruangan ini untuk melihatnya."

Taecyeon menggelengkan kepalanya dan melihat dengan bingung. "Tidak, dia tidak."

"Hyung," Ucap Chansung. "Apa yang Junho katakan... Apakah itu maksudnya kita semua?"

"Kurasa begitu," Kata Wooyoung.

Junsu mengelus lengannya. "Jadi sudah resmi kalau begitu," Katanya. "Kita sekarang lima bersaudara dan seorang partner kerja yang tinggal dibawah atap yang sama."

Member lainnya melihat pada Junsu; beberapa terlihat sedih, beberapa terkejut dan satu orang benar-benar marah.

Nichkhun mengepalkan tinjunya dan berbalik melihat kearah Taecyeon. "Ini salahmu," Ia menunjuk Taecyeon dengan tinjunya. "Sekarang, ia bersumpah untuk tidak menjadi saudara kita. Kita bisa mengakhiri kebohongan ini, kita bisa saja membiarkan hal ini seperti masalah atau argumen lain yang kita punya, tapi sekarang kita tidak bisa! Junho terlalu keras kepala. Kau baru saja merusak pertemanan kita dengannya." Nichkhun berbalik untuk pergi tetapi berhenti di tengah-tengah ruangan. Ia melihat kearah member lainnya dengan kemarahan. "Kenapa kalian semua harus membuatnya seperti ini? Kita bisa berbicara dan menyelesaikannya."

Ketika ia pergi, Junho menggigit bibir bawahnya dan melihat ke lantai dengan sedih. Ia tahu apa yang akan terjadi, ia bisa menduga itu, ia tahu Junho tidak akan pergi ke kamar Taecyeon tanpa sesuatu.

Ia akan meminta maaf.

Junsu, meskipun ia takut kehilangan saudaranya selamanya, merasakan sedikit harapan dalam kesedihan hatinya.

-2PM-

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
LUCIVER #1
Chapter 14: Kerenn
lanjut yaa
mannuel_khunyoung
#2
Chapter 13: aghhhrkkkk , baru komen sekarang.

fix,ini bukan sekedar ff , tapi banyak makna yg mau disampaikan.


terimakasihuntuk autor yg membuat ff ini,dan thx juga utk nunna yg telah nge translatin ini :) terharuh,plis updaaate nun
TikaChan
#3
Chapter 12: ff ini mengandung banyak arti, mengagumkan

Di tunggu next chap nya
channuneo90 #4
Chapter 11: cepet update ya,author-nim...
ditunggu chapter selanjutnya :D
pengen lihat mereka kayak dulu,kasian junhonya.....
TikaChan
#5
Chapter 9: aigoo tuh junior songong amat yak

setiap baca ini ff rasanya campur aduk

update soon !!!
mannuel_khunyoung
#6
Chapter 9: Huaaaaaa ini kok angst yah nun??? :,( kok angst cobaaaa

atau aku yg ngerasa sedi ma junho?ntalah kkk

udah mau bahagia nih asyyiiik

bener,ternyata bang taec.berharap dpet bombastis wkkwwkwk

jaeho!dari awal tuh orng bru junior ajah kurang ajar!rasain!

fighting nuuuuuuun.cpet update ye o.o :3 ^^
mannuel_khunyoung
#7
Chapter 8: Ohooooooouuu

chan,woo (tpi kan blum deket)khun,baru siapa lagi?asyiik

o y nun,pas kemarin aku bca yg aslinya (masih chap ini lagian -,-) aku lupa komentar.

aku mau nanya nun,cygs itu memang ada ya?wkwkwk

yesss junho bener2 imut disini -_- :v hahahaha mau lanjut baca nih nun,senengnya update dua x wkwwk
mannuel_khunyoung
#8
Chapter 7: ehem ehem *senngnyaaaaah* nun,catfish bukan ikan lele yah? hehehe :3

bg chan udah, bg woo masih setengah.

menurutku pasti yg pertama ini bg taec or bg khun tpi kok lbih yakin bg minjun ya wkwkwk O.o

Thxxxxxxxxx nunnnaa udaaaaah mau updaaateeeee ff iniiiii senenngyaaah:apalagi liat tingkah junho #adorable-ny mulai keliatan wkwkwk
mannuel_khunyoung
#9
Chapter 6: seneeengnya nunna update :3

sebenarny aku udah baca ini kemarin nuna (yg original,tpi brhubung bhs inggrisku kurang baik,jdi beruntung ada translate-an nuna,kata2 yg kemarin ngk kutahu muncul semua disini hehehe) cepet update nun :3

tpi kayaknya nanti endingnya ini bakaln sedih yah nun?(aku blum bca sih nun,cuman bru liat koment2an ff nya hehehe)

fighting nunnnaaaaaaaa!
mannuel_khunyoung
#10
Chapter 5: Ohhhhhh GOD!

pleaseeeee nunnnnn update cepet..
kasian ma junhooooooo T.T